Permintaan Hani

Tak ada pilihan lain bagi Razka, selain memenuhi permintaan Hani untuk menemui Tasya. Ia yakin perubahan sikap Hani padanya hingga permintaan untuk menemui Tasya adalah karena teror Tasya terhadap Hani. Setidaknya, setelah ini Hani bisa yakin bahwa tak akan ada yang berubah dari Razka setelah bertemu Tasya.

Razka yang sudah membuka blokir nomor ponsel Tasya, mengajaknya bertemu malam ini di sebuah restoran mewah. Tidak ada perasaan yang menonjol dari Razka selain malas. Berbeda dengan Tasya yang menyambut pertemuan ini dengan begitu bahagianya.

Dengan mengenakan pakaian terbaiknya, sepatu, tas, dan jam tangan mahalnya, Tasya turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam restoran menuju meja reservasi.

“Malam, saya sudah reservasi atas Nama Hani Anastasya di meja VVIP," ucap Tasya lembut pada petugas resepsionis.

Setelah konfirmasi kedatangan diterima, salah seorang pelayan restoran mengantar Tasya menuju meja yang sudah dipesannya.

Tasya merapikan kembali penampilannya sembari menunggu Razka. Tak lama, seorang pria tampan berdiri di hadapannya. Pria bermimik datar itu membuat mata Tasya terbelalak tak berkedip sedetik pun.

Tasya yang masih mengagumi ketampanan Razka, tak menyadari belum mempersilakannya duduk, hingga Razka duduk tanpa diminta.

“Hai, terima kasih sudah mau menemui aku,” ujar Tasya lembut bak wanita berkelas yang elegan.

“Anggap saja ini adalah kencan buta kita karena dipasangkan oleh aplikasi,” jawab Razka datar.

Tasya tersenyum puas. Mereka kemudian memesan menu dan mengobrol. Meskipun, Tasya yang lebih mendominasi obrolan mereka, karena Razka tak begitu antusias dengan pertemuan ini.

Razka juga mengingatkan Tasya tentang hak pengguna aplikasi kencan buta untuk tidak melanjutkan ke pertemuan kedua.

“Jadi, kalau aku tidak cocok denganmu, jangan lagi memaksaku untuk menemuimu,” tegas Razka.

Tasya yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, seakan membantah perkiraan Razka. Ia yakin Razka akan cocok dengannya dan ingin bertemu untuk yang kedua kalinya. Tasya juga membahas tentang orang tuanya yang mengenal orang tua Razka karena mereka memiliki perusahaan di bidang yang sama.

Wanita berparas ayu itu pun dengan optimis akan berjodoh dengan Razka, dengan didukung penuh oleh keluarga mereka. Tasya juga sempat menyinggung soal Hani yang tak setara dengan Razka, sehingga akan kecil kemungkinannya mereka bisa bersatu. Tak lupa, Tasya kembali mengungkit fisik dan penampilan Hani yang semakin memperburuk status sosialnya.

Mendengar ucapan Tasya, Razka tak terima. Dugaannya benar bahwa perempuan di hadapannya itu tak baik untuknya. Begitu sombongnya Tasya membanggakan dirinya hanya karena status sosialnya yang tinggi, dan merendahkan manusia lain.

“Kalau ayahmu tak punya perusahaan sebesar itu, apa kamu bisa memiliki apa yang kamu miliki saat ini?” sahut Razka yang mulai geram dengan tingkah Tasya.

“Razka, mungkin karena fisik aku sempurna, banyak orang yang meremehkan aku. Kamu adalah orang kesekian yang mengatakan itu. Mereka pikir, aku hanya bisa dandan, belanja, dan menghabiskan uang. Tanpa mereka tahu, aku lulusan S2 Aussie dan S1 aku juga di universitas terbaik dalam negri. Aku bahkan sudah berhasil menyeleseikan beberapa proyek kerja perusahaan ayahku,” pamer Tasya.

Razka tersenyum kecut. “Hanya itu?”

Raut muka Tasya mulai tidak paham apa maksud Razka.

“Kamu tahu, ajang ratu kecantikan dunia saja mempunyai 3 kriteria utama. Otak yang pintar, kecantikan luar dalam, dan tingkah laku yang baik. Aku rasa kamu hanya memenuhi 1,5 dari ke 3 kriteria itu,” tutur Razka lantang.

Tasnya memasang mimik yang semakin kebingungan mendengar perkataan Razka.

“Kamu mungkin pintar, dan kamu cantik, tapi buatku kecantikan kamu hanya di luarnya saja, jadi aku menilai 1,5, sedangkan 0.5 nya karena kamu tidak memiliki kecantikan di dalam hatimu. Dan yang 1 lagi, kamu tidak memiliki tingkah laku yang baik. Kamu suka merendahkan orang lain hanya karena faktor fisik dan ekonomi. Kamu merasa menjadi manusia paling sempurna dan semua pria akan menyukaimu, tapi tidak dengan aku!” lanjut Razka membuat Tasya tertegun kecewa.

Razka juga menjelaskan betapa soal penampilan sangat bisa diubah, dan masalah ekonomi juga tidak pernah masuk dalam kriteria pencarian bakat apa pun, tapi tingkah laku bersifat mutlak di setiap tempat, waktu, dan acara apa pun akan selalu dibutuhkan. Jika dibandingkan dengan Hani, Tasya kalah jauh darinya. Bagi Razka, Hani memiliki poin yang lebih banyak, karena ia cantik luar dan dalam, serta memiliki tingkah laku yang baik dan hebat. Untuk masalah ekonomi, ia juga pekerja keras yang bertanggung jawab.

“Dia ‘kan perempuan, menjadi subjek yang akan dinafkahi, tinggal cari suami kaya, masalahnya sudah beres. Sedangkan kamu? Punya peer yang begitu banyak dan akan lebih sulit diubah. Jadi sebenarnya, kamu lah yang memiliki masalah paling banyak,” jelas Razka tertawa puas melihat muka datar Tasya yang mulai menahan kesalnya.

Raska juga menyatakan alasannya mengapa ia mengabaikan pesan masuk dari aplikasi karena kesalahan pencocokan, justru karena dengan kesalahan itu lah ia bertemu Hani. Kalau tak ada kesalahan data, mungkin sampai saat ini ia akan tetap kesulitan mencari jodoh. “Kadang, Tuhan mempertemukan jodoh kita dengan kekeliruan manusia, agar kita yakin bahwa segala yang menjadi kehendakNya adalah pasti terjadi, sekali pun manusia merecokinya.”

Tasya masih terdiam tak mampu membalas ucapan Razka yang mengecewakan hatinya. Berbeda dengan Razka yang menikmati makannya kemudian segera berpamitan pada Tasya. Sekali lagi, Razka mengingatkan Tasya bahwa kalau pun ia tidak bertemu dengan Hani sebelumnya, pertemuan pertamanya dengan Tasya tidak akan menimbulkan pertemuan berikutnya.

“Razka, Razka, tunggu! Kita belum selesai!” Tasya  memanggil Razka yang berlalu pergi meninggalkannya.

Ia tak menyangka, makan malam yang dibayangkan indah menjadi malam yang menyebalkan untuknya.

###

Razka kembali pulang ke apartemennya dengan perasaan puas telah mengultimatum Tasya. Sudah 1 tahun ini, Razka memutuskan tinggal sendiri di apartemen. Baginya, pikirannya selalu tenang bila ia hidup sendiri, tidak bersama ayah ibunya yang kerap kali menanyakan kapan ia akan menikah, mengingat umurnya yang sudah lewat 30 tahun. Bahkan, kini hidupnya terasa lebih bebas setelah selama hidupnya dihabiskan untuk menempuh pendidikan dan bekerja. Sejak berusia 22 tahun, ia memang sudah berhasil menyeleseikan pendidikan S2 nya di Inggris, dan langsung bekerja di perusaahan milik ayahnya saat itu.

Apalagi, semenjak bertemu dengan Hani, hidupnya semakin terasa nyata, dan lebih mudah bahagia, juga tidak mudah stress memikirkan beban pekerjaannya.

Ketika memasuki lift apartemen, tak segaja ia kembali bertemu Clara dengan seorang pria. Razka belum sempat menanyakan kepada Hani apakah Clara tinggal di apartemen atau hanya singgah. Tampaknya, apartemen ini milik pria yang sedang bersama adik kandung Hani itu.

Mereka tak sungkan menunjukkan kemesraan, meskipun hanya ada Razka di sana. Keluar lift, mereka bahkan seakan tak peduli dengan Razka yang berjalan di belakang mereka. Dengan serunya mereka tertawa-tawa sambil berciuman mulai dari keluar lift, berjalan menyusui lorong, hingga masuk ke unit mereka yang hanya berjarak 3 unit dari unit Razka.

Razka yang sengaja berjalan pelan mengikuti mereka, tak sengaja mendengar percakapan mereka saat membuka pintu unitnya.

“Makasih ya, Mas, kamu hebat, aku bahagia bisa di posisi saat ini!”

...****************...

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

Citra benar" jalang donk

2023-12-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!