Kupu Malam Sang Ajudan
"Mulai hari ini kamu jaga istri saya..!!" Ucap Pak Jenderal memberi perintah pada Letnan Alden. Jenderal Prana adalah seorang perwira tinggi sekaligus senior sang Papa satu tingkat.
Bang Prana sudah kali ketiga menikah dan beliau belum memiliki seorang putra di usia beranjak senja.
"Ijin Jenderal, apa tidak ada ajudan wanita yang mendampingi ibu??" Tanya Bang Alden.
"Saya tidak ingin lagi terlibat dengan segala wanita. Asal kamu melaksanakan tugas sesuai prosedur dan loyal terhadap saya, maka tidak ada yang perlu di takutkan. Saya percaya sama kamu. Kamu merangkap sebagai sopir dan ajudan pribadi istri saya. Nanti biar Akbar yang bantu saya..!!" Jawab Bang Prana.
"Siap jenderal."
"Hati-hati kamu jaga istri saya..!! Jaga pergaulannya, dia masih sangat muda..!!" Pesan Bang Prana.
...
"Syan pergi jalan-jalan ya Bang." Pamit Syandrina pada suaminya.
"Mau kemana?" Tanya Bang Prana.
"Jalan sama teman-teman." Jawab Syandrina.
"Ya sudah, Abang masih sibuk kerja. Kamu jalan di temani Alden..!!"
"Letnan Alden jaga Syandri???" Tanya Syandrina memastikan.
"Iyaa."
...
Bang Alden membukakan pintu untuk Ibu jenderalnya.
"Terima kasih." Syandrina masuk ke dalam mobil. Wajahnya datar saja tanpa ada pembicaraan lebih lanjut.
Beberapa saat lamanya Syandrina masih sibuk dengan ponselnya, suasana terasa hening.
"Ijin Ibu, arahan tujuan?" Bang Alden bersama memecah kesunyian di antara mereka.
"Club Phoenix." Jawab Syandrina singkat.
Kening Bang Alden berkerut pasalnya tempat itu adalah tempat bersarangnya para mafia juga hiburan malam bagi pria hidung belang. Hatinya lumayan bertanya-tanya. Seorang ibu jenderal yang masih berusia sembilan belas tahun sudah paham tempat hiburan seperti itu.
"Kenapa?? Kaget??" Tanya Syandrina datar saja.
"Ijin.. tidak ibu." Jawab Bang Alden.
"Kalau disana jangan panggil saya Ibu. Panggil saya Lyli. Karena kamu sudah menjadi ajudan saya.. kamu harus bersedia menemani bahkan menyimpan identitas saya..!!" Perintah Syandrina.
Seketika Bang Alden menghentikan laju mobilnya. "Saya ini tentara. Bukan bodyguard seperti itu yang saya kerjakan." Protes Bang Alden.
"Kalau kamu tidak mau mengikuti perkataan saya.. saya akan hancurkan nama besar orang tuamu. Tidak mudah membuat orang tuamu terpuruk dalam karir yang sudah cemerlang. Atau mungkin.. saya akan berteman dengan adik perempuan mu????" Ancam Syandrina dengan lembut.
"Jangan coba mengancam saya..!! Sebenarnya apa masalahmu???? Saya tidak ada urusan dengan kamu..!!!"
"Kalau kamu tidak mau menuruti apa kata saya, saya akan bilang sama Bang Prana kalau kamu memperkosa saya..!!" Syandrina kembali mengancam Bang Alden.
Sejenak Bang Alden menarik nafas panjang. Ia memperhatikan raut wajah Syandrina. Wanita muda itu terlihat sangat berani tapi tidak dengan sikapnya yang gelisah memegang ponselnya dengan erat.
"Ada apa??? Saya tidak mau jadi kambing congek. Saya tidak mau membantu tanpa alasan dan perlu kamu ingat Syandri.. sebelum kamu membuat orang tua saya sengsara, saya akan menghabisi nyawamu lebih dulu." Bang Alden mengeluarkan pisau lipat dari balik pinggangnya.
cckkllkk..
Pisau lipat itu berkilat dan nampak begitu tajam.
Syandrina terdiam, ia memalingkan wajahnya agar Bang Alden tidak melihat tetes air matanya.
"Cepat katakan Syaan..!!!!" Bentak Bang Alden.
Tak lama Syandrina menutupi wajahnya dan terisak-isak.
Bang Alden masih waspada dengan ulah Ibu jenderal yang membuatnya pusing tujuh keliling.
"Apa kamu bisa membantuku??" Tanya Syandrina.
"Kamu butuh bantuan apa????? Selain pekerjaan saya sebagai ajudan.. saya tidak mau terlibat masalahmu..!!"
"Syandri terjebak dunia p***cu**n. Syandri ingin keluar tapi tidak bisa." Ucapnya berteriak sampai frustasi.
"Apaaa?? Bagaimana kamu yang seorang istri jenderal bisa sampai terlibat hal seperti itu Syan??????" Bang Alden dua kali lipat pusing tujuh keliling dengan pengakuan istri sang jenderal.
Syandrina masih saja menangis. Bang Alden bersandar pada sandaran joknya lalu melipat kembali pisau di tangannya. Ia melirik Syandrina yang masih menangis.
"Kita bicara di tempat yang lebih tenang..!!" Ajak Bang Alden. "Kamu harus ceritakan semua atau saya tidak segan menghentikan nafasmu..!!"
...
"Begitulah.. aku di jual keluargaku demi tanah sepuluh hektar sebagai mas kawin. Setelah itu mereka tidak pernah menghubungiku lagi." Kata Syandrina. "Bang Prana baik sama Syan, tapi....."
"Tapi apa?" Entah berapa banyak rokok yang sudah di hisap Bang Alden demi menunggu Syandrina bicara.
"Aku tidak bahagia dengan pernikahan ku dengan Bang Prana." Syandrina menunduk dan sudah kembali menangis.
"Jelaskan dengan gamblang.. jengkel sekali lama-lama saya bicara sama kamu..!!" Bentak Bang Alden.
"Syandri nggak pernah puas di ranjang. Bang Prana..........."
"Astagfirullah hal adzim." Bang Alden mengusap wajahnya, kini ia mulai memahami alasan Syandrina bisa terjebak dunia malam yang menyesatkan.
"Lalu bagaimana hari-harimu dua tahun ini bersama Pak Prana?"
"Biasa saja, kami juga melakukan hubungan suami istri seperti biasa tapi.... hanya asal tersentuh dan selesai." Suara Syandrina semakin lama semakin meredup. "Awalnya Syandrina hanya penasaran dan ingin tau rasanya."
"Bagaimana rasanya?? Enak?????? Sudah tau rasanya puas???" Bang Alden benar-benar kesal dengan labilnya cara berpikir Syandrina.
"Banyak laki-laki yang kasar sama Syandri, jadi Syandri pun tetap tidak merasa di sayangi seperti yang Syandri inginkan." Jawab Syandrina. "Tak jarang mereka memukul Syandri padahal Syandri sudah berusaha menyenangkan mereka."
Bang Alden menggeleng dan tersenyum tipis. "Bocah ingusan mau coba-coba ternyata. Dasar gedhang godhog wedhok gob**k."
"Syandri nggak ingusan." Protes Syandri.
"Sekarang kamu pikir bagaimana cara selesaikan masalahmu ini????? Itulah kalau otak di letakan di dengkul. Kethul..!!"
"Maaaass.. jangan marah terus sama Syandri..!!"
Mendengar sapaan baru itu Bang Alden terdiam.
"Bantu Syandri ya Mas, nanti malam Syandri mau ketemu pelanggan, orang Afrika." Rengek Syandrina.
"Bagus tuh, bisa puas betul kamu nanti." Ejek Bang Alden.
"Syandri takut Mas." Jawab Syandrina.
"Itu pekerjaanmu.. itu juga pilihanmu.. rasakan..!!!!"
"Maaaass Aaall." Syandri sampai berjingkrakan karena ketakutan.
"Sama Mas Al takut nggak??" Bang Alden membuang puntung rokoknya asal tanpa menatap si kupu malam yang memusingkan kepalanya.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
aira aira
yey
2024-01-10
0
Shanty
gedhang godhog wes gerang guoblok 🤣🤣
2023-12-18
0
Devi Handayani
bagus katain lagi yg dalem bang.... emg senengnya dikobok kobok itu diaaa😌😌😌😌😌😌
2023-12-15
0