“Ampun, nyonya!”
“Ampuni nona kedua!!”
“Ampun, nyonya! Pukul saya saja, jangan nona kedua!”
Xu Li bersujud di kaki Liu Ning Yu, seberapa keras dia memohon sambil menangis tetap tidak dapat membuat sang nyonya luluh. Cambukan di punggungnya seolah tidak cukup hingga sang nyonya harus kembali menghukum Huang Ling Xi.
Semua ini perihal giok yang Liu Ning Yu minta sang putri untuk membelikan, entah bagaimana giok itu menghilang. Padahal jelas-jelas giok itu disimpan di dalam kotak oleh Xu Li. Saat kotak itu dibuka justru tidak ada. Liu Ning Yu murka, dia menghukum Xu Li dengan puluhan cambukan di punggung, dan Huang Ling Xi mendapatkan cambukan di betisnya.
Sambil menahan perih di punggungnya, Xu Li terus menangis dan memohon agar sang nyonya berhenti. Bisa saja Huang Ling Xi melimpahkan semua kesalahan ini pada sang pelayan, hanya saja ia tidak mau. Kelembutan hati sang nona itulah yang membuat Xu Li semakin tersiksa, sebab Huang Ling Xi menanggung kesalahannya. “Nyonya, ini kesalahan saya, saya mohon hentikan! Biarkan saya saja yang menanggung semuanya.” mohon Xu Li.
“Nyonya, saya, saya yang bersalah, jangan pukul nona lagi!”
“Nyonya, saya mohon!”
“DIAM!!”
Splashh!
Splashh!
Splashh!
Liu Ning Yu menendang Xu Li yang berlulut di kakinya dengan keras hingga pelayan itu tersungkur mengenaskan di ubin yang dingin. “Tentu saja semua ini salahmu! Kau seharusnya menjaga nona kedua agar tidak melakukan kesalahan!”
“Kau sangat tidak berguna menjadi seorang pelayan!” hardiknya lagi. “Seharusnya sejak lama kau keluar dari kediaman. Jika bukan karena Xi’er begitu mengasihimu, sudah pasti kupenggal kepalamu hari ini juga.”
Kedua tangan Huang Ling Xi terkepal menahan sakit di betisnya, pandangannya kian memburam dengan pening hebat di kepalanya. Seluruh badan sampai gemetar mendapatkan hukuman kali ini, semakin banyak sang ibu mencambuk, semakin dalam pula luka hatinya. Huang Ling Xi hampir tak berdaya jika ia tidak bertumpu pada meja. “Ibu … “ lirihnya.
“Ibu … “
“Ibu, ini hanyalah sebuah giok sederhana. Aku akan menggantinya dua kali lipat, mohon pengertian dari ibu.” Huang Ling Xi bersuara, sembari menahan perih di betisnya. “Baik aku atau Xu Li, kami tidak tahu bagaimana giok itu bisa menghilang. Sungguh ini bukan sebuah kesengajaan, mohon pengertian dari ibu.”
“Tentu saja, Xi’er!”
“Semua kesalahan ada kewajiban untuk bertanggung jawab.” ujar Liu Ning Yu, wanita paruh baya dengan hanfu berwarna biru itu menganggukkan kepalanya, dia meminta pelayannya untuk menyimpan sebatang rotan yang dia gunakan untuk menyiksa Huang Ling Xi dan pelayannya.
Tatapan marah dari sang ibu membuat sang nona kedua tertunduk tanpa bisa melakukan apapun, sekalipun tidak ada kesengajaan tetap saja ini adalah salahnya. Sekecil biji sawi pun, Liu Ning Yu akan memberikan hukuman. Kali ini pun tidak hanya dirinya yang dibuat babak belur oleh tongkat itu, tapi pelayannya juga.
“Sangat mengecewakan!”
“Maaf, ibu.”
“Maafmu tidak cukup, Xi’er!”
Sang ibu menarik rahang Huang Ling Xi dengan marah, “Hanya membeli giok saja kau tidak bisa, lalu apa yang bisa kau lakukan untuk menjadi permaisuri?!”
“Permaisuri negeri ini tentu bukan orang lemah sepertimu, Xi’er. Kau harus menjadi kuat dan dapat dipercaya, agar tidak ada orang yang dengan mudah menghancurkanmu. Suatu hari nanti kau akan duduk di singgasana mendampingi raja, apapun caranya, maka kau harus mampu!”
“Ibu melatihmu dengan keras agar kau siap!” ujar Liu Ning Yu berapi-api, “Tapi apa balasan darimu, Xi’er? Kau selalu mengecewakanku.”
Bilah pedang kasat mata itu menghunus tetap di jantungnya, Huang Ling Xi kembali merasakan pedih tak terkira. “Maafkan aku ibu, mohon pengampunan dari ibu.”
“Kembali ke kamarmu, salin kitab perdagangan sepuluh kali. Sebelum itu, kau tidak boleh keluar dari kediaman.”
“Baik, ibu.” jawab Huang Ling Xi menerima.
Pelayan kediaman Nyonya Liu langsung membantu Huang Ling Xi dan Xu Li untuk berdiri, sayangnya sang nyonya masih belum puas. “Kau! Pelayan nona kedua, kau harus mendapatkan hukuman tambahan!”
“Apa? Tidak … “
Huang Ling Xi segera berlutut, “Ibu, mohon ibu jangan menghukum Xu Li lagi. Semua ini adalah salahku.”
“Ini adalah kesalahannya!” tegas Liu Ning Yu.
“Ibu, aku mohon jangan lukai Xu Li, hanya dia temanku selama ini.” mohon Ling Xi lagi.
“Cih!”
Sang ibu mengulas senyum remeh, dia menatap pelayan rendahan yang sudah hampir kehilangan kesadarannya. “Seorang pelayan rendahan kau sebut sebagai teman? Cih, kau sangat merendah, Xi’er.”
“Mereka bukan berasal dari kalangan kita, mereka bertugas untuk menyerahkan hidup dan mati demi melayani keluarga bangsawan yang telah membeli mereka!” tegas Liu Ning Yu, “Kau harus membuang rasa pedulimu, karena itu akan menjadi kelemahanmu nanti.”
Tak mengindahkan permintaan sang putri, Xu Li tetap dibawa oleh beberapa pelayan untuk kembali mendapatkan hukuman. Berbeda dengan Huang Ling Xi, dia kembali ke kamar diantar oleh para pelayan. Namun, Huang Ling Xi memilih berhenti di tengah jalan, dia bersikeras untuk pergi ke kamarnya sendiri. Para pelayan sudah berusaha untuk membantu, tapi jika bukan Xu Li maka Huang Ling Xi menolak.
Sebuah giok rasanya tidak sepadan dengan hukuman penggal untuk Xu Li, oleh karena itu Huang Ling Xi berbalik. Dia memilih jalan yang berlawanan dengan kamarnya.
Tok … tok … tok …
Sang nona kedua mengetuk pintu, “Ayah, ini aku, Ling Xi.”
“Masuklah!”
Sebuah suara interupsi dari dalam membuat sang nona memberanikan diri untuk membuka pintu, sang ayah tampak sibuk berada di ruang kerjanya. Banyak sekali gulungan kertas yang berisi laporan keamanan di berbagai negara bagian yang harus ia lihat.
Sang panglima hanya melirik sekilas, “Apa yang kau inginkan, Ling Xi, ayah sangat sibuk. Kembalilah ke kamarmu sekarang!”
Huang Ling Xi tersenyum masam, kedua kakinya yang bergetar hebat tak sanggup berdiri lebih lama akhirnya ia paksa untuk bersimpuh. “Mohon keadilan dari ayah, hari ini aku dan Xu Li pergi ke pasar membeli giok untuk ibu. Tapi entah bagaimana giok itu justru hilang, aku dan Xu Li sudah mendapat hukuman, aku pun bersedia mengganti.”
“Tapi ibu masih belum puas dan dia menghukum Xu Li, mohon keadilan dari ayah untuk pelayanku. Dia juga tidak tahu apa-apa.”
“Mohon ayah bersedia membujuk ibu untuk meringankan hukuman Xu Li.”
Lama terdiam, Ling Xi merasakan kedua kakinya mati rasa menunggu sang ayah menyelesaikan tugasnya. Satu gulungan telah selesai dibaca, dilanjutkan dengan gulungan lainnya. Tapi tidak menghiraukan Ling Xi, “Ayah, aku mohon!”
“Kau datang hanya untuk itu? Sangat sia-sia.” suara dingin sang ayah membuat Ling Xi terdiam, dia menunduk dalam menahan air mata yang hendak jatuh.
“Maksud ayah?”
“Wanita ular itu tidak akan berhenti hanya karena aku menyuruhnya untuk berhenti, kau seharusnya pergi saja. Kau telah membuang waktuku!”
“Tapi … “
Bagai menelan pisau yang terasa menyakitkan di tenggorokan, begitu pula setiap kalimat yang ingin dia katakan, tertelan kembali begitu saja. “Ba-baik, kalau begitu aku akan pergi. Maaf telah mengganggu waktu ayah.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Oi Min
wes..... lungo o ae seko kediaman mu kui Ling Xi..... uripo dewe ae. dwe wong tuo kyo ra dwe sopo 2
2024-10-13
1
Oi Min
ayah yg bias. g tau aja klo anak keduanya lebih menderita dei anak pertama kesayangannya
2024-10-13
1