Melihat pesan Hani yang mengiris hati, tanpa pikir panjang Razka segera melajukan mobilnya menuju kafe Angga. Selama di perjalanan, ia terus menghubungi Hani, namun nomornya tak aktif. Pikirannya semakin kacau.
20 menit kemudian, Razka sampai di kafe tempat Hani bekerja. Ia bergegas masuk ke dalam kafe dan mulai mencari keberadaan Hani. Angga yang baru saja kelaur dari ruangannya, memanggil Razka dan memintanya untuk masuk ke ruangannya.
“Hani tidak masuk hari ini, dia izin sakit,” ucap Angga pada temannya itu.
Mendengar keterangan Angga, Razka panik dan segera ingin menemui Hani di rumahnya. Namun, Angga segera mencegahnya, karena ada hal yang ingin disampaikan. Angga memberi tahu perihal kedatangan ibu Razka dan seorang perempuan di kafenya waktu itu.
“Ibu? Ke sini sama siapa?” Razka memastikan ucapan Angga agar tidak salah mendengar.
Seketika Razka mengingat Tasya, pasti Tasya perempuan yang Angga maksud.
Meskipun Angga sudah berjanji pada Hani untuk tidak memberi tahu Razka soal ini, tapi rasanya temannya itu perlu tahu. Angga mulai menceritakan kejadian saat ibu Razka melabrak Hani. Ibu Razka mengeluarkan kata-kata hinaanya dan meminta Hani mengganti uang yang Razka berikan.
“Gue memang belum pernah ketemu sama nyokap lo, tapi gue nggak nyangka dia bisa berbuat seperti itu. Seorang istri dari Bapak Gutama, sang pemilik perusahaan ternama. Dan lo tahu? Tabungan Hani saat itu sedang tipis, hanya tersisa sedikit setelah dia mentransfer uang ke rekening nyokap lo sebagai ganti atas uang yang lo kasih untuk ibu Hani. Intinya dia ga terima lo diporotin sama mereka. Dia jelek-jelekin Hani dan ibunya,” lanjut Angga.
Razka tercengang mendengar penjalasan Angga. Ia juga tak menyangka bahwa ibunya akan melakukan hal demikian pada perempuan yang dicintainya itu. Seketika amarahnya terpancing. Kekhawatirannya tercurahkan terhadap kondisi Hani saat ini.
“Pantas saja tadi pagi Hani mengirim pesan seperti itu,” ucap Razka lirih.
Angga juga menceritakan tentang dirinya yang akhirnya berinisiatif memberikan bonus pada Hani sebagai jalan untuk membantunya.
“Ngga, gue ganti uang bonus yang lo kasih ke Hani,” ujar Razka yang merasa tak enak pada Angga.
Angga menolak. “Ketika di luar, Hani memang milik lo, tapi saat di kafe, Hani karyawan gue, jadi gue yang bertanggung jawab atas dia. Lagi pula, Hani cukup pantas untuk mendapatkannya.”
Setelah sedikit berbincang dengan Angga, Razka memutuskan untuk segera menemui Hani di rumahnya.
###
“Loh Hani ‘kan sudah berangkat dari tadi Razka, kamu terlambat kalau mau jemput sekarang.” Jawaban Bu Sukma mengejutkan Razka.
Hani memang pamit pada ibunya akan berangkat bekerja, tetapi Angga bilang karyawannya itu tengah izin sakit.
Lalu di mana Hani? Ibunya juga tak mungkin berbohong pads Razka.
Razka kemudian berpamitan pada Bu Sukma karena ia ingin segera mencari Hani. Namun, Bu Sukma menghentikan langkah kakinya. Ternyata, di saat seperti ini, ibu kandung Hani itu masih sempat meminta uang jajan pada Razka.
Tanpa banyak bicara, Razka memberikan lembaran uang seratus ribu sebanyak 5 lembar pada Bu Sukma dan kemudian bergegas pergi dari rumahnya.
“Hani, di mana kamu? Kenapa tidak mau cerita soal ibuku? Aku harus mencarimu ke mana lagi?” galau Razka yang tak tau harus mencari kekasihnya di mana.
Di saat seperti ini, psikis Hani tentu tidak sedang baik-baik saja. Namun, dia justru pergi dari rumah dan tidak masuk kerja. Tentu, Razka begitu mengkhawatirkannya.
Tak lama, ponsel Razka berdering, panggilan dari nomor tak dikenal.
Ayun.
Ternyata Ayun yang menghubunginya, ia sengaja meminta nomor ponsel Razka dari bosnya.
“Pasti Pak Razka sedang mencari Hani ya, Pak? Saat putus dari Arya dulu, Hani juga begini. Tidak ada tempatnya di rumah untuk berduka, jadi Hani sering pergi ke tepi danau untuk sekedar merenungi masalahnya. Siapa tahu, saat ini Hani juga sedang di sana sendirian.”
Tanpa berpikir lama, setelah mendapatkan informasi dari Ayun tentang lokasi danau yang sering Hani kunjungi, Razka bergegas pergi ke sana.
25 menit perjalanan, Razka menemukan danau yang dimaksud Ayun. Ia tak pernah menemui tempat secantik ini. Danau itu memang danau buatan, tapi tempatnya begitu tenang, meskipun tidak terlalu sepi karena ada coffee shop di salah satu sudut tepi danau. Sepertinya, tempat ini memang sengaja dibuat untuk mereka yang sedang gundah gulana.
Bola matanya memutar, untuk mencari keberadaan Hani.
Dari kejauhan, bibirnya yang tertutup melebar kala ia melihat sosok perempuan yang dikenalnya, sedang duduk melamun di kursi tepi danau. Razka berlari menghampirinya. “Haniii.”
Hani menoleh. “Razka?”
Hani tampak kebingungan mengapa Razka bisa menemuinya di tempat itu. Tempat yang rahasia baginya. Ia kemudian menyeka air mata yang masih tersisa di pipi tembemnya.
Razka memandangi Hani cukup lama. Ia turut menyeka air mata di pipi Hani yang masih segar, dan kemudian memeluknya. “Maafkan ibuku.”
“Kita seharusnya tidak pernah bertemu, Razka,” ucap Hani lirih.
Razka menggeleng. “Pertemuan kita sudah diatur, dan sudah takdirnya kita untuk bersama.”
Razka kembali meminta Hani untuk berjuang bersama karena Hani tak seharusnya menghadapi semua ini sendiri dengan tak terbuka padanya.
Hani pun menanyakan mengapa Razka bisa di sini, dan apakah Razka juga telah mengetahui perihal ibunya yang menemuinya di kafe. Razka menjelaskan semuanya tanpa melibatkan nama Angga, karena Angga sudah berbaik hati membantunya. Ia hanya memberitahukan alasannya menemui Hani di sini karena informasi dari Ayun.
Hani seakan tak mau bila Razka memikirkan kesedihannya. Ia kemudian berbohong dengan mengatakan bahwa dirinya hanya sedang ingin menikmati mi dan kopi dengan tenang. Razka menoleh ke kanan, kiri, dan ke samping untuk mencari penjual mi, dan benar saja, memang ada yang menjualnya. Ternyata ada beberapa penjual makanan di sini.
Razka tersenyum gemas melihat ekspresi Hani, meski ia tahu kekasihnya itu tengah menyembunyikan perasaanya.
“Kenapa nggak ngajak-ngajak?” goda Razka.
"Memang bisa seorang CEO makan di sini?" jawab Hani berbalik menggoda Razka.
Razka semakin gemas dibuatnya.
Hani pun memesankan 2 porsi mi kuah dan 2 cangkir kopi hangat untuk mereka. Sambil menunggu pesanan datang, Razka ingin mengembalikan uang yang sudah ditrasnfer Hani. Namun, Hani menolaknya, karena ia memang tak sepantasnya menerima pemberian Razka.
“Soal tas, aku juga mau cicil ya. Aku tahu kamu bohong waktu itu,” lanjut Hani yang merasa tidak enak telah mendapatkannya dengan gratis.
Razka menghela nafas panjangnya. Ia memang sengaja berbohong saat itu karena Hani tak mungkin mau dibelikan begitu saja secara cuma-cuma. Tak ada pilihan lain baginya selain mengatakan jika ia mendapat bonus dari kantor. Razka juga menolak Hani mengembalikan uang pembelian tas kala itu.
“Anggap saja itu hadiah dari pacarmu,” bujuk Razka.
“Tapi aku tidak pernah memberimu apa-apa,” balas Hani yang merasa perannya tidak seimbang dalam hubungan ini.
Razka tersenyum. “Kehadiranmu sudah lebih dari cukup.”
Hani kembali mempermasalahkan tentang ibu Razka yang tidak suka dengannya. Ia pun tak tahu harus bagaimana meminta Razka agar menjauhinya. Sikapnya dengan Razka begitu berbeda dalam menghadapi persoalan ini, Razka justru dengan santainya mengatakan bahwa Hani akan menikah dengannya, bukan dengan ibunya. Razka juga tak peduli ibunya akan merestui mereka atau tidak.
Tak lama, pesanan mereka pun datang.
“Sering-sering dong ajak aku ke sini, jangan maunya menikmati sendirian,” goda Razka yang seakan tak mempedulikan masalah restu ibunya.
Razka juga meminta Hani untuk tidak memikirkan soal ibunya. Ia meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Ia akan selalu bersama Hani menghadapi semua ini.
###
Sementara itu, Clara yang sudah tiba di rumahnya tadi siang, mulai merasakan tak enak badan malam ini.
Sambil memijit tubuh Clara, Bu Sukma memintanya agar izin tak masuk kantor besok. Anggapnya, anak bontotnya itu pasti sedang kelelahan setelah pulang dinas. Clara membutuhkan waktu untuk istirahat sampai badannya kembali sehat.
“Tidak bisa, Bu. Dinas ya dinas, kerja tetap harus masuk,” ucap Clara lemah.
"Bagaimana mungkin aku akan izin lagi tak masuk kantor, sedangkan 3 hari ini aku sudah izin," lanjutnya dalam hati.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
pasti Clara hamil nih 🤔🤔🤔
2023-12-19
1