Laras benar-benar panik saat ini, ia tak mau jika suaminya sampai berhasil menemukan Kyla dan membawa gadis itu kembali ke rumah. Jika itu terjadi, maka tentu saja semua rencana yang telah ia susun selama ini akan sia-sia saja. Untuk itu, kini Laras memutuskan keluar dari rumah dan hendak menuju tempat tinggal Arsen agar semuanya tidak gagal kali ini.
Tanpa menunggu lama, Laras segera mencegat taksi di pinggir jalan dan meminta supir itu untuk membawanya menuju rumah Arsen. Ia ingin memastikan sendiri bahwa Kyla akan baik-baik saja disana, ia juga tak mau jika sampai suaminya mengetahui apa yang ia lakukan selama ini. Kecemasan Laras benar-benar di ujung kepala, pikirannya tidak bisa tenang sejak suaminya berkata kalau dia telah mendapat info bahwa Kyla diculik.
"Aduh, aku harus mastiin nih kalau si Arsen bisa diandalkan! Kyla gak boleh sama ditemukan, bisa berantakan nanti rencana aku!" batin Laras.
Tak lama kemudian, taksi yang ditumpangi Laras itu akhirnya sampai di depan rumah Arsen. Setelah membayarnya, Laras bergegas turun dari taksi tersebut dan masuk ke dalam rumah itu untuk menemui Arsen. Namun, ia malah lebih dulu bertemu dengan Jester yang merupakan sahabat dari Arsen itu.
"Eh Jester, si Arsen mana? Dia belum berangkat ke kantor kan?" tanya Laras.
"Loh Laras, kamu ngapain kesini? Arsen mah masih di dalam tuh, ini baru aja aku jemput dia terus mau berangkat ke kantor bareng. Emang ada apa sih?" ucap Jester santai.
"Ah kamu mah gak perlu tau, aku ada urusan sama si Arsen. Kalo gitu aku mau masuk ke dalam ya?" ucap Laras.
"Eh eh tunggu Laras!" cegah Jester.
Tapi terlambat, Laras sudah melangkah lebih dulu dan bersiap masuk ke dalam rumah tersebut. Namun, langkahnya terhenti saat ia melihat Arsen dan mamanya yang baru muncul dari dalam sana. Terlihat Arsen serta mamanya itu cukup heran dengan keberadaan Laras disana.
"Laras, ada apa kamu kesini?" Arsen langsung bertanya pada wanita itu dengan bingung.
"Eee a-aku...."
Laras tampak sangat bingung saat ini, ia tak mungkin mengatakan apa tujuannya datang kesana di depan ibu dari Arsen. Bisa-bisa Maura akan mengetahui semua rencana mereka nantinya, lalu penculikan Kyla juga akan terbongkar di hadapan wanita itu.
"Aku cuma mau ketemu kamu aja kok," ucap Laras berbohong.
"Ohh, iya nanti kita bicara di luar aja ya? Ini aku sekalian mau ke kantor kok, kamu ikut aja sama mobil aku!" ucap Arsen.
"I-i-iya Arsen, tapi ini mama kamu ya?" ucap Laras mengalihkan pembicaraan.
Arsen mengangguk dan mengenalkan mamanya itu kepada Laras, mereka lalu saling bersalaman dan tersenyum satu sama lain. Tapi entah kenapa, Maura merasakan sesuatu yang aneh saat bersentuhan tangan dengan Laras. Ya seolah-olah Maura dapat mengetahui kebusukan hati dari wanita itu.
"Yaudah ya ma, aku berangkat ke kantor dulu? Mama di rumah aja kan gak kemana-mana?" ucap Arsen pamitan.
"Iya Arsen." Maura mengangguk dibuatnya.
Kini setelah mencium tangan mamanya, Arsen pun pergi bersama Laras dan juga Jester meninggalkan tempat itu. Sejujurnya Arsen amat ragu untuk pergi dari rumahnya, apalagi sampai sekarang Kyla masih ada disana dan bisa saja mamanya nanti banyak mengajukan pertanyaan kepada gadis itu.
"Duh, semoga aja mama gak temuin Kyla lagi selama aku pergi!" batin Arsen.
•
•
Sementara itu, Kyla tengah membantu Lita beberes di dapur dan mencuci beberapa piring bekas sarapan Arsen dan mamanya tadi. Kyla sengaja melakukan itu, supaya nanti Maura tidak akan mencurigai dirinya kalau ia sebenarnya memang bukan pekerja disana.
Akan tetapi, apa yang dilakukan Kyla saat ini justru mengundang kecurigaan di dalam diri Lita. Pasalnya, sebelum ini Arsen mengatakan pada dirinya kalau Kyla merupakan ponakan dari pria itu. Namun, sampai sekarang Kyla justru lebih sering membantu dirinya untuk membereskan rumah disana.
"Umm non, saya mau tanya deh sama non Kyla. Tapi, non Kyla jangan marah ya!" ucap Lita dengan lirih.
Kyla pun menghentikan sejenak aktivitasnya dan menatap ke arah Lita, ia terlihat penasaran sambil tersenyum terus mengarah ke wajah Lita. Sementara suasana hatinya kini cukup tegang, ia khawatir jika Lita akan bertanya mengenai siapa dirinya dan apa hubungannya dengan Arsen.
"Iya mbak Lita, emangnya mbak mau tanya apa sama aku?" ucap Lita penasaran.
"Eee anu non, sebenarnya non Kyla ini beneran keponakannya tuan Arsen apa bukan sih? Kok ya selama ini saya lihatnya non itu kayak gak suka banget sama tuan Arsen?" tanya Lita dengan gugup.
Deg
Benar saja dugaannya tadi, ternyata Lita memang mulai menaruh curiga pada dirinya saat ini. Kyla pun tidak tahu harus menjawab apa, ia dibuat bingung dan coba berpikir keras karena khawatir akan salah berbicara. Apalagi, Arsen berulang kali menekannya untuk tidak mengatakan yang sejujurnya.
"Ohh, saya emang benar keponakan om Arsen kok mbak. Ya tapi saya gak mau aja ngerepotin dia terus, makanya saya selalu coba buat pergi dari sini," jawab Kyla berbohong.
"Tapi non, kenapa non mesti bantu saya beberes disini? Seharusnya non kan nyantai aja di kamar, nanti saya malah dimarahin sama tuan Arsen," ucap Lita.
Kyla menggeleng, "Gapapa mbak, saya emang mau bantu mbak Lita kok. Lagian ini udah kerjaan saya sehari-hari di rumah dulu, jadi saya gak akan kecapekan dan mbak gak perlu khawatir dimarahin om Arsen," ucapnya.
"Oh gitu ya non, tapi kan—" ucapan Lita terhenti, ketika tiba-tiba Maura datang kesana dan memanggil Kyla lebih dulu.
"Kyla!!" ya, suara itu mengejutkan keduanya terutama bagi Kyla sendiri.
Kyla reflek melirik ke asal suara, ia langsung dibuat syok saat melihat Maura ada disana dan mendekat ke arahnya. Ia tampak panik, rasanya ia bingung harus melakukan apa ketika Maura menatapnya dan tersenyum sambil menaruh satu tangan di pundaknya.
"Kyla, kamu ikut saya sebentar yuk! Ada yang mau saya bicarakan sama kamu, mau kan?" ucap Maura.
"Umm, ta-tapi tante saya lagi—"
"Gapapa Kyla, biar Lita yang teruskan kerjaan kamu nanti. Sekarang kamu ikut aja yuk sama saya ke depan!" potong Maura.
"I-i-iya tante..." Kyla mengangguk perlahan dan menyetujui ucapan wanita itu.
Setelahnya, Maura langsung menggandeng tangan Kyla dan mengajak gadis itu pergi bersamanya. Apa yang dilakukan Maura pada Kyla, membuat Lita semakin yakin kalau Kyla memang memiliki hubungan dengan keluarga Arsen. Sehingga, kini Lita pun merasa tenang dan tidak lagi menaruh kecurigaan.
"Ohh, jadi benar ya non Kyla itu keluarganya tuan Arsen?" gumam Lita dalam hati.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Narimah Ahmad
semangat lgi upnya 💪💪💪
2023-11-09
1