5. Aku tidak khilaf.

"Ijin jenderal, sejauh ini ibu tidak pernah pulang telat dan setelah ibu kembali dari luar, Letnan Alden meninggalkan tempat dan tidak ada interaksi lainnya." Jawab seorang tamtama jaga kediaman saat Pak Prana meminta informasi tentang istrinya dan Letnan Alden.

Pak Prana tersenyum, Letnan Alden memang pria yang bisa di percaya. Hatinya tenang dan bisa tidur nyenyak di tempat tugasnya, beliau sengaja tidak menghubungi sang istri agar istri kecilnya bisa tidur dengan nyenyak pula.

***

"Kapan Abang pulang?" Gaya bahasa Syandrina saat Bang Prana menghubunginya melalui video call saat sarapan pagi.

"Besok donk, Abang sudah bilang kemarin. Lupa ya?" Kata Bang Prana.

"Tapi Syandri bosan Bang."

Bang Prana tersenyum melihat sikap manja Syandrina yang tidak pernah berubah sama sekali. Ia melihat ajudannya masih setia berdiri menunggu Syandrina dalam jarak yang amat sangat aman.

"Pergilah bersama Alden kalau kamu bosan." Saran Bang Prana.

"Sepertinya Om Alden sibuk Bang." Kata Syandrina.

"Benar begitu Al?" Bang Prana menanyai ajudannya tapi sepertinya ajudannya sedang tidak fokus. Arah matanya kosong melompong. "Al..!!!!"

"Om Al, di tanya nih..!!" Tegur Syandrina.

"Siap jenderal.. siap salah. Ijin arahan..!!" Jawab Bang Alden.

"Kamu sibuk? Atau di tunggu pacar?"

"Siap.. tidak jenderal. Pacar tidak rewel." Alasan Bang Alden saat itu.

"Kalau begitu kamu antar istri saya jalan-jalan. Bosan katanya. Besok setelah saya pulang, kamu dan Akbar bisa cuti satu Minggu. Saya mau ajak jalan-jalan istri ke luar kota."

"Siap Jenderal. Terimakasih kasih." Jawab Bang Alden.

Syandrina tersenyum mendengarnya. "Terima kasih Abang."

"Sama-sama cantik."

Entah kenapa hati Bang Alden tiba-tiba terasa begitu sakit padahal dirinya tau perasaannya pada Syandrina adalah sesuatu yang salah. Salah besar yang tidak di pupuk hingga tumbuh subur.

...

Mobil sudah melaju dan Syandrina pindah pada jok bagian depan di samping Bang Alden.

Sedari tadi Syandrina melihat Bang Alden irit bicara.

"Mas Al kenapa?" Tanya Syandrina. Setelah beberapa lamanya tidak ada jawaban dari Bang Alden dan wajah ajudannya itu masih datar seakan menyimpan rasa kesal tak terungkapkan. "Maass..!!"

"Ijin ibu, lebih baik ibu duduk di belakang saja." Kata Bang Alden masih merendahkan nada suaranya.

"Kenapa? Disini tidak ada siapa-siapa." Jawab Syandrina.

:

Syandrina merasa kesal karena Bang Alden terkesan menjauhi dirinya. Hari ini dirinya pergi ke mall dan Bang Alden hanya setia mengikuti dirinya saja.

Merasa telah di abaikan tanpa sebab, Syandrina memilih menjauh dari Bang Alden saat ajudannya itu sedang sibuk menerima panggilan telepon.

Setelah beberapa menit Bang Alden baru menyadari jika ibu jenderal sudah tidak berada dalam pantauannya.

"Astaga, Syandri pergi kemana?" Bang Alden segera mencari istri komandannya.

Kesana kemari Bang Alden mencari namun Syandrina tidak terlihat arahnya hingga ia melihat sebuah cafe kecil di sudut mall. Bang Alden pun segera menyusul.

Bang Alden semakin geram saat melihat Syandri tengah merokok dan mabuk bersama seorang pria.

"Pergi kamu dari sini..!!" Tanpa banyak bicara ucap ringan itu sudah mampu membuat pria itu pergi meninggalkan Syandrina.

"Kenapa kamu menghilang sendiri?? Kamu dalam pengawasan saya Syandri..!!" Tegur Bang Alden, telunjuknya mengangkat wajah Syandrina.

Syandri tersenyum tipis. "Sebentar begini, sebentar begitu.. tidak punya pendirian. Sudah membuatku kehilangan pekerjaan karena menurutimu, sekarang kau mengabaikan ku."

"Siapa yang mengabaikan mu????? Bangun Syandri..!!!!!!" Bang Alden mencengkeram kedua pipi Syandri, hatinya geram sekaligus sakit melihat keadaan Syandri.

"Bawa Syandri pergi Mas. Syandri nggak kuat hidup di dunia seperti ini." Ocehnya meracau dalam kondisi mabuk.

"Astaga Syan.. kamu ini paling pintar buatku sakit kepala." Gerutu Bang Alden sambil membawa Syandri keluar dari cafe.

:

Terpaksa Bang Alden membawa Syandri ke sebuah penginapan di kaki gunung karena tidak mungkin dirinya membawa Syandrina ke hotel yang besar meskipun nama Syandrina sebagai istri dari jenderal Prana Wijaya tidak begitu terekspos khalayak.

"Hhkk..." Syandrina masih mabuk parah setelah menghabiskan banyak minum di cafe.

:

Terpaksa Bang Alden membawa Syandri ke sebuah penginapan di kaki gunung karena tidak mungkin dirinya membawa Syandrina ke hotel yang besar meskipun nama Syandrina sebagai istri dari jenderal Prana Wijaya tidak begitu terekspos khalayak.

"Hhkk..." Syandrina masih mabuk parah setelah menghabiskan banyak minum di cafe.

"Sadar kamu Syan..!!!!!!" Bang Alden sampai mengguyur tubuh Syandrina agar istri atasannya itu segera sadar.

"Syandri sadar Mas."

"Kalau kamu sadar kenapa masih mabuk-mabukan???" bentak Bang Alden. "Saya berusaha menjagamu tapi kamu selalu mencari masalah mu sendiri..!!!"

"Apa pedulimu??? di dunia ini aku hanya menjadi tumbal. Aku ini perempuan sial, ibuku meregang nyawa karena melahirkan ku ke dunia. Aku di perk**a Omku sendiri lalu di jual pada Pak Prana karena sebidang tanah. Setelah menikah pun aku di abaikan dan hanya menjadi alat untuk punya anak tapi sampai saat ini aku tidak bisa memberinya anak, dia bilang akan membuang ku, aku ini hanya pe**c*r, aku kotoor. Hwaaaaaaaaa......." Syandrina menangis sekencang-kencangnya, ia benar-benar meluapkan perasaannya yang terlalu lama sakit. "Kenapa aku harus hidup? Aku lelah.. bunuh aku Mas."

Bang Alden ikut duduk bersama Syandrina lalu mendekapnya erat. Ternyata penderitaan Syandrina melebihi apa yang dia kira. Perasaannya tak karuan melihat Syandrina ikut terisak-isak.

"Apa aku tidak berhak di sayangi? Aku juga ingin di perlakukan layaknya seorang istri. Perhatiannya hanya selingan hidupnya, selebihnya hanya demi anak yang tidak kunjung datang. Aku hanya hiasan berkedok halal. Di rumah aku seperti simpanannya."

"Saya harus bagaimana Syan. Apapun keadaannya, kamu tetap istri orang. Saya sanggup membawamu lari, saya juga sanggup menanggung resikonya tapi saya tidak sanggup melihat kamu menderita karena keputusan saya." jawab Bang Alden. "Perasaan saya tidak salah, tapi keadaan kita serba salah."

Bang Alden membuka pakaian Syandrina yang basah lalu menutupnya dengan handuk kemudian mengangkat tubuh Syandrina ke atas ranjang.

Syandrina pasrah saat Bang Alden juga melepas pakaiannya. Ia memalingkan wajah dengan tangisnya.

Kini posisi Bang Alden sudah berada di atas tubuh Syandrina. "Saya tidak pernah menganggap mu serendah itu Syan. Percayalah, apapun yang akan terjadi.. esok atau nanti, saya akan bertanggung jawab atas segala tindakan saya."

Syandrina meraih tas kecilnya, ia berniat mengambil pengaman tapi Bang Alden mencegahnya.

"Hari ini kamu istriku, jadilah ibu dari anak-anakku..!!" Dengan lembut Bang Alden memperlakukan Syandrina, di hujani seluruh tubuh Syandrina dengan kecupan manis. Ini juga pengalaman pertama baginya namun insting tajam seorang pria tidak perlu pembelajaran khusus. "Mau?" tanya Bang Alden sebelum benar-benar menung***i Syandrina.

Syandrina mengangguk lalu membalas.

Bang Alden menyadari dosa yang dilakukan nya adalah dosa tak terampunkan tapi dirinya tidak bisa menolak kenyataan bahwa ada hati untuk si cantik Syandrina.

Perlahan tapi pasti, Bang Al membiarkan Syandrina terbuai merasakan gagahnya alat tempur miliknya, setelah di rasa cukup.. Bang Alden mengarahkannya tepat pada sasaran.

"Aahh.." rintih kecil Bu jenderal terlalu menggoda bagi Letnan Alden.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

speak ane leedongwook

speak ane leedongwook

hufft ikut tegang

2023-12-06

1

Re Wati

Re Wati

dan terjadilah

2023-11-13

2

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

lanjuuut mba Nara ,semangat

2023-10-18

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pekerjaan beresiko.
2 2. Tugasku melindungimu.
3 3. Mengawal lagi.
4 4. Selingkuh.
5 5. Aku tidak khilaf.
6 6. Tidak bisa mencegah rasa.
7 7. Bertemu bidadari baru.
8 8. Dua wanita.
9 9. Tidak bisa menerka hati.
10 10. Keputusan.
11 11. Ingin hijrah.
12 12. Kalang kabut.
13 13. Memperbaiki keadaan.
14 14. Cemas.
15 15. Latihan sabar.
16 16. Nikmatnya ilmu ikhlas.
17 17. Tak mengerti takdir Tuhan.
18 18. Beratnya melepaskan.
19 19. Konco geger.
20 20. Bertahan dengan ketentuan Tuhan.
21 21. Di dekatkan karena musibah.
22 22. Tuhan tau caranya.
23 23. Sahabat.
24 24. Rahasia tak di inginkan.
25 25. Cari perkara ( 1 ).
26 26. Cari perkara ( 2 ).
27 27. Cari perkara ( 3 ).
28 28. Cari perkara ( 4 ).
29 29. Cari perkara ( 5 ).
30 30. Perkara lanjutan.
31 31. Tanggung jawab suami.
32 32. Belajar merayu
33 33. Adaptasi belum sempurna.
34 34. Kenyataan di balik keadaan.
35 35. Cari akal.
36 36. Kisah malam ini.
37 37. Ini lain.
38 38. Tidak sengaja.
39 39. Masa lalu yang gelap.
40 40. Sudah waktunya.
41 41. Masalah besar.
42 42. Luka.
43 43. Rahasia terkuak.
44 44. Berbesar hati.
45 45. Ingin hidup damai.
46 46. Membuat keputusan penting.
47 47. Cari masalah.
48 48. Nikmatnya sabar.
49 49. Sedikit ada kedamaian.
50 50. Geregetan.
51 51. Ricuh.
52 Dari Nara.
53 52. Detik menegangkan.
54 53. Berdebar kencang.
55 54. Mulai landai.
56 55. Rengekan istri.
57 Cek ketegangan.
Episodes

Updated 57 Episodes

1
1. Pekerjaan beresiko.
2
2. Tugasku melindungimu.
3
3. Mengawal lagi.
4
4. Selingkuh.
5
5. Aku tidak khilaf.
6
6. Tidak bisa mencegah rasa.
7
7. Bertemu bidadari baru.
8
8. Dua wanita.
9
9. Tidak bisa menerka hati.
10
10. Keputusan.
11
11. Ingin hijrah.
12
12. Kalang kabut.
13
13. Memperbaiki keadaan.
14
14. Cemas.
15
15. Latihan sabar.
16
16. Nikmatnya ilmu ikhlas.
17
17. Tak mengerti takdir Tuhan.
18
18. Beratnya melepaskan.
19
19. Konco geger.
20
20. Bertahan dengan ketentuan Tuhan.
21
21. Di dekatkan karena musibah.
22
22. Tuhan tau caranya.
23
23. Sahabat.
24
24. Rahasia tak di inginkan.
25
25. Cari perkara ( 1 ).
26
26. Cari perkara ( 2 ).
27
27. Cari perkara ( 3 ).
28
28. Cari perkara ( 4 ).
29
29. Cari perkara ( 5 ).
30
30. Perkara lanjutan.
31
31. Tanggung jawab suami.
32
32. Belajar merayu
33
33. Adaptasi belum sempurna.
34
34. Kenyataan di balik keadaan.
35
35. Cari akal.
36
36. Kisah malam ini.
37
37. Ini lain.
38
38. Tidak sengaja.
39
39. Masa lalu yang gelap.
40
40. Sudah waktunya.
41
41. Masalah besar.
42
42. Luka.
43
43. Rahasia terkuak.
44
44. Berbesar hati.
45
45. Ingin hidup damai.
46
46. Membuat keputusan penting.
47
47. Cari masalah.
48
48. Nikmatnya sabar.
49
49. Sedikit ada kedamaian.
50
50. Geregetan.
51
51. Ricuh.
52
Dari Nara.
53
52. Detik menegangkan.
54
53. Berdebar kencang.
55
54. Mulai landai.
56
55. Rengekan istri.
57
Cek ketegangan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!