BERMAIN BONEKA DI MALAM HARI

Sein dan Fujiko tiba di rumah siang itu, pulang sekolah dengan cuaca mendung, langit nampak gelap dengan awan yang hitam menyelimutinya, Sein bergegas menjemput Fujiko ke sekolahnya dan langsung pulang ke rumah agar tidak keburu hujan dan akhirnya tidak bisa pulang.

"Ibu.. kami pulang." Ucap Sein sembari membuka handel pintu dan masuk ke ruang keluarga.

"Sein, Fujiko.. syukur kalian cepat pulang, cuaca di luar sepertinya buruk hari ini, ini masih jam 1 siang, tapi langit gelap sekali karna mendung. sepertinya akan terjadi hujan badai." Ujar Ibunya.

"Ahh ibu, jangan bilang begitu bu, aku takut membayangkan hujan badai." ujar Sein sambil berjalan menuju ke kamarnya.

Fujiko masih berdiri di samping pintu masuk dan melihat keluar, ia melihat suasana mendung yang akan turun hujan deras.

"nampaknya akan sangat menyenangkan." Batin Fujiko.

Fujiko kemudian pergi ke kamarnya dan mengganti pakaiannya. Beberapa menit kemudian ayahnya datang dari kerja.

"Ayah pulang." ucap Ayahnya kemudian membuka sepatu di depan ruang keluarga. ayahnya nampak membawa bingkisan berwarna pink di tanganya.

"Eh ayah, syukur sudah pulang tepat waktu, telat sedikit saja ayah bisa-bisa kebelet hujan di jalan." Ujar ibu Fujiko kemudian beranjak dan membuatkan teh hangat untuk suaminya.

Ayah Fujiko kemudian meletakkan bingkisan itu di atas meja, dan dilihat oleh istrinya.

"Apa itu yah?" Tanyanya, sambil melirik ke atas meja.

"Ini ayah tadi singgah ke mall dekat kantor, terus ayah lihat ada boneka lucu, Tiba-tiba ayah jadi teringat Fujiko, dia pasti suka.. jadinya ayah belikan deh hehe." Jelas ayahnya sambil tertawa pelan.

"Wah pasti suka anak itu, dia ada di kamar tuh yah, cari aja ke sana." ujar Ibu Fujiko. Ayah Fujiko beranjak dari sofa dan menuju ke kamar Fujiko.

"Tok.. tok.. tok.. Fujiko, ini ayah.. kamu ada di dalam kan?" Ayahnya memanggilnya dari balik pintu yang masih tertutup. Fujiko kemudian membuka pintu kamarnya.

"Surprise... Ini ayah belikan buat kamu!!" Ayahnya kemudian menyodorkan bingkisan berwarna pink kepad Fujiko.

" Wahh ayah.. apa ini?" Tanya Fujiko dan langsung mengambil bingkisan itu dari tangan ayahnya.

"Coba deh di buka.. kamu pasti suka.."Ucap ayahnya sambil tersenyum menatap Fujiko.

Fujiko kemudian membuka pelan-pelan bingkisan itu agar wadahnya yang cantik dengan pita-pita itu tidak rusak.

" Wahhh.. ayah, boneka!! aku suka sekali bonekanya, makasih ya ayah.." Teriak Fujiko kegirangan dan langsung memeluk erat ayahnya.

"Tadi ayah lihat ada 2 boneka sih di toko itu yang satunya teddy bear dan yang satunya boneka anak perempuan cantik ini." ucap ayahnya.

"Kalau teddy bear kan aku udah punya yah.. kalau yang ini aku baru pertama kali punya, bonekanya juga cantik sekali, mirip dengan Lily." Ucap Fujiko sambil jingkrak-jingkrak kesenangan.

Ayahnya terdiam, dan bengong kemudian mengerutkan alisnya.

"Lily? siapa Lily?" Tanya ayahnya penasaran.

"Oh iya, aku lupa kasih tau ayah, aku punya teman baru namanya Lily, dia sangat cantik mirip sama boneka ini.." Ujar Fujiko.

"Oh.. teman baru kamu.. dia kelas berapa?" Tanya ayahnya.

Fujiko kemudian terdiam, dan berpikir untuk menjawab pertanyaan ayahnya, bahkan dia tidak tau Lily sekolah dimana.

"Eh..? aku tidak tau dia kelas berapa." jawab Fujiko.

"Loh.. kok tidak tau? katanya teman masak tidak tau." jawab ayahnya.

"Memangnya dia gak sekelas sama kamu?" Ayahnya bertanya kembali.

"Enggak ayah, dia tidak pernah ikut belajar di sekolah." ucap Fujiko sambil memainkan bonekanya.

Ayah Fujiko kemudian terdiam sesaat, mendengar perkataan putrinya, dan akhirnya mengabaikannya.

"Ya sudah, kamu main boneka saja ya, jangan main hujan lagi, ayah sengaja belikan ini biar kamu gak main-main hujan lagi di halaman." ucap Ayahnya kemudian pergi dan kembali ke ruang keluarga.

Fujiko meletakkan boneka pemberian ayahnya itu di tempat tidurnya, kemudian duduk di kursi belajarnya dan membuka buku diary kecilnya.

Dear Diary.. hari ini aku senang sekali, aku di beri hadiah boneka baru oleh ayahku, bonekanya cantik sekali.. mirip Lily sahabatku.

Setelah menulis itu Fujiko kembali memasukkan buku diary itu ke dalam laci-lacinya. Fujiko kemudian duduk di kasurnya, tidak lama kemudian ia tertidur.

Sein nampak asik bermain ponsel di ruang keluarga, dengan ayah dan ibunya di sampingnya mengobrol.

"Sein, tadi adik kamu di belikan boneka baru sama ayah, katanya dia senang sekali lo, pantas dia tidak keluar-keluar dari kamar." ucap ibunya.

"Ha boneka baru? boneka apa? " Tanya sein, sambil tetap matanya menatap layar ponselnya nampaknya sedang bermain game.

"Iya.. ibu belum lihat juga, sekarang coba ibu mau ke kamar Fujiko pasti dia sedang bermain di kamarnya." ucap ibunya kemudian beranjak dari tempat duduknya dan menuju kamar Fujiko.

"Tok.. tok.. tok.. Fujiko, ini ibu.. ibu masuk ya.." Ucap ibunya dari balik pintu kamar Fujiko. namun Fujiko sama sekali tidak menjawab, akhirnya ibu Fujiko membuka pintunya.

"Eh.. ku kira sedang bermain, tapi sudah tidur ternyata." gumam ibunya, kemudian kembali menutup pintu kamarnya dan pergi ke ruang keluarga.

"Gimana bu? Fujiko sedang asik bermain ya?" Tanya ayahnya.

"Dia sudah tidur yah." jawab ibu Fujiko singkat.

"Oh.. ya sudah biarkan saja mungkin dia capek seharian di sekolah." jawab ayahnya.

beberapa jam kemudian mereka mengobrol di ruang keluarga, nampaknya sudah larut malam, Sein melihat jam di ponselnya sudah jam 11 malam.

"Ayah, ibu.. aku ke kamar duluan ya, mau tidur.. ngantuk." Ucap Sein sambil menguap kemudian berjalan menuju kamarnya.

"Iya, ayah dan ibu juga mau tidur sekarang." jawab ayahnya.

beberapa menit kemudian ayah dan ibunya juga pergi ke kamar dan memadamkan lampu ruang keluarga. namun tiba-tiba ibunya mendengar suara ribut seperti orang yang sedang bercanda.

"Ayah, suara siapa itu?" tanya ibunya.

"Eh iya, seperti suara Fujiko, tapi tadi kata ibu Fujiko sudah tidur kan?"

"Iya, tadi memang sudah tidur kok." jawab ibunya.

"Coba kita lihat lagi ke kamarnya." ujar Ayahnya, dan bergegas berjalan pelan menuju kamar Fujiko. Mereka kemudian sampai di depan pintu kamar Fujiko dan menguping.

"Eh iya yah.. benar, itu suara Fujiko, tapi kok dia ketawa-ketawa di dalam kamar jam segini?! " Tanya ibunya sambil menatap suaminya.

Ayah Fujiko kemudian langsung membuka handel pintu Fujiko yang tidak terkunci itu, ayah dan ibunya kemudian melihat Fujiko yang sedang bermain boneka di tempat tidur nya sambil menghadap ke jendela kamarnya yang terbuka.

"Fujiko.. kamu sedang apa jam segini? " tanya ibunya.

"Ayah.. ibu, aku sedang bermain boneka baru yang di belikan ayah ini." Ucap Fujiko sambil tertawa girang.

"Fujiko.. ini sudah tengah malam nak, sudah hampir jam 12.. kenapa kamu tidak tidur? itu juga jendelanya kenapa belum di tutup?" tanya ibunya.

Ayah Fujiko kemudian menghampiri Fujiko dan menutup jendela dan gorden nya, kemudian duduk di samping Fujiko.

"Fujiko.. besok saja main bonekanya ya, sekarang tidur dulu sudah larut malam ini.. besok kan kamu sekolah." ucap Ayahnya sambil tersenyum merayu Fujiko.

Fujiko akhirnya meletakkan boneka itu dan langsung merebahkan dirinya di kasur, ayahnya kemudian menyelimutinya, lalu pergi keluar dari kamar Fujiko.

"Kok badan ayah terasa tidak enak ya, apa ibu merasakan begitu juga?" tanya ayahnya kepada ibu Fujiko.

"Iya yah, rasanya tiba-tiba meriang.." ucap Ibunya.

Ayah Fujiko merasakan kembali hawa dingin sewaktu membuka diary Fujiko, rasanya sama seperti ini, dingin dan meriang seperti akan terkena demam.

"Ayah harap kita tidak demam sekarang." ucap Ayahnya kemudian masuk ke dalam kamarnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!