SELEBRITI GAGAL MOVE ON

SELEBRITI GAGAL MOVE ON

BAB 1 "Bak Kolektor Mantan"

"Salah satu momen paling menyakitkan dalam hidup adalah ketika kita takut jatuh cinta, dan seseorang justru memberi kita semua alasan untuk mencintai. Tapi kemudian, setelah beberapa waktu, dia juga memberi kita semua alasan untuk mengakhirinya," kata Nira, berbisik lirih dalam hatinya saat duduk di bar yang dibuka oleh teman dekatnya—Milly, dengan ditemani segelas minuman.

GLEKK!!

Nira kemudian mengangkat gelasnya dan menghabiskan minuman di dalam gelas di tangannya tersebut hanya dalam sekali teguk. "Satu lagi..." titah gadis muda yang baru saja dikhianati oleh tunangannya ini kepada seorang bartender yang berdiri di depannya. Mendengar itu, bartender tampan tersebut lantas menuangkan minuman ke dalam gelas Nira cepat.

Setelah gelasnya kembali terisi, Nira langsung meneguk minumannya hingga tandas tak bersisa dalam sekali teguk dan sangat cepat. Lebih cepat dari sebelumnya. Melihat Nira yang minum terlalu cepat, sepasang suami-istri dan dua orang lainnya yang baru tiba di bar menghampirinya dan duduk di sampingnya sambil menatapnya heran.

"Astaga!! Kenapa lo minum dengan terburu-buru begitu? Apa lo lagi dikejar-kejar rentenir?" cerca sepupu Nira—Kaluna, yang duduk di sisi kiri Nira. Wanita ini kemudian memesan minuman pada pramutamu yang menghampirinya dan Sang suami—Mahlan di bar. Sementara itu, yang dicerca oleh Kaluna hanya diam dan tersenyum miring sekilas usai meneguk minumannya.

"Berikan aku wiski Ardbeg Scorch yang direkomendasikan oleh Milly tempo hari." Dengan sopan Kaluna bertitah kepada bartender pria di hadapannya.

"Nira, bukankah sekarang seharusnya lo lagi di apartemen Gavin?" tanya manager Nira-Jihan, yang duduk di sebelah kanan Nira dan menatapnya bingung.

"Di mana, Gavin?" sambung Kale Alba-rekan kerja Nira sesama artis, yang duduk di sebelah kiri Jihan merasa janggal dengan Nira yang minum sendirian di bar saat itu.

Nira yang semula diam, kini menggeleng pelan. "Lupakan Gavin," jawab Nira dingin. Perempuan ini bahkan tak menatap Jihan atau siapa pun yang duduk di sisi kanan dan kirinya. Sejak tadi, ia hanya memandangi gelas kosong di tangannya. "Gue baru aja putus dari Gavin," aku aktris muda nan cantik ini disertai dengan senyum nanar.

"HAH??!!!" seru Kaluna, Mahlan, Kale, dan Jihan serentak sambil menatap Nira dengan ekspresi terkejut, yang ditandai dengan kedua alis mereka terangkat ke atas serta kedua mata mereka yang terbelalak.

"Kenapa? Bukankah sebentar lagi kalian berdua akan menikah?" Mahlan, suami Kaluna menatap Nira bingung.

Pertanyaan Mahlan itu, seketika saja membuat Nira menghela napas panjang yang terasa berat. Selain itu, bahasa tubuh aktris cantik ini pun berubah. Kelopak matanya menggantung dengan berat pada kedua bola matanya, dan arah dari pandangannya jatuh ke bawah. Hal ini tentu saja sudah dapat membuktikan bahwa betapa hancurnya hati Nira kini.

"Gue nggak akan menikahi laki-laki yang dengan sadarnya bercinta dengan wanita lain!" ungkap Nira tegas meski suaranya bergetar. Pernyataan Nira itu, kontan, membuat Mahlan hingga Kale kian terkejut, tak percaya. Sekian detik berikutnya, Nira mengulas kembali momen janggal serta menyakitkan yang ia alami hari itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bugh... Bugh... Bughh....

Pukul 7.30 pagi, Nira berjalan dengan tergesa-gesa mengarah ke lift apartemen yang berada di salah satu kawasan elit di Beijing, sambil membawa seporsi bubur polos yang masih hangat di tangan untuk kekasihnya—Gavin yang sedang sakit.

Setibanya di depan lift, Nira dengan nafasnya yang tersengal-sengal langsung menekan tombol panggilan ke arah atas. Sekian detik kemudian, pintu lift yang tertutup rapat terbuka. Nira pun melangkah cepat masuk ke dalam lift.

Tak lama, kotak besi berukuran besar yang membawa Nira di dalamnya itu tiba di lantai 11, dan pintunya terbuka. Nira kemudian bergegas melangkah keluar dari dalam lift menuju apartemen 1101 yang ditempati oleh Gavin.

Saat Nira keluar dari lift, ia tak sengaja berpapasan dengan seorang wanita yang hendak masuk ke lift. Wanita yang mengenakan coat biru muda dan heels cokelat gelap tersebut rupanya masuk ke lift dengan terburu-buru.

Namun Nira tak memedulikan wanita yang menghilang di balik pintu lift yang tertutup. Ia terus berjalan menuju unit apartemen Gavin. Setibanya di depan pintu apartemen Gavin, segera, Nira menekan sandi rumah kekasihnya tersebut. Tetapi pintu tidak bisa terbuka karena sandi rumah error.

Karena itu, Nira akhirnya menekan bel pintu rumah sampai Gavin membukakan pintu untuknya. Untungnya, Gavin dengan cepat membukakan pintu rumahnya untuk Nira. Sehingga ia tak perlu berdiri lama di luar rumah.

"Hei Sayang, apa yang membawamu kemari sepagi ini? Nggak biasanya kamu datang kemari pagi-pagi begini?" Gavin bertanya setelah membuka pintu apartemennya, dan melihat Nira telah berdiri di sana tanpa ekspresi wajah apa pun.

"Katamu kamu sedang sakit ini. Jadi, aku memutuskan untuk mampir kemari sebelum aku pergi bekerja," jawab Nira lugas. "Dan ini..." Nira kemudian menyodorkan sebuah tas makan abu-abu gelap ke arah Gavin. "Aku membawakan bubur polos kesukaanmu," tambahnya. Kali ini disertai dengan senyuman manis khas Nira. "Kamu harus makan bubur ini dengan baik. Jangan sampai ada bubur yang tertinggal di dalam mangkukmu. Karena bubur bisa mengembalikan tenagamu dan memulihkan kesehatanmu," beber wanita yang akan menikah dengan Gavin dalam waktu dekat ini.

Gavin terkikik sambil mengambil tas makan berisi bubur polos yang dimasak oleh Nira dengan penuh kasih dan cinta hanya untuk calon suaminya. "Sebenarnya kamu nggak perlu repot-repot begini. Aku sudah merasa lebih baik setelah mandi dengan air dingin," ujar Gavin dengan kedua matanya yang tersenyum pada Sang calon istri.

"Begitukah? Syukurlah kalau kamu sudah merasa lebih baik sekarang," balas Nira, dan kemudian Gavin mengangguk. "By the way, apa kamu mengganti sandi rumahmu? Apa terjadi sesuatu di sini?" Nira menatap Gavin penasaran.

Ekspresi wajah Gavin seketika berubah setelah mendengar pertanyaan Nira itu. Entah kenapa Gavin merasa bahwa pertanyaan sederhana yang dilontarkan Nira kepadanya bak sebuah jarum yang menusuk kerongkongannya, yang membuat lidahnya keluh sesaat.

"Tentang itu..." Gavin menatap ragu Nira. Pria ini mendadak jadi canggung.

"Apa Ibu sambungmu datang lagi tanpa mengabarimu lebih dulu?" Tanpa curiga, Nira menyela dan menebak dengan cepat bahkan sebelum Gavin menyelesaikan bicaranya.

Gavin tersenyum tipis tanpa mengatakan apapun kepada tunangannya itu. "Sayang, apa kamu nggak mau masuk ke dalam menemaniku makan bubur ini?" tanyanya tanpa ragu.

Meski mulut Gavin bertanya tanpa ragu pada Nira, tetapi matanya tidak bisa berbohong. Sejak Nira datang ke apartemennya, pria satu ini terlihat kesulitan menghadapi Nira. Ia tampak sangat ragu untuk melihat wajah dan mata calon istrinya itu. Bahasa tubuh Gavin seakan menunjukkan bahwa sebenarnya ia sedang menyembunyikan sesuatu dari Nira.

"Aku ingin melakukannya tapi aku nggak bisa. Aku harus segera pergi bekerja karena aku sudah terlambat. Pagi ini, aku ada meeting. Dan semua orang menungguku sekarang," sesal Nira.

"Oh begitu. Baiklah, nggak apa-apa, Sayang," balas Gavin seraya mengangguk. "Hati-hati di jalan. Semoga harimu menyenangkan," katanya lagi. Ia kemudian membubuhkan sebuah kecupan di dahi Nira sebelum kekasihnya tersebut berlalu dari hadapannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Waktu bergulir, dan senja kini berganti dengan malam yang dingin. Setelah seharian bekerja, Nira yang terus memikirkan keadaan Gavin tak lantas pulang ke rumah. Meski lelah, perempuan ini tetap menyempatkan diri untuk menghampiri Gavin di apartemennya, memastikan bahwa kekasihnya tersebut baik-baik saja.

Akan tetapi, setibanya Nira di depan pintu apartemen Gavin, netranya melihat sepasang sepatu wanita yang sangat familiar. Nira kemudian ingat bahwa ia pernah melihat sepatu tersebut saat berpapasan dengan seorang wanita di lift pagi itu. Ketika mengantar bubur untuk Gavin.

Memikirkan tentang hal itu, membuat hati Nira gusar. Karena itu, ia akhirnya memberanikan diri membuka pintu kamar Gavin perlahan dan hati-hati. Saat pintu terbuka, betapa terkejutnya Nira melihat calon suaminya sedang bersama seorang wanita tanpa busana di ranjangnya. Yah... Gavin sedang menyeka madu manis milik Grace—kekasih gelapnya, di sudut bibirnya selagi wanita itu terlentang lemas di atas tempat tidur kesayangannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

BRAAAKK!!

Senna memukul bar kasar, dan membuat Nira hingga Kale terkejut. "Dasar bajingan!! Gue jadi ingin memukul wajahnya sekarang juga!!" katanya dengan wajah merah padam.

Sementara itu, Nira di sampingnya tampak tersenyum sekilas. "Orang yang lo sebut bajingan itu, sekarang resmi jadi mantan pacar gue ke-21," balas aktris yang debut tahun 2016 ini kontan membuat Senna, Mahlan, Jihan dan Kale terbelalak. Yah... Mereka menatapnya tak percaya.

"Apa lo bilang?! Dua puluh satu?! Astaga! Gue nggak pernah menduga lo akan punya mantan sebanyak itu," ujar Kale terkejut. "Fix! Lo ini memang kolektor mantan!" cicitnya yang saat itu langsung dibalas oleh Nira dengan tatapan tajam dari matanya.

Bersamaan dengan itu, tiba-tiba saja ponsel Nira bunyi dan sebuah notifikasi pesan baru muncul di layar ponselnya. Mengetahui hal tersebut, segera, Nira membuka pesan dari seseorang yang ia tandai dengan simbol hati berwarna merah di kontaknya, yang membuat dirinya terkejut dan gugup saat membaca isi pesannya tersebut.

Terpopuler

Comments

Erina

Erina

Demi apa? Nira punya 21 mantan? dalam berapa tahun thor? ebuset dah. Kenapa bisa punya mantan sebanyak itu Nira? Bukan playgirl kan? 🥹

2023-10-11

0

Erina

Erina

/Scream//Scream//Scream//Scream//Scream/

2023-10-11

0

Erina

Erina

Kalau sy jadi Nira sdh nanya siapa perempuan tadi? apa dia dari sini? Kalau sy jadi Nira bawaannya sdh nethink aja pasti 😏

2023-10-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!