Menerima Takdir

Karena semalam Hani pulang terlambat, ia tak sempat membahas soal perselingkuhan adiknya kemarin siang. Ia akan membahas hari ini saat mendapat jatah libur dari kafe. Hani pun mengadukan hal ini pada ibunya akan perilaku sang adik.

Bukan pembelaan yang ia dapat, justru sakit hati yang kembali ia terima.

“Wajar saja kalau Arya suka sama adik kamu, dia lebih cantik, lebih bagus badannya. Ibu ‘kan sudah mengingatkan kamu, contoh adikmu. Zaman sekarang itu, akan lebih mudah mendapat pekerjaan bahkan pasangan kalau kitanya sempurna. Lihat, adikmu bisa kerja kantoran, dari pada kamu, cuma jadi pelayan kafe. Kalau ditanya orang, masih lebih bergengsi pekerjaan Clara,” respon Bu Sukma, ibu Hani.

Hani masih ingin terus berdebat pada ibunya karena tak suka jika ibunya membenarkan hal buruk ini.

“Han, dunia ini keras, hidup kamu akan lebih mudah jika kamu cantik, langsing, dan sempurna. Putih saja tidak cukup, diet, dan mulai rawat tubuhmu,” lanjut sang ibu.

Hani membantah jika ia tak akan bisa melakukan perawatan, karena uang gajinya sudah habis untuk sedikit menabung, biaya hidup sehari-harinya, dan untuk jatah bulanan ibunya.

“Clara juga kerja, Bu, tapi ibu hanya minta sama Hani. Jelas saja gaji Clara bisa lebih banyak sisanya untuk rutin melakukan perawatan, makan dan jajannya aja juga kadang masih minta Hani,” jutek Hani seraya pergi meninggalkan ibunya.

“Setelah ayahmu meninggal, anak pertama wajib memberi nafkah, Han!” teriak ibunya kencang.

Sementara itu, Clara keluar dari kamarnya dan sudah bersiap untuk olahraga pagi bersama Arya yang baru saja tiba di rumahnya.

“Hai, tunggu ya aku pamit ibu dulu,” ujar Clara yang membukakan pintu untuk Arya.

Hani yang mengetahui kehadiran Arya, hanya melihatnya sekilas dan tak ingin lagi peduli padanya.

Arya memanggil Hani untuk meminta maaf padanya. “Han, aku minta maaf. Aku tidak bisa mengendalikan perasaanku pada Clara. Aku harap kita tidak bermusuhan.”

Hani hanya tersenyum ramah mendengar ucapan mantan pacarnya itu seraya berlalu meninggalkannya.

“Makanya, cari suami kaya raya, minimal sekaya Arya biar nggak mikirin dia terus. Arya cintanya sama Clara, kamu harus ikhlas,” sahut ibunya.

Hani kemudian masuk ke dalam kamarnya dan mengeluaran air mata yang sedari kemarin ditahannya. Seburuk itukah dirinya hingga diperlakukan seperti ini oleh keluarganya sendiri? Dari kecil, adiknya memang lebih disayang oleh ibunya hanya karena Clara tumbuh menjadi perempuan sesuai harapan sang ibu.

###

Keesokan harinya di kafe, Ayun kembali membahas tentang perselingkuhan adik dan mantan pacar Hani. Ayun dibuat gemas akan cerita Hani yang menceritakan bahwa tidak adanya penyesalan dari mereka. Mereka justru cuek dan bertingkah seolah sah-sah saja apa yang mereka lakukan.

Ayun yang sudah mengetahui perlakuan ibu Hani, dibuat tak habis pikir mengapa bisa ada seorang ibu kandung yang seperti itu. Seorang ibu yang dimabuk harta duniawi. Memiliki 2 anak namun hanya anak sulungnya saja yang diberi beban.

“Kalau begitu cari suami kaya raya dan tinggalkan mereka yang hanya mau uangmu saja!” tegas Ayun.

Ia kemudian memberikan saran pada Hani untuk memasang aplikasi kencan buta di ponselnya, dan mulai mendaftar di sana.

“Ha? Gak ah, aku takut ketipu kalau berkenalan di sosial media. Fotonya gimana aslinya gimana. Yun, aku memang ingin menikah seperti maunya ibu, tapi tidak dengan asal pilih orang dong, apalagi milihnya di aplikasi,” ucap Hani polos.

“Aplikasi Soulmate App bukan aplikasi yang seperti itu, kamu hanya perlu menuliskan dirimu seperti apa dan kamu mau calon yang bagaimana. Nanti mereka akan mencocokkan kepribadian dan keinginan kalian lalu mereka akan mempertemukan kalian. Tidak mau pasang foto juga tidak apa-apa, kalau tidak cocok ya tidak masalah, namanya juga usaha. Aku dan suamiku juga bertemu di sana, hanya berselang 2 bulan lalu kita menikah. Sudah 1 tahun dan kita masih langgeng jarang sekali bertengkar, walaupun aku belum hamil juga. Tapi dia baik dan tidak pernah menuntutku macam-macam,” jawab Ayu yakin.

Hani tampak goyah dengan prinsipnya yang dari awal tak berminat mencari pasangan dari aplikasi, setelah mendengar testimoni dan penjelasan dari teman baiknya itu. Di satu sisi, ia juga ingin menikah agar bisa segera pergi meninggalkan ibu dan adiknya. Hani pun mengikuti arahan Ayun untuk mendaftar di aplikasi tersebut.

“Pendaftaran berhasil!”

###

Sementara itu, di kantor aplikasi kencan buta Soulmate App, tiba-tiba terjadi keributan.

“Data kita diretas. Semua data yang masuk tiba-tiba tidak sinkron. Amankan yang masih tersisa, dan konfirmasikan pada bagian IT,” intruksi manajer aplikasi.

Seluruh karyawan tampak sibuk bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing dalam menghadapi masalah ini. Peretasan bukan masalah yang awam bagi perusahana berbasis teknologi. Setelah 1 jam berkutat di depan laptop, seorang karyawan IT memberikan sarannya pada manajer.

“Pak, data yang masih terselamatkan, kita tetap proses saja untuk mempertahankan kredibiltas perusahaan. Seperti yang pernah kita lakukan dulu, dengan melakukan pencocokan manual. Sistem masih coba dipulihkan, sehingga pencocokan oleh sistem belum bisa dilakukan. Sedangkan, pendaftar yang masuk sudah banyak yang mengantri. Padahal, aplikasi kita bisa unggul karena terkenal cepat dan akurat dalam pemrosesan data pencocokan.”

Manajer meyetujui saran dari karyawan IT untuk dilakukan pencocokan manual. Ia pun menugaskan seluruh karyawannya untuk segera melakukannya dengan cepat, tepat dan minim kesalahan. “Jangan sampai keliru!”

###

1 minggu kemudian, Hani mendapat email dari aplikasi kencan buta yang ia ikuti. Aplikasi sudah berhasil menemukan seorang pria yang sesuai dengan kriteria Hani. Dalam email tersebut diinformasikan terkait nama pengguna, usia, pekerjaan, dan kepribadian singkatnya.

Hani kemudian melakukan konfirmasi kehadiran untuk pertemuan pertama mereka, di tempat dan waktu yang sudah ditentukan. Tempat yang disediakan oleh pihak aplikasi adalah di salah satu restoran mewah. Seluruh biaya ditanggung pihak aplikasi, sebagai salah satu fasilitas yang diunggulkan. Tentunya, keamanan pengguna aplikasi juga diutamakan, andai salah satu pihak mencoba berbuat kriminal.

Dengan pakaian terbaiknya, Hani mempersiakan dirinya sebaik mungkin, meskipun ia tak banyak memiliki koleksi baju, tas dan sepatu.

Dengan dijemput sopir yang ditugaskan oleh pihak aplikasi yang juga merupakan bagian dari fasilitas mereka, Hani berangkat menuju restoran. Perasaannya tak menentu, takut, resah, cemas, dan bahagia menjadi satu, terlebih jika ternyata pria itu cocok dengannya. Keinginan untuk segera menikah dan meninggalkan ibu juga adiknya semakin membentuk keberaniannya untuk segera bertemu dengan calon pasangannya.

Setibanya di restoran, ia diarahkan menuju meja yang sudah direservasi untuknya.

Tak lama, seorang pria dengan lengan kemeja yang digulung dan celana bahan, menghampiri mejanya. Sekian detik Hani membeku, terpukau akan ketampanan pria tersebut. Namun, ada keresahan yang menyelimuti batinnya kala menatap pria itu karena merasa tak seimbang dengan penampilannya. Hani yang merasa baru pertama kali bertemu dengannya, seakan tak asing dengan perawakan pria itu. Ia berusaha mengingat-ingat, namun tak berhasil juga.

“Hani?”

...****************...

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

jadi penasaran nih

2023-12-19

1

Lylia07

Lylia07

wah bikin penasaran aja sih 😭

2023-10-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!