Sebulan sudah Aprilia dan Ricki menjalin hubungan sebagai kekasih. Namun belum sekali pun Aprilia mengenalkan Ricki pada sang mama. Hingga suatu sore Fitria pun menagih janji Aprilia.
"Kapan Kamu mau kenalin Pacarmu itu sama Mama Pril ?" tanya Fitria saat April tiba di rumah seorang diri.
"Kenapa Mama mendadak nanya kaya gitu ?. Aneh banget," sahut Aprilia.
"Ck, Kamu tuh yang aneh. Katanya punya pacar tapi kemana-mana selalu sendiri. Pulang kerja juga ga pernah dianter. Padahal kan pacarmu Manager," sindir Fitria.
"Ricki sibuk Ma," kata Aprilia.
"Sesibuk apa sih sampe ga bisa nganter Kamu pulang. Atau jangan-jangan justru Kamu yang sengaja ga mau bawa dia ke sini. Kenapa, Kamu malu ya ngenalin Mama yang cacat ini sama dia ?" tanya Fitria kesal.
Aprilia terdiam. Ia bingung bagaimana cara menutupi kebohongan yang telah dia buat. Aprilia hanya tak ingin sang mama tahu jika dia bekerja sebagai buruh pabrik dan bukan sebagai receptionist seperti yang selama ini ia ceritakan.
Melihat wajah panik anak gadisnya membuat Aprilia curiga. Perlahan ia menyentuh lengan Aprilia lalu menggamitnya dengan lembut.
"Kenapa April, ada apa ?" tanya Fitria.
Dengan terbata-bata Aprilia pun menceritakan yang sebenarnya. Tentang pekerjaannya dan tentang statusnya yang hanya buruh di pabrik garmen. Fitria menghela nafas panjang sambil menggelengkan kepala. Ia tak percaya jika anak gadis kebanggaannya hanya bekerja sebagai buruh pabrik.
"Jadi ... Ricki yang Kamu bilang Manager itu juga bohong ?. Kalo cuma untuk dapetin cowok kere kaya gitu sebenernya Kamu ga perlu pake ilmu itu April. Karena ilmu itu terlalu berharga untuk dapetin cowok ga berkelas kaya gitu !" kata Fitria gusar.
"Kalo soal Ricki Aku ga bohong Ma. Dia emang Manager kok," sahut Aprilia.
"Buktikan. Bawa dia ke sini April. Kalo sampe Mama liat dia ga sehebat yang Kamu ceritain, awas Kamu ya," kata Fitria sambil menatap Aprilia dengan tatapan yang menghunus.
Aprilia pun mengangguk. Nampaknya gadis itu takut mendengar ancaman sang mama.
Keesokan harinya Aprilia pun mengajak Ricki menemui sang mama. Dan Fitria tersenyum puas saat pertama kali melihat Ricki.
"Maaf baru sempet mampir ke sini Tante. Saya terlalu sibuk kerja karena dikejar dead line," kata Ricki dengan santun.
"Oh, gapapa. Mari silakan duduk. Dan April, tolong buatin minum ya," pinta Fitria.
"Iya Ma," sahut Aprilia sambil bergegas meninggalkan Ricki dan Fitria karena dia tahu apa yang akan dilakukan sang mama.
Di dapur Aprilia sempat mematung sejenak saat melihat benda tak lazim berbaris manis di atas meja. Ada piring tanah yang berisi bermacam bunga, ada tiga cangkir berisi cairan kopi, teh dan air putih. Dan yang paling menarik perhatian Aprilia adalah sebuah bokor terbuat dari tanah liat berisi dupa yang menyala dan mengeluarkan asap beraroma menyengat.
"Apa-apaan ini. Kenapa Mama pake nyiapin ginian segala. Ini juga, kenapa aromanya nyengat banget sih," gumam Aprilia sambil mengibaskan telapak tangan di depan hidungnya.
Nampaknya Aprilia lupa jika ilmu warisan sang mama adalah sejenis ilmu yang berkaitan dengan hal mistis. Dan sudah pasti benda-benda tadi adalah hal yang biasa menyertai proses ritualnya.
"April ...!" panggil Fitria dari ruang tamu.
Aprilia tersadar jika itu adalah kode dari sang Mama agar bergerak lebih cepat.
"Iya Ma, sebentar !" sahut Aprilia sambil bergegas menyeduh kopi untuk Ricki.
Tak lama kemudian Aprilia keluar sambil membawa sebuah nampan berisi tiga cangkir kopi. Aprilia meletakkan cangkir untuk Ricki dengan hati-hati karena tahu sang Mama sedang mengamatinya dengan lekat.
"Silakan diminum Nak Ricki ...," kata Fitria dengan ramah.
"Iya Tante, makasih ...," sahut Ricki.
"Tapi masih panas Ma," sela Aprilia yang mendapat tatapan tajam dari Fitria.
"Gapapa Sayang, Aku suka minum kopi panas kok," kata Ricki menengahi.
Ucapan Ricki membuat April kesal namun justru membuat Fitria tersenyum.
Setelah meneguk kopi buatan Aprilia, Ricki merasa pandangan matanya sedikit berkunang-kunang. Namun itu hanya sejenak. Karena sesaat kemudian Ricki justru merasa tubuhnya lebih bugar seolah baru saja minum vitamin penambah tenaga.
"Jadi kapan pastinya Nak ?" tanya Fitria kemudian.
"Secepatnya Tante," sahut Ricki mantap.
"Bagus. Tapi Tante ga mau mahar yang murah ya ...," kata Fitria.
"Siap Tante. Saya udah punya rumah, mobil juga tabungan yang lumayan. Saya pikir itu cukup untuk mahar pernikahan," sahut Ricki.
"Pernikahan sederhana ga masalah asal maharnya besar," kata Fitria yang diangguki Ricki.
"Sebentar deh. Ini ..., Kalian ngomongin apa sih. Pernikahan, siapa yang mau menikah ?" tanya Aprilia bingung.
"Kita Sayang ...," sahut Ricki dengan lembut namun berhasil membuat Aprilia terkejut bukan kepalang.
"Mama ini ...," ucapan Aprilia terputus karena Fitria segera memotong dengan cepat.
"Sebaiknya Kamu pulang dulu Nak Ricki. Persiapkan semuanya biar Kalian bisa segera menikah. Kalo Kalian udah menikah kan Saya jadi ga khawatir lagi," kata Fitria setengah mengusir.
Dengan patuh Ricki menuruti permintaan Fitria. Pria itu keluar dari rumah Fitria dengan tatapan kosong.
Setelah Ricki pergi, Aprilia pun berdebat dengan Fitria. Ternyata Aprilia menolak menikah karena merasa belum siap dan tentu saja itu membuat Fitria marah. Fitria khawatir keselamatan Aprilia terancam. Rupanya diam-diam Fitria telah melakukan ritual untuk mengikat Ricki dengan Aprilia.
"Kamu harus menikah karena memang begitu lah seharusnya April !" kata Fitria panik.
"Tapi kenapa Ma ?" tanya Aprilia.
"Karena Mama udah bikin ritual buat Kamu. Dan Kamu bisa gila kalo ga jadi nikah sama Ricki," sahut Fitria dengan suara tercekat.
Ucapan Fitria membuat Aprilia terkejut bukan kepalang. Ia tak menyangka jika sang Mama bertindak terlalu jauh.
"Harusnya sejak awal Aku emang ga ngelibatin Mama dalam urusan ini," kata Aprilia dengan nada menyesal.
"Tapi kalo Kamu ga ngelibatin Mama, belum tentu Kamu berhasil menaklukkan Ricki dan mengalahkan ratusan penggemar Ricki di pabrik. Jadi jangan pura-pura ga tau April !" sahut Fitria kesal.
"Iya Aku tau. Aku berterima kasih sama Mama untuk itu," sahut Aprilia.
Untuk sejenak Aprilia dan Fitria terdiam. Mereka nampak larut dengan pikiran masing-masing.
"Terus sekarang gimana Ma ?. Aku ga mau nikah karena Aku ga mau ribet. Bakal banyak tanggung jawab yang harus Aku kerjain nanti dan pasti bikin Aku ga bisa sebebas sekarang. Lagian Aku ga terlalu serius sama Ricki. Aku penasaran aja sama dia yang dipuja-puja banyak cewek itu. Kalo untuk menikah dalam waktu deket, itu ga ada dalam pikiranku Ma. Tapi Aku juga ga mau jadi gila. Gimana dong Ma ...," kata Aprilia putus asa.
Fitria terdiam sejenak lalu tersenyum.
"Gapapa. Kamu bisa nikah siri aja sama Ricki. Pernikahan kan hanya sekedar melepaskan Kamu dari kutukan itu. Setelahnya Ricki punya kewajiban menafkahi Kamu tapi Ricki ga berhak mengikat Kamu. Dan Kamu masih bisa bebas seperti sekarang. Gimana Pril ?" tanya Fitria.
"Emang bisa begitu Ma ?" tanya Aprilia.
"Bisa dong," sahut Fitria.
"Kalo gitu Aku mau Ma !" kata Aprilia antusias.
Jawaban Aprilia membuat Fitria tersenyum. Wanita itu bahagia karena bisa mendapat solusi untuk masalah sang anak.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Irma Tjondroharto
lha kok isa enak gt sih.. pemikiran apa coba... lho lho lho.. kok jadi bingung sama pola pikir mereka.. nikah meski siri tetap akan ada hub suami istri... trs hamil... kasian anaknya klo ibunya tidak menghendaki spt april gt
2023-11-27
1