Kereta kuda yang berbeda

Seorang wanita paruh baya berdiri dengan anggun sembari menunggu, hanfu berwarna merah dan tusuk konde berbentuk buruk phoenix berwarna emas. Kecantikan dan keanggunan sepanjang masa yang dipadukan dengan kedudukannya sebagai wanita nomor satu di kekaisaran. Tentunya akan menjadi nomor satu jika tidak ada bayang-bayang wanita tua di sampingnya itu, Ibu Suri Bai sedang menunggu bersamanya setelah mendapatkan kabar tentang Huang Jian Ying bertemu bandit.

Dia tampak gusar dan khawatir, tidak bisa diam dan terus bergerak gelisah.

Gadis bernama Huang Jian Ying, yang sebentar lagi akan menjadi pendamping putra mahkota. Sedang dinantikan kehadirannya di istana, tapi perjalanannya terhambat sehingga memakan waktu yang lebih lama. “Ibu, sebaiknya anda beristirahat saja. Biar aku yang menunggu kedatangan calon putri mahkota.” ujar Shu Ying Mai, sang Ratu Xianyuan.

“Tidak perlu, aku akan menunggunya.” jawab ibu suri ketus.

“Baiklah kalau itu keinginan ibu.” jawab sang ratu, sambil menahan perasaan jengahnya menghadapi ibu suri. Wanita tua itu meskipun tampak damai, tapi menyimpan ambisi besar dalam hidupnya yang tidak lama lagi.

Ibu Suri Bai melirik sang ratu sekilas, “Kau kembali saja!”

“Tidak ibu, aku akan menemanimu menunggu disini. Sebentar lagi, pangeran kedua dan pengeran ketiga juga akan datang, aku akan menyambut mereka juga.”

“Cih, pantas saja kau datang kemari.” tukas ibu suri begitu angkuh, “Sudah kuduga kau tidak akan mau menyambut calon putri mahkota.”

Shu Ying Mai mencoba mengendalikan diri sebaik mungkin, dia tidak boleh terpancing akan perkataan ibu suri. Wanita itu tersenyum lembut, “Apa yang ibu katakan ini, mana mungkin aku tidak menyambut calon putri mahkota.”

“Pepatah bilang, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Tentu saja aku akan menyambutnya.” sambungnya.

“Tapi kau tidak suka dengan calon putri mahkota!”

“Ibu … “

“Sudahlah, ratu!” potong ibu suri cepat, dia membuang muka sambil mengibaskan tangannya. “Kau tidak pernah sama pendapat denganku selama ini, kau memang ingin menentangku bukan. Meskipun pilihanmu dan pilihanku berbeda, tapi kaisar selalu mendengarkan aku sebagai ibu suri, maka kau merasa cemburu dengan itu. Aku bisa mengerti, tapi untuk putra mahkota, aku yakin aku bisa memilihkan pendamping hidup terbaik untuknya.”

Ratu Xianyuan menghela napas dalam. Sangat menjengkelkan baginya menghadapi wanita tua ini, bukan karena sikap cerewetnya, tapi karena ibu suri selalu mencampuri segala urusan istana yang seharusnya menjadi tugas Ratu Xianyuan. Pemilihan putri mahkota, memang sempat terjadi perbedaan pendapat, sebab sang ratu tidak berkenan memilih Huang Jian Ying. Itu karena dia mengetahui latar belakang dari Huang Jian Ying dan riwayatnya selama ini yang sering sakit. Sang ratu hanya tidak ingin memperburuk silsilah keturunan nantinya.

Padahal pemilihan putri mahkota begitu ketat, dari nona-nona bangsawan yang terdidik dan terjaga. Tapi entah bagaimana ceritanya Kaisar Wang dan Ibu Suri Bai sepakat untuk memilih Huang Jian Ying, tanpa mempertimbangkan saran darinya.

Ratu Xianyuan menundukkan kepala sebagai tanda hormat, “Mohon ibu jangan berpikir seperti itu, aku menghargai setiap keputusan kaisar dan aku akan dengan bahagia menyambut calon putri mahkota. Lagi pula aku sudah tidak ada dendam atas pemilihan itu.”

“Kau memang pandai bicara.” sarkas ibu suri.

Wanita tua itu langsung menoleh saat mendengar derap kereta kuda mendekat, tapi dari kereta yang dipakai itu bukanlah milik kekaisaran yang ditunjuk untuk menjemput Huang Jian Ying. Perasaan yang sudah sedikit tenang jadi berubah, pasti itu adalah kereta kuda pangeran kedua dan pangeran ketiga.

Ibu suri dibantu dayang setianya segera mundur, “Itu, yang kau tunggu sudah datang!” ucapnya.

“Maksud ibu?”

“Kau menunggu dua anak kesayanganmu, kan, itu mereka sudah datang!”

Shu Ying Mai segera melihat, dan benar saja jika yang datang adalah kereta kuda milik Raja Xuan atau pangeran kedua. Tak disangka mereka datang lebih cepat. Dengan senyuman merekah hangat, sang ratu segera menyambut paling depan saat kereta kuda akan berhenti.

Di dalam kereta kuda, Huang Jian Ying justru sedang bertarung dengan debaran jantungnya sendiri yang semakin gila. Tempat yang menjadi impiannya sudah ada di depan mata, dia melihat dari balik tirai jendela yang sengaja dibuka sedikit, ada banyak dayang dan pengawal yang berjaga. Istana memang seindah itu, tidak heran jika banyak orang memimpikan tinggal di istana.

Kusir telah menghentikan laju kuda yang membawa keretanya, saat ia kembali mengintip, ada ratu dan ibu suri disana bersiap menyambutnya.

Huang Jian Ying pun turun dari kereta kuda setelah dibukakan pintu, dia segera datang dan bersujud. “Salam Yang Mulia Ratu Xianyuan, Salam Ibu Suri Bai!”

Tatapan Shu Ying Mai seketika berubah kaget, “Kenapa Nona Huang bisa ada di kereta kuda pangeran kedua?!”

“Dimana kereta kuda kekaisaran yang ditunjuk untuk menjemputmu?” Ibu Suri Bai ikut menimpali. “Apa yang terjadi sampai kau harus berada di kereta kuda pangeran kedua? Dan dimana pangeran kedua?”

“Ini bisa menimbulkan kesalahpahaman antara putra mahkota dan pangeran kedua, Nona Huang! Apa kau bisa menjelaskannya dengan baik?” tambah sang ratu.

Huang Jian Ying hanya bisa menunduk dengan kepala tertunduk, satu hal yang menjadi titik lemahnya adalah dia tidak bisa mengendalikan diri dengan baik ketika mendapat tekanan seperti ini. Ingin sekali dia menjelaskan apa yang terjadi, tapi seolah mulutnya tidak mau untuk diajak bekerja sama.

Jian Ying menatap sang ratu dan ibu suri bergantian, “Itu …. ceritanya …. itu …. “

“Katakan saja, Nona Huang, tidak perlu takut.”

Ibu suri segera membawa Huang Jian Ying untuk berdiri, dia membelai punggungnya dengan hangat. Ibu suri tahu jika wanita ini muda ini pasti sedang ketakutan, terbukti setelahnya air mata sang nona berjatuhan. “Maafkan saya ibu suri, maafkan saya ratu. Ini semua karena pangeran kedua dan pangeran ketiga telah menyelamatkan saya dari para bandit yang hen---”

“BANDIT?!” seru ibu suri. “Oh dewa, lalu apa yang terjadi padamu? Beraninya mereka mencelakai kereta kuda milik kekaisaran. Sungguh sangat kurang ajar!”

“Kemarilah, Nona Huang, aku akan meminta keadilan untukmu kepada kaisar.”

“Terima kasih, ibu suri.”

Huang Jian Ying menghapus air matanya, melihat ibu suri sangat mengasihinya membuatnya menghangat. Ibu suri sepertinya akan menjadi pelindung yang baik baginya di istana, berbanding terbalik dengan ratu yang sepertinya enggan untuk menyambutnya.

Huang Jian Ying mengikuti ibu suri masuk ke dalam istana, meninggalkan Shu Ying Mai di luar gerbang masuk. Dayang Bao, dayang kepercayaan ratu segera mendekat. “Yang Mulia, apa saya harus mencari tahu apa yang terjadi?”

“Tidak perlu.”

“Tapi … nona terlihat sangat … “

Shu Ying Mai mengibaskan tangannya memberi tanda agar sang dayang kembali ke tempatnya, dia menatap ke arah lain dan menemukan seseorang yang ia tunggu bersama dengan kucing kesayangannya. Pangeran ketiga, Wang Jun, datang dengan wajar datar tanpa senyuman. Sangat berbeda tidak seperti pribadi Wang Jun yang ceria, tentu saja ada masalah.

Shu Ying Mai memeluk sang putra hangat, “Ibu, aku belum memberi salam.” ujar Wang Jun.

“Tidak perlu, ibu sangat menyayangimu sampai merindukan kalian berdua. Kenapa kau jarang ke istana sekarang? Sedang membantu kakak kedua? Dimana dia? Kenapa kalian tidak datang bersama?”

“Kakak sedang melihat padang azalea di bukit Yangxi.” jawab Wang Jun seraya beriringan dengan sang ibu masuk ke dalam istana. “Ibu tidak perlu menunggunya karena akan lama, kakak kedua bilang akan segera kembali ke istana jika sudah puas melihat bunga azalea.”

Shu Ying Mai tersenyum hangat, “Mungkin kakakmu rindu dengan mendiang kaisar terdahulu. Dulu, mereka sering pergi ke bukit Yangxi untuk melihat azalea dan berburu.”

“Tentu saja, maka dari itu aku tidak mencegahnya.” jawab Wang Jun.

Sang pangeran ketiga duduk dengan nyaman di pondok teratai, paviliun sang ibu menjadi tempat terbaik untuk beristirahat sejenak, ingin menyapa kaisar tapi Wang Jun akan menunggu sang kakak kedua datang dan menyapa bersama.

Secangkir teh menjadi teman mereka berbincang dengan hangat, Dayang Bao menuangkan dengan hati-hati, dengan dua balok gula batu karena sang pangeran suka rasa manis.

“Kenapa kau tampak tidak bersemangat, pangeran ketiga?”

Wang Jun meringis pelan, “Aku hanya lelah untuk terus berkuda, berharap pergi bersama kakak kedua dengan damai naik kereta kuda. Tapi di tengah jalan justru bertemu dengan rombongan pengawal Nona Huang yang dicegat bandit.”

“Akhirnya kakak kedua mengalah dan memberikan kereta kuda miliknya, aku pun harus berkuda untuk sampai disini. Tapi di tengah jalan aku justru ditinggalkan untuk melihat bunga azalea.” keluh sang pangeran.

Ratu Xianyuan menganggukkan kepala, dia resapi aroma teh yang berhasil membuatnya lebih tenang. “Jadi begitu ya, kereta kuda kekaisaran saja berani mereka jarah.”

“Bandit di kota ini memang sangat banyak dan mereka tidak takut pada kekaisaran.” jawab Wang Jun, “Ibu, kita harus melakukan sesuatu atau rakyat semakin menderita. Para bandit itu lahir dari rakyat yang tertekan dengan kebijakan pajak yang tinggi, kalau terus begini maka kita semua akan merasakan akibat atas kemarahan rakyat.”

“Bagaimana menurut ibu?”

Shu Ying Mai menatap sang putra dengan tatapan yang tidak dapat diartikan, “Kau tahu sendiri kita tidak bisa berbuat banyak, kubu kanan juga terus memaksa untuk mencari cara untuk menyelesaikan masalah ini.”

“Apa kita akan tetap menjalankan rencana yang sudah ada?” tanya Wang Jun lagi.

“Kita tunggu kakak keduamu dulu.”

“Baik, ibu.”

Episodes
1 Surat perintah dari kaisar
2 Hukuman dari ibu
3 Racun untuk sang nona besar
4 Mengenang masa kecil
5 Huang Jian Ying sakit
6 Pergi membeli giok
7 Kehebohan di pasar
8 Sang pangeran kembali
9 Giok yang menghilang
10 Siapa yang lebih penting
11 Kereta kuda istana
12 Bertemu para bandit
13 Pertemuan yang tidak terduga
14 Mendapatkan rusa berkat bantuan pangeran
15 Kereta kuda yang berbeda
16 Hadiah dari kaisar
17 Ancaman telah datang
18 Kembalinya Xu Li
19 Paviliun terbengkalai
20 Bertemu kembali
21 Nanti kau akan tahu!
22 Hari pernikahan
23 Pesan dari ibu
24 Aku harus melakukan segala cara
25 Kesempatan telah datang
26 Pangeran kedua adalah dia
27 Kandidat terkuat
28 Trik licik Huang Ling Xi
29 Jelmaan rubah betina
30 Jelmaan rubah betina (2)
31 Kesalahpahaman yang menguntungkan
32 Bunga yang layu
33 Aku sangat mencintaimu
34 Surat dari kekaisaran
35 Menuju istana
36 Tidak ikut dalam perburuan
37 Hanya aku yang tidak tahu
38 Putri Mahkota vs Dayang
39 Bukit Yangxi dan rusa
40 Tipu muslihat sang putri
41 Hujan mulai turun
42 Kau selalu menemukanku
43 Sepasang mata pangeran
44 Makan malam bersama pangeran kedua
45 Tujuan sebenarnya Huang Ling Xi
46 Keberanian sang nona
47 Peringatan berakhir
48 Siapa yang berbohong?
49 Aku yang lebih baik
50 Setiap tindakan ada balasan
51 Membicarakan Huang Ling Xi
52 Mengangkat selir
53 Aturan baru tentang pajak
54 Ibu suri dan fraksi kiri
55 Surat untuk para bupati
56 Kedai dan segala informasi
57 Apa itu cinta?
58 Bangsawan Murong
59 Keputusan yang sulit
60 Hukuman untuk sang nona
61 Perubahan keputusan kaisar
62 Perubahan titah kaisar (2)
63 Jawaban dan pangeran berkuda putih
64 Aku akan ikut denganmu!
65 Penginapan Lang Lang
66 Rencana selanjutnya
67 Penghinaan untuk sang nona
68 Huang Ling Xi pergi
69 Perjalanan menuju Negeri Timur
70 Perjalanan menuju Negeri Timur (2)
71 Berhenti di penginapan
72 Menyusul Ratu Liu
73 Gelang yang sama
74 Sampai pada keluarga
75 Sampai pada keluarga (2)
76 Kota Xingnan
77 Kediaman Pangeran Liu
78 Alasan Liu Ning Yu
79 Alasan Liu Ning Yu (2)
80 Mengumpulkan kekuatan
81 Restoran XuangXi
82 Penolakan
83 Tanda bahaya
84 Tanda bahaya lainnya
85 Bertemu nenek
86 Syarat dan ketentuan
87 Tinggal di istana
88 Undangan Negeri Timur
89 Fraksi kiri dan kaisar selanjutnya
90 Sambutan tak hangat
91 Permintaan apapun akan dikabulkan
92 Memantik api permusuhan
93 Api permusuhan yang sesungguhnya
94 Kereta emas ratu
95 Guru Ryu
96 Kartu As
97 Kembali ke istana
98 Anak panah yang hampir mengenai
99 Tidak akan tinggal diam
100 Kedatangan para tamu terhormat
101 Hanfu merah yang menawan
102 Perjamuan dimulai
103 Trik kecil untuk menghindar
104 Lagu untuk ayah
105 Pertunjukan terbaik
106 Jadilah kaisar selanjutnya
107 Xingnan di malam hari
108 Lampion air bunga teratai
109 Restoran XiangMiang
110 Permohonan lampion
111 Mencuri dengar
112 Siapa yang menjadi target?
113 Tidak bisa tidur
114 Lakukan sesuatu
115 Perpustakaan istana
116 Tamu kecil yang tidak berubah
117 Tidak suka lagu sedih
118 Melodi tanpa arah
119 Beberapa saat sebelum pertemuan
120 Hukuman bagi pelanggar
121 Kegaduhan istana
122 Hukuman cambuk
123 Jangan melakukan semuanya sendiri
124 Menuju festival
125 Angin dan debu
126 Anak kucing berwarna putih
127 Pencuri Kucing
128 Membuat kegaduhan
129 Rubah licik beraksi lagi
130 Hari festival
131 Hari festival (2)
132 Sang Dalang
133 Masa lalu yang diungkit
134 Masalah semakin rumit
135 Kekacauan di istana yang damai
136 Perang saudara di istana yang tenang
137 Yang paling berkuasa akan menang
138 Ratakan tanah ini!
139 Pengungsi di Desa Baiqi
140 Langkah sulit masuk istana
141 Berdiri di puncak kekuasaan
142 Berdiri di puncak kekuasaan (2)
143 Salju pertama dan cinta sejati
144 Campur tangan kekaisaran
145 Ruang kosong dan hampa
146 Resmi menjadi putri
147 Lampion lotus dan ibukota
148 Kandidat terkuat fraksi kiri
149 Tamu tak diundang di perjamuan
150 Bertemu Huang Jian Ying
151 Ling Shui yang menenangkan
152 Perjamuan hari kedua
153 Ji Hu dan kebenaran malam itu
154 Arsip penting negara
155 Kembali berselisih dengan pangeran
156 Surat dari kediaman Huang
157 Pengkhianatan harus dibayar
158 Penangkapan tiga menteri
159 Tawar menawar dengan Kaisar
160 Penawar racun
161 Perjamuan adu domba
162 Sengaja meminum racun
163 Pihak yang bersalah
164 Pencuri arsip negara
165 Ditangkap?
166 Kemana perginya Qin
167 Dihadang di Bukit Yangxi
168 Murong Lin kembali
169 Penangkapan ibu suri
170 Putra mahkota gila
171 Akhir yang menyedihkan
172 Pergi tanpa pamit
173 Menerima lamaran
174 Bertemu Ratu Mei Xi
175 Kedatangan Wang Jun
176 Hujan anak panah
177 Huang Ling Xi menghilang
178 Bulan dan istana Selir Hui
179 Sebuah tusuk konde
180 Pengganti untuk calon ratu
181 Permaisuri dari ratu
182 Mungkinkah itu adalah dia?
183 Pendamping dalam penobatan kaisar
184 Penginapan Tuan Song Hui
185 Penginapan Tuan Song Hui (2)
186 Wanita cantik di bawah pohon murbei
187 Pengorbanan seorang ibu
188 Mu Xian dan sebuah perpisahan
189 Kuil Bailiang
190 Meng Bei dan istrinya
191 Garis keturunan langsung
192 Musuh dari orang terdekat
193 Alasan untuk semua hal
194 Persiapan yang melelahkan
195 Hari Pernikahan (end)
Episodes

Updated 195 Episodes

1
Surat perintah dari kaisar
2
Hukuman dari ibu
3
Racun untuk sang nona besar
4
Mengenang masa kecil
5
Huang Jian Ying sakit
6
Pergi membeli giok
7
Kehebohan di pasar
8
Sang pangeran kembali
9
Giok yang menghilang
10
Siapa yang lebih penting
11
Kereta kuda istana
12
Bertemu para bandit
13
Pertemuan yang tidak terduga
14
Mendapatkan rusa berkat bantuan pangeran
15
Kereta kuda yang berbeda
16
Hadiah dari kaisar
17
Ancaman telah datang
18
Kembalinya Xu Li
19
Paviliun terbengkalai
20
Bertemu kembali
21
Nanti kau akan tahu!
22
Hari pernikahan
23
Pesan dari ibu
24
Aku harus melakukan segala cara
25
Kesempatan telah datang
26
Pangeran kedua adalah dia
27
Kandidat terkuat
28
Trik licik Huang Ling Xi
29
Jelmaan rubah betina
30
Jelmaan rubah betina (2)
31
Kesalahpahaman yang menguntungkan
32
Bunga yang layu
33
Aku sangat mencintaimu
34
Surat dari kekaisaran
35
Menuju istana
36
Tidak ikut dalam perburuan
37
Hanya aku yang tidak tahu
38
Putri Mahkota vs Dayang
39
Bukit Yangxi dan rusa
40
Tipu muslihat sang putri
41
Hujan mulai turun
42
Kau selalu menemukanku
43
Sepasang mata pangeran
44
Makan malam bersama pangeran kedua
45
Tujuan sebenarnya Huang Ling Xi
46
Keberanian sang nona
47
Peringatan berakhir
48
Siapa yang berbohong?
49
Aku yang lebih baik
50
Setiap tindakan ada balasan
51
Membicarakan Huang Ling Xi
52
Mengangkat selir
53
Aturan baru tentang pajak
54
Ibu suri dan fraksi kiri
55
Surat untuk para bupati
56
Kedai dan segala informasi
57
Apa itu cinta?
58
Bangsawan Murong
59
Keputusan yang sulit
60
Hukuman untuk sang nona
61
Perubahan keputusan kaisar
62
Perubahan titah kaisar (2)
63
Jawaban dan pangeran berkuda putih
64
Aku akan ikut denganmu!
65
Penginapan Lang Lang
66
Rencana selanjutnya
67
Penghinaan untuk sang nona
68
Huang Ling Xi pergi
69
Perjalanan menuju Negeri Timur
70
Perjalanan menuju Negeri Timur (2)
71
Berhenti di penginapan
72
Menyusul Ratu Liu
73
Gelang yang sama
74
Sampai pada keluarga
75
Sampai pada keluarga (2)
76
Kota Xingnan
77
Kediaman Pangeran Liu
78
Alasan Liu Ning Yu
79
Alasan Liu Ning Yu (2)
80
Mengumpulkan kekuatan
81
Restoran XuangXi
82
Penolakan
83
Tanda bahaya
84
Tanda bahaya lainnya
85
Bertemu nenek
86
Syarat dan ketentuan
87
Tinggal di istana
88
Undangan Negeri Timur
89
Fraksi kiri dan kaisar selanjutnya
90
Sambutan tak hangat
91
Permintaan apapun akan dikabulkan
92
Memantik api permusuhan
93
Api permusuhan yang sesungguhnya
94
Kereta emas ratu
95
Guru Ryu
96
Kartu As
97
Kembali ke istana
98
Anak panah yang hampir mengenai
99
Tidak akan tinggal diam
100
Kedatangan para tamu terhormat
101
Hanfu merah yang menawan
102
Perjamuan dimulai
103
Trik kecil untuk menghindar
104
Lagu untuk ayah
105
Pertunjukan terbaik
106
Jadilah kaisar selanjutnya
107
Xingnan di malam hari
108
Lampion air bunga teratai
109
Restoran XiangMiang
110
Permohonan lampion
111
Mencuri dengar
112
Siapa yang menjadi target?
113
Tidak bisa tidur
114
Lakukan sesuatu
115
Perpustakaan istana
116
Tamu kecil yang tidak berubah
117
Tidak suka lagu sedih
118
Melodi tanpa arah
119
Beberapa saat sebelum pertemuan
120
Hukuman bagi pelanggar
121
Kegaduhan istana
122
Hukuman cambuk
123
Jangan melakukan semuanya sendiri
124
Menuju festival
125
Angin dan debu
126
Anak kucing berwarna putih
127
Pencuri Kucing
128
Membuat kegaduhan
129
Rubah licik beraksi lagi
130
Hari festival
131
Hari festival (2)
132
Sang Dalang
133
Masa lalu yang diungkit
134
Masalah semakin rumit
135
Kekacauan di istana yang damai
136
Perang saudara di istana yang tenang
137
Yang paling berkuasa akan menang
138
Ratakan tanah ini!
139
Pengungsi di Desa Baiqi
140
Langkah sulit masuk istana
141
Berdiri di puncak kekuasaan
142
Berdiri di puncak kekuasaan (2)
143
Salju pertama dan cinta sejati
144
Campur tangan kekaisaran
145
Ruang kosong dan hampa
146
Resmi menjadi putri
147
Lampion lotus dan ibukota
148
Kandidat terkuat fraksi kiri
149
Tamu tak diundang di perjamuan
150
Bertemu Huang Jian Ying
151
Ling Shui yang menenangkan
152
Perjamuan hari kedua
153
Ji Hu dan kebenaran malam itu
154
Arsip penting negara
155
Kembali berselisih dengan pangeran
156
Surat dari kediaman Huang
157
Pengkhianatan harus dibayar
158
Penangkapan tiga menteri
159
Tawar menawar dengan Kaisar
160
Penawar racun
161
Perjamuan adu domba
162
Sengaja meminum racun
163
Pihak yang bersalah
164
Pencuri arsip negara
165
Ditangkap?
166
Kemana perginya Qin
167
Dihadang di Bukit Yangxi
168
Murong Lin kembali
169
Penangkapan ibu suri
170
Putra mahkota gila
171
Akhir yang menyedihkan
172
Pergi tanpa pamit
173
Menerima lamaran
174
Bertemu Ratu Mei Xi
175
Kedatangan Wang Jun
176
Hujan anak panah
177
Huang Ling Xi menghilang
178
Bulan dan istana Selir Hui
179
Sebuah tusuk konde
180
Pengganti untuk calon ratu
181
Permaisuri dari ratu
182
Mungkinkah itu adalah dia?
183
Pendamping dalam penobatan kaisar
184
Penginapan Tuan Song Hui
185
Penginapan Tuan Song Hui (2)
186
Wanita cantik di bawah pohon murbei
187
Pengorbanan seorang ibu
188
Mu Xian dan sebuah perpisahan
189
Kuil Bailiang
190
Meng Bei dan istrinya
191
Garis keturunan langsung
192
Musuh dari orang terdekat
193
Alasan untuk semua hal
194
Persiapan yang melelahkan
195
Hari Pernikahan (end)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!