Malam ini adalah malam pertama Razka mengajak Hani makan malam dengan status baru. Meski Hani masih merasa ragu, namun ia berusaha menikmati kencannya malam ini. Entah karena mereka sudah nyaman satu sama lain atau memang karena merasa memiliki frekuensi yang sama, sehingga seakan tak pernah kehabisan bahan pembicaraan.
Dari mulai membahas tentang Clara adik Hani, hingga pendidikan dan jabatan Razka sebagai CEO di kantor ayahnya.
“Jadi, kamu udah berapa lama kerja di perusahaan ayah kamu, dan mulai kapan jadi CEO?” tanya Hani ingin tahu tentang kehidupan Razka sebelum bertemu dengannya.
“Aku bergabung dengan perusahan ayah sudah sekitar 8 tahun, dan baru sekitar 2 tahun terakhir ini aku menjabat menjadi CEO. Karena pertama kali aku masuk kantor mulai dari staf biasa,” jelas Razka.
“Wow! Kamu kuliahnya sebentar ya?” lanjut Hani.
Razka mulai menceritakan tentang awal mula kuliahnya yang hanya menempuh 3.5 tahun untuk mengejar sarjana. Kemudian, ia melanjutkan kuliah mengejar program master di Inggris selama 1 tahun lamanya. Razka bergabung dengan perusahaan ayahnya sekitar umur 22 tahun.
Hani seketika memberikan tepuk tangan meriahnya. “Hebat! Tapi kok mau sama aku?”
Razka terdiam memandangi wajah kekasihnya itu. Mungkin sudah kesekian kalinya ia menjelaskan pada Hani bahwa ia tidak pernah melihat seseorang hanya dari pendidikan dan pekerjaannya. Terlebih lagi, ia hanya menjatuhkan hatinya pada perempuan yang bisa membuatnya nyaman dan bahagia. Tak peduli bagaimana latar belakangnya.
Mungkin ini jawaban yang menenangkan bagi Hani, namun ada ketakutan tersendiri yang ia rasakan. Ketakutan akan tantangan hubungan mereka ke depannya. Yang ia tahu, pentingnya memilih pasangan yang setara adalah salah satunya agar tidak timpang dalam banyak hal.
“Jangan pernah memikirkan yang belum tentu terjadi. Sekali pun itu terjadi, ada aku yang akan selalu bersamamu.” Razka meyakinkan Hani akan janji pengorbanannya pada hubungan mereka.
###
“Apa? Jadi dia sudah berani meminta uang pada Razka? Sudah jelas orang-orang seperti mereka itu hanya menginginkan uang!” ibu Razka marah saat diperlihatkan video rekaman oleh Tasya.
Melihat kemarahan ibu Razka, Tasnya semakin memperkeruh keadaan. Ia justru mengomporinya agar semakin memandang buruk keluarga Hani. Tasya juga telah menceritakan tentang kehidupan Hani bahkan juga tempat kerjanya, pada ibu Razka.
“Beri peringatan pada perempuan itu. Tante tidak terima Razka diperlakukan seperti itu oleh mereka. Antar Tante ke sana besok!” titah ibu Razka pada Tasya untuk menemui Hani.
Seakan tanpa harus melakukan usaha yang lebih, Tasya yakin Razka dan Hani tidak akan pernah bisa bersama.
Keesokan harinya, Tasya bersama ibu Razka mendatangi kafe tempat Hani bekerja. Tanpa basa-basi, mereka langsung mencari Hani dengan meminta tolong salah seorang pelayan kafe yang mereka temui. Ayun, yang kebetulan diminta bantuan untuk memanggil Hani, segera melakukan mandatnya.
“Han, Han, gawat! Ada emak-emak sama cewek cari kamu. Mereka kayak marah gitu. Temuin gih di depan,” pinta Ayu yang khawatir akan nasib temannya itu.
Hani bergegas menemui Tasya dan ibu Razka.
“Ibu cari saya?” sapa Hani pada Ibu Razka.
“Beraninya kamu dan ibumu memoroti anak saya. Kalian benar-benar tidak tahu malu!” Ibu Razka seolah tidak peduli aksinya dilihat oleh banyak orang.
Melihat Tasya, Hani seolah sudah tahu bahwa yang sedang memarahinya adalah ibunya Razka. Seakan ketakutan yang selama ini ia rasakan terjadi juga. Ia kemudian meminta maaf atas apa yang terjadi. Ia juga mengatakan bahwa sudah mengingatkan Razka untuk tidak memberi ibunya uang, namun Razka mengabaikan permintaannya. Tentu, ibu Razka tidak mempercayai ucapan Hani. Baginya, orang-orang seperti Hani dan ibunya memang sengaja mendekati Razka hanya demi uang.
Deg. Hari ini benar-benar berbeda 360 derajat dengan kisah semalam saat berkencan bersama Razka. Sakit hati mendengar ucapan yang dilontarkan ibu Razka kepadanya, Hani berniat mengembalikan uang yang diberikan Razka pada ibunya.
“Saya boleh meminta nomor rekening ibu? Demi Tuhan saya tidak ada maksud seperti yang ibu tuduhkan. Saya juga sudah pernah meminta Razka menjauhi saya, tapi Razka yang masih tetap ingin menemui saya,” bela Hani.
Ibu Razka tetap tidak percaya pada keterangan Hani. “Jangan kepedean kamu! Memang apa yang Razka lihat dari kamu? Seolah-olah anak saya yang mengejar-ngejar kamu!”
Ia kemudian memberikan ponselnya pada Hani yang tertera nomor rekeningnya dan meminta segera ditransfer saat itu juga.
Dengan cekatan Hani mentransfer nominal 2 juta sesuai yang diberikan Razka pada ibunya kepada ibu Razka. Seakan ia tak peduli bahwa uang yang ada di tabungannya hanya selisih sedikit dengan nominal yang ditransfer. Setelah mendapati uang masuk, mereka pergi meninggalkan Hani. Mereka pergi tanpa berpamitan, hanya pesan ancaman yang ibu Razka tinggalkan agar Hani berhenti menemui Razka, karena Razka sudah ia jodohkan dengan Tasya.
Angga yang telah diberi tahu Ayun tentang kejadian ini, hanya diam mematung di sudut kafe. Ia tidak langsung menegur aksi ibu Razka tersebut dan hanya diam memperhatikan pembicaraan mereka. Selain karena dirinya yakin Hani bisa menyeleseikannya sendiri, juga agar ia bisa memberikan informasi secara lengkap pada Razka.
Angga kemudian memanggil Hani setelah Tasya dan ibu Razka pergi dari kafe. Hani seketika menghampiri Angga untuk meminta maaf padanya karena telah membuat kafe menjadi gaduh. Bukannya memarahi, Angga justru memastikan kondisi Hani baik-baik saja setelah dilabrak ibu Razka.
“Kamu ke dalam dulu ditemani Ayun, tenangkan diri kamu,” pinta Angga pada karyawannya itu.
Hani juga berpesan pada Angga agar ia tak memberitahukan Razka soal ini.
Ayun menggandeng Hani masuk ke dalam ruang istirahat karyawan. Ayun seakan mengetahui batin temannya itu sangat terguncang. Beberapa detik kemudian, Hani menangis di depan Ayun.
Ayun dengan sabar menenangkan Hani. Ayu tahu betul keuangan Hani, karena ia juga memahami keadaan keluarga temannya itu, terutama ibunya yang matre. Ayun memastikan kembali bahwa dugaannya benar. “Uangmu habis untuk mengembalikan uangnya Razka?”
Hani mengangguk pelan dan Ayun memeluknya sembari membisikkan sesuatu. “Aku ada, kamu bisa pakai dulu.”
Angga yang masih di luar ruang istirahat, miris mendengarkan percakapan Hani dan Ayun. Tak tega rasanya ia melihat nasib Hani. Sudah begitu, Hani justru berpesan agar dirinya tak memberi tahu Razka soal ini. Mengingat, Hani adalah salah satu karyawan yang bekerja dengannya cukup lama. Salah satu karyawan Angga yang jujur dan sabar menghadapi berbagai macam sifat pengunjung kafe.
Siang hari, Angga meminta Hani menghadap padanya. Hani pikir, Angga akan memberikan surat peringatan karena telah membuat masalah tadi pagi. Ayun kembali menenangkan Hani bahwa Angga adalah bos yang baik sehingga tidak mungkin menghukumnya.
Angga mempersilakan Hani duduk. Hani melihat amplop coklat di atas meja, yang membuat pikirannya semakin tidak karuan. Angga memang bos yang baik, tapi dia juga terkenal disiplin terhadap kesalahan.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
kasihan Hani 😭😭😭
2023-12-19
1
Lylia07
Beruntungnya Hani masih dikelilingi orang yang peduli sama dia. huhu 🥹
2023-11-07
1