Sejak hari dimana Ricki memberikan sejumlah uang kepada Aprilia, hubungan keduanya pun mengalami perubahan. Jika biasanya Ricki akan bersikap tak peduli bahkan hanya untuk sekedar membalas sapaan Aprilia pun enggan, kini pria itu berubah. Ricki seringkali kedapatan tengah menatap Aprilia sambil tersenyum. Bahkan Ricki merasa punya tempat istimewa di hati Aprilia. Apalagi Aprilia nampak tak keberatan dengan sikap Ricki padanya.
Interaksi Ricki dan Aprilia yang berbeda membuat hampir semua karyawan iri. Itu karena sejak dekat dengan Ricki membuat Aprilia lebih leluasa dalam bekerja. Ia bisa sedikit santai dalam mengerjakan pekerjaannya. Padahal biasanya para karyawan punya target khusus dalam menyelesaikan pekerjaannya setiap hari.
Jika Aprilia tak keberatan dan nampak menikmati perlakuan istimewa Ricki padanya, hal berbeda justru ditunjukkan oleh teman dekat Aprilia yaitu Yuna dan Lisa. Keduanya nampak tak suka dengan kedekatan Aprilia dan Ricki. Apalagi cara Aprilia memperlakukan mereka juga berbeda sekarang.
Seperti hari itu. Lagi-lagi Aprilia belum menyelesaikan memotong bahan yang sedianya akan dijahit. Tentu saja itu membuat Lisa yang ada di bagian menjahit kesal. Ia pun menghampiri Aprilia didampingi seorang rekannya.
"Masih belom selesai juga Pril. Ngapain aja sih Lo daritadi ?!" sapa Lisa dengan lantang hingga membuat Aprilia menoleh.
"Eh, Lo Lis. Iya nih. Sebentar lagi ya," sahut Aprilia sàmbil tersenyum.
"Sebentar laginya tuh sampe kapan Pril. Lah kalo kaya gini cara Lo, bisa-bisa Gue sama temen-temen yang bagian ngejait ga bisa ngejar target dong Pril !" protes Lisa dengan gusar.
"Tau nih April. Jangan samain Kami kaya Lo dong Pril !" kata Tari.
Ucapan Tari membuat Aprilia berhenti memotong bahan lalu menoleh kearah Tari. Ia menatap Tari dengan tatapan tak bersahabat.
"Maksud Lo apa ngomong gitu Tar ?" tanya Aprilia sambil menatap Tari dengan tatapan tak suka.
"Ga usah dijelasin Lo juga pasti paham maksud omongan Gue tadi," sahut Tari dengan ketus.
"Gue ga paham, jadi tolong jelasin apa maksud Lo ngomong kaya gitu tadi !" pinta Aprilia tak sabar.
"Ok. Kita semua di sini tau kok kalo Lo deket sama Pak Ricki. Tapi jangan gara-gara itu Lo jadi seenaknya Pril," kata Tari.
"Seenaknya gimana sih maksud Lo ?" tanya Aprilia pura-pura tak tahu.
Tari pun menjelaskan apa yang dia maksud. Bukannya terima, Aprilia justru marah. Suara perdebatan Aprilia dan Tari yang terdengar lantang itu menarik perhatian karyawan lainnya. Yuna yang ada di meja pola pun bergegas mendekati ketiga temannya karena penasaran dengan isi perdebatan mereka. Ia juga bermaksud melerai Lisa, Tari dan Aprilia.
"Ini ada apa sih. Kenapa malah pada ribut di sini ?" tanya Yuna sambil menepuk bahu Lisa.
Lisa menoleh lalu mendengus kesal. Ia menceritakan apa yang terjadi dengan cepat. Tentu saja Aprilia yang tak merasa bersalah pun protes dengan sikap Lisa.
"Gue juga lagi kerja dan bukannya bengong. Kalian liat sendiri kan kalo Gue lagi motong bahan. Terus salah Gue dimana ?" tanya Aprilia.
"Salah Lo ya karena Lo tuh lelet kaya ulet keket. Tau ga !" sahut Tari kesal.
"Ga usah ngada-ngada ya Tar. Gue motong bahan kaya biasa kok. Yang lainnya ga ada yang protes kenapa Lo keberatan. Lo berdua kali yang jaitnya kecepetan," kata Aprilia.
"Bukan kecepetan tapi emang disuruh cepet. Kan udah ada targetnya berapa baju yang harus Kita jait setiap harinya," sela Lisa tak sabar.
"Itu sih urusan Kalian. Kalo Kalian mau nguber target, kenapa harus ngelibatin Gue ?!" tanya Aprilia.
"Karena pekerjaan Kita kan tergantung sama cepat atau lambatnya Lo motong bahan Pril !" sahut Lisa kesal.
"Mereka bener Pril. Lo yang telat nyetor bahan sama mereka. Itu karena Lo sedikit lambat motong bahannya dan itu beda banget dari biasanya. Kalo Lo bisa lebih cepet sedikit aja, pasti ga akan rame gini kan ?" kata Yuna menengahi.
Tapi bukannya mereda, kemarahan Aprilia makin berkobar. Ia tak terima dan menuduh rekan-rekannya itu sedang mengeroyok dirinya.
Supervisor bernama Mia yang mendengar suara ribut pun lari tergopoh-gopoh menghampiri meja kerja Aprilia. Namun sayang Mia juga gagal melerai keributan yang telah memanas itu.
Keributan itu juga terdengar oleh Ricki yang kebetulan melintas. Ia terkejut menyaksikan para karyawan berhenti bekerja dan justru sibuk bergunjing. Saat Ricki tahu apa penyebabnya, dia pun marah.
"Apa-apaan ini. Kenapa Kalian malah ribut di sini ?!" tegur Ricki dengan suara lantang.
Teguran Ricki mengejutkan semua orang termasuk lima karyawati yang ada di dekat meja potong. Dengan gugup para karyawan kembali fokus pada pekerjaan mereka masing-masing. Sedang Mia, April dan ketiga rekannya yang terkejut melihat kehadiran Ricki langsung bungkam.
Jika sebelumnya Aprilia dan ketiga rekannya termasuk Mia saling berebut bicara, maka kini mereka terdiam. Kelimanya nampak berdiri sambil menundukkan kepala di hadapan Ricki.
"Kalian ... ikut Saya ke ruangan Saya. Sekaraaangg ...!" kata Ricki marah.
"Baik Pak !" sahut Mia, Aprilia dan ketiga rekannya.
\=\=\=\=\=
Aprilia, Mia, Yuna, Lisa dan Tari nampak keluar dari ruangan Manager dengan langkah lesu. Rupanya Ricki marah besar tadi. Meski pun begitu Ricki berhasil mendamaikan lima karyawatinya yang bertengkar itu.
Ricki memaksa Lisa, Yuna, Tari, Aprilia dan Mia saling berjabat tangan di hadapannya sebelum mereka keluar dari ruangannya. Dengan terpaksa kelima karyawati itu menuruti perintah Ricki karena takut dengan ancaman sang manager yang akan memecat mereka jika tak mau berdamai.
"Baru kali ini Gue ngeliat Pak Ricki marah besar kaya gitu," kata Lisa.
"Gue juga," sahut Tari dan Yuna bersamaan.
"Pak Ricki marah karena keributan tadi udah bikin operasional pabrik berhenti selama beberapa menit. Kan semua karyawan yang kerja jadi fokus ngeliatin Kita tadi. Kebayang kan kerugian yang ditanggung pabrik kalo sampe kejadian itu berlanjut sampe beberapa menit ke depan," kata Aprilia.
Yuna, Lisa, Tari dan Mia pun mengangguk mengiyakan ucapan Aprilia.
"Ternyata orang ganteng kalo marah serem juga ya. Jantung Gue hampir copot denger dia ngomong tadi," kata Tari kemudian sambil menepuk dadanya beberapa kali.
"Itu karena Kalian udah keterlaluan. Bisa-bisanya Kalian ribut di jam kerja. Kaya Anak kecil aja," kata Mia.
"Itu kan gara-gara April, Mbak !" sahut Lisa tak mau kalah.
"Saya ga peduli gara-gara siapa. Yang Saya tau, gara-gara Kalian Kita sekarang ga bisa istirahat," kata Mia kesal.
Aprilia dan ketiga rekannya tampak terdiam mendengar ucapan Mia. Dalam hati mereka merasa tak enak hati karena telah membuat Mia terlibat. Karena akibat hukuman Ricki, Mia tak bisa keluar untuk menjemput anaknya pulang sekolah.
"Terus siapa yang jemput si kecil Mbak ?" tanya Yuna.
"Saya udah nelepon dan minta tolong sama tetangga buat jemput Anak Saya tadi. Sebenernya ga enak, karena dia juga kan punya Anak kecil. Abis mau gimana lagi, daripada Anak Saya ga ada yang jemput," sahut Mia.
"Kenapa ga telepon Ayahnya aja Mbak ?" tanya Aprilia tiba-tiba.
Pertanyaan Aprilia membuat Lisa, Yuna dan Tari mendelik kesal kearahnya. Tentu saja itu membuat Aprilia bingung. Padahal Mia nampak tak terpengaruh dengan pertanyaan Aprilia tadi.
"Eh, kenapa pada ngeliatin Gue kaya gitu sih. Gue salah apa lagi sekarang ?" tanya Aprilia.
Belum sempat Yuna dan rekan-rekannya menjawab, sebuah suara terdengar memanggil nama Aprilia. Mereka nampak berdecak sebal saat mengetahui Ricki lah orang yang memanggil Aprilia.
"April ...!" panggil Ricki sambil mendekat kearah Aprilia.
"I-iya. Kenapa Pak ?" tanya Aprilia gugup.
"Temenin Saya makan siang yuk," ajak Ricki.
"Sama mereka juga Pak ?" tanya Aprilia.
"Ya ga lah. Biarin mereka jalanin hukuman dari Saya," sahut Ricki cepat.
Jawaban Ricki tentu saja mengejutkan Yuna, Lisa, Tari dan Mia. Mereka hanya bisa menggelengkan kepala melihat lengan Aprilia digamit dengan lembut oleh Ricki menuju keluar ruangan.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Irma Tjondroharto
pelet sdh bereaksi... dah lah... yg salah ya jd gak salah... wes embuh sana... wkwkkwk... aku jg mau maksi sendiri nih... hehehe..
2023-11-27
1
neng ade
pelet nya udh berhasil menjerat Ricki
2023-10-18
2