Ketiga anak Benzo dan Fitria tumbuh sebagaimana mestinya. Aprilia kuliah di sebuah universitas swasta di Jakarta. Banyu sibuk berkemas karena akan pindah ke Bandung untuk kuliah di ITB. Sedangkan si bungsu Cheri juga tengah menikmati status barunya sebagai pelajar SMP.
Aprilia telah tumbuh menjadi gadis dewasa. Meski wajahnya tak terlalu cantik, tapi karena Aprilia pandai berdandan, maka penampilannya mampu memukau lawan jenis.
Kini Aprilia sedang bahagia karena hampir menyelesaikan pendidikannya. Itu pun setelah hampir tujuh tahun kuliah. Ternyata Aprilia tak suka belajar. Ia kuliah karena paksaan kedua orangtuanya terutama sang Mama.
"Apa Kamu ga kesel ngeliat orang yang bukan siapa-siapa menduduki jabatan yang harusnya jadi milikmu April ?!" kata Fitria pada satu kesempatan.
"Apa sih maksud Mama ?" tanya Aprilia tak mengerti.
"Ya ampun Apriiilll ..., masa gitu aja Kamu ga ngerti sih. Papa Kamu sekarang udah ga ngantor kan ?. Kamu tau apa sebabnya ?" tanya Fitria.
"Ya karena Papa udah tua Ma. Apalagi emangnya," sahut Aprilia dengan enggan.
"Itu karena Papa Kamu udah punya pengganti yang bisa mewakilinya mengatur perusahaan. Makanya dia bisa duduk santai di rumah !" kata Fitria kesal.
"Oh ya, siapa Ma ?" tanya Aprilia.
"Adam," sahut Fitria cepat.
"Om Adam ?. Ya bagus dong Ma. Aku liat dia emang brilian. Cocok untuk gantiin Papa," kata Aprilia dengan santai.
"Tapi dibanding Kamu, dia ga punya hak April. Kamu Anak kandung Benzo, sedangkan Adam hanya keponakannya Wulan. Dari silsilah keluarga aja udah jelas siapa yang lebih berhak," kata Fitria ketus.
"Udah deh Ma. Kenapa Mama masih benci sama Mama Wulan. Aku liat Mama Wulan udah bisa move on dan happy, tapi kenapa Mama ga ?. Padahal Mama kan yang udah menghancurkan hidupnya," kata Aprilia.
Ucapan Aprilia mengejutkan Fitria. Ia tak menyangka jika anak yang dia lahirkan akan menyerangnya sedemikian rupa.
"Jangan kurang ajar April !. Tau apa Kamu soal masa lalu. Mama benci karena ada sebabnya. Kamu liat sendiri keadaan Mama sekarang kan. Mama dicerai, cacat dan ga punya uang. Apa keadaan kaya gini bisa bikin Mama bahagia ?" tanya Fitria.
"Tapi itu kan salahnya Mama sendiri. Mama yang ga bersyukur dan menjalani semuanya dengan benar," sahut Aprilia sambil menatap sang Mama lekat.
"Apa maksudmu April ?" tanya Fitria sambil balas menatap sang anak.
Aprilia mendengus kesal lalu bangkit dari duduknya.
"Andai dulu Mama berhenti mengguna-gunai Papa, Aku yakin Papa dan Mama pasti masih bersama sekarang. Walau tanpa cinta, Aku yakin Papa bersedia menjalani pernikahan dengan Mama demi Aku, Banyu dan Cheri !. Tapi gara-gara Mama yang ga pernah puas, Kami kehilangan keluarga yang lengkap sekarang !" kata Aprilia lantang sambil menitikkan air mata.
Setelah mengucapkan kalimat itu Aprilia pun melangkah keluar dari rumah Fitria sambil membanting pintu.
Fitria tertegun mendengar ucapan sang anak. Fitria ingat bagaimana paniknya dia saat cinta dan perhatian Benzo berkurang seiring pengaruh ilmu hitam yang juga berkurang. Saat itu ia masih bisa melihat kesungguhan Benzo menjalani pernikahan walau pun tanpa cinta. Tapi lagi-lagi setan berhasil membujuk Fitria untuk melakukan kesalahan yang sama.
"April betul. Harusnya Aku bisa terima semuanya. Benzo memang tak pernah mencintaiku. Tapi dia masih punya itikad baik mempertahankan pernikahan Kami dulu. Aku yang terlalu serakah karena selalu ingin lebih dan lebih. Akhirnya semuanya rusak dan Aku begini sekarang," gumam Fitria sedih.
Fitria masih menyesali semuanya sambil duduk di kursi roda itu setelah berjam-jam kemudian. Ia baru bergeser ke tempat tidur saat malam tiba.
\=\=\=\=\=
Aprilia dinyatakan lulus dari universitas swasta tempatnya mengenyam pendidikan. Meski dengan nilai pas-pasan, tapi tak menyurutkan kebanggaan Fitria dan Benzo.
Setelah Aprilia lulus, Fitria memaksanya masuk ke perusahaan Benzo. Aprilia menolak karena tak ingin mempermalukan sang papa. Aprilia sadar jika dirinya tak cukup handal. Karenanya Aprilia memilih bekerja di perusahaan lain.
"Mungkin Aku ga berjodoh di perusahaan Papa. Tapi Mama tenang aja. Kan masih ada Banyu dan Cheri. Aku yakin mereka bisa dapat kesempatan duduk di posisi yang kata Mama posisi emas itu nanti. Kan mereka Anak yang pintar. Aku jamin mereka ga akan malu-maluin Papa," kata Aprilia.
"Ubah cara berpikirmu April. Perusahaan itu milik Papa Kamu dan Kamu punya hak di sana. Meski pun ga bisa duduk sebagai Presdir, paling ga Kamu bisa menempati posisi yang tinggi dan bergengsi !" kata Fitria.
"Posisi apa Ma ?" tanya Aprilia.
"Manager Keuangan. Itu lebih baik daripada Kamu cuma jadi karyawan rendahan di perusahaan orang !" sahut Fitria kesal.
"Ya ampun Mama. Manager Keuangan itu jabatan penting dan ga main-main Ma. Tanggung jawabnya juga besar. Aku ga sanggup kalo kerja empat belas jam hanya untuk menghitung keluar masuk uang perusahaan setiap hari !" jerit Aprilia.
"Tapi cuma posisi itu yang bisa menentukan maju mundurnya perusahaan Papamu April. Bayangkan kalo keuangan perusahaan kacau. Perusahaan pasti oleng dan bangkrut !" sahut Fitria sambil tersenyum sinis.
Aprilia hanya menggelengkan kepala mendengar ucapan sang Mama. Aprilia menganggap Fitria tak bisa membedakan baik atau buruk sebuah tindakan karena terlalu depresi usai bercerai dengan Papanya.
Sejak Aprilia bekerja, ia memilih tinggal dengan sang Mama. Selain karena Fitria tinggal sendiri di rumah peninggalan sang kakek, Aprilia juga ingin menghibur sang Mama. Benzo pun tak keberatan karena menganggap Aprilia sudah cukup dewasa untuk mengambil sikap dan tak akan terpengaruh dengan ucapan Fitria yang gemar menghasut itu.
Tapi rupanya keputusan Aprilia salah. Justru Fitria makin gencar 'melancarkan serangan'. Jika dulu ia gagal mempengaruhi Aprilia untuk meminta haknya di perusahaan Benzo, kini Fitria berusaha mendorong Aprilia masuk ke jurang yang sama seperti yang pernah ia masuki dulu.
Hal itu berawal dari kegagalan Aprilia menarik perhatian lawan jenisnya. Suatu hari Aprilia 'curhat' pada sang Mama jika ia sedang mendamba seorang pria tampan di kantornya.
"Namanya Ricki. Dia keren Ma, ganteng ...," kata Aprilia sambil tersenyum membayangkan wajah tampan Ricki.
"Apa jabatannya ?. Kalo cuma karyawan biasa kaya si Deni itu, lupain aja ...," kata Fitria ketus.
"Oh yang ini beda Ma. Ricki ini Manager Operasional di kantor. Orang baru Ma. Masih muda, ganteng, pinter, ramah wah pokoknya hampir perfect deh," sahut Aprilia cepat.
"Oh ya ?. Wah boleh juga tuh. Mama jadi penasaran, seganteng apa sih dia sampe bikin Kamu klepek-klepek kaya gini," kata Fitria menggoda sang anak.
"Iiihh ... Mama. Sebentar ya, kayanya Aku punya fotonya deh," kata Aprilia sambil membuka galeri foto di ponselnya.
Beberapa saat kemudian Aprilia menunjukkan foto Ricki saat berfoto bersama dengannya dan rekan-rekan karyawan lainnya.
"Gimana Ma, Ok kan ?" tanya Aprilia sambil menatap sang Mama.
"Iya," sahut Fitria.
"Tapi sayangnya dia susah dideketin Ma. Aku sama temen-temen Aku ga pernah bisa deketin dia. Kayanya dia juga pilih-pilih tebu deh," kata Aprilia.
"Pilih-pilih tebu gimana maksud Kamu Pril ?" tanya Fitria tak mengerti.
"Ricki ini cuma mau ngelirik cewek yang punya jabatan di kantor Ma. Kalo kaya Aku yang cuma karyawan rendahan mah ga bakal dianggap," sahut Aprilia dengan nada kecewa.
Melihat wajah anak gadisnya yang diwarnai kekecewaan membuat Fitria iba.
"Mama bisa kok bantu Kamu untuk dapet perhatian si Ricki," kata Fitria kemudian.
"Yang bener Ma ?. Gimana caranya Ma ?" tanya Aprilia antusias.
Fitria pun tersenyum melihat reaksi Aprilia. Ia tak sadar jika jalan yang ia pilih nanti akan menghancurkan masa depan sang anak.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Irma Tjondroharto
lho piye to.. kan udah tau klo km itu salah.. kok malah diwariskan kesalahannya ke anak kandungmu sendiri.. piye to ya ya... heeemmm
2023-11-25
0
💎hart👑
emang ya serakah tuh ga ada obatnya. hadehhh si Fitria ini ga ada kapoknya main ilmu hitam
2023-11-08
1
neng ade
Semoga aja niat busuk nya Fitria cepat ketahuan sm Benzo
2023-10-16
1