"Jac, tadi itu beneran Kirana mantan leader Fatal yang dulu?" Tanya salah satu anggota Jacky. Raga.
"Gue rasa iya."
"Bukannya dia udah mati ya." katanya ."Apa dia masih nuduh lo?" Tanya cowok itu hati-hati takut ketuanya ini kalang kabut.
Jacky mengangkat bahunya tidak tau. "Gue juga kaget tadi gue kira dia ikut terbakar sama mobilnya. Dari wajahnya gue rasa iya."
"Lo gak punya keinginan buat ngejelasin semua gitu." Tanyanya.
Jacky menghembuskan nafas kasar. "Percuma gue jelasin dia gak bakal percaya. Apalagi temennya udah gak ada." Ucap Jacky lirih.
Setelah keluar dari ruang kepala sekolah SMA Purnama Jacky langsung melesat ke basecamp Fire. Disana teman-temannya sudah menunggunya dengan cemas. Anak-anak Fire sudah mengetahui insiden beberapa tahun yang lalu. Tapi, Jacky menyuruh mereka bungkam jika ada yang membocorkan akan dia habisi. Hanya Jacky yang boleh membongkar semuanya.
"Jac, gimana atas kematian Sebastian. Apa mereka dalangnya."
Wajah Jacky mengeras. "Kemungkinan iya kemungkinan enggak. Tapi terlihat dari dimana mereka ada dilokasi kejadian. Gue mencurigai mereka. Bagaimana pun Sebastian adalah sahabat kita. Gue akan terus mencari bukti jika mereka yang melakukannya." Kata Jacky membuat yang lain setuju.
"Eh Jac. Lo nyadar gak sih. Kan leader Fatal mati karena balapan waktu itu. Kok tiba-tiba muncul sih. Masa mereka nyembunyiin dia."
"Gue rasa enggak karena sejak kejadian itu Fatal berubah nama menjadi Resor dan dalam jangka 6 bulan mereka fakum tidak ada kabar. Mustahil mereka nyembunyiin leadernya."
"Gue rasa ada yang aneh."
"Apa maksud lo?"
“Bukan hanya Fire dan Resor disini. Ada dalangnya.”
"Kita lihat aja nanti."
...****************...
"Abang Garaku sayang." teriak Kirana setelah memasuki rumah. Rumah hening tidak ada suara sedikit pun.
Kirana melangkah ke dapur guna mencari mamanya karena biasanya jam segini mamanya tengah masak didapur. Tapi nihil tidak ada siapapun disana. Dia beranjak naik kelantai dua. Kirana membuka kamar Gara siapa tau cowok itu sedang tidur tapi nihil kamar itu kosong.
"Kemana sih semua orang." kesal Kirana melangkah ke kamarnya.
Kirana menyengit heran tumben sekali pintu kamarnya ada note. Dia mengambil note itu dan membacanya.
Dear Kirana
Maaf ya sayang mama sama papa harus ke Turki ada sesuatu yang harus diurus disana. Kamu baik-baik ya sama abang kamu. Jangan lupa makan, jangan keluyuran mulu, jaga kesehatan. Maaf mama sama papa tidak bisa langsung pamitan sama kamu karena ini mendadak banget.
Love you
Mama Papa.
"Kenapa gak sms atau telfon sih kayak orang primitif aja." gerutuh Kirana. "Masih untung gue terbiasa ditinggal kayak gini."
"Ada lagi ternyata."
Untuk Adikku tercintahhhh
Dek, maaf ya abang gak bisa pulang beberapa hari kedepan. Abang ada seminar di kampus dan abang ketua pelaksana jadi kamu baik-baik ya dirumah. Kulkas udah abang isi semua makanan kesukaan kamu. Jangan lupa makan ya. Kalo malem jangan lupa kunci pintu sama jendela nanti kalo ada maling yang culik kamu gimana. Abang harus cari kemana coba.
Abang ganteng.
"Masih untung gue tatak orangnya." Kirana kembali menempelkan note itu pada pintu.
Kirana menghempaskan tubuhnya pada kasur kesayanganya. Dia menatap kosong langit-langit kamarnya. Dia menghembuskan nafasnya lelah. Tidak lama kemudian cewek itu sudah terlelap dengan tenang.
Sementara di kediaman Alex, cowok itu tengah menatap serius laptop dihadapannya. Mencari kemungkinan-kemungkinan yang terjadi akhir-akhir ini. Tangannya dengan mahir mengetik dikeyboard laptop itu mengabaikan Daniel dan Ibay yang tengah bertengkar merebutkan remote tv di kamarnya.
Luis juga sama halnya dengan Alex, cowok itu mencari sesuatu di google. Setelah pulang sekolah mereka langsung meluncur kerumah Alex awalnya ingin ke markas tapi diurungkan. Luis dengan alis yang menyatu membaca satu persatu artikel yang dia cari tapi nihil artikel itu sudah hilang.
"Lex gimana lo udah dapet?" tanya Luis tanpa mengalihkan pandanganya dari ponsel.
"Belum."
"Gue kok heran ya kemana artikel sebanyak itu hilang masa dihapus sih buat apa coba." kesal Luis memijat pangkal hidungnya pelan. "Reza mana kok gak ada suaranya."
"Sebelah lo siapa? Mayatnya Reza." kata Alex membuat Luis menoleh kesamping kiri. Reza tengah nyenyak tidur sambil memeluk guling.
"Bangsul malah tidur dia." Luis menendang kaki Reza keras tapi tidak ada pergerakan sama sekali dari Reza. Cowok itu benar-benar lelah.
"Ngapain aja sih nih anak sampe pules gitu tidurnya." kata Ibay.
"Biasa Bay tadi malem nge-game sama gue sampai pagi makanya dia sekarang hibernasi." kata Daniel tidak mengalihkan pandanganya dari tv yang tengah menampilkan kartun upin-ipin.
Luis hanya menggelengkan kepala. "Pantesan."
Alex kembali fokus pada laptonya. Beberapa saat kamar itu berubah menjadi hening hanya ada suara dengkuran Reza dan keyboard Alex dan suara tv.
Alex melotot. "Ada yang gak beres artikel itu gak hilang tapi dialihkan. Diganti kata-katanya dan menjadi artikel lain."
Luis langsung melompat disamping Alex begitu juga Daniel sementara Ibay sudah terlelap disamping Reza.
"Bener dugaan gue." kata Luis yang dianggui oleh yang lain. “Jadi apa rencana kita selanjutnya?”
...****************...
SUARA riuh terdengar jelas di sepanjang koridor SMA Purnama setelah berita tentang ketua Fatal yang lama hilang telah ditemukan. Yang bikin tambah heboh bukan hanya itu pasalnya Kirana lah yang menjadi peran utama. Rumor itu langsung menyebar. Banyak yang tidak percaya dan ada juga yang percaya dengan isu yang sedang viral, terbukti bahwa Kirana seorang badgirl.
Masih ada yang berfikir janggal jika benar Kirana mantan leader Fatal kenapa hampir 2 tahun sekolah disini tapi dia tidak mengenali Alex dan yang lainnya, tunggu ralat bukannya tidak kenal tapi tidak saling menyapa bahkan Kirana hanya tau namanya saja itu keajaiban.
Banyak sekali pertanyaaan-pertanyaan yang muncul disetiap kepala siswa SMA Purnama bukan hanya para siswa tapi guru pun juga ikut kaget mendengar kabar ini belum lagi ditambah dengan kemunculan Resor beberapa hari yang lalu. Entah apa lagi kejutan yang akan terjadi di SMA Purnama.
Hal serupa juga terjadi di kelas XI IPA 1 tidak kalah heboh dengan yang di luar kini mereka menjadi beberapa kelompok setiap kelompok fokus pada topik masing-masing. Mereka melogikakan semuanya tanpa terkecuali, bahkan anak-anak cowok yang biasanya main game tanpa peduli dengan yang lain kini malah ikut anak cewek ngerumpi seakan tertarik dengan topik kali ini. Sungguh kemunculan Kirana membawa dampak besar bagi SMA Purnama.
"Gila gue masih gak percaya dengan semua ini." Cewek dengan rambut sebahu mengeluarkan suara dengan serius.
"Bener gue gak nyangka kalo Kirana yang selama ini Resor cari, gila!! Masih gak percaya gue." Cewek dengan kacamata bulat disampingnya ikut menyahut. Bahkan kutu buku pun juga ikut dengan topik kali ini. Luar biasa.
"Kelas kita ada jagoannya gaes."
"Eh tapi gue percaya aja sih, coba deh kalian inget-inget siapa Kirana sebenarnya." Ucap cowok dengan rambut gondrongnya.
"Iyasih diakan sering telat bahkan berangkat pagi pun bisa diitung pakek jari, dia juga sering bolos, langganan masuk BK, buronannya Bu Dian lagi. Gue juga percaya sih." Sahut cowok didepannya mengingat semua kenakalan Kirana.
"Setdah yang lo inget cuma kebobrokannya Kirana doang." kekeh cowok disampingnya membuat yang lain ikut terkekeh.
"Bukan berarti Kirana nakal trus mantan leader Resor yang dulu. Fatal gak sih namanya. Lah itu si Sean diakan juga nakal kayak Kirana malahan lebih para dia daripada Kirana." Sahut cewek rambut sebahu mengingat jika bukan hanya Kirana lah satu-satunya murid yang bermasalah. Sean dia salah satunya lebih nakal dibanding Kirana.
"Iya juga sih." Semua yang mendengar itu mangut-mangut paham.
"Tapi yang masih ngeganjel dikepala gue tuh kenapa dia hampir dua tahun sekolah disini gak kenal sama Alex dan teman-temannya sih. Coba deh banyangin kalo emang Kirana leader yang dulu kenapa setiap ketemu Alex dia seakan-akan gak kenal kayak gitu. Jadi ragu gue."
"Kalian taulah ya siapa Alex dan teman-temannya sebelum mereka comeback pun seatero sekolah juga tau kalo mereka Resor." Lanjutnya.
"Iya bener gue juga ngerasa mereka kayak gak ada interaksi sama sekali sih."
"Ya kali aja mereka pura-pura gak kenal kan bisa jadi."
"Iya juga sih Kirana kan pinter ngibul apalagi sama Bu Dian."
Semua terdiam dengan pikiran masing-masing. Sampai satu suara mengagetkan mereka semua.
"Kalian ngomongin apa sih?"
Semua menoleh kesumber suara terdapat Kirana tengah duduk manis dengan tangan yang bertompang kedagu dengan pandangan serius.
"ALLAHUAKBAR."
"ASTAGHFIRULLAHALAZIM."
"COPOT-COPOT."
"BANGSAT KAGET GUE!!"
"Bangsat lo ngagetin aja sih, monyet!" Ucap cowok disamping Kirana dengan frustasi masih menormalkan detak jatungnnya yang bertompa dua kali lebih cepat. Pasalnya tadi lagi serius-seriusnya.
"Santai aja kali tuh muka." Kirana tertawa melihat berbagai ekspresi dari muka temannya bagi Kirana melihat aib mereka itu sangat menyenangkan.
"Lah elo tiba-tiba ngagetin. Pengen gue bunuh lo."
"Golok mana golok!"
"Sorry-sorry." Kirana masih berusaha menormalkan kembali tawanya.
"Heh, Na mumpung lo ada disini kita mau tanya nih daripada ghibah mulu dari tadi dapet dos—"
"Jadi lo pada lagi ghibahin gue." Potong Kirana dengan histeri mengundang tatapan satu kelas.
"Heh monyet, gue belum selesai ngomong udah lo potong. Siapa sih yang ghibahin lo, eh tapi bener sih, udah deh lupain aja sekarang jawab dengan jujur bener lo leader Resor yang dulu?" Yang awalnya suasana tenang menjadi tegang seketika melihat wajah Kirana yang sulit diartikan. Semuanya menahan nafas melihat Kirana ingin membuka suara.
"Kasih tau gak ya?” goda Kirana.
"Bunuh orang dosa gak sih?"
"Greget gue anjir."
Berbagai umpatan keluar dari mulut penghuni satu kelas. Mereka sekarang tengah membuat satu lingkaran dengan Kirana yang ada ditengah. Semuanya sangat penasaran dengan cewek satu ini. Hanya Reva dan Elsa yang tau karna kedua cewek itu sudah mengintrogasi Kirana setelah semenit berita itu menyebar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments