Alex

Ganteng

Tinggi

Putih

Rahang tegas

Sangat sempurna bukan?

Alex Navagio cowok dengan sejuta pesona, incaran para siswi SMA Permana. Banyak yang bilang Alex itu cowok tak tersentuh. Tidak pernah terkena skandal kencan dengan siapapun.

"Mimpi apa sih gue semalem? Sial mulu perasaan." Kesal Alex langsung menutup buku yang sedari tadi digenggamnya. "Cewek tadi siapa sih. Kok wajahnya agak familiyar gitu ya. Alah, bodo amat. Namanya juga satu sekolah."

Sepertinya selama bersekolah disini selama hampir dua tahun Alex baru pertama kali ini bertemu dengan gadis yang dia tabrak di koridor tadi. Wajahnya sedikit familiar di matanya.

"Eh, jomblo! Ngelamun aja, sendirian lagi kerasukan baru tau rasa lo." Celutuk Ibay yang baru datang bersama Daniel.

"Bacot lo!" Balas Alex ketus.

"Ist, jomblo mah gitu, baperan. Dedekan nggak bisa dikasarin." Ujar Ibay dramatis. Alex hanya memutar bola matanya malas.

"Luis sama Reza mana?" Tanya Alex.

"Lo kayak nggak tau tuh anak berdua palingan lagi mojok dikantin." Jelas Daniel.

"WOI, DIEM-DIEM BAE! NGOPI NGAPA NGOPI." Teriak Reza yang baru datang dengan Luis dibelakangnya serta membawa makanan dimasing-masing tangannya.

"Reza kampret! Bantuin bego!" Kesal Luis pada Reza karena hanya ia yang membawa bawaan sedangkan Reza tidak membawa apa-apa. Kata Reza nanti takut tangannya pegal trus memar merah-merah. Alay.

"Lo laki bukan sih, bawa gitu aja ngeluh."

Ingin rasanya Luis melempar Reza ke pantai selatan biar hanyut sekalian.

Luis menghampiri keempat sahabatnya sambil menghentak-hentakkan kakinya pertanda bahwa ia sedang kesal. "Awas lo Za iku makan!" Ancam Luis setelah meletakkan bawaannya di depan Daniel.

Melihat ada makanan datang mata Daniel langsung berbinar seperti mendapatkan kupon satu milyar.

"Yaelah, baperan lo jadi cowok."

"Selamat makan." Teriak Ibay semangat.

"Siapa yang nyuruh lo makan, monyet!" Tanya luis sambil menjauhkan makanannya dari tangan Ibay.

"Tapikan dedek laper. Perlu makan. Kalo dedek mati kelaparan gimana?" Jawab Ibay memulai dramanya.

Alex yang dari tadi diam hanya memutar bola matanya malas melihat kelakuan sahabatnya. Diambil satu buah kaleng minuman bersoda dari dalam keresek yang ada digenggaman Luis, dilanjutkan dengan Daniel dan Reza yang sama-sama mengambil makanan ringan. Ibay yang melihat itu langsung melotot.

"Kok mereka boleh makan." Ucap Ibay kesal.

"Emang tadi gue bilang mereka nggak boleh makan?" Tanya Luis.

"******!"

"Udah sih, nih makan!"

"Nggak mau? Yaudah gue habisin sama yang lain."

"Gue doain lo keselek. Trus mati"

"Trus lo orang pertama yang gue gentayangi."

"Gue bakal nabur garam disetiap rumah biar lo nggak bisa masuk."

"Gue bersiin tuh garam gue sapu biar ilang trus gue masuk."

"Gue ba-" Ucap Ibay terpotong karena mulutnya disumpeli roti oleh Daniel.

"Diem kan. Gemes gue daritadi. Pengen nabok." Geram Daniel.

"Eh, Lex." kata Luis membuat Alex menoleh. "Tadi gue lihat cewek kayaknya satu angkatan sama kita."

Daniel menjitak kepala Luis kasar. "He bangsul lo pikir Alex mata keranjang kayak lo. Sampai lo kasih tau hal beginian."

"Heh, kadal anoa! kalo orang belum selesai ngomong jangan dipotong dengerin dulu." cibir Luis.

"Cantik gak?" tanya Ibay merapatkan diri pada Luis.

Luis mengangguk. "Dimata gue semua cewek cantik."

"Termasuk mbak wati."

"Astaqfirullah Ibay ngomongnya." kata Luis. "Tapi Lex wajahnya tuh kayak ngingetin gue sama dia."

...----------------...

Kirana bangun dari tidurnya pukul empat sore. Ia duduk lalu menguap memegang perutnya yang berbunyi sejak tadi. Ia turun dari kasur dan berjalan semboyongan menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah urusannya selesai dikamar mandi ia turun kebawah mencari makanan yang bisa dimakan.

Dibukanya kulkas, Kirana menatap datar kulkas itu karna hanya ada botol air mineral, ia lupa belum membeli bahan-bahan untuk masak karna pembantunya sedang pulang kampung guna merayakan pernikahan anaknya.

Mau tidak mau harus Kirana sendiri yang membeli semuanya. Di rumah sebesar ini hanya Kirana yang menempati sendiri sementara orang tuanya sibuk kerja dan jarang sekali pulang, kalau pulang pun mungkin hanya tidur itupun malem ketika Kirana sudah tidur.

Kirana melangkah menuju kamarnya dilantai dua mengambil jaket dan dompetnya lalu beranjak keluar rumah.

"Pelangi-pelangi alangkah indahmu merah, kuning, hijau dilangit yang biru.."

Kirana berjalan dengan santai sambil bersenandung riang. Jarak antara rumah dan minimarket lumayan jauh tapi Kirana memilih berjalan kaki itung-itung menghirup udara segar disore hari.

Beberapa menit kemudian Kirana sampai di minimarket, diambilnya keranjang dan berjalan mencari-cari apa yang akan ia beli. Gadis mengambil beberapa makanan ringan dan permen karet lalu berjalan menuju rak cokelat.

Kirana hanya membeli cemilan karna ia akan delivery untuk makan malam karna ia malas memasak, bukan malas masak tapi Kirana memang tidak bisa masak.

Dulu pernah Kirana masak dan berakhir membakar dapur. Setelah semuanya selesai dan tidak ada yang terlewatkan Kirana pergi ke kasir untuk membayar.

"Eh, lo ngapain disini." Tanya Kirana pada cowok disebelahnya. Alex. "Lo yang nabrak gue tadikan."

"Siapa nama lo." Kesekian kalinya Kirana bertanya tapi tidak ada yang dijawab sekalipun.

"Lo punya mulut gak sih. Jawab kek." kesal Kirana dan Alex hanya memutar bola matanya malas.

"Gak penting." Jawab Alex ketus. Lalu berlalu begitu saja meninggalkan Kirana.

"Sialan tuh cowok." Umpat Kirana.

"Maaf kak ini belanjaannya udah." Ujar mbak-mbak kasir dihadapannya.

"Oh iya mbak makasih." Ucap Kirana ramah setelah membayar semuanya.

Kirana keluar dari minimarket berjalan menuju halte ia berencana pulang naik bus karna kakinya sudah tidak mau berjalan lagi. Langit perlahan berubah menjadi gelap mungkin sebentar lagi akan hujan.

Kirana terus menegok kanan kiri guna melihat busnya datang. Sudah hampir tiga puluh menit Kirana menunggu tapi tidak ada bus yang berhenti. Melihat jam putih ditangan kirinya pukul setengah enam dan langit mulai gelap. Hujan perlahan turun dengan deras.

"Yah hujan, Ini bus pada kemana sih? Pada gak dibayar ya makanya mogok semua." Gumahnya.

"Mana udah gelap lagi."

Sebuah mobil berhenti dihadapan Kirana. Kaca mobil dibuka dilihatnya Alex tengah menatapnya datar sedangkan Kirana menaikan sebelah alisnya.

"Naik."

Kirana menegok kanan kiri memastikan jika Alex berbicara padanya.

"Gue." Ujar Kirana sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Siapa lagi. Lo bego kebangetan ya."

Gadis itu mendengus kesal melipat kedua tangannya didada. Dasar beruang kutub.

"Buruan naik! Gue tinggalin nih."

"Lo nawarin gue?"

"Masuk."

"Iya."

Setelah Kirana masuk Alex langsung menancap gasnya tanpa mengucapkan apapun. Kirana diam nggak tau apa yang harus dilakukan. Ini kali pertama Kirana satu mobil dengan seorang cowok selain kakaknya.

"Lo nggak bakal nyulik gue kan." Tanya Kirana pada Alex yang fokus menyetir.

"Gak guna gue nyulik lo." Jawab Alex datar tampa mengalihkan pandangannya.

"Kok lo baik."

"Dimana rumah lo." Tanya Alex.

"Diperempatan itu belok kanan trus rumah warna hitam putih." Jelas Kirana. "Lo belum jawab pertanyaan gue."

"Kenapa lo selalu tanya padahal lo udah tau jawabanya." ketus Alex.

"Buset nih cowok. Galak banget sih banget sih."

Mobil Alex berenti didepan rumah Kirana. Kirana segera turun dan berjalan menuju gerbang, Kirana berbalik melupakan sesuatu diketuknya kaca mobil Alex. Kaca mobil terbuka menampakan Alex menatap Kirana dingin.

"Makasih ya." Ucap Kirana.

"Hmm." Balas Alex dingin.

"Gak mampir dulu." Tawar Kirana.

“Gak."

"Yaelah, lo ngomong singkat banget perasaan."

Alex menaikan kembali kaca mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan Kirana.

"Woy! Nama lo siapa?" Teriak Kirana yang disadari mobil Alex sudah tidak ada dihadapannya.

"Bego! Kenapa gue nggak tanya tadi pas dimobil sih." Gumah Kirana.

"Bodo amat. Besok juga bakal ketemu disekolah." Kirana masuk kedalam rumahnya dan tak lupa mengunci pintu agar tidak ada maling masuk.

"Kata orang rumahku istanaku, kalo bagi gue rumahku kuburanku. Sepi banget berasa dikuburan. Ngeri gue kadang-kadang." Ucap Kirana sambil naik kelantai dua dimana letak kamarnya berada."

Disisi lain Alex menghentikan mobilnya tidak jauh dari rumah Kirana. Cowok itu melihat Kirana dari spion mobil lalu bibirnya tersenyum tipis.

...****************...

Terpopuler

Comments

Setsuna F. Seiei

Setsuna F. Seiei

Sama sekali tidak mengecewakan. Sebelumnya aku berpikir bakal biasa saja, ternyata sangat bagus!

2023-10-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!