Mengejarmu Dengan Pelet
Indri nampak berlari kecil menuruni anak tangga agar bisa segera menyusul rekan-rekannya yang nampak sedang berbincang di halaman kantor.
"Sorry telat. Liftnya mati ...!" kata Indri lantang.
Enam orang teman Indri menoleh lalu mendengus kesal. Bagaimana tidak. Ini bukan kali pertama gadis cantik berambut ikal itu telat.
"Udah biasa. Kan Lo ratunya telat," sahut Winda sambil mencibir.
"Kan Gue udah minta maaf Win...," kata Indri tak enak hati.
"Udah ga usah berdebat lagi. Jadi ga makan siangnya ?. Sepuluh menit waktu istirahat udah terbuang sia-sia nih !" tegur Adam sambil melirik jam di pergelangan tangannya.
"Jadi doonngg ...!" sahut enam orang lainnya bersamaan hingga membuat Adam tersenyum.
"Kalo gitu ayo buruan jalan !" ajak Adam dengan lantang sambil membuka pintu mobil dinasnya.
Enam rekan Adam termasuk Indri pun bergegas menyusul lalu masuk ke dalam mobil dinas yang dikendarai Adam. Tak lama kemudian mobil dinas berwarna putih itu melaju cepat meninggalkan halaman kantor.
Mobil menepi di sebuah restoran dan tujuh orang penumpangnya turun satu per satu. Kemudian mereka melangkah masuk ke dalam restoran dan disambut oleh pelayan restoran dengan ramah.
"Atas nama Adam Baihaqi Mbak ...," kata Adam.
"Oh baik. Silakan ke sebelah sini Pak," sahut pelayan restoran sambil melangkah menuju tempat yang telah dibooking Adam sebelumnya.
Wajah keenam rekan Adam nampak berbinar mengetahui makanan telah siap tersaji di atas meja. Mereka senang karena tak perlu menunggu lama dan bisa langsung mengeksekusi hidangan yang telah tersaji itu.
"Tau aja kalo Kita udah lapar Dam," kata Rudi sambil menatap hidangan dengan antusias.
"Ya tau lah, kan Kita ke sini mau makan Rud. Sebenernya mau mempersilakan Kalian pesen sendiri tadi. Tapi karena Kita telat, ya terpaksa Gue pesenin duluan. Sorry kalo ga sesuai sama selera Kalian," sahut Adam sambil mulai menyuap makanan ke dalam mulutnya.
"Gapapa Dam, ini enak kok. Iya kan temen-temen ...?" tanya Rudi sambil menatap lima temannya satu per satu.
"Iya ...," sahut lima rekan Rudi dengan mulut penuh.
Rudi hanya menggelengkan kepala melihat temannya telah sibuk dengan makanan masing-masing.
Ketujuh orang itu pun melanjutkan makan siang mereka. Suasana akrab dan hangat mewarnai meja yang dihuni oleh Adam, Rudi, Indri, Winda, Dinar, Toriq dan Tasya itu. Sesekali tawa terdengar saat salah seorang diantara mereka mengomentari cerita Tasya sang sekretaris.
"Untung sekarang Bos Lo lagi keluar negeri Sya. Kalo ga, Lo ga bakal bisa ikutan sama Kita dan ditraktir makan siang sama Mas Adam," kata Dinar.
"Iya. Yang ada Gue harus ngintilin Bos terus kemana pun dia pergi," sahut Tasya.
"Bukannya enak ya Sya. Lo jadi bisa makan siang di restoran mahal setiap hari. Secara Bos kalo meeting kan pasti di tempat mahal dan bagus," kata Winda.
"Awalnya Gue kira juga gitu Win, tapi yang Gue dapet malah Zonk !" sahut Tasya sambil mendengus kesal.
"Zonk gimana sih maksud Lo ?" tanya Indri tak mengerti.
"Kita emang meeting di tempat mewah, tapi Kita ga makan siang di sana. Alasannya si Bos sih katanya ga enak karena Istrinya udah ngirimin dia makan siang. Yang capek ya Gue juga karena abis naro berkas Gue harus lari ke kantin buat makan siang. Sendirian, karena biasanya pas nyampe kantor jam istirahat udah selesai," sahut Tasya.
"Tapi makan siang Lo gratis alias dibayarin sama Bos kan Sya ?" tanya Toriq.
"Boro-boro Riq !. Yang ada Gue makan sendiri dan bayar sendiri !" sahut Tasya kesal hingga membuat semua rekannya tertawa geli.
Begitulah salah satu isi perbincangan yang terjadi diantara ketujuh orang karyawan PT. BERLIAN yang menjadi dekat karena situasi.
PT. BERLIAN bergerak di bidang kontruksi dan alat berat. Perusahaan ini dipimpin oleh seorang pria bertangan besi bernama Benzo, pria keturunan Jerman yang seringkali dipanggil 'Bos' oleh para karyawannya.
Adam dan Rudi adalah Manager di perusahaan. Jika Adam adalah Manager Personalia, maka Rudi adalah Manager Keuangan. Mereka dekat karena selain pernah kuliah di universitas yang sama, mereka juga kerap terlibat dalam meeting perusahaan untuk membahas berbagai hal yang terjadi di perusahaan.
Indri, Dinar dan Winda adalah karyawan biasa di Divisi Keuangan sedangkan Toriq adalah Kepala gudang.
Mereka bertujuh menjadi dekat berawal dari gempa yang melanda Jakarta. Bukan gempa berkekuatan besar namun getarannya cukup membuat panik para karyawan wanita. Apalagi gempa terjadi saat jam kerja dan mereka berada di dalam gedung bertingkat.
Toriq yang saat itu sedang berkoordinasai dengan karyawan gudang merasakan gempa untuk pertama kalinya. Ia pun segera memerintahkan semua orang keluar dari gudang yang berisi benda-benda berat terbuat dari logam itu. Setelahnya ia berlari untuk mengingatkan semua orang di Divisi lainnya.
Saat sedang berlari ia melihat Winda, Indri dan Dinar yang ketakutan di depan lift. Nampaknya mereka ingin turun menggunakan lift tapi terpaksa menunggu karena lift lebih dulu tertutup.
"Ga usah pake lift. Ini lantai tiga, lewat tangga aja !" ajak Toriq dengan lantang.
Tanpa pikir panjang Winda, Indri dan Dinar pun mengikuti Toriq yang berlari kearah pintu darurat menuju anak tangga.
Ternyata di sana mereka berpapasan dengan Rudi dan Adam yang langsung menepi dan mempersilakan ketiga wanita itu untuk turun lebih dulu. Saat hendak menutup pintu, Adam melihat Tasya yang sedang lari kebingungan.
"Sebelah sini Mbak !" panggil Adam.
Tasya menoleh lalu bergegas menghampiri Adam. Namun sayang plafond ruangan tepat di atas pintu darurat ambruk dan hampir mengenai Tasya. Beruntung Adam berhasil menarik tangan Tasya hingga plafond itu jatuh di belakang tubuh Tasya.
Dengan bergandengan tangan Adam dan Tasya berlari cepat menuruni anak tangga. Saat hampir tiba di lantai dasar, lagi-lagi mereka menghadapi rintangan karena pintu yang mendadak terkunci.
Adam pun berusaha mendobrak pintu sambil memanggil Rudi berulang kali. Sayangnya karena terlalu panik, Rudi tak mendengar panggilan Adam.
Indri yang berjalan paling akhir nampaknya mendengar suara Adam pun menoleh dan memanggil rekan-rekannya.
"Ntar dulu Win. Ada yang terjebak di dalam !" kata Indri panik sambil menarik lengan Winda.
"Ga ada siapa-siapa Dri. Cuma Kita yang lewat tangga itu tadi !" sahut Winda sambil berusaha menarik tangan Indri agar menjauh dari pintu darurat.
"Tapi ada orang lain Win. Ayo Kita bantuin !" kata Indri memaksa.
Toriq yang mendengar jeritan Winda dan Indri pun berhenti berlari lalu menghampiri keduanya. Setelah mengerti apa yang diperdebatkan, Toriq pun segera menghampiri pintu dan berusaha mendobraknya.
"Kenapa mereka malah berhenti ?" tanya Rudi gusar.
"Katanya ada yang kekunci Pak !" sahut Dinar sambil berbalik menghampiri Winda dan Indri.
Rudi yang terkejut saat menyadari Adam tak ada bersama mereka pun bergegas lari kearah pintu darurat. la membantu Toriq mendobrak pintu.
"Menjauh dari pintu Dam !" pinta Rudi.
"Iya Rud !" sahut Adam dari balik pintu.
Rudi dan Toriq pun bersama-sama mendobrak pintu. Namun rupanya pintu terlalu kuat hingga memaksa Indri, Winda dan Dinar ikut membantu mendobrak pintu.
"Hitungan ke tiga ya. Satu ... dua ... tigaaa ...!" kata Toriq dengan lantang.
"Braaakkk ... gubrakkk ...!"
Pintu pun berhasil didobrak hingga membuat ketujuh orang itu bersorak gembira. Setelahnya mereka berlari menuju keluar sambil bergandengan tangan dan tertawa.
Tiba di halaman mereka melihat banyak karyawan telah berkumpul dengan wajah panik. Di sana mereka juga mendapat kabar jika lift rusak dan beberapa orang terjebak di dalamnya.
"Semua orang pasti pengen cepet turun dari lantai atas dan ga mempertimbangkan kekuatan lift. Akibat terlalu berat, lift pun ga bisa bergerak dan stuck di tengah," kata Toriq.
"Betul. Beruntung Kita lewat tangga darurat tadi," sahut Rudi.
"Iya. Walau sempet terkunci juga tapi itu jauh lebih baik. Iya kan Mbak ...," kata Adam sambil menatap Tasya.
"Tasya. Panggil Saya Tasya aja ...," pinta Tasya sambil tersenyum.
Kemudian mereka bertujuh saling memperkenalkan diri dan berjabat tangan sebagai salam perkenalan.
Setelah hari itu mereka kerap bertemu untuk sekedar berbincang santai, entah saat jam pulang kantor atau saat jam makan siang seperti sekarang. Tanpa mereka sadari itu membuat hubungan mereka makin dekat.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Yach Yulianah
baca karya othor yg lain ,sambil nunggu karya othor up
2024-07-06
1
Ali B.U
hadir
2024-04-19
3
Lailya Anis Afifah
mampir novelku kak horor.. aku berbeda
2024-02-21
0