PANTAI YANG BERKILAU

Pagi itu Fujiko sudah rapi dan bersiap-siap untuk ke sekolah dan mengikuti serangkaian game-game seru yang di selenggarakan di sekolahnya. Fujiko mencari ibunya yang masih di dapur.

"Ibu.. apa bekal makan siang ku sudah siap?" tanya Fujiko.

"Sudah Fujiko, ini bawa ya." Ibunya menyodorkan dua kotak bekal makan siang untuk Fujiko dan untuk Sein.

Setalah mengambil bekal dari ibunya, Sein dan Fujiko pamitan untuk berangkat ke sekolah mereka masing-masing, mereka nampak ceria pagi ini.

"Fujiko, nanti pulang sekolah kita langsung berangkat ke tempat itu ya, kita ke rumah izin sama mandi dulu." jelas Sein.

"Siap kak.. " Fujiko nampak bersemangat.

beberapa menit kemudian mereka sampai di sekolah Fujiko, seperti biasa Fujiko turun di depan gerbang sekolahnya, dan melambaikan tangan kepada Sein.

Fujiko pun berjalan menuju ruang kelasnya, dan melihat murid-murid yang nampak sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti serangkaian game pagi itu.

Fujiko terduduk di kursinya sendirian, dan melamun melihat ke seruan murid-murid lainnya di tengah lapangan, Fujiko melihatnya dari balik jendela kelasnya.

"Hai." terdengar suara lembut menyapanya.

Fujiko sontak menoleh ke belakangnya, ada Lily yang sudah berdiri di belakangnya.

"Hai Lily.. aku sedang melihat teman-temanku yang berlatih di lapangan." jelas Fujiko.

"Kenapa kamu tidak ikut..? " Tanya Lily.

"Aku tidak mau mengacaukannya, mereka tidak akan nyaman jika aku ikut." jawab Fujiko dengan wajah murung.

Lily kemudian melirik ke arah lapangan juga, dan menatap kerumunan murid-murid itu dengan tatapan datar.

Bel berbunyi, murid-murid mulai berkumpul di lapangan untuk mengikuti serangkaian game yang sebentar lagi akan di mulai, Fujiko kemudian melangkah keluar dan menuju lapangan.

Murid-murid pun mulai siap dengan game-game seru yang akan di mulai, game pertama adalah lomba tarik tambang yg mana dalam satu kelompok terdiri dari lima orang saja.

Fujiko nampak duduk di sudut lapangan, tidak ada satupun yang mengajaknya untuk mengikuti game seru itu, namun Fujiko beranjak dan menawarkan diri.

"Hei.. Teman-teman apakah aku boleh ikut?" ucap Fujiko sambil tersenyum.

"Anggotanya udah lengkap. gak usah ikut." jawab salah satu murid.

Fujiko kemudian berbalik dan kembali duduk di sudut lapangan menonton jalannya permainan, sorak sorai riuh dari penonton untuk perlombaan tarik tambang itu, namun tiba-tiba salah satu murid nampak kesakitan karena tangannya tergeret tali dan terluka, murid tersebut keluar dari lapangan dan berhenti mengikuti permainan tersebut.

salah satu anggota nampak kekurangan peserta, Fujiko langsung beranjak dan menggantikan posisi murid tadi.

"Ayoo tarikk yang kencang, ayo Fujiko kamu tidak punya tenaga ya dasar kurus!!" bentak salah satu anggota kelompoknya, Lily memperhatikan Fujiko yang sedang menarik tali di lapangan kemudian menghampiri Fujiko dan memegang tangannya.

"Tarik Fujiko!." ucap Lily sambil memegang tangan Fujiko.

"Sretttt" Fujiko menarik tali tersebut hanya dengan satu tangan saja, kemudian kelompok lawannya terjatuh dan talinya tertarik sangat keras sampai membuat anggota kelompoknya yang lain ikut terjatuh.

Penonton tercengang, melihat Fujiko yang menariknya hanya dengan satu tangan dan membuat semua kelompoknya jatuh terpental. Murid-murid yang ikut lomba tersebut baik kelompok Fujiko dan kelompok lawannya nampak lecet-lecet karena terbentur di tanah.

para tim P3K menghampiri mereka semua dan mengajak semua peserta lomba itu ke ruang UKS untuk di obati. kecuali Fujiko yang masih berdiri di tengah lapangan sendirian.

Semua mata menatap Fujiko yang ada di tengah lapangan, Fujiko bergegas berlari ke ruang kelas karena merasa tidak nyaman dengan situasi itu.

sesampainya di kelas ia melihat Lily yang sudah duduk di kursi tempat duduk Fujiko.

"Lily.. thanks udah bantu aku, tapi aku membuat yang lain jadi terjatuh dan lecet." ucap Fujiko.

"Itu salah mereka, siapa suruh songong!" jawab Lily tersenyum.

...***...

Fujiko menunggu Sein di depan gerbang sekolahnya, sekolah sudah nampak sepi semua murid dan guru sudah pulang, tinggal penjaga sekolah yang masih ada dan mengunci-ngunci pintu ruang kelas.

Seperti biasa Fujiko duduk di kursi berwarna hijau di dekat gerbang sekolah sambil menunggu Sein datang. Fujiko melamun dan mengingat semua kejadian tadi saat mengikuti lomba, ia merasa bersalah dan takut karena sudah membuat terluka banyak murid lainnya.

Beberapa saat kemudian Sein datang, dan berhenti di depan tempat duduk Fujiko.

"Fujiko.. ayo naik!" ucap Sein dari atas motornya.

Fujiko pun langsung beranjak dan naik ke boncengan Sein. mereka berdua mengobrol di atas motor.

"Fujiko, kamu sudah siapin semua perlengkapan buat liburan nanti kan?" tanya Sein.

"Sudah kak." jawab Fujiko singkat.

Sesampainya di rumah Sein langsung bergegas mandi dan makan, Fujiko masuk ke dalam kamar dan Berkemas-kemas, lalu ke ruang makan untuk makan siang.

"Fujiko.. kata Sein nanti kalian mau ke pantai pasir putih yang ada di utara itu ya?" tanya ibunya.

"Iya bu.. " jawab Fujiko sembari mengambil sepiring nasi.

"Kamu tahu tempat itu dari mana Fujiko?" tanya ibunya.

"Dari Lily bu." jawab Fujiko.

Ibunya terdiam mendengar jawaban Fujiko, ia teringat dengan nama yang pernah di sebutkan Fujiko tersebut waktu bermain di tengah hujan, dan tiba-tiba ibunya merasakan hawa dingin di dapur.

"Ibu kenapa?" tanya Fujiko melihat ibunya yang nampak mematung.

"Ibu tidak apa-apa nanti hati-hati ya berangkatnya sama kak Sein." ucap ibunya.

Setelah Fujiko dan Sein selesai bersiap-siap, mereka berdua berpamitan kemudian melanjutkan perjalanan menuju pantai pasir putih itu, tiga puluh menit perjalanan akhirnya sampai.

Sesampainya disana Fujiko dan Sein tertegun dan menatap keindahan pantai tersebut, tempatnya benar-benar indah, pasir berwarna putih, batu-batu yang berwarna-warni seperti di dunia fantasi nampak menghiasi putihnya pasir.

"Wahh Fujiko.. tempatnya indah sekali!!" ucap Sein.

mereka berdua berlarian di pesisir pantai, dan bermain air, Fujiko nampak sangat bahagia bisa datang ke tempat se indah ini.

"Kak Sein!!! tangkap aku!!" teriak Fujiko.

Sein kemudian berlari mengejar Fujiko sambil tertawa, mereka berdua menikmati ke seruan siang itu di pantai sampai tak terasa waktu sudah sore, langit nampak mulai jingga karena matahari hendak terbenam.

"Ahh udah-udah Fujiko, kakak lelah.. duduk sebentar ya." ucap Sein sambil ngos-ngosan.

Fujiko kemudian melamun melihat matahari yang terbenam, pantai nampak sangat berkilau dengan cahaya sunset. Fujiko memperhatikan riuh ombak yang menyapu pesisir pantai, ini adalah saat-saat terindah yang ada di hidup Fujiko.

Sein yang dari tadi memperhatikan Fujiko kemudian tersenyum, Sein merasa berhasil membuat adik kecilnya yang rapuh itu tersenyum. Sein tau, Fujiko selalu kesepian dan kali ini Sein berusaha membuat hati Fujiko bahagia.

Lily menatap Sein dan Fujiko dari balik pohon, dan tersenyum melihat Fujiko yang tengah bahagia bermain dan menikmati hari di keindahan pantai bersama orang yang menyayanginya dengan tulus.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!