Setelah diberi izin oleh dokter yang merawatnya, kini Kyla diperbolehkan untuk pulang bersama Arsen dan kembali ke rumahnya. Meski tentu saja Kyla sangat tidak ingin kembali kesana, tapi apa boleh buat Kyla memang saat ini tak mampu melakukan apapun selain menurut dan menerima saja semua yang Arsen perbuat padanya, walau sakit hati yang ia rasakan semakin mendalam.
Mereka kini berada di dalam mobil, bertiga dengan Jester yang mengemudi di depan. Sedangkan Arsen serta Kyla duduk berdua di kursi belakang, mereka saling menggenggam tangan dan Arsen tak henti-hentinya tersenyum sembari menatap ke arah wajah sang gadis. Arsen amat mengagumi gadis itu, bahkan Kyla lah yang berhasil merubah gaya diri Arsen yang dahulu sering bergonta-ganti pasangan untuk memuaskan di ranjang.
"Kyla, saya mau setelah ini kamu tidak lagi melakukan hal-hal yang bisa membahayakan diri kamu seperti kemarin! Kamu paham kan Kyla?" ujar Arsen dengan tegas.
Tak ada jawaban dari gadis itu, Kyla hanya mengangguk pelan sambil terus menunduk karena tak berani menatap lelaki itu. Namun, Arsen yang tidak sabaran malah menarik paksa dagu sang gadis dan mencengkeram cukup kuat sampai Kyla terkejut serta harus menahan sakit untuk kesekian kalinya.
"Hey, kalau saya lagi bicara itu didengar! Jangan malah diam aja dan menghindar! Kamu mau saya marah, hm?" tegur Arsen.
"Ma-maaf om, a-aku.."
"Sekali lagi kamu panggil saya dengan sebutan itu, saya gak akan segan-segan untuk menghukum kamu dengan cara yang kasar, Kyla!" Arsen menyela dan mengancam gadis itu.
Sontak Kyla terkejut, matanya terbelalak lebar saat mendengar Arsen akan menghukumnya. Tentu saja ia tidak mau, sebab ia tahu pasti hukuman apa yang akan diberikan Arsen padanya dan ia sangat tidak ingin hal itu terjadi padanya. Apalagi, Kyla pun amat membenci pria itu.
"Ja-jangan dad, aku minta maaf! Aku gak akan panggil om lagi kok ke kamu," rengek Kyla.
"Nah gitu dong, coba panggil saya lagi pakai sebutan daddy dengan lengkap! Saya mau dengar suara kamu," pinta Arsen.
Glekk
Kyla susah payah menelan salivanya, ia mau tidak mau terpaksa harus menuruti permintaan pria itu dengan memanggilnya daddy. Meski, bagi Kyla itu merupakan suatu hal yang menjijikan dan ia sangat tidak ingin melakukannya.
"I-i-iya dad, aku minta maaf ya sama daddy? Tolong jangan hukum aku, aku bakal jadi anak yang nurut kok dad!" ucap Kyla.
Senyum mengembang di wajah pria itu, sontak Arsen langsung melepaskan cengkeramannya dari rahang sang gadis dan beralih merangkulnya. Bahkan, sikap Arsen berubah lembut kali ini seolah-olah ia memiliki dua kepribadian yang berbeda dal satu dirinya.
"Saya suka deh kalau kamu mau nurut sama saya, tapi awas ya jangan sampai kamu mengulangi lagi tindakan kamu itu! Kamu tahu kan konsekuensinya apa?" ujar Arsen.
Kyla mengangguk kecil, "I-i-iya dad, aku ngerti kok. Aku akan nurut terus sama daddy," ucapnya lirih.
"Bagus."
Arsen memujinya, mengusap lembut punggung gadis itu sembari memberi kecupan hangat di keningnya. Tapi semua tak berhenti sampai disitu, karena tiba-tiba saja Arsen mengatakan sesuatu yang membuat bulu kuduk Kyla merinding seketika.
"Tapi meski begitu, kamu tetap harus dihukum Kyla. Saya gak suka aja lihat kamu yang berusaha kabur dari rumah, karena itu bisa mengundang kecurigaan bagi yang lain!" ucap Arsen.
Deg
Kyla tersentak mendengarnya, ia tampak ketakutan kali ini dan berusaha melepaskan diri dari pelukan sang lelaki.
•
•
Singkat cerita, Arsen telah berhasil membawa Kyla ke dalam kamarnya. Ia pun membantu gadis itu beristirahat dengan berbaring di atas ranjangnya, namun tentu Arsen tidak segera beranjak dari sana dan malah mengunci pintu agar tidak ada siapapun yang bisa masuk kesana.
Kyla tampak meneguk ludah melihatnya, ia sudah pasrah saat ini dengan apa yang hendak dilakukan pria itu padanya. Apalagi, melawan pun percuma karena pastinya Arsen juga tak akan mau menuruti permintaannya. Kyla terus berdoa di dalam hatinya, meminta keselamatan pada Tuhan untuk bisa lepas dari jeratan pria seperti Arsen.
"Dengar Kyla, kali ini saya akan berikan hukuman yang tidak mungkin bisa kamu lakukan seumur hidup kamu!" ucap Arsen.
"Ta-tapi dad, kenapa aku harus dihukum? Aku kan udah nurut sama daddy," ujar Kyla.
"Ya itu benar, kamu emang udah nurut sama saya. Tapi, kamu kemarin mau coba kabur dari sini kan? Terus kamu juga minum racun tanpa sepengetahuan saya, itu suatu kesalahan besar Kyla," ucap Arsen.
"Aku minta maaf dad, aku janji gak akan mengulangi itu! Tolong jangan hukum aku dad, aku gak mau!" rengek Kyla.
"Kamu memang harus berjanji Kyla, tapi saya tetap akan menghukum kamu. Lebih baik sekarang kamu nikmati saja hukuman dari saya, mengerti?" ucap Arsen.
Deg
Tak ada yang bisa dilakukan Kyla saat ini, ia memejamkan matanya saat melihat Arsen yang sudah naik ke atas ranjang sambil memegang seutas tali. Arsen pun mengikatkan tali tersebut pada kedua tangan Kyla, sehingga gadis itu tidak dapat berbuat apapun untuk melawannya.
"Dad, kenapa aku diikat? Daddy mau ngelakuin apa sama aku?" tanya Kyla.
"Sssttt, diam baby! Saya akan buat kamu melayang kali ini, jadi kamu nikmati saja hukuman kamu ini ya sayang! Kamu gak perlu takut, okay?" ucap Arsen.
Entah mengapa jantung Kyla berdetak semakin cepat saat ini, ia benar-benar tidak tahu harus melakukan apa untuk bisa lepas dari jeratan Arsen dan tidak mendapat hukuman darinya. Terlebih, sekarang Arsen sudah berhasil mengikat kedua tangannya dan tampak menyeringai ke arahnya.
Tak cukup sampai disitu, Arsen pun juga mengambil kain hitam di saku celananya dan menggunakan itu sebagai penutup mata agar Kyla tidak bisa melihat apa yang hendak ia lakukan padanya.
"Sempurna," ucap Arsen tepat setelah ia berhasil mengikat kedua tangan Kyla, dan menutupi matanya.
Nafas Kyla semakin berat saat ini, ia amat ketakutan dan tidak bisa menebak apa yang hendak dilakukan Arsen padanya karena terhalang oleh kain hitam itu. Namun, ia dapat merasakan jika Arsen telah bangkit dari ranjang dan seperti melangkah menjauh.
"Saya pastikan kamu akan berteriak penuh nikmat malam ini, baby." itulah yang Arsen pikirkan, ia menyeringai dan berjalan menuju laci di dalam kamar itu.
Arsen tampak mengambil sejumlah peralatan yang biasa ia gunakan sewaktu bermain ranjang bersama pasangannya dulu, ya terdapat cukup banyak mainan disana yang dapat ia pakai saat ini. Ia yakin sekali kalau Kyla belum pernah merasakan semua itu, sehingga pasti Kyla akan sangat terkejut.
"Bersiaplah baby, malam panas kita akan dimulai kali ini!" ujar Arsen.
Pria itu kembali mendekati Kyla, melucuti semua pakaiannya secara paksa hingga gadis itu polos seutuhnya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments