TINTA MERAH

Malam ini Fujiko menuruti kata ibunya yang menyuruhnya tidur di kamar Sein. gadis kecil itu terlihat membopong beberapa boneka-bonekanya dari kamarnya dan di bawa ke kamar Sein. sein yang melihat itu kemudian tertawa.

"Hey, Fujiko.. apa yang kamu lakukan? kamar kita cuma bersebelahan loh, kamu juga nginepnya di kamar kakak semalam doang, udah kayak pindah rumah satu abad aja." ucap Sein.

"Biarin tau kak, kan kasihan boneka-boneka ku ini kalau aku tinggal di kamar tanpa aku." jawab Fujiko sembari membuka handel pintu kamar Sein. Sein yang masih membaca komik di pojok ruangan itu memperhatikan tingkah laku lucu adik kecilnya itu. beberapa menit kemudian Ibunya datang.

"Sein, Fujiko. ini sudah larut malam, sudah pukul 11 malam, cepat tidur! besok kalian harus sekolah pagi-pagi." ujar ibunya.

Sein kemudian beranjak dari tempat duduknya dan meletakkan komiknya di atas meja kemudian masuk kamar. Nampaknya Fujiko sudah duluan tidur di kasurnya namun matanya masih melek.

"Ayo tidur Fujiko, nanti dimarahin ibu lagi kamu." ucap Sein kemudian mengambil selimut dan segera memejamkan matanya.

Fujiko merebahkan tubuhnya di kasur, namun matanya benar-benar tidak bisa terpejam. ia menunggu Sein tertidur lelap dan kemudian kembali ke kamarnya untuk menulis di Diary kecilnya. sembari menunggu kakaknya terlelap Fujiko bersenandung-senandung kecil. beberapa saat ada yang mengetuk jendela kamar Sein.

"Tuk Tuk Tuk.. " ketukan kecil seperti diketuk oleh jari jemari yang kecil dan pelan. Fujiko melirik ke arah jendela, namun gordennya tertutup. kemudian ia beranjak pelan dari tempat tidur agar tidak membangunkan Sein. Fujiko membuka gordennya, tidak terlihat ada siapapun di balik jendela. Fujiko kemudian hendak menutup kembali jendela itu tapi ia melihat ada pena yang tergeletak di tanah luar jendela itu. Fujiko kemudian mengambilnya, penanya lucu sekali ada motif bunga di bagian pangkalnya.

Fujiko kemudian menutup kembali jendela dan gordennya. nampaknya Sein mendengar suara jendela itu, dan terbangun. namun Sein masih pura-pura tertidur karena penasaran dengan apa yang dilakukan Fujiko sampai membuka jendela tengah malam seperti ini. Fujiko kembali naik ke tempat tidur dan Sein buru-buru memejamkan matanya agar tidak di ketahui oleh Fujiko bahwa dirinya terbangun.

Fujiko menoleh ke arah Sein di sampingnya. gadis itu mulai berpikir untuk keluar dari kamar Sein dan kembali ke kamarnya.

"lagian kenapa mama nyuruh aku tidur di kamar Kakak sih? padahal kamarku udah nyaman banget." gerutu gadis itu dalam hatinya.

beberapa menit kemudian Fujiko memberanikan dirinya beranjak dengan pelan dari tempat tidur Sein, kemudian membuka handel pintu dengan pelan, akhirnya ia berhasil keluar dari kamar Sein. Sein yang melihat adiknya mengendap-endap keluar kamar tengah malam seperti itu jadi merasa curiga, apalagi baru beberapa menit yang lalu Fujiko membuka jendela kamar tengah malam, benar-benar sesuatu yang mencurigakan bagi Sein.

"Ahhh akhirnya aku lolos dan kembali ke kamar." ucap Fujiko kemudian merebahkan dirinya di kasur. matanya tertuju pada kerlap-kerlip bintang yang terlihat dari jendela kamarnya, dengan gordennya yang belum tertutup.

"suasana malam dengan kerlap-kerlip bintang adalah suatu kedamaian yang tidak bisa di definisikan lagi dengan kata-kata." ucap Fujiko kemudian tersenyum. kemudian ia meraba kantung celananya mengambil pena yang di dapatnya tadi. Fujiko menatap pena itu beberapa detik pena itu nampak sangat indah jika di sandingkan dengan kerlap-kerlip bintang. Fujiko kemudian teringat dengan buku diary kecil yang di letakkan di dalam laci meja belajarnya, gadis itu kemudian beranjak bangun dari tempat tidur dan duduk di kursi belajarnya. Fujiko membuka buku diary kecil itu, dan disana sudah tertulis namanya di halaman pertama buku itu. gadis itu mulai menggoreskan ujung penanya pada kertas di halaman pertama bukunya. namun Fujiko merasa kaget, ternyata tinta pena itu berwarna merah.

"Eh? tinta merah? tapi tidak apa-apa lah.. " ucapnya. kemudian kembali menggoreskannya.

Selamat Malam.. ini hari pertamaku menulis di sini, hari ini adalah hari yang indah, aku bisa menikmati malam yang sunyi ini dengan melihat kerlap-kerlip bintang, meskipun orang tuaku nampaknya menghukumku dan mengunci ku di dalam kamar tadi, tapi itu tidak masalah.. aku tetap senang karena aku tetap bisa menikmati indah dan heningnya suasana malam ini.

Setelah menulis itu Fujiko kembali meletakkan buku diary itu ke dalam laci meja belajarnya.

Fujiko kemudian beranjak dan merebahkan badannya di tempat tidur.. beberapa menit kemudian matanya terpejam. dalam tidurnya ia bermimpi bertemu dengan Lily di bawah pohon yang ada di seberang rumahnya.

"Heii Lily, apa yang kamu lakukan disana?" teriak Fujiko dari seberang. namun lily sama sekali tidak menoleh, Fujiko kemudian berlari dan menghampiri Lily yang berada di seberang rumahnya.

"Hei Fujiko.. aku disini mau bertemu kamu, kita main lagi yuk..?" ucap Lily.

Fujiko kemudian mengangguk dan mereka pun bermain di bawah pohon itu. Fujiko nampak sangat ceria mempunyai teman baru.

namun tiba-tiba Fujiko melihat darah yang menetes di tanah. ternyata itu adalah darah Lily yang menetes dari jari jemarinya. Fujiko kemudian melotot, entah kenapa perasaannya jadi takut, Fujiko akhirnya mundur teratur dari tempat itu dan berlari menuju rumahnya yang ada di seberang.

"Mama..!! papa!! kak Sein!!!.." teriak Fujiko dari luar pintu rumahnya. namun pintu itu di kunci. Fujiko tidak bisa masuk. Fujiko tidak berani menoleh ke belakang, bulunya sangat merinding, entah apa yang terjadi di belakang. namun ia merasa Lily mengejarnya.

"aaaaaaaakkkh tolonggg!!!" Fujiko menjerit seketika terbangun. pintu kamarnya terbuka, ayah dan ibunya datang.

"Fujiko, ada apa?!" tanya ayahnya.

Fujiko sangat berkeringat, dan belum bisa menjawab pertanyaan ayahnya. kemudian Sein mengambilkannya air putih.

"Minum dulu Fujiko." ucap Sein menyodorkan gelas berisi air Putih.

"Ibu sudah bilang kan sama kamu, kalau malam ini tidur sama kak Sein saja, begini kan kalau suka melanggar perintah Ibu." ujar Ibunya.

Fujiko kemudian menangis dan memeluk ibunya.

"Maafin Fujiko bu.. " ucap gadis kecil itu dengan suara di barengi isak tangis."

Sein kemudian mengambil tangan Fujiko dan mengusap-usap rambutnya.

"Udah-udah, sekarang sama kakak ya tidurnya, jangan kabur lagi ya?! " ujar Sein.

Fujiko kemudian ikut ke kamar Sein lagi, Fujiko melirik jam dinding ini baru pukul 00.30, ternyata dia hanya tertidur sebentar barusan. tapi rasanya sangat lama. Sein sudah menduga, pasti ada sesuatu janggal terjadi, namun Sein menyesal kenapa tidak mengikuti adiknya yang tadi kabur dari kamarnya? Sein malah kembali tertidur, entah kenapa mata Sein jadi benar-benar susah untuk melek saat Fujiko keluar dari kamarnya tadi. padahal niatnya dia akan mengikuti adiknya.

Terpopuler

Comments

Agus Suastika

Agus Suastika

penasaran bngtt sama kisah selanjut nya.....ayo lanjutin dongg thor

2023-10-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!