KELAS DI DEKAT POHON ARJUNA

Hari ke-empat di sekolah baru Fujiko mengikuti acara pembagian kelas, Fujiko dan Diana mendapatkan kelas yang sama, kelas 1E. Diana dan Fujiko melakukan pembersihan di kelas baru yang akan di tempatinya.

"Fujiko, akhirnya kita bisa mendapat kelas yang sama, apa kamu mau duduk sebangku dengan ku?" Tanya Diana.

"Iya tentu Diana." Jawab Fujiko.

Semenjak masuk kelas 1E yang tempatnya paling pojok dan paling dekat dengan pohon Arjuna, perasaan Fujiko mulai terasa tidak enak, di sebelah kelasnya tepat tempat pohon itu berada.

"Fujiko.. kamu kenapa melamun?" Tanya Diana, menepuk pundaknya.

Fujiko sontak tersadar dari lamunannya.

"Eh.. hehe, enggak apa-apa kok." Jawab Fujiko.

Setelah selesai membersihkan ruang kelas baru, para siswa-siswi memiliki waktu bebas, karena pelajaran akan di mulai besok, jadi hari ini adalah hari pembersihan kelas baru saja.

"Fujiko, ke kantin yuk?" Ajak Diana

"Ha? ke kantin?"

"Iya, ke kantin, kenapa kaget gitu sih." Ucap Diana.

Fujiko masih mengingat sosok hantu nenek di pohon itu, kejadian pagi itu membuatnya masih terngiang-ngiang sampai sekarang, namun Fujiko masih merasa penasaran dengan misteri hantu nenek itu.

"Yuk!" Fujiko pun beranjak dari kursinya dan pergi menuju kantin bersama Diana.

"Fujiko, aku ingat kemarin pas di barisan kamu bilang dapat ke pohon Arjuna, kamu ngapain ke pohon itu pagi-pagi buta seperti itu?" Tanya Diana.

Fujiko terdiam, dia tidak mungkin memberi tahu kepada Diana tentang sesuatu yang di lihatnya di pohon Arjuna hari itu, itu hanya akan membuat Diana terkejut dan takut.

" Hei, Fujiko! kenapa kamu gak jawab? kamu kenapa sih, suka banget melamun saat aku ajak bicara?" Gerutu Diana.

"Eh.. maaf, enggak aku cuma mau ke kantin waktu itu, tapi kantin nya masih tutup, jadi aku duduk saja di dekat pohon Arjuna." Jelas Fujiko.

Diana mengerutkan keningnya, Diana mulai menyadari bahwa dirinya di bohongi oleh Fujiko.

"Hm.." Jawab Diana.

Setibanya di kantin suasana kantin ramai dengan siswa-siswi, mereka berdua hampir saja tidak kebagian kursi, namun Diana melihat ada dua kursi kosong di sudut kantin.

"Hei Fujiko, itu masih ada kursi kosong, ayo kita duduk di sana!" Ajak Diana.

Fujiko melirik ke arah kursi yang di tunjuk Diana, Fujiko masih tetap mematung berdiri di tempat.

"bisa-bisanya Diana ingin duduk di kursi yang sudah berpenghuni itu." Bathin Fujiko.

Fujiko menarik tangan Diana sebelum Diana sampai di kursi itu.

"Diana! hentikan, jangan duduk di sana!" Ucap Fujiko.

"Fujiko, kamu kenapa sih? apa susahnya tinggal duduk, pesan makan, lalu makan? kenapa harus dramatis begini sih." Ujar Diana.

"Diana, kamu diam di sini, aku akan pesan makanan setelah itu kita bawa ke kelas saja makanannya, jangan makan di sini." Ucap Fujiko.

Fujiko menuju pedagang kantin dan memesan dua porsi sarapan untuknya dan Diana, kemudian berjalan ke arah Diana.

"Ayo, kita ke kelas aku sudah ambilkan punya mu!" Ucap Fujiko langsung melewati Diana menuju kelas.

"Fujiko tunggu!" Diana berlari menghampiri Fujiko.

"Fujiko.. kamu sebenarnya kenapa?" Diana penasaran dengan sikap Fujiko.

"Makan dulu, setelah itu akan aku jelasin." Jawab Fujiko.

Mereka berdua makan di kelas pagi itu, sampai salah seorang OSIS lewat di depan kelas mereka dan menegur mereka berdua.

"Hei! Kalian berdua, ngapain kalian makan di kelas? di sekolah ini peraturannya di larang siswa-siswi makan di dalam kelas, kalian tidak lihat di sekolah ini sudah di sediakan kantin." Tegur OSIS itu.

Fujiko menoleh wajah anggota OSIS itu dan mengingat itu adalah OSIS yang mengabaikan uluran tangan Fujiko saat acara perkenalan.

"Maaf kak, kantin penuh, tidak ada tempat duduk di sana jadi kami putuskan untuk membawa makanan kami ke kelas." Jelas Fujiko.

"Hei, kamu! saya lihat kamu terlalu caper dari saat mulai kegiatan ospek, kamu anak yang pura-pura indigo itu kan? dasar caper!" Ujar anggota OSIS itu.

"Ma-maaf kak Kenia.. saya akan ajak teman saya keluar kelas." Diana mulai beranjak dan menarik lengan Fujiko.

"Fujiko, ayo kita keluar cepat!" Bisik Diana.

Fujiko masih duduk dan menatap dengan tatapan datar anggota OSIS yang bernama Kenia itu.

"Apa?! mau ngelawan kamu?" Bentak Kenia.

Fujiko kemudian beranjak dan mengambil piringnya, Diana menggandeng lengannya menuju keluar kelas, Kenia masih memperhatikan mereka berdua yang berjalan melewatinya.

"Awwww sakit!" Teriak Kenia.

Kenia seketika mengerang dan menoleh tangannya, yang terasa seperti ada yang mencakarnya dengan kuku runcing.

"Apa itu barusan?!" Gumamnya.

Kenia langsung berlari dan pergi dari kelas itu menuju kelasnya.

"Tuh kan Fujiko.. apa aku bilang? kita tidak di perbolehkan makan di dalam kelas, kamu sih ngotot mau makan di kelas, kan jadi di tegur OSIS." Gumam Diana.

Fujiko terdiam ia masih mencerna kata-kata kasar dari OSIS yang bernama Kenia itu, Fujiko merasa Kenia memang tidak menyukainya sejak awal ospek, bahkan sampai sekarang.

"Fujiko! tuh kan kamu melamun lagi pas aku ajak ngomong." Diana menepuk pundaknya.

"Ayo kita makan ini dulu keburu bel berbunyi dan kita harus kumpul di lapangan." Jawab Fujiko.

"Ahh Fujiko.. kamu selalu saja mengalihkan pembicaraan saat aku bertanya begitu." Ujar Diana.

Akhirnya mereka berdua makan sambil berdiri di dekat kelasnya karena tidak ada tempat makan. mereka menghabiskan makanannya dengan cepat karena sebentar lagi harus kumpul di lapangan.

dan benar setelah suapan terakhir ketua OSIS langsung mengumumkan bahwa seluruh anggota OSIS dan siswa-siswi baru berkumpul di lapangan.

"Fujiko, ayo cepat kita taruh dulu mangkuknya di kantin dan langsung ke lapangan!" Diana berlari menuju kantin di susul Fujiko di belakangnya.

Setelah menaruh mangkuk di meja kantin, Diana segera berlari menuju lapangan, namun Fujiko masih mematung menghadap ke pohon Arjuna, tanpa sadar Diana sudah jauh meninggalkannya di sana.

Sesampainya di lapangan Diana celingukan mencari Fujiko, ia pikir Fujiko sudah mengikutinya di belakang namun ternyata tidak ada, Diana pun minta izin dan kembali balik ke dekat kantin untuk mencari Fujiko.

"Astaga! dimana sih tuh anak, dasar emang suka banget melamun, kalau di hukum OSIS bisa gawat!" Gerutu Diana sambil terus berlari menuju kantin.

Sesampainya di kantin, Diana tetap tidak menemukan Fujiko, suasana kantin pun sudah sepi, kantin sudah tutup, Diana melirik ke arah pohon Arjuna, seketika bulunya merinding entah kenapa, akhirnya Diana berbalik arah dan kembali ke lapangan.

Ketua OSIS melihat Diana yang berlari sendirian dari arah kantin, ketua OSIS merasa aneh, karena biasanya Diana selalu bersama Fujiko, tapi kali ini dia terlihat sendiri yang membuat ketua OSIS penasaran dan akhirnya menghampiri nya.

"Diana! teman kamu Fujiko dimana?" Tanya ketua OSIS.

"Kak.. Fujiko tidak ada, tadi saya sama dia di dekat kantin, tapi saya pikir dia sudah ikut ke lapangan, ternyata pas saya lihat dia tidak ada, jadi saya cari kembali di kantin, dia juga masih tidak ada kak ketua." Jelas Diana.

Ketua OSIS mulai panik, dan langsung menuju pohon Arjuna bersama beberapa anggotanya dan juga Diana yang ikut bersama mereka, sesampainya di sana ketua OSIS dan beberapa anggotanya menyebar mencari Fujiko, namun mereka tetap saja tidak menemukan Fujiko.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!