BAB 2 "Sang Pencuri Hati"

[Beberapa saat sebelum Gianira menerima pesan dari seseorang yang ia tandai dengan hati berwarna merah di kontaknya....]

"Orang yang lo sebut bajingan itu, sekarang resmi jadi mantan pacar gue yang ke-21," ungkap Nira, aktris yang debut tahun 2016 ini. Pernyataan Nira ini seketika saja membuat Kaluna, Jihan, Kale dan Mahlan terbelalak. Yah... Mereka menatap Nira terkejut tak percaya.

"Apa lo bilang? Dua puluh satu ? Astaga, Niraaaaaa! Gue nggak pernah menduga kalau lo bakal punya mantan sebanyak itu. Fix! Lo ini memang kolektor mantan!" cetus Kale, yang kemudian langsung dibalas oleh Nira dengan tatapan tajam dari matanya.

Sementara itu, Kaluna, Mahlan, dan Jihan terlihat sedang menahan tawa mereka saat melihat Kale yang ditatap Nira tajam seolah ia akan menyantap pria tampan tersebut hidup-hidup. "Hei!! Apa lo nggak bisa menghibur gue di saat gue dicampakan begini?" Nira bertanya pada Kale. Ia lalu meminta bartender menuangkan minuman ke dalam gelasnya. Setelah gelasnya terisi, Nira minum minumannya dengan sangat cepat.

"SUDAH SERING GIANIRA CANELAAA!" jawab Kale tegas selagi yang diajaknya bicara meneguk minumannya. Sementara itu, Kaluna, Mahlan dan Jihan yang mendengar teriakan pria ini terkikik sembari menggeleng samar.

"Lagian, kenapa gue harus terus menghibur lo setiap kali lo dicampakan? Bukannya lo sendiri juga nggak pernah menyukai apalagi mencintai para pria yang sekarang menjadi mantan lo?" Kale menatap Nira heran.

Kata-kata Kale kontan membuat Nira diam membisu. "Apa yang Kale bilang benar! Lo memang seharusnya berhenti, Gianira!!" Kaluna menyela cepat. Bahkan, sebelum Nira sempat membalas ucapan Kale.

Nira lantas menatap Kaluna usai wanita itu memintanya untuk berhenti berkencan. "Memangnya kenapa?" tanyanya bingung.

Kaluna pun mendengus lemas. "Lo nggak bisa mengencani pria dan berharap jatuh cinta, Nira. Lo nggak bisa selamanya memaksakan diri lo untuk terus melakukan hal seperti itu. Gianira, lo tahu, apa yang lo lakukan selama ini, itu nggak adil untuk diri lo dan para pria itu," jawab wanita ini jelas. Namun Nira tidak begitu mengerti dengan ucapan Kaluna. Sehingga ia mengernyitkan wajahnya saat bersitatap dengan istri Mahlan tersebut.

"Wait! Kenapa jadi nggak adil untuk gue dan mereka?" tanya Nira lagi. Yang ditanya kemudian mengulas senyum terbaiknya sekilas.

"Coba lo tempatkan diri lo di posisi mereka. Kalau lo adalah salah satu dari mereka, bukan nggak mungkin lo akan berpikir dan bicara kepada pasangan lo seperti ini, "Kalau lo pernah kehilangan minat sama gue, tolong hargai gue dengan cukup memberi tahu gue. Jangan pertahankan gue dalam hidup lo hanya untuk mendapatkan kepercayaan diri dan energi dari kasih sayang, cinta, perhatian, kesetiaan, dan semua kebaikan gue yang tulus. Tolong biarkan gue pergi agar gue bisa mencurahkan waktu, kesabaran, dan energi gue untuk seseorang yang akan menghargai dan menghormati gue". Nira, gue yakin kalau hati lo sebenarnya juga ingin merasakan seperti apa rasanya mencintai dan dicintai dengan porsi yang tepat, cara yang benar, dan sungguh-sungguh," terang Kaluna mendetil. Ucapannya itu kontan membuat Nira tercekat.

Saat Kaluna dan Nira sedang terlibat dalam obrolan serius, diam-diam Mahlan mengirim pesan singkat pada dua orang sahabatnya yang lain di ruang obrolan grup mereka di sebuah aplikasi chat.

"Guys, ada kabar baik! Nira putus hari ini!" tulis Mahlan. Tak lama, pesan singkat pria ini dibaca oleh dua orang anggota chat group yang saat itu sedang tidak bergabung bersamanya, Kaluna, Nira, dan Kale di bar.

"Ehem..." Mahlan berdeham, lalu Kaluna, Nira, Jihan dan Kale sontak menoleh ke arahnya. "Gue sudah kasih kabar ke dua sahabat kita yang lain kalau lo putus hari ini, anyway," terang Mahlan setelah ia memastikan pesannya terkirim dan terbaca oleh dua orang anggota chat group yang tak tahu di mana rimbanya malam itu.

Nira yang semula diam membisu dan tak bersemangat, kini terkejut karena ucapan Mahlan. "Yyaaiiiisshhh!!" Nira mengumpat dan memaki Mahlan dengan matanya. "Kenapa lo harus melakukan itu?!" tanya perempuan ini ketus.

"Hm.. Gue hanya berjaga-jaga, mungkin aja, nanti lo lupa memberitahu mereka mengenai kabar putus lo hari ini." Mahlan tersenyum lebar pada Nira. Pria ini sama sekali tak merasa bersalah atau menyesali perbuatannya.

"Isshhhh!!" Kembali Nira mengumpat Mahlan yang terkekeh pada dirinya, sebelum ia meminta bartender pria di hadapannya mengisi gelasnya dengan minuman. Saat bartender menuangkan minuman ke dalam gelasnya, tiba-tiba ponsel Nira bunyi-tanda bahwa ia menerima pesan baru dari seseorang.

Betapa terkejutnya Nira saat melihat isi pesan dari seseorang yang ditandainya dengan simbol hati berwarna merah di ponselnya.

Sangking terkejut Nira, ia sampai terdiam sesaat. Melihat aktris muda ini bergeming dan mematung, Kaluna dan suaminya serta Kale dan Jihan menatapnya curiga. "Nira, ada apa? Kenapa lo nggak jadi minum, dan malah diam begini?" tanya Jihan cepat.

Suara Jihan seketika saja membuat Nira tersentak. Ia lalu menggeleng cepat. "Nggak! Bukan apa-apa," jawab Nira. Setelah itu, ia meraih gelasnya dan minum minuman kesukaannya perlahan.

Melihat Nira kembali minum, Jihan, Kale, Mahlan, dan Kaluna mengangguk samar seakan mencoba percaya dengan ucapan perempuan 24 tahun itu. Mereka lalu menikmati minuman mereka kembali. Sementara Nira, ia meletakkan gelasnya yang kembali kosong di atas bar lalu termenung memikirkan isi pesan dari sosok misterius di ponselnya.

"Gue pikir ini kutukan. Ya, wanita yang nggak tahu caranya mencintai, itulah kutukan yang tepat untuk gue. Kutukan yang membuat gue nggak bisa mencintai siapa pun kecuali dia," ujar Nira, berbisik lirih dalam hatinya saat satu nama terlintas di benaknya.

Nama yang tak sekadar terlintas di benak Nira tapi juga selalu tinggal di hatinya ini telah membuat seorang Gianira Canela tidak hanya jatuh cinta sekali. Ia jatuh cinta kepadanya setiap kali matanya menatapnya selama ini.

"Lo tahu, gue nggak akan melupakan lo meskipun bunga akhirnya berguguran. Ada sesuatu tentang lo yang nggak pernah bisa gue jelaskan dengan baik dengan kata-kata. Tapi apa pun itu, faktanya itu membuat gue menginginkan lo dengan cara yang bahkan nggak bisa gue gambarkan," imbuh hati Nira sembari membayangkan kisah tujuh tahun lalu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tujuh tahun lalu adalah salah satu hari terburuk di musim dingin untuk berpergian melalui Bandar Udara Internasional Beijing Daxing. Mengapa tidak? Ada lebih dari 200.000 penumpang pesawat tiba dan berangkat hari itu, hingga menyebabkan keterlambatan selama 30 menit saat masuk, sementara waktu tunggu terlama adalah 124 menit di bagian keamanan.

Namun dari semua ketidaknyamanan penumpang pesawat pada hari menyebalkan itu, hanya kisah Gianira Canela saja yang penting. Karena hari itu, ia terlambat dan ketinggalan pesawat ke Shanghai. Nira mungkin tidak segan menganggap ketinggalan pesawat itu sial. Tetapi, sebenarnya, segala sesuatu terjadi karena suatu alasan. Buktinya, ia bertemu dengan seseorang yang mengubah kesialannya menjadi keberuntungan untuknya.

"Aisshhh!! Kenapa lo berdua harus mati bersamaan, dan di saat yang nggak tepat begini?! Dan kenapa baterai kalian habis terus siiiihh?!!" kata Nira, menggerutu dengan wajah kesal.

"Sama seperti manusia, mereka juga butuh perawatan," sahut seseorang yang duduk di belakang Nira. Mendengar itu, Nira lantas menoleh ke arah belakang dan bersitatap dengan pemilik suara tegas nan lembut itu selama 5 detik.

"Jangan terlalu menyalahkannya. Elektronik nggak pernah error. Yang error itu orang yang memilikinya." Pria menambahkan. "Dan, daripada lo sibuk menyalahkan baterai ponsel dan laptop lo itu, lebih baik lo mengisi daya mereka. Stasiun pengisian daya ada di sebelah kanan lo," terangnya pada Nira.

Nira pun mengangguk. "Thanks," balasnya singkat. Ia kemudian mencoba mengisi daya laptop dan ponselnya. Namun pengisi daya ponsel dan laptopnya mendadak tak bisa berfungsi. "Astagaaa!! Ada apa dengan hari ini?!" Nira menghela nafas panjang yang terasa berat. ia lalu kembali duduk di tempatnya semula dengan wajah murung.

"Kenapa lagi?" tanya laki-laki di belakang Nira saat mendengarnya mendengus lemah.

"Pengisi dayanya rusak," jawab Nira tanpa melihat pria bernama Mada, yang kini pindah duduk di sebelahnya.

"Nih..." Mada yang kerap dijuluki kulkas tujuh pintu oleh teman-temannya, kini terlihat menyodorkan pengisi daya ponsel miliknya ke arah Nira. "Lo bisa pakai charger punya gue kalau lo mau." Dengan gagah ia menawari Nira bantuan sembari bersitatap dengannya tanpa berkedip.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Erina

Erina

oalaaah jadi namanya Mada toh /Chuckle/ Biasanya yg paling dingin kyk Mada bakal jd paling bucin seh /Smirk/

2023-10-11

0

Erina

Erina

Makin penasaran sama sosok pencuri hati Nira yg bikin dia gamon sampe 7 tahun woiiilaah /Grievance//Applaud/

2023-10-11

0

Erina

Erina

Yakin deh ini sosok pencuri hati Nira yg bikin Nira bener bener gak bisa jalin hubungan sama cowok lain 🤌

2023-10-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!