Mulai Terbongkar

“Jadi kamu mau mulai berkomitmen sekarang?” tawar Razka pada Hani setelah ia mengungkapkan perasaannya.

Hani terdiam. Ia masih meragukan soal hubungan mereka ke depannya. “Aku takut.”

Razka terus meyakinkan Hani agar mau memperjuangkan hubungan mereka sama-sama. Meskipun sang ibu meminta Razka untuk mencoba dekat dengan Tasya, namun Razka enggan untuk melakukannya. Razka juga tidak menceritakan tentang pertemuan keluarganya dengan keluarga Tasya.

Sejujurnya, di hati Hani masih ada keraguan untuk memulai. Namun bagaimana pun juga, hatinya sudah jatuh pada pria tampan di sampingnya itu. Akhirnya ia menerima perasaan Razka dan mulai hari ini, mereka resmi berpacaran. Hani kemudian meminta Razka untuk mengantarnya pulang.

Saat di mobil Razka teringat tentang Clara, ia menceritakan apa yang pernah dilihatnya dan menanyakannya hal ini pada Hani tentang kebenaran hal itu.

“Aku udah yakin kalau Clara pasti mengambil jalan pintas. Dengan kesempurnaan fisiknya, ia dengan mudah mendapatkan apa yang dia mau. Tapi aku enggan membicarakan ini sama ibu, karena dia pasti tetap memihak Clara dan mengatakan kalau aku hanya iri,” jawab Hani tak bersemangat.

Di satu sisi, Hani ingin menunjukkan sikapnya sebagai seorang kakak yang baik, namun di sisi lain, ia tahu bahwa menegur Clara tidak akan ada gunanya, apalagi memberi tahu sang ibu, hanya akan menyakiti dirinya sendiri.

“Tapi nanti coba aku bicara sama Clara dan ibu, bagaimana pun responnya,” lanjut Hani pasrah.

Membahas tentang ibunya, Hani meminta Razka untuk tidak memberikan hadiah apa pun apalagi uang pada ibunya. Ia takut jika sang ibu akan merasa dimanja dan akan meminta untuk seterusnya. Razka pun mengiyakan permintaan kekasihnya itu.

Setibanya di rumah, Bu Sukma sudah menunggu kehadiran mereka. Saat mereka baru turun dari mobil, ibu Hani itu menghampiri Razka hanya untuk menagih tas yang mereka bicarakan tadi. Seketika, Hani menegur sang ibu untuk tidak meminta dibelikan apa pun oleh Razka.

“Apa sih kamu, Han. Ibu tidak minta kamu, tapi ibu minta sama Razka,” ucap Bu Sukma memasang muka penjilat.

Hani meminta Razka segera pulang dan tak mengindahkan sang ibu.

“Kalau kamu tidak mau membelikan ibu tas, ibu tidak mau merestui hubungan kamu sama Hani,” sahut ibu Hani membuat Hani tak kuasa menahan emosinya.

Razka memberikan kode pada Hani agar ia lebih sabar menghadapi ibunya. “Karena Razka tidak tahu tas seperti apa yang ibu mau, jadi Razka transfer uang aja ya, Bu. Nanti Ibu beli sendiri tasnya.”

Bu Sukma mengangguk puas. “Harganya 2 juta!”

“Ibu! Tas apa seharga 2 juta! Jangan meminta yang mahal!” tegur Hani.

Razka kembali meminta Hani untuk tak marah pada ibunya, kemudian ia meminta nomor rekening Bu Sukma.

Tak ada 5 menit, notifikasi uang masuk senilai 2 juta sudah diterima Bu Sukma. “Terima kasih ya, Razka, kamu baik sekali. Tidak seperti si Arya itu, tidak pernah memberikan ibu apa-apa. Sama Clara pun juga dia cuma bisa marah-marah.”

Hani menegur dan mengingatkan ibunya untuk sekali ini saja meminta pada Razka. “Ini pertama dan terakhir kalinya ibu meminta-minta pada Razka. Kita tidak peduli mau ibu mengancam seperti apa pun!”

Dari jauh, terlihat seorang perempuan yang sama, kembali merekam kejadian yang dilihatnya di rumah Hani.

###

Malam hari, Hani memanggil sang adik untuk membicarakan tentang hubungan terlarangnya dengan atasan Clara.

“Kakak punya bukti? Jangan asal tuduh dong! Kakak iri ‘kan?” sanggah Clara menyembunyikan fakta.

Hani meminta adiknya untuk mengaku dan memutuskan hubungan dengan atasannya sebelum semuanya semakin jauh dan terlambat. “Dia punya anak dan istri, apa kamu tidak berpikir sampai di situ? Bagaimana perasaan mereka kalau tahu suaminya selingkuh dengan perempuan lain? Sadar kita ini siapa, sebelum mereka memaki-maki kamu, lebih baik kamu mundur!”

“Kakak tidak percaya pada kemampuan Clara? Kakak kalau iri jangan begini dong, kita itu keluarga, harus saling dukung!” Clara semakin menyanggah ucapan Hani.

Hani kembali mengingatkan jika semuanya sudah berjalan terlalu jauh, maka Clara yang akan merugi. Ia juga mengingatkan sang adik untuk mencari rezeki dengan cara yang halal, tidak melanggar apa pun, dan menyakiti siapa pun. Sebelum semuanya terlambat, Clara harus sudah mengakhirnya, jika tidak, masa depan Clara taruhannya.

Tanpa sopan santun, Clara meninggalkan Hani dan meminta untuk tidak ikut campur terhadap hidupnya.

“Urus aja badan Kakak yang gempal itu!” teriak Clara sembari masuk ke dalam kamarnya.

Hani hanya bisa menghela nafas panjang.

Sementara itu, sang ibu yang sedari tadi siang tak terlihat, membuka pintu rumah dengan membawa kantong belanja.

“Ibu dari mana?” tanya Hani pada ibunya yang baru tiba.

Bu Sukma menceritakan bahwa seharian ini dirinya menghabiskan waktu untuk berbelanja. Membeli baju dan banyak makanan, juga tas yang dibelinya di pasar. Ia memamerkan pada Hani hasil belanjanya.

Hani mengambil tas yang dibeli ibunya. “Ibu minta uang Razka 2 juta untuk beli tas, tapi ibu beli tas seharga 200 ribu?”

“Suka suka ibu dong mau untuk apa uang dari Razka. Yang penting ‘kan ibu tetap beli tas. Lagian buat apa 2 juta dihabiskan semua untuk beli tas, mending untuk beli camilan buat teman nonton televisi, juga buat beli baju untuk gonta-ganti, biar waktu arisan besok penampilan Ibu cetar membahana,” ucapnya bangga.

Hani tak terima dengan sikap ibunya yang menghambur-hamburkan uang Razka. Mengingat, Hani adalah orang yang sangat bijak dalam menggunakan uang, karena ia tahu betapa sulitnya mencari uang. Hani menjadi tak tega pada Razka karena hasil kerja kerasnya dibuat mainan oleh sang ibu.

Hani kembali menegur ibunya agar tak lagi meminta uang pada Razka, dan mengancam akan pergi dari rumah.

###

“Kok tugas dinasnya dadakan sih, Mas?” tanya Sonya, istri Rudi sembari membantu suaminya mengemasi pakaian untuk pergi dinas selama 3 hari di luar kota.

“Kamu tau ‘kan kalau bosku memang begitu, suka seenaknya sendiri menyuruh-nyuruh,” jawab Rudi dengan tampang polosnya.

Rudi kemudian berpamitan pada istrinya setelah memasukkan tas besarnya ke dalam bagasi mobil dan mulai mengemudikan mobilnya.

Sonya memandangi mobil suaminya yang mulai bergerak menjauh dari pandangannya. Hatinya mulai merasa tak tenang. Tak biasanya begini, namun, akhir-akhir ini memang ada yang aneh dengan perasaannya, entah apa yang sebenarnya terjadi di luar sana.

Ia kemudian masuk ke dalam rumahnya dan kembali ke kamar.  Ada satu benda yang sedikit menonjol di laci, yang mencuri perhatiannya. Ia mengambil benda tersebut dan mengamatinya dengan seksama.

“Paket siapa ini? Tulisannya benar untuk Mas Rudi, tapi kok alamatnya di apartemen ya? Apa Mas Rudi titip paketnya di apartemen temannya?”

...****************...

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

nanti ibunya Razka gak setuju kl Razka sama Hani

2023-12-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!