TUMBAL HANTU PENUNGGU POHON ARJUNA

Setelah kegiatan ospek hari itu Fujiko kembali pulang ke rumah, Fujiko celingukan melihat sekeliling halaman rumahnya, berharap ada Lily di sana, banyak yang ingin di ceritakan Fujiko kepada Lily hari itu, namun suasana pagi itu lengang, Lily tidak ada muncul.

"Fujiko kamu nyari apa?" Tanya ibunya yang melihat Fujiko celingukan di halaman rumah.

"Eh.. hehe, enggak kok bu, gak nyari apa-apa." Jawab Fujiko berusaha menyembunyikan.

Fujiko kemudian masuk ke kamarnya, jalan satu-satunya untuk berkomunikasi dengan Lily adalah menulis di buku diary-nya, Fujiko kembali mengambil pena merah itu, dan menuliskan sesuatu di bukunya.

"Dear Diary, hari ini aku melewati serangkaian kegiatan ospek di sekolah, tapi semunya tidak berjalan dengan lancar, salah satu siswi baru di rasuki oleh sosok nenek-nenek yang berasal dari pohon arjuna."

Beberapa saat kemudian setelah menulis itu, angin dingin berhembus, jendela kamar Fujiko terbuka sendiri.

"Daaaaaarrrr!!!" Kepala Lily muncul dari balik jendela.

"Huaaaaaa!!!!" Teriak Fujiko sampai terjatuh dari kursi belajarnya.

"Hahahahahah.. kamu kenapa sih? kayak orang lihat hantu aja!" Ucap Lily.

"Eh? kan kamu memang hantu, dasar Lily ngagetin aja." Ujar Fujiko.

"Hehe iya iya maaf.. ngomong-ngomong siapa itu nenek penghuni pohon Arjuna? Tanya Lily.

"Aku belum tau jelas.. tapi menurutku dia arwah yang kejam." Jawab Fujiko.

"Memangnya siswi itu berbuat apa sampai membuat penghuni pohon itu marah?" Lily kembali bertanya.

"Dia membuang sampah bekas pembalut di sana." Jelas Fujiko.

"Hah? ya wajar lah nenek itu marah, Fujiko.. jangan samakan dimensi arwah dengan dunia manusia." Ucap Lily.

"Maksud kamu apa Lily?" Fujiko penasaran.

"Iya itu, di dimensi arwah itu kejam Fujiko, jika salah satu membuat kesalahan kita tidak akan segan-segan untuk membunuh, beda dengan kehidupan manusia, yang masih taat dan takut akan hukum dan Tuhan, Dimensi para arwah sudah tidak takut akan hukum Tuhan, mereka para arwah jahat atau yang bisa di sebut setan gentayangan sudah tidak peduli akan surga dan neraka, yang ada di pikiran para setan hanyalah pembalasan dendam jika makhluk lain mengusik mereka." Jelas Lily.

"Jika memang begitu, itu artinya hantu nenek itu kemungkinan akan berbuat seperti itu lagi pada warga sekolah?" Tanya Fujiko.

"Dari yang kamu ceritakan, aku merasa hantu nenek itu mempunyai energi yang cukup kuat, apalagi dia sudah menjadi penunggu di suatu tempat, itu artinya dia bukan arwah gentayangan lagi Fujiko, dia sudah lama di pohon itu." Jelas Lily.

"Energi yang cukup kuat? memangnya apa bedanya dengan arwah-arwah lain?"

"Jelas beda, jika arwah atau hantu sudah memiliki tempat khusus contohnya seperti nenek penghuni pohon Arjuna, dan Kuntilanak bongkok penghuni kuburan seberang, mereka adalah arwah yang tingkatannya lebih tinggi ketimbang arwah-arwah gentayangan yang masih belum memiliki tempat nya sendiri, energi mereka jauh lebih besar dari arwah gentayangan, mereka jauh lebih sakti, dan biasanya arwah-arwah seperti itu sudah memiliki banyak anak buah di bawah perintah mereka." Jelas Lily.

Fujiko kembali teringat saat ingin membeli sarapan di kantin dengan Diana, kantin penuh dengan sosok-sosok hantu berambut panjang dengan kain putih membalut tubuh mereka, Fujiko mulai bertanya-tanya apa mungkin mereka semua adalah anak buah hantu nenek pohon Arjuna?

"Lily, apa yang harus aku lakukan jika hantu nenek itu kembali mencelakai warga sekolah?" Tanya Fujiko yang mulai cemas.

"Kita tidak tau apa yang di lakukan warga sekolah selama ini sampai hantu nenek itu marah kan? jadi apa boleh buat, kita tidak bisa berbuat apa-apa Fujiko."

"Tidak Lily.. aku tidak bisa membiarkannya begitu saja mencelakai warga sekolah, jika di biarkan ini akan memakan korban, parahnya hantu nenek itu tidak mengucapkan apapun setelah tempatnya di bersihkan, dia langsung hilang dan pergi begitu saja, aku jadi merasa bingung." Ujar Fujiko.

"Fujiko.. kamu jangan terlalu dalam masuk ke dimensi arwah, tidak semua arwah itu bisa di ajak komunikasi seperti aku ini Fujiko, tidak semuanya bisa menangkap kata-katamu dengan baik, kebanyakan dari arwah-arwah hanya di penuhi dendam, hanya sedikit dari mereka yang bisa mengontrol dendam." Jelas Lily.

"Tapi aku.."

"Fujiko, jika kamu tidak mendengarkan apa ucapanku dan masih ngotot mau berurusan dengan hantu nenek itu, aku tidak janji mampu membantu kamu, energi hantu nenek itu pasti jauh lebih kuat dari energi yang aku miliki." Ujar Lily.

...***...

Keesokan harinya Fujiko kembali mengikuti kegiatan ospek hari terakhir di sekolah barunya, Fujiko sudah tiba 1 jam sebelum kegiatan hari itu di mulai.

Fujiko berencana hari ini akan mencari tahu lebih dalam tentang hantu nenek pohon Arjuna itu, Langit nampak masih gelap pagi itu, Fujiko sudah datang ke sekolah pukul lima pagi, matahari belum terbit.

Fujiko berjalan menuju kantin sekolah itu, dimana di sebelah nya tepat pohon Arjuna itu berada, sesampainya di sana kantin masih tutup, Fujiko tidak melihat ada arwah-arwah kemarin yang memenuhi kantin.

Fujiko mulai melangkah mendekat menuju pohon Arjuna, dan memperhatikan sekelilingnya, daun-daun kering berserakan, Fujiko melangkah lebih dekat lagi, Tiba-tiba terdengar suara semacam seseorang yang tengah mengunyah makanan.

Fujiko menoleh ke belakang, ke arah kantin, jelas-jelas kantin masih tutup, tapi suara seseorang yang seperti sedang mengunyah itu semakin keras dan suaranya semakin aneh, malah seperti binatang buas yang tengah memakan mangsanya.

Fujiko mulai berkeringat, perasaannya tidak enak, Fujiko pun berbalik arah hendak kembali ke lapangan, namun tangan kurus keriput dan jari jemari yang panjang serta kuku-kuku hitam runcing tiba-tiba menepuk pundak Fujiko.

"Mau kemana gadis kecil?" Suara parau memanggilnya.

Fujiko pun menoleh, sosok hantu nenek kemarin itu kini berdiri tepat di hadapannya, nenek itu tersenyum lebar, gigi-giginya terlihat merah berlumuran darah, Fujiko melotot dan melirik ke tangan hantu nenek yang sedang memegang mayat.

"Lepaskan!!" Teriak Fujiko sembari melepaskan cengkraman tangan hantu nenek itu.

Fujiko mundur beberapa langkah menjauh dari hantu nenek itu, matanya masih tertuju ke mayat yang koyak di tangan nenek itu, Fujiko melihat sekilas wajah mayat itu, dan akhirnya Fujiko terkejut melihat wajah mayat itu.

Itu adalah siswi kemarin yang di rasuki nenek ini, namun kejadian pagi ini terasa sangat mengerikan, Fujiko menelan ludah menyaksikan siswi itu kini sudah menjadi mayat, dan menjadi santapan hantu nenek itu.

Hantu nenek itu mulai melayang mendekat ke arah Fujiko, senyum lebar dan gigi-gigi penuh darah mayat itu masih tersenyum, Fujiko mematung di tempat dan tidak bisa bergerak, perasaan nya sangat ingin kabur dan berlari menjauh dari tempat itu, namun kakinya kaku.

Angin kencang seketika berhembus di tempat itu, Lily datang dan langsung menarik tangan Fujiko dan mengajaknya berlari menuju lapangan dan menjauh dari tempat itu.

"Lily..!!" Fujiko merasa lega.

"Fujiko kamu benar-benar tidak mendengarkan ucapanku kemarin ya, begini kan jadinya? aku sudah mengira kamu pasti akan mencari tau, tapi jangan terlalu gegabah seperti ini Fujiko!! nyawa kamu bisa terancam jika berurusan dengan arwah jahat seperti nenek itu!" Bentak Lily.

Fujiko sampai di lapangan, suasana sudah ramai siswa-siswi lain sudah berkumpul di lapangan, ketua OSIS juga sudah berdiri memegang microfon di depan barisan para siswa-siswi baru.

"Fujiko, kamu dari mana saja? sedikit saja terlambat kamu bisa kena hukuman!" Ujar Ketua OSIS.

"Maaf kak Ketua." Fujiko langsung berlari dan masuk ke barisan.

"Fujiko kamu dari mana?" Tanya Diana yang berbaris di belakangnya.

"Dari pohon Arjuna." Bisik Fujiko.

"Baik jika semua sudah berkumpul di lapangan, sebelum mengumumkan kegiatan hari ini, saya akan memberi tahu kan pada seluruh warga sekolah, bahwa hari ini salah satu kawan kita sudah berpulang, Neni dari anggota kamboja dikabarkan meninggal kemarin malam di rumahnya, mari kita doakan supaya kawan kita mendapat tempat yang layak." Jelas Ketua OSIS.

"Neni itu siapa?" Tanya Fujiko.

"Siswi yang kemarin kerasukan itu namanya Neni." Jawab Diana.

Fujiko terdiam, badannya terasa kaku, ternyata yang dia lihat barusan benar, itu adalah mayat siswi kemarin, nenek itu benar-benar tidak memberi nya ampun dan menjadikannya tumbal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!