Lisa Blackpink

"Gila lo Lex!"

Setelah kejadian tadi Alex pergi menuju roftoof setelah membawa Kirana ke uks. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul dikepala Alex. Alex mengacak rambutnya frustasi yang mengundang tatapan heran dari keempat sahabatnya. Ini kali pertama Alex merasa frustasi setelah kejadian itu. Kejadian yang membuat diri Alex yang liar terlahir kembali.

"Napa lo?" Tanya Luis disebelahnya.

Alex diam tatapannya lurus kedepan. Samar-samar ia mendengar obrolan sahabatnya.

"Eh, gue masih heran sama Kirana kok bisa pingsan ya? Gak mungkinkan dia shock cuma gara-gara liat orang berantem." Ucap Reza.

"Iya juga ya. Masa dia trauma sih." Ujar Daniel.

"Entahlah lo tadi liat muka dia pucet banget tau. Tapi kalo dilihat-lihat muka Kirana hampir mirip sama dia ya." Luis tersenyum sinis.

"Lagi apa ya dia ? Lex lo udah ketempat itu. Gue lihat lo udah jarang lagi kesana?" Ibay menoleh menghadap Alex.

"Gak tau."

Alex berdiri dan melangkah keluar dari roftoof yang menimbulkan keheranan bagi sahabatnya.

"Lo sih ngapain sih bahas dia." Kesal Reza pada Luis.

"Ya kan gue cuma nanya, Ja." Luis mengaruk belakang telinganya yang tak gatal.

"Tapi bener apa yang dikatakan Luis, wajah Kirana hampir mirip sama dia tingkahnya juga sama pecicilan." Ucap Daniel.

"Maksud lo?" Ibay bingung.

"Gue kira lo makin lama makin pinter ternyata masih aja bego." Ketus Daniel.

"Sialan."

"Udah deh gue pusing. Biar waktu yang menjawab." Luis beranjak pergi di ikuti oleh Reza dan Daniel sedangkah Ibay diam tak mengerti.

"Woyy kok gue lo tinggalin. Dasar temen laknat lo pada!"

...****************...

Kirana keluar dari kelas dengan langkah lemas. Kepalanya masih sedikit pusing. Sebenarnya ia ingin tetap di uks itung-itung bolos tanpa harus kena omelan Bu Dian. Tapi ternyata dewi fortuna tidak berpihak padanya, ulangan dadakan dari Bu Santi mengagalkan rencana Kirana yang akan tidur dengan damai di uks.

Dan hasilnya ia harus beranjak dari uks menuju kelas, ia tidak mau harus ulangan susulan sendiri. Mau nyontek siapa nanti pikir Kirana. Waktu ulangan pun Kirana hanya tidur, untung tempat duduknya sangan ekstrem buat tidur siang karena di depan tempat duduknya itu tempat duduk Rio seorang siswa yang mempunyai badan lebar dan Kirana memanfaatkan posisi itu untuk tidur.

Dan untuk jawaban ia mengandalkan Reva yang duduk bersamanya. Untungnya Reva baik kalau tidak mungkin Kirana sudah mengeluarkan jurusnya. Jurut taawud.

"Pendek!" Jantung Kirana berdebar cepat mendengar suara itu dari arah belakang. Bukan karna jatuh cinta tapi karena takut.

Bukannya berhenti berjalan. Kirana malah menambah kecepatan langkahnya.

Alex berdecak, lalu berlari guna menyamai langkah Kirana. Sangat mudah untuk mengejar cewek itu karena langkah kaki Alex dua kali lipat langkah kaki Kirana. Saat tepat dibelakang Kirana, Alex menepuk bahu Kirana pelan.

"Kyaaaa." Kirana berteriak yang sontak membuat Alex berjengit kaget.

"Alay deh lo. Kagetin aja." Kedua alis Alex berkerut. Menatap gadis bermata mulat didepannya ini.

"Ya-ya kan wa-wajar kalau gue kaget." Kirana hampir aaja menepuk mulutnya yang gagap itu.

Alis Alex berkerut.

"Kok lo jadi gagap gini. Lo takut sama gue?" Alex melihat kedua mata itu melebar karena terkejut.

"Eng-gak. Siapa yang takut sama lo?" Tentu saja Kirana berbohong. Dia takut sekarang. Apalagi saat melihat lebam-lebam di wajah Alex.

"Gue pulang dulu." Kirana berbalik, namun tangannya yang dicekal membuat seluruh tubuhnya membeku.

"Lo gak usah takut. Semarah apapun gue. Gue gak bakal mukul lo. Karna lo bagian dari kita."

Deg.

Setelah mengatakan itu Alex langsung berlalu meninggalkan Kirana yang diam membeku.

...****************...

Disebuah mall terkenal terlihat dua orang cowok yang kini tengah menjadi pusat perhatian. Dengan cowok satunya yang merengek ingin makan dan yang satunya ingin pergi ke toko sepatu.

"Lo apa-apan sih Niel lepasin tangan gue." kesal Alex yang sendari tadi Daniel terus mengoyang-goyangkan tanganya seperti anak kecil yang minta permen ke papanya.

Daniel tidak memperdulikan ucapan Alex dan terus menggoyangkan tanganya gemas.

Alex memutar bola matanya malas. "Seharusnya tadi gue berangkat sendiri. Nyusahin lo."

"Makan dulu ya sayang." kata Daniel yang sengaja dikeraskan membuat mereka menjadi bahan tawaan.

Alex melotot mendengar ucapan Daniel dengan cepat dia menggampar kepala belakang Daniel keras. "Lo ngomong sekali lagi gue tonjok lo."

Daniel tertawa keras puas melihat Alex yang malu setengah mati. Daniel mah tidak punya urat malu jadi dia santuyy.

"Elo sih guekan laper butuh makan bukan sepatu." cibir Daniel.

"Yaudah sono lo makan jangan ngintilin gue." kata Alex dongkol.

"Masa gue makan sendiri sih kayak jomblo." kesal Daniel. "Ayolah kalo gue mati gak makan gimana? Emang lo mau tanggung jawab."

"Gausah ngaco lo mana mungkin orang mati karena gak makan sekali."

"Ayolah Lex." lagi-lagi Daniel mengoyangkan tangan Alex manja.

Alex memutar bola matanya malas. "Yaudah ayok."

"Lex itu bukannya bang Gara ya?" kata Daniel ketika melihat orang yang sama dengan Gara.

Alex menoleh melihat seseorang yang ditunjuk Daniel.

"Sama siapa tuh. Samperin yok."

Alex menahan Daniel. "Jangan."

Daniel mengerutkan keningnya heran tapi tetap mengikuti Alex dari belakang.

...****************...

Now I don't need your wings to fly

(Kini aku tak butuh sayapmu tuk terbang)

No, I don't need a hand to hold in mine this time

(Tidak, aku tak butuh tangan tuk menggenggamku kali ini)

You held me down, but I broke free

(Kau menahanku, tapi aku bisa terbebas)

I found the love inside of me

(Ku temukan cinta dalam diriku)

Now I don't need a hero to survive

(Kini aku tak butuh seorang pahlawan tuk bertahan hidup)

Cause I already saved my life

(Karena aku telah menyelamatkan hidupku)

Cause I already saved my life

(Karena aku telah menyelamatkan hidupku)

"Hey, bangsul enak lo ya cuma duduk-duduk syantik di situ." Suara emas Ibay menggelegar disetiap penjuru lapangan dengan bekacak pinggang.

Sekarang Alex, Daniel, Ibay, Reza, dan Luis serta Kirana tengah menjalankan hukuman dari Bu Dian. Mungkin bukan, tapi hanya Ibay yang berlari sendari tadi sedangkan Alex dan kawan-kawan hanya jalan dengan santai. Tapi beda dengan Kirana, dia hanya duduk di pinggiran lapangan sambil bermain gitar yang dia begal dari adik kelas yang lewat.

Kirana diam tidak menjawab ucapan Ibay dan tetap fokus pada gitar dipangkuannya. Tangannya dengan lembut memetik senar gitar menimbulkan suara merdu.

"Eh tapi kita ngapain sih jalan-jalan gak jelas kayak gini." Daniel mengerutkan dahinya bingung.

"Iya juga ya." Heran Luis. "Kurang kerjaan. Lex ngapain kita jalan-jalan kayak gini. Dan kenapa tuh bocah satu semangat banget larinya." Luis melihat Ibay yang tengah semangat mengelilingi lapangan. Heran kesurupan setan mana anak itu.

"Gak tau."

"Goblok!! Tau gini mendingan ngadem di kantin."

Alex berhenti dan berbalik berjalan menuju pinggiran lapangan menghampiri Kirana yang tengah bernyanyi. Alex melirik Kirana yang tengah fokus memetik gitar.

Siapa lo sebenarnya.

"Bangsat lo semua. Kenapa gak bilang kalo ngadem disini." Sewot Ibay yang baru sampai dengan nafas ngos-ngosan.

"Lah lo juga ngapain lari-larian?"

"Gue kan pengen olahraga supaya sehat. Biar ngak kena penyakit karena seorang Ibay itu harus sehat walafiat." Ucap Ibay sambil mengepalkan tangan di udara. Alex yang mendengat itu hanya memutar bola matanya malas.

"Serah Bay, serah."

"Woy!! Na, ngapain lo?" Ucap Ibay duduk di tengah-tengah antara Kirana dan Reza.

"Lo apa-apaan sih." sewot Reza

Ibay tak mengubris ucapan Reza, ia tengah serius melihat Kirana yang tengah mencari nada yang pas untuk lagunya.

"Sok-sokan lo cari nada padahal juga nggak bisa main." Remeh Ibay pada Kirana.

"Sialan lo."

"Hey cewek tuh ngak boleh ngomong kasar." Ibay menampar pelan mulut Kirana.

"Ngapain lo nampar-nampar gue. Huwahh mama bibir Kirana suda ternodai sama tangan monyet." Teriak Kirana heboh sambil jingkrak-jingkrak tidak jelas, sedangkan Alex dan yang lainnya menatap heran pada Kirana.

"Bangsat lo cogan kayak gini lo samain dengan monyet."

"Hey cowok tuh ngak boleh ngomong kasar." Kirana membalas menampar bibir Ibay dengan sedikit tenaga. "Rasain."

"Siapa lo nampar-nampar gue?" Ibay maju satu langkah mendekat pada Kirana sambil berkacak pinggang, Kirana yang melihat itu juga memajukan langkah seperti Ibay.

"Lo gak kenal gue?"

"Siapa lo?"

"Lisa Blackpink."

Hening.

"Hwahahahhaaaa Lisa Blackpink." Tawa kelima cowok itu menggelegar.

"Sialan. yang kalian lakuin ke aku itu jahat." Ucap Kirana dramatis lalu mengambil gitar yang sempat ia taruh tadi.

"Mau kemana lo?" Tanya Ibay menghapus air matanya karena terlalu banyak tertawa.

"Konser." Kirana menginjak satu-satu kaki kelima cowok itu dengan sadis. Bodo amat sampai tuh tulang retak.

"Kirana Bangsat!!!."

Kirana berlari menuju kalas dengan tawa cekikikan, puas telah membuat kaki mereka retak. Pasti sekarang mereka tengah mengumpat yang diperuntukan untuk dirinya.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!