“Dia adalah nona kedua dari kediaman Jenderal Tertinggi Huang Han Su, Huang Ling Xi.” jawab Yu Ze.
Seorang pria yang dipanggil Yang Mulia Xuan menganggukan kepala. Pemandangan tadi cukup menghibur untuknya, dia berharap sesuatu yang lebih kejam dengan membunuh para pencuri itu di tempat. Tapi seorang nona tampaknya tidak membiarkan itu terjadi. “Dia cantik, sayangnya berotak kecil. Dia tidak sadar kalau kebaikan hatinya justru akan membawanya dalam petaka.”
“Maksud, tuan?”
“Tidak ada.”
Pintu terbuka, ruangan yang semula hanya diisi olehnya dan sang pengawal kini kedatangan tamu, lebih tepatnya tamu tak diundang. Melihat perubahan raut wajah dari sang tuan, tentu saja dia berharap tidak ada yang mengganggu. Terlebih lagi, yang datang adalah pemuda tiga tahun lebih muda darinya, mengenakan hanfu berwarna putih dan kipas senada. “Salam, kakak kedua!”
“Bangkitlah!”
“Ada urusan apa kau datang kemari?” tanyanya tanpa basa-basi.
Pemuda hanfu putih itu tersenyum kecil, Wang Jun atau Pangeran Ketiga. Salah satu anggotan kekaisaran yang sering memimpin perang, namun tidak sesering kakaknya. Wang Ren atau pangeran kedua, yang saat ini menjadi raja di negeri selatan, negeri Xuan. “Kakak sudah datang jauh-jauh dari medan perang, telah berhasil membawa nama baik memenangkan perang. Sudah seharusnya aku datang menyapa.” jawabnya.
“Tidak perlu merepotkan adik.”
“Ah, ini sama sekali tidak repot.” Wang Jun segera duduk di kursi kosong yang tersisa, “Aku senang karena kau telah kembali, kekaisaran sedikit goyah karena rumor kau mati di medan perang. Ini menimbulkan banyak pendukungmu dari kubu kanan sedikit kesulitan menghadapi kubu kiri yang semakin menguat.”
“Terima kasih untuk informasi berharga ini, tapi aku sudah bertindak.”
“Tentu saja.” jawab pangeran ketiga, “Ku dengar Xi Yun Cheng tewas hanyut di sungai Zhi Jiang, apakah ini caramu melenyapkan satu persatu musuhmu?”
Pangeran ketiga mengisi cangkir kosong sang kakak dan cangkir di depannya sampai penuh, “Tapi anehnya, tidak ada yang mencurigai ini adalah trikmu.”
“Xi Yun Cheng mati dibunuh bandit Negeri Barat, mayatnya dihanyutkan di sungai dan itu tidak ada hubungannya denganku.”
“Benarkah?”
Pangeran Ketiga Wang Jun menganggukkan kepala, sekalipun dia yakin jika apa yang dikatakan sang kakak mungkin bukan sebuah kebetulan belaka. Tuan Xuan ini sangat pandai dalam mengatur strategi perang atau pun strategi menghancurkan musuh, kubu kiri tentu bukan tandingannya. Lama terdiam dan hanya mementingkan kemenangan di medan perang. Kini dia dia kembali dengan kemenangan setelah mengalahkan Negeri Luo, dan sekarang negeri itu telah menjadi satu dengan Negeri Selatan.
“Ku dengar pesta menyambutanmu akan diselenggarakan minggu depan.”
“Ibu permaisuri yang merencanakannya.” jawab Wang Ren.
“Bukankah ini sudah jelas.” Wang Jun tersenyum miring.
“Maksudmu?”
“Ini adalah pesta pemilihan pendamping untukmu, Negeri Selatan butuh seorang permaisuri bukan. Kau bisa memilih nona-nona dari keluarga bangsawan yang sangat cantik dan terpelajar.” jawab Wang Jun, “Bahkan, putra mahkota juga telah memilih pendamping. Sayangnya nona beruntung itu cukup lemah kesehatannya, ku dengar dia sakit dan tidak bisa datang di hari penjemputan pertama.”
Wang Ren sebenarnya tidak begitu tertarik, dia pun sudah tahu jika ini adalah trik ibu suri untuk memilihkannya pendamping. Tapi dalam benak sang dewa perang, wanita hanya akan membuatnya lemah. Mereka hanya akan mengganggu dan merepotkan saja, tidak perlu ada wanita dalam hidupnya. “Siapa dia?”
“Dia adalah nona dari Jenderal Tertinggi Huang Han Su.”
Sepasang mata elang sang pangeran kedua langsung mengarah pada si adik, “Huang Ling Xi?”
“Bagaimana kau bisa tahu?” Wang Jun terkejut, “Ku pikir di dalam kepalamu hanya ada perang, perang dan perebutan kekuasaan. Ternyata ada wanita di dalamnya.”
“Tidak, aku baru saja melihatnya menyelamatkan pencuri tadi.” jawab Wang Ren tenang.
“Kau juga melihatnya kakak? Sangat tidak disangka, gadis pembuat onar itu mendapatkan perhatian darimu.” jawab Wang Jun sambil tersenyum penuh arti, “Tapi bukan dia, Huang Jian Ying, kakaknya justru terpilih sebagai pendamping putra mahkota.”
Wang Ren hanya menganggukkan kepala, tidak begitu peduli pada apa yang terjadi di dalam istana. Dia kembali hanya sesekali, itu pun karena perintah dari kaisar. Jika saja tidak ada perintah untuk kembali, pasti dia sudah kembali berkelana menjaga Negeri Selatan.
Setelah kembali nanti, mungkin akan ada banyak kejutan yang diberikan untuknya.
Wang Jun adalah sumber informasi baginya, dia terpercaya melebihi saudara yang lain. Wang Jun terlihat tenang dan selalu kenakanan, tapi dia begitu cakap dan mahir dalam bela diri juga berperang. Melihat Wang Jun yang begitu bersemangat memberikan semua informasi penting kepadanya, tentu saja ada harga untuk setiap kata.
“Kau ingin apa?” tanya Wang Ren.
“Kakak ini selalu saja berterus terang!” jawab Wang Jun sambil menggaruk pelipisnya.
“Katakan!”
“Aku memang akan segera mengatakannya, tentu saja.”
Sang pangeran meminta pengawalnya untuk pergi, dia tidak akan mengusir Yu Ze karena Yu Ze hanya tunduk atas perintah Wang Ren. Setelah menghembuskan napas dalam, waktu yang ia nantikan akhirnya tiba juga. “Kakak, apa kau tidak berniat untuk mengambil tahta?”
“Kurang ajar! Jaga bicaramu, pangeran ketiga!!”
“Kakak, tunggu dulu, tenang dulu!” pangeran ketiga menyatukan telapak tangannya tanda memohon, “Ku mohon dengar dulu!”
“Aku melakukan semua ini karena mendengar usulan dari ibu.”
Sepasang mata elang Wang Ren menyipit, inilah alasan mengapa dia sangat tidak ingin ikut campur dalam urusan kekaisaran terutama dalam kekuasaan penerus tahta. “Aku tidak mau dengar, kalau ada orang yang lain yang mendengar, kita akan dicap sebagai pengkhianat putra mahkota.”
Wang Jun mengendikkan bahunya acuh, dia melipat kedua tangan sedangkan sang kakak hanya bisa menghela napas. “Putra mahkota sakit-sakitan dan tidak cakap dalam berperang, bagaimana dia bisa memimpin negeri ini. Sementara Dinasti Guo terus saja menyerang kita dari perbatasan barat, apa kakak tidak berpikir untuk menggunakan kesempatan ini?”
“Sampai kapan kakak akan puas hanya menjadi Raja Xuan? Padahal kakak jauh lebih cakap untuk memimpin negeri ini, jasamu pada negeri ini jauh lebih besar dari putra mahkota yang hanya bisa berlindung di belakang ibu suri dan kaisar.” sambung pangeran ketiga.
“Wang Jun, kita saudara kandung, tidak seharusnya berpikir untuk saling menjatuhkan.”
Pangeran ketiga menganggukan kepala, “Aku tahu, tapi ini demi kekaisaran!”
“Demi kekaisaran kau memintakan menjadi pengkhianat?”
“Kakak lihatlah lagi!” ujar Wang Jun begitu serius, “Kaisar tidak lagi bisa memimpin dengan baik, buktinya banyak negeri yang melepaskan diri, banyak negeri yang dikuasai Dinasti Guo. Kita tidak bisa tinggal diam dengan wilayah yang semakin menyempit. Putra mahkota sama sekali tidak ada pengalaman di medan perang, memimpin prajurit saja tidak bisa apalagi memimpin sebuah negara. Apakah kau pikir dia pantas kakak? Putra mahkota selalu bersembunyi di balik penyakitnya, kita yang entah hidup atau mati membela negera ini.”
“Aku tidak bisa terima!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Yaser Levi
sampai bab ini gw berharap ..bab selanjutnya ada adegan laga sengit
2024-11-22
1