MASUK KE INGATAN LILY

Pagi itu Fujiko tertidur lemas di kasurnya, Ibunya masuk ke kamar dan membawakan air hangat untuk mengompres jidat Fujiko, di susul Sein yang berjalan di belakang ibu nya.

"Apa-apaan ini semua anak ibu mendadak sakit begini barengan." Ucap Ibu nya.

Sein hanya menunduk dan terdiam di omeli ibunya, badan Sein juga demam pagi itu, namun kondisi Sein masih lebih mendingan ketimbang Fujiko yang benar-benar tidak bisa beranjak dari kasurnya karena demam.

"Sebenarnya ada apa ini Sein?" Tanya ibunya.

Sein tidak mungkin menjelaskan kejadian kemarin malam dengan ibunya tentang Fujiko yang berbicara dengan hantu di padang rumput, itu hanya akan memperparah suasana, dan membuat Fujiko akan di hukum jika ibu dan ayahnya tahu.

"Iya, kemarin malam, aku sama adik lihat bintang bu di luar, mungkin kita berdua masuk angin.." Jelas Sein.

Setelah mengompres kening Fujiko dan memberikan nya obat, ibunya keluar dari kamar Fujiko, hanya tersisa Sein yang berdiri mematung di samping Fujiko, Sein memperhatikan adiknya yang terbaring demam di tempat tidur merasa sangat cemas, Sein pun mengelus-elus rambut adiknya yang sedang tertidur.

"Fujiko.. cepat sembuh ya.." Ucap Sein kemudian pergi keluar kamar meninggalkan Fujiko.

Fujiko nampak membuka matanya, menatap ke arah langit di luar jendela kamarnya, langit terlihat sangat cerah pagi itu, awan-awan putih menghiasinya, angin yang berhembus sejuk nan pelan masuk lewat jendela.

Namun beberapa detik Fujiko melamun melihat keindahan itu tiba-tiba, sesuatu semacam rekaman muncul di langit itu.

Disana nampak seorang gadis kecil yang berusia sekitar tujuh tahun sedang duduk di sebuah ruangan, gadis kecil itu nampak cantik, rambutnya yang hitam panjang menghiasi kepalanya, kulitnya sangat putih dan bening.

Gadis itu duduk melamun di ruangan tersebut, namun beberapa saat kemudian ia beranjak dan berjalan ke luar rumahnya, bertemu dengan anak-anak kecil lainnya, yang nampaknya itu tetangganya.

Gadis kecil itu menghampiri anak-anak kecil lainnya yang sedang bermain di sekitaran jalan, namun tak ada satupun yang meresponnya, karena gadis kecil itu tidak bisa mengucapkan kata dengan benar, dia cacat.

Anak-anak lainnya nampak mengejeknya, mendorongnya, dan melemparnya dengan batu, gadis kecil itu mulai menangis, batu yang di lemparkan tepat mengenai matanya, hingga berdarah.

"Huaaaa ibuu, ibu... " Teriak gadis kecil itu dengan penuh air mata kesakitan.

Namun ibunya tak kunjung datang, gadis kecil itu terus menangis, dan di tertawakan oleh anak-anak kecil lainnya, beberapa orang tua anak itu datang karena mendengar tangisan gadis kecil itu, dan menghampirinya.

"Aduh aduh, anak cacat ini matanya berdarah lo.." Ucap salah satu orang tua dari anak-anak itu.

Lalu datang seorang lagi orang tua dan menghampiri nya, orang tua itu jongkok di depan gadis kecil yang tengah menangis itu kemudian tertawa.

"Lihat lah, wajahnya jadi jelek matanya berdarah, apalagi dia menangis seperti ini, sudah cacat gak bisa bicara dengan benar kamu masih saja mau ikut bermain dengan anak-anak yang lain, pergi sana!" bentak Ibu itu.

Gadis kecil itu berhenti menangis dan menatap ibu tua itu dengan matanya yang masih berdarah sebelah kemudian berkata.

"Orang tua jahat!" Ucap Gadis kecil itu.

Ibu tua itu sontak mengerutkan keningnya, dan kesal, kemudian langsung menjambak rambut gadis itu, dibantu dengan ibu tua yang lain.

"Sakittt!!!!" Teriak gadis itu kembali menangis.

Gadis kecil itu akhirnya berlari dan kabur dari situasi itu, ia menjauh dan duduk di padang rumput sendirian, darah bercucuran dari matanya.

"Ibu.. tolong aku, ayah.. tolong.." Teriak gadis itu penuh isak tangis.

Gadis kecil itu masih sendirian.. tidak ada satupun yang perduli dengan tangisannya, banyak orang yang lalu lalang melihatnya menangis, namun semua orang mengabaikan nya.

Sampai akhirnya ada seseorang wanita yang melihatnya, wanita itu menghampiri gadis itu dan melihat gadis kecil itu tengah kesakitan, wanita tersebut kemudian mengajak gadis itu ke rumahnya, wanita tersebut pernah melihat gadis kecil itu di depan rumahnya beberapa minggu lalu sehingga ia tahu rumahnya.

Sesampainya di rumah, wanita itu bertemu dengan orang tua gadis kecil itu, lalu memberi tahu orang tua gadis itu bahwa ia menemukan gadis itu sendirian di padang rumput dengan kondisi mata berlumuran darah.

Setelah mengajak gadis itu pulang, wanita itu pamit pergi, gadis kecil itu langsung di seret oleh ke dua orang tuanya.

"Lily, kamu ini sudah tau dirimu cacat, jangan mencoba bermain dengan anak-anak normal lainnya, mereka tidak akan mau mengajak mu bermain, berapa kali ibu harus menjelaskan ini pada mu?" Teriak Ibunya.

"Ahh sekarang keluar uang lagi kita, mengobati matanya, sudah mulutnya cacat sekarang di tambah matanya buta, memang anak pembawa sial Lily ini." Ujar ayahnya.

Lily terduduk diam di depan ayah ibunya, matanya terasa sangat perih bola matanya terasa mau copot, namun air matanya terus mengalir di pipinya.

"Sudah lah yah, biarkan saja dia buta, lagian kalau di obati juga tetap cacat, apa bedanya?" Ucap ibunya.

"Ayah capek tahu bu, mengurusi anak tidak berguna seperti ini, sudah lah biarkan saja." Ucap ayahnya kemudian pergi.

"Dengar itu Lily, ayahmu capek, apalagi ibu yang setiap hari di hina di ejek oleh tetangga karena punya anak cacat mental, seperti kamu.. di tambah lagi sekarang kamu buta, duh.. ibu gak akan bisa nahan malu sama orang, lihat itu anak-anak tetangga lainnya, sepupu-sepupu kamu juga, sudah pada pintar semua, sedangkan kamu hanya berbicara saja terbata-bata, perkataan mu tidak jelas seperti ini, mau jadi apa kamu nanti." Cerca ibunya.

Gadis kecil yang bernama Lily itu terdiam dan menunduk, darah di matanya nampak mulai mengering sendiri, namun kini dia sudah tidak bisa melihat lagi dengan matanya itu, hanya satu mata yang berfungsi.

Setelah mencerca Lily, ibunya pergi berlalu, Lily masih terduduk diam di tempat itu, gadis itu kemudian pergi menuju kamarnya, ia melihat boneka kucing yang ia punya, itu satu-satunya boneka yang dia punya, dulu dia memungutnya di tong sampah, nampaknya pemiliknya membuangnya.

"Hei kucing, ka-kamu janji ya gak a-a-akan pelgi jau ninggayin aku, maafin a-aku ya sekalang ma-mataku ga-gak bi-bisa melihat ka-kamu lagi se-sepenuhnya kalena ma-mata aku bu-buta sebelah." Ucap Lily dengan kata-kata yang terbata-bata, karena cacat.

Lily memeluk erat boneka kucing yang nampaknya sudah penuh bekas sobek itu, dan mengayun-ayunkannya seperti bayi.

Beberapa menit kemudian ayah dan ibunya masuk ke kamarnya, mengajak tiga orang lainnya paman dan tante nya, Pamannya nampak mengunci pintu kamar itu.

Kemudian Tantenya memegang erat tangan Lily hingga tidak bisa bergerak, Lily tercengang, boneka kucingnya jatuh ke lantai, Ayahnya kemudian mengeluarkan Pisau panjang yang biasa di gunakan untuk memotong daging dan langsung mengayunkannya ke wajah Lily, dan menikam nya.

"Aaaaa ayah sakit!!!!" Teriak Lily kemudian menangis.

Ibunya pun juga mengeluarkan pisau dan menyata-nyayat kaki gadis kecilnya itu sampai penuh luka sayatan.

Lily menangis histeris dengan kondisi hancur, namun ia masih hidup, ayah dan ibunya masih belum puas, Matanya penuh amarah karena merasa Lily itu selalu merepotkan hidupnya membuatnya malu.

"Akhiri saja yah!" Ucap Ibunya.

Ayah Lily kemudian menusuk tepat di dada gadis kecil itu dan mengenai tepat jantungnya, tidak ada lagi teriakan, tidak ada lagi tangisan, semuanya berakhir, gadis kecil itu hancur di atas kasurnya, dengan pisau menusuk di dadanya.

"Lily!!!! " Fujiko sontak tersadar dari lamunannya dan beranjak bangun dari tempat tidurnya, Sein dan ibunya langsung membuka kamar dan menghampiri Fujiko.

"Fujiko, kamu kenapa? kenapa menangis? " Tanya Sein.

"Fujiko ada apa nak?" Ibunya memeluknya.

Air mata Fujiko mengalir deras di pipinya, Fujiko menangis sejadi-jadinya, namun tidak bisa berkata-kata apapun untuk menceritakannya kepada ibunya dan Sein. Fujiko hanya bisa memeluk ibunya, dan Sein yang mengusap-usap rambut adiknya itu.

"Sein ambilkan air adik kamu." Suruh ibunya.

Sein pun mengambilkan segelas air untuk Fujiko, namun Fujiko masih terdiam dan termenung, jantungnya berdetak kencang melihat ingatan masa lalu Lily.

Terpopuler

Comments

Pryanka chrysti

Pryanka chrysti

Bener2 terpaku baca ceritanya Thor... luarbiasa 👍🏻👍🏻

2023-11-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!