Sambil menatap kesal kearah Aprilia dan Ricki, Tari pun mencoba memprovokasi ketiga rekannya itu.
"Kalian liat kan gimana berbedanya sikap Pak Ricki sama April. Padahal April kan juga sama kaya Kita. Sama-sama melakukan kesalahan dan sama-sama dihukum. Tapi bisa-bisanya Pak Ricki ngajak Aprilia pergi nemenin dia makan siang. Itu artinya Pak Ricki mencabut hukuman untuk Aprilia. Padahal di sini jelas Aprilia yang salah dan layak dapat hukuman yang lebih berat dibanding Kita. Iya ga sih ?!" kata Tari berapi-api.
"Udah lah Tari. Terima dan jalanin aja hukuman dari Pak Ricki. Dia berhak melakukan apa pun karena jabatannya lebih tinggi dari Kita. Lagian hukuman ga istirahat di jam istirahat juga ga berat kok. Kita isi aja hukuman ini dengan tidur siang," kata Mia sambil melangkah ke meja potong lalu berbaring di sana setelah menepikan bahan ke sudut meja.
Ucapan Mia diangguki Yuna dan Lisa. Meski pun sama kesalnya dengan Tari, tapi kedua wanita itu nampak lebih bisa mengusai diri. Melihat sikap tiga rekannya mau tak mau Tari pun terdiam.
\=\=\=\=\=
Aprilia nampak bahagia karena bisa makan siang bersama Ricki di sebuah restoran tak jauh dari pabrik.
Sesungguhnya yang Ricki lakukan sangat mencolok karena dilakukan saat siang hari. Padahal jika ingin mendekati Aprilia, Ricki bisa mengajak gadis itu makan saat usai jam kerja dan di tempat yang jauh dari pabrik agar tak menjadi bahan gunjingan para karyawan. Tapi nampaknya Ricki tak bisa berpikir sehat akibat pengaruh ilmu hitam alias pelet yang dilancarkan Aprilia.
Bukan hanya sekali Aprilia mendengar kasak-kusuk negatif tentang dirinya. Apalagi saat ia melintas bersama Ricki tadi. Ratusan mata karyawati pabrik nampak menatap Aprilia dengan tatapan iri karena merasa Aprilia telah berhasil melampaui mereka.
"Pelet apa sih yang dipake cewek itu sampe bisa bikin Pak Ricki kesengsem sama dia," kata salah seorang karyawati pabrik dengan ketus.
"Iya. Kayanya ampuh banget," sahut karyawati lainnya.
"Padahal Gue denger banyak karyawati di pabrik ini termasuk orang kantor yang juga pake pelet buat naklukin Pak Ricki, tapi gagal. Cuma dia satu-satunya yang berhasil," kata karyawati lainnya sambil menyuap makanan ke dalam mulutnya.
"Berarti dukunnya tuh cewek hebat dong, pasti mahal juga. Kalo mahal tapi hasilnya bisa senyata itu Gue juga mau," sahut karyawati lainnya sambil mencibir.
"Gue juga mau !" kata ssoranv wanita dengan lantang hingga membuat kasak-kusuk itu terhenti.
Di belakang para karyawati yang sedang bergosip itu berdiri seorang wanita dengan pakaian kerja formil yang berbeda dengan mereka. Mereka langsung mengenali Agnes yang merupakan karyawan administrasi di perusahaan itu.
"Eh, Mbak Agnes. Kirain siapa. Sini Mbak duduk ...," kata salah seorang karyawati sambil bergeser dan disambut senyum manis Agnes.
"Tapi ngomong-ngomong siapa nama cewek itu. Katanya dia Anak baru ya ?" tanya Agnes.
"Namanya Aprilia Mbak," sahut seorang karyawati pabrik dengan cepat.
"Hmmm ... Aprilia. Tunggu aja, Gue bakal rebut Ricki dari Lo. Ricki itu cuma punya Gue, ga boleh ada yang deketin dia apalagi milikin dia," kata Agnes dalam hati.
Makan siang di kantin pabrik itu pun terus berlanjut. Terlihat ramai dan sedikit semrawut. Bagaimana tidak. Jumlah kios dan makanan yang dijual tak seimbang dengan jumlah karyawan yang makan siang di sana. Meski pun mereka membeli makanan itu, kadang para karyawan harus berebut untuk mendapatkan makan siang. Jika telat sedikit saja, bisa dipastikan mereka akan bekerja dengan perut kosong nanti.
Untuk mensiasatinya, tak jarang para karyawati berinisiatif membawa bekal makan siang dari rumah. Dan terbukti itu cukup ampuh untuk meminimalisir antrian di kantin.
Dan tepat saat jam istirahat berakhir, para karyawan telah menyelesaikan makan siang mereka lalu kembali bekerja. Aprilia dan Ricki juga nampak telah berada di lingkungan pabrik. Wajah keduanya terlihat bahagia. Lisa yang melihatnya pun malah bertambah kesal.
"Liat tuh si April. Enak banget ya bisa makan siang di restoran sama Pak Ricki. Berduaan lagi. Dia sama sekali ga inget sama Kita yang udah nolongin dia dulu," kata Lisa.
"Emangnya Kita nolongin apaan Lis ?" tanya Yuna.
"Ngasih info kalo ada lowongan kerja di sini. Itu juga bentuk pertolongan kan Yun ?" tanya Lisa.
"Oh itu kan cuma kebetulan. Gue rasa bukan cuma Kita yang ngasih info sama orang-orang di luar sana tentang lowongan kerja itu Lis," kata Yuna.
"Ck, iya Gue tau. Tapi Kita kan beda Yun. Selain ngasih info, setelah itu Kita deket sama dia. Ya, bisa dibilang kalo Kita ini sohib lah sama dia. Tapi coba liat sekarang. April ga inget sama kebaikan Kita. Jangankan bawain makan siang yang Gue yakin dibayarin Pak Ricki, nyapa Kita aja ga," sahut Lisa sambil mendengus kesal.
Yuna terdiam lalu menatap Aprilia dari kejauhan. Dalam hati Yuna juga sama kecewanya dengan Lisa, namun Yuna tak bisa berbuat apa-apa. Yuna merasa Aprilia yang ada di depannya itu berbeda, seolah Aprilia adalah sosok asing yang tak ia kenal sama sekali.
Yuna tersentak kaget saat tak sengaja melihat Aprilia menoleh dan tersenyum kearahnya. Senyum Aprilia terasa berbeda. Sedikit aneh karena hanya berupa seringaian yang dibarengi dengan tatapan yang menghujam.
Di saat yang sama samar-samar Yuna juga melihat sosok wanita dengan wajah menyeramkan berdiri di belakang tubuh Aprilia. Tubuh wanita yang mengenakan pakaian putih itu terlihat lebih tinggi dari Aprilia. Rambutnya yang hitam legam dan sedikit kusut nampak tergerai menutupi sebagian wajahnya hingga membuat Yuna bergidik ngeri. Apalagi wanita itu juga sedang menatap kearahnya dengan tatapan yang menghunus.
Karena terkejut Yuna pun membalikkan tubuhnya untuk menghindari tatapan wanita itu.
"Astaghfirullah ..., apaan tuh ...," gumam Yuna sambil memejamkan mata dan mengusap dadanya.
Yuna kembali menoleh namun wanita yang mirip makhluk menyeramkan itu tak lagi terlihat di sana. Yuna menghela nafas lega lalu kembali fokus dengan pekerjaannya.
Sementara itu Aprilia nampak sedang dilanda kebahagiaan. Rupanya Ricki baru saja menyatakan perasaannya. Aprilia senang membayangkan langkahnya untuk memiliki Ricki hampir terwujud. Saking bahagianya, Aprilia bahkan tak bisa menyembunyikan senyumnya. Dan tentu saja itu membuat Mia curiga.
"Kenapa senyum-senyum sendiri Pril. Apa ada yang lucu atau justru lagi bingung gimana cara motongnya ?" tanya Mia sambil mengamati lembaran bahan yang hanya diusap-usap oleh Aprilia.
Meski pun Mia kesal, namun wanita itu masih bisa bersikap profesional. Ia tetap menegur dan mengarahkan para karyawan yang kesulitan mengerjakan tugasnya termasuk Aprilia. Karena ia mengira Aprilia sedang kesulitan, maka Mia pun menyapanya.
"Oh, ga Mbak. Saya paham kok. Cuma lagi ngagumin kain bagus ini aja," sahut Aprilia berbohong.
"Tolong lebih cepat sedikit ya Pril. Saya ga mau kejadian kaya tadi terulang lagi. Kita semua tau itu kesalahan Kamu yang terlalu lama mengulur waktu. Tapi karena Pak Ricki membela Kamu tadi, jadi kesannya Kami yang salah," kata Mia.
"Iya Mbak. Saya bakal lebih fokus kerja nanti," sahut Aprilia.
"Bagus. Saya tinggal dulu ya. Kalo ada kesulitan Kamu bisa tanya Saya," kata Mia sambil berlalu.
"Baik Mbak," sahut Aprilia sambil cemberut.
Saat Mia menjauh, Aprilia nampak memandangi punggung Mia dengan marah.
"Dasar sok tau. Menatang-mentang Supervisor jadi bisa seenaknya sama Gue. Tunggu aja, sebentar lagi bukan cuma jabatan Lo yang Gue ambil tapi Lo bakal Gue depak dari sini. Pak Ricki pasti mau nurutin permintaan Gue buat nendang si Mia dari tempat ini karena Kami kan sekarang pacaran," batin Aprilia sambil tersenyum sinis.
Setelah membatin seperti itu Aprilia pun melanjutkan pekerjaannya. Sesuai permintaan Mia tadi, Aprilia pun memotong bahan lebih cepat lalu menyerahkannya ke bagian menjahit.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Irma Tjondroharto
lha kan sudah mulai terlihat sifat asli si april... kenapa kamu kena pemgaruh mamamu sih pril.. padahal kamu tau persis kalau itu salah...
2023-11-27
0
neng ade
Aprilia km terlalu sombong sekarang .. gmn klo ada yg lebih hebat lagi pelet nya .. apa lagi Agnes udh menandai mu .. wah .. bakalan perang dukun nih
2023-10-18
1