Sementara itu di kediaman Benzo.
Istri Benzo yang bernama Fitria nampak tengah sibuk mempersiapkan diri untuk menyambut kepulangan suaminya. Selain mempercantik diri, Fitria juga menyiapkan makanan yang dimasak khusus untuk Benzo.
Tak lama kemudian Benzo pun tiba. Fitria dan anak bungsunya yang berusia empat tahun itu nampak berlari kecil menyambut sang suami.
Namun ekspresi wajah Benzo saat melihat anak istrinya berbanding terbalik dengan harapan Fitria. Ternyata Benzo nampak datar saja menanggapi sikap Fitria dan si bungsu. Bahkan Benzo menepis pelukan Fitria dan segera berlalu.
"Mama ..., Papa kenapa ?. Kok, ga mau peluk Aku ?" tanya si bungsu.
"Maafin Papa ya Dek. Papa lagi capek, makanya mau langsung istirahat. Adek pergi sekolah diantar Sus dulu ya biar ga terlambat," kata Fitria sambil tersenyum.
"Iya Ma ...," sahut si bungsu.
Setelah menyerahkan si bungsu pada pengasuhnya, Fitria bergegas menyusul suaminya ke kamar. Fitria nampak kesal saat mendapati suaminya berbaring di tempat tidur tanpa mengganti pakaiannya terlebih dulu. Padahal Benzo tahu istrinya tak suka jika ia 'menyentuh' tempat tidur saat baru tiba dari luar rumah. Alasannya karena kuman yang menempel di pakaian akan melekat di sprei dan itu menimbulkan rasa gatal nanti. Apalagi Benzo baru saja melakukan perjalanan jauh. Fitria bergidik membayangkan ribuan kuman yang akan melekat di sprei akibat ulah sang suami nanti.
"Pa ...," panggil Fitria sambil melangkah mendekati suaminya.
"Jangan ganggu Aku dulu. Aku capek," kata Benzo sambil tetap memejamkan mata.
"Iya tau. Tapi kenapa Kamu ga peluk Adek padahal dia udah ngulurin tangannya tadi ?" tanya Fitria tak sabar.
Benzo mengabaikan pertanyaan istrinya dan itu membuat Fitria makin kesal. Saat Fitria mendekat, Benzo bangun dari tidurnya lalu bergegas melangkah ke kamar mandi. Tak lupa ia juga membanting pintu hingga membuat Fitria terkejut bukan kepalang.
"Ada apa ini. Kenapa mendadak dia berubah kaya gini ?" batin Fitria gusar.
Dan sikap Benzo yang tak biasa itu terus berlanjut hingga beberapa hari kemudian. Fitria pun bertanya pada asisten pribadi suaminya tentang apa yang terjadi selama sang suami pergi keluar negeri. Namun jawaban mengejutkan justru didapat Fitria.
"Bapak ga pergi keluar negeri Bu. Bapak cuma istirahat di villa Lembang beberapa hari ini," sahut Andi bingung.
"Lho, tapi Bapak bilang mau ke Jepang karena ada meeting sama rekan bisnisnya," kata Fitria.
"Maaf Bu. Kayanya Ibu salah denger deh. Rekan bisnis Bapak yang dari Jepang itu yang datang ke Jakarta. Sebelum Bapak rehat ke Lembang Bapak udah ketemu sama rekan bisnisnya itu Bu," sahut Andi.
Jawaban Andi membuat Fitria curiga. Karena tak biasanya Benzo berbohong padanya. Apalagi Benzo menginap di vila Lembang tanpa mengajak dia dan anak-anak.
"Oh gitu. Ya udah, Kamu lanjutin kerjaan Kamu gih," kata Fitria.
"Baik Bu," sahut Andi sambil mengangguk.
Karena tak puas dengan jawaban Andi, Fitria pun menghubungi Tasya melalui sambungan telepon. Ia menanyakan apa saja agenda kegiatan sang suami selama seminggu ke depan. Tanpa curiga Tasya membeberkan semua agenda kerja sang Bos karena ia sudah sering mendapat pertanyaan serupa dari Fitria.
"Terus sekarang Kalian dimana ?" tanya Fitria.
"Maaf Bu. Maksud Ibu gimana ya ?" tanya Tasya tak mengerti.
"Ck, masa gitu aja ga ngerti sih Sya. Saya tanya Kamu dan Bapak sekarang ada dimana. Di kantor atau lagi meeting di luar kaya biasanya ?!" tanya Fitria dengan nada suara lebih tinggi.
"Oh itu. Kalo sekarang Saya di kantor dan Bapak lagi keluar Bu," sahut Tasya dengan tenang.
"Kok bisa Bapak pergi sendirian. Bukannya biasanya selalu ngajak Kamu ya ?!" tanya Fitria gusar.
"Saya juga ga paham Bu. Sebelum pergi Bapak cuma nyuruh Saya tunggu di kantor ngelanjutin kerjaan dan istirahat saat jam makan siang nanti," sahut Tasya.
Jawaban Tasya membuat Fitria meradang. Fitria mengakhiri sambungan telepon begitu saja karena kesal mendapati suaminya mulai membangkang dan tak menuruti aturannya.
"Oh, mau main-main Kamu rupanya. Kita liat seberapa lama Kamu bisa jauh dari Saya Benzo !" kata Fitria sambil melempar vas bunga yang ada di meja ke lantai.
Di kantor Tasya nampak mengelus dada usai Fitria memutus pembicaraan secara sepihak tadi.
"Sabar ... sabar. Orang kaya emang suka seenaknya. Tapi tumben juga ya si Bos ga ngajak Gue keluar. Padahal kan biasanya harus ngikut kemana pun dia pergi. Terus udah berapa hari ini makan siang yang dikirim Bu Fitria mubazir karena ga disentuh sama sekali," batin Tasya sambil melirik paper bag berisi makan siang yang diantar supir keluarga Benzo tadi.
Tak lama kemudian Tasya pun keluar dari ruangan untuk makan siang bersama rekan-rekannya.
Saat di lift ia bertemu dengan Adam dan Rudi yang juga akan menuju ke kantin. Melihat wajah Tasya yang kesal membuat Rudi dan Adam bertanya-tanya.
"Kenapa Sya, bete amat keliatannya ?" tanya Rudi.
"Lagi kesel Mas. Bu Fitria marahin Aku gara-gara Aku ga bisa ngasih tau kemana Bos Benzo pergi," sahut Tasya.
Jawaban Tasya membuat Rudi dan Adam saling menatap bingung. Kemudian mengalir lah cerita dari bibir Tasya.
"Jadi begitu rupanya. Wajar lah kalo Bu Fitria curiga sama Suaminya," kata Adam.
"Tapi ga adil kalo Aku ikut dimarahin Mas. Kan yang berubah Suaminya bukan Aku. Lagian siapa suruh terlalu posessif. Apa dia lupa kalo Suaminya itu Bos. Masa makan siang harus makan masakan dia, mau kemana-mana harus lapor dulu, jalan sama siapa ketemu siapa juga harus jelas. Itu kan aneh. Padahal sebelum sama dia juga Bos Benzo udah kaya gini kan ...!" kata Tasya berapi-api.
"Sssttt ..., udah Sya. Udah mau sampe nih, ga enak kalo didenger sama karyawan lain.Jangan bahas ini lagi sama yang lain ya termasuk sama Indri, Winda dan Dinar. Cukup Kita aja yang tau," pesan Adam sungguh-sungguh.
"Iya Mas. Tapi sebentar deh. Masuk akal ga sih kalo pelet yang dilancarkan Bu Fitria selama ini udah mulai luntur ?" tanya Tasya tiba-tiba.
"Pelet ?" tanya Adam dan Rudi bersamaan.
"Iya. Kan Mas Rudi bilang Bu Fitria merebut Bos Benzo dari Bu Wulan. Kalo ga pake pelet mana mungkin Bos Benzo yang cinta banget sama Bu Wulan bisa lupa dan berpaling ke Bu Fitria gitu aja. Walau Aku ga kenal sama Bu Wulan, tapi Aku yakin kepribadian Bu Wulan pasti jauh lebih baik dari Bu Fitria. Iya kan ...," kata Tasya setengah berbisik.
Adam dan Rudi berniat mengomentari ucapan Tasya namun sayang pembicaraan mereka harus berakhir saat pintu lift terbuka. Tasya segera menghambur keluar saat melihat Indri, Winda dan Dinar melintas. Sedangkan Rudi dan Adam nampak mengikuti keempat rekannya dari belakang.
Diam-diam Adam dan Rudi memikirkan pertanyaan yang diajukan Tasya tadi. Awalnya mereka tak peduli, namun mendengar keanehan sikap Fitria membuat mereka mau tak mau ikut berpikir. Saat menyadari ada yang tak beres dengan Benzo, mereka pun ikut prihatin.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
G
sekolah apa yg mulainya stlh jam pulang kantor??😅
2024-01-16
1
Irma Tjondroharto
wih kalian akan jadi team yg menyelamatkan bos benzo kah? apa gara2 maksi nya gak dimakan ya jd pelet nya luntur dan ingat sama wulan...
2023-11-23
1
neng ade
Semoga kalian bisa tolong Bis Benzo dari jeratan pelet Fitria
2023-10-11
2