Razka Bukan Untukmu

“Oh, jadi AZK itu Razka. Apa jangan-jangan, Razka ini adalah Razka anaknya Om Gutama. Sial, gara-gara kesalahan aplikasi malah orang lain yang bertemu dengannya!” umpat Tasya setelah mendapatkan data pribadi Razka yang terdaftar dalam aplikasi kencan buta.

Tasya juga mulai mencari tahu siapa Hani Andara, perempuan yang memiliki nama depan yang sama dengannya. Menurutnya, karena kesamaan nama depan itu lah yang membuatnya tidak bertemu dengan Razka. Tasya seakan mengutuk si pemilik nama Hani itu.

Mimik mukanya berubah ketika mengetahui Tasya adalah pelayan kafe.

“Romance Café? Itu sih kafe biasa aku nongkrong. Penasaran yang mana sih orangnya. Ide bagus nih kalau aku langsung datang ke sana,” gumamnya penuh percaya diri.

Tasya kemudian mulai menghubungi Razka. Ia merasa Hani bukan lah saingannya, sehingga dengan yakin ia berpikir bahwa Razka tidak berlanjut ke pertemuan kedua dengan Hani. Dengan rasa bahagia ia tidak sabar ingin bertemu Razka.

Hingga panggilan kedua, Razka tak juga mengangkat panggilan telepon dari Tasya.

“Halo,” sapa Tasya setelah panggilan ketiganya diangkat.

“Ya?” jawab Razka singkat.

Tanpa basa basi, Tasya langsung memperkenalkan diri bahwa ia adalah pengguna aplikasi kencan buta yang seharusnya bertemu dengannya. Namun, karena adanya kesalahan dari pihak aplikasi, membuatnya tak berkencan dengan Razka. Tasya pun mengungkapkan tujuannya menghubungi Razka agar mereka bisa saling bertemu.

Razka yang sudah mengetahui adanya kekeliruan ini, tak mau ambil pusing dan memilih memblokir pesan dari pihak aplikasi. Ia tak peduli dengan kesalahan pencocokan ini karena sudah merasa nyaman dengan Hani. Razka pun menolak bertemu dengan Tasya. Sejujurnya, Razka juga telah menyelidiki siapa Tasya yang seharusnya bertemu dengannya saat kencan buta. Setelah mengetahui Tasya adalah CEO dari perusahaan milik ayahnya, Razka sama sekali tak berminat.

Tasya tak berhenti berjuang. Ia terus meminta Razka untuk bertemu, hingga Razka mematikan panggilan teleponnya dan memblokir nomor Tasya. Tasya tidak terima dengan perlakuan Razka yang menolak dirinya. Tasya lalu mengirim pesan di sosial media Razka bahwa ia tak akan berhenti meminta Razka untuk bertemu, karena memang seharusnya begitu.

Setelah adanya penolakan itu, Tasya mulai menyelidiki Razka. Ia ingin tahu apakah Razka menolak dirinya karena Hani, atau karena hal lain. Sungguh ia akan merasa hina bila ternyata Hani lah penyebabnya.

###

“Terima kasih ya, Mas, hadiahnya. Aku belum pernah mendapat hadiah perhiasan seperti ini,” ucap Clara manja.

Rudi membelai kekasihnya itu dengan lembut. “Terima kasih juga untuk malam ini, sampai jumpa besok di kantor.”

Rudi kemudian meninggalkan Clara sendiri di kamar apartemen yang menjadi saksi kemesraan mereka.

Clara terus memandangi kalung pemberian Rudi. Sungguh cantik dan manis. Ia merasa tak sia-sia jika harus berkorban sejauh ini, jika imbalannya setimpal. “Ternyata jadi simpanan atasan enak juga,” gumamnya lirih sembari tertawa kecil.

Clara segera megenakan jaket dan maskernya kemudian bergegas keluar dari apartemen Rudi yang sengaja dijadikan tempat mereka bercinta.

Saat Clara keluar dari unit apartemen, tampak seorang pria mengamatinya. Pria itu seperti mengingat-ingat siapa Clara. Karena tak berhasil mengingatnya, ia berlalu memasuki unitnya.

###

Semenjak pikirannya terganggu oleh identitas Razka yang sedang dicari tahunya, Hani kembali melihat-melihat riwayat pendaftarannya di aplikasi. Hani membuka email dan lumayan terkejut setelah melihat banyaknya pesan masuk dari Soulmate App. Ia kemudian membuka satu per satu kotak masuk.

Setelah dibaca dan dipahami, Hani mulai mencium kebenaran akan dugaannya, bahwa Razka bukan lah orang yang seharusnya bertemu dengannya. Namanya tertukar dengan seorang perempuan bernama Hani Anastasya. Hani melihat profil perempuan itu yang menampilkan wajahnya. Ia terpukau akan kesempurnaannya. Seketika, nyalinya menciut dan merasa dia lah yang lebih pantas bersanding dengan Razka.

“Berarti benar, Razka bukan lah pria yang sesuai dengan kriteria yang ia inginkan. Lalu siapa dia sebenarnya? Apakah dia anak orang kaya?” Pikiran-pikiran itu mulai meracuni otaknya.

Hani semakin dibuat bingung harus bagaimana. Di satu sisi ia sudah terlanjur nyaman dengan Razka, di satu sisi ia kecewa karena ternyata mereka dipertemukan karena kesalahan. Ia merasa bersalah pada Hani Anastasya karena seharusnya ia yang ditemui oleh Razka.

Hani kemudian menghubungi Razka untuk menanyakan apakah ia mengetahui kekeliruan yang terjadi.

“Aku sudah tahu, tapi biarlah, Han. Abaikan saja. Toh kalau pun aku bertemu dengannya, belum tentu akan cocok seperti aku bertemu denganmu.”

Jawaban Razka sesungguhnya membuatnya semakin bingung. Antara ia terharu karena Razka lebih memilih dirinya yang kalah jauh dengan Hani Anastasya, atau karena sudah terlanjur bertemu sehingga membuat Razka tak enak hati jika tiba-tiba meninggalkannya. Ingin rasanya ia menjauhi Razka, namun ia masih ingin mengetahui siapa Razka sesungguhnya.

Hani pun memutuskan untuk mengabaikan persoalan ini, seperti ucapan Razka.

###

Setelah mengetahui kesalahan saat itu, Razka tetap seperti Razka yang Hani temui pertama kali. Tidak ada yang berubah darinya. Razka masih sering meminta bertemu di sela-sela hari libur mereka. Razka bahkan meminta Hani untuk tidak lagi membahas soal Hani Anastasya.

“Aku tidak suka denga tipikal perempuan seperti itu. Aku lebih suka perempuan yang sederhana, tidak suka yang terlalu glamor seperti dia,” ujar Razka yang membuat Hani berpikir bahwa Razka seperti tidak berkaca.

Hani hanya diam tak menanggapi ucapan Razka. Kali ini, Hani mulai memperhatikan tingkah Razka, siapa tahu, ia bisa menemukan jawabannya. Hani kemudian ingin menanyakan tentang pertemuannya dengan bosnya, Angga.

“Kamu kenal sama Pak Angga?” tanya Hani yang membuat Razka tersedak.

“Sebatas rekan kerja,” jawab Razka singkat karena tak ingin salah bicara.

“Setau aku, Pak Angga itu punya banyak teman sesama bos-bos gitu,” lanjut Hani membuat Razka semakin kebingungan.

Razka kembali mengulangi jawabannya bahwa ia dan Angga hanya bertemu karena pekerjaan, meskipun terasa aneh bagi Hani karena jelas-jelas Razka tampak begitu akrab dengan bosnya itu.

Di tengah obrolannya, ponsel Hani berdering tanda ada panggilan telepon yang masuk. Clara memanggilnya. Razka tak sengaja melihat wajah Clara di foto profil yang tertera di ponsel Hani. Seketika ia menyadari bahwa perempuan yang ditemuinya di apartemen adalah adik Hani. Sekilas, Hani memang sempat menunjukkan foto Clara saat awal-awal mereka berkencan.

Selesai melakukan panggilan telepon, Razka menyeletuk pada Hani. “Adik kamu masih sama mantan pacar kamu itu?”

Hani menjawab pertanyaan Razka dengan ketus. “Kenapa? Kalau sudah putus mau ngantri?”

Razka hanya tersenyum kecil. “Lebih suka sama kakaknya, hmmm.”

Pipi Hani merona tanpa ia sadari.

Di sudut kafe, tampak seorang perempuan sedang memperhatikan Razka dan Hani. Perempuan itu kemudian memanggil dan terlihat berbicara sesuatu memberikan instruksi pada salah seorang pelayan kafe. Pelayan tersebut kemudian menghampiri meja Hani dan Razka.

“Sore, Kak. Saya mau izin menawaran obat diet, ini ampuh banget loh kak. Sudah banyak yang mencoba dan berhasil. Tidak hanya membuat langsing, namun juga memberikan kecantikan yang luar biasa pada kulit tubuh.”

...****************...

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

jngn mau Hani

2023-12-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!