Hubungan Fitria dan Benzo yang kian memburuk tentu saja membawa dampak negatif bagi Tasya sebagai sekretaris Benzo. Dan sudah pasti berimbas pada kinerja perusahaan. Benzo yang menyadari kinerja Tasya yang 'semrawut' itu pun menegurnya.
"Kenapa Kamu bisa lalai Tasya. Untung Tuan Scoth masih mau menunggu Kita tadi. Andai Kita terlambat sedikit saja, bisa dipastikan Kita kehilangan kesempatan bekerja sama dengan pebisnis handal itu. Dan Kamu tau berapa besar kerugian yang bakal perusahaan dapat gara-gara keteledoran Kamu !" kata Benzo kesal.
"Maafkan Saya Bos. Saya janji ga akan kaya gini lagi nanti ...," sahut Tasya sambil menundukkan kepalanya.
"Ini bukan pertama kali Kamu melakukan hal yang sama Tasya, ini udah kesekian kalinya. Dan biasanya Saya ga pernah mentolerir karyawan yang ga bertanggung jawab kaya gini. Kamu tau kan berapa banyak sekretaris yang Saya pecat sebelum Kamu ?" tanya Benzo gusar.
"Iya Bos, maaf ...," sahut Tasya lirih hingga membuat Benzo menghela nafas berat.
"Saya suka sama kinerja Kamu sebelumnya, makanya Saya ingin memberimu kesempatan. Kalo Kamu masih mau Kita bekerja sama, sekarang jelasin sama Saya kenapa Kamu jadi lembek dan ga cekatan gini Tasya !" kata Benzo sambil menatap Tasya dengan tatapan tajam.
Perlahan Tasya mengangkat kepalanya hingga Benzo bisa melihat keraguan di kedua mata sekretarisnya itu.
"Kenapa ?. Jangan bilang Kamu lagi ribut sama Pacarmu itu. Kalo laki-laki itu bikin ulah lagi, tinggalin dia Tasya. Kamu masih bisa dapat yang lebih baik karena Kamu masih muda, cantik dan pintar. Kamu juga ga perlu menjatuhkan harga dirimu di depannya. Bisa kan ga usah cinta buta begitu sama cowok yang bukan siapa-siapa itu," kata Benzo kesal.
"Bukan itu Bos. Saya ...," perlahan Tasya mulai menjelaskan apa yang terjadi.
Ternyata belakangan Tasya sering diterror oleh Fitria, istri Benzo. Tugas Tasya yang semula hanya membantu dan mendampingi Benzo dalam pekerjaan pun bertambah. Selain harus memberi laporan kegiatan Benzo setiap hari, Tasya juga harus mencari tahu siapa saja yang dekat dengan Benzo saat ini. Dan itu terasa melelahkan karena Fitria terus meminta Tasya memberinya informasi meski sudah lewat jam kerja. Akibatnya waktu istirahat Tasya pun terganggu.
Pernah suatu waktu Fitria juga meminta Tasya mencari tahu data pribadi seseorang yang dicurigainya. Dan itu saat Tasya masih terlelap yaitu jam tiga dini hari. Meskipun yang Fitria curigai seorang pria, namun permintaannya yang tak lazim itu membuat Tasya kewalahan.
"Saya cuma merasa ini ga adil. Kalo Bos bermasalah atau sedang ribut sama Bu Fitria, bisa kan ga usah melibatkan Saya. Saya capek Bos. Pekerjaan Saya di kantor aja udah banyak dan masih ditambah permintaan ga masuk akal Bu Fitria. Kalo Saya dapat uang lembur sih mungkin masih bisa dimaklumi, tapi ini kan ga. Bu Fitria cuma nyuruh ini itu tanpa mau tau Saya capek, lagi istirahat atau lagi kumpul sama teman-teman Saya. Ini sama aja Saya kerja non stop 24 jam Bos," kata Tasya gusar.
Mendengar penuturan Tasya membuat Benzo terkejut. Ia tak menyangka istrinya bisa melakukan sesuatu yang berlebihan hanya karena curiga.
"Terus Kamu udah dapat info apa ?" tanya Benzo kemudian.
"Belum Bos. Makanya Bu Fitria terus menerus nelepon Saya. Jujur Saya jadi bingung Bos. Saya ga mungkin bocorin data semua orang yang dekat sama Bos karena khawatir disalah gunakan sama Bu Fitria. Tapi Bu Fitria juga terus ngancam akan memecat Saya kalo Saya ga bisa menuhin semua keinginannya," sahut Tasya.
"Dia ga bisa memecat Kamu karena Kamu kan kerja sama Saya Tasya !" kata Benzo lugas.
"Awalnya Saya mikir begitu Bos. Tapi ngeliat betapa berkuasanya Bu Fitria, Saya jadi takut," sahut Tasya.
Pengakuan Tasya membuat Benzo terkejut. Bahkan saking terkejutnya hingga membuat kedua mata Benzo membulat. Sesaat kemudian pria blasteran Indonesia-Jerman itu nampak menegakkan tubuhnya sambil menatap Tasya dengan tatapan tak terbaca. Tak lama kemudian Benzo bangkit berdiri lalu melangkah menuju jendela. Ia menatap keluar jendela sambil berusaha mengatur nafasnya.
"Jadi Kamu juga sadar betapa berkuasanya Istri Saya itu ya Sya ...," gumam Benzo sambil tersenyum getir.
"Maaf Bos, Saya ga bermaksud begitu. Saya cuma ...," ucapan Tasya terputus karena Benzo memotong cepat.
"Gapapa Sya, ini emang kenyataan kok. Sudah lama Saya berada di bawah kendali Istri Saya," kata Benzo.
"Bos ...," panggil Tasya tak enak hati.
Benzo menoleh lalu melambaikan tangannya.
"Miris ya. Pemilik sebuah perusahaan besar seperti Saya justru ga berkutik di pelukan Istrinya. Banyak hal di luar nalar yang terjadi sama Saya dan sayangnya Saya ga sadar itu. Contoh sederhananya makan siang. Bukan sekali Saya mendengar komplain dan ejekan rekan bisnis Saya yang ngajak makan siang tapi selalu Saya tolak. Jujur Saya kadang malu tapi di saat yang sama Saya juga ga tau harus berbuat apa. Kenapa Saya bisa segitu patuhnya sama Istri Saya sampe makan siang pun harus makan masakan dia yang dikirim ke kantor tiap hari. Sebenernya Saya juga tau kalo Kamu kesel karena ada di restoran mahal tapi ga bisa makan enak di sana. Maafin Saya ya Sya ...," kata Benzo.
Ucapan Benzo tentu saja membuat Tasya terkejut sekaligus bingung.
Tasya tak menyangka jika Benzo akan menyadari keanehan yang sejak lama ia alami dan membicarakannya secara terbuka dengannya.
"Bos ...," panggil Tasya sambil mendekati Benzo.
"Iya Sya. Dan Saya udah berencana untuk mengganti semua uang makan yang Kamu keluarkan tiap kali Kamu selesai mendampingi Saya ketemu klien," kata Benzo.
"Ga usah Bos. Saya ga bayar pake uang pribadi kok. Kan Saya juga dapat uang makan dari perusahaan," tolak Tasya dengan halus.
"Saya tau. Tapi anggap aja itu permintaan maaf Saya sama Kamu Sya ...," sahut Benzo.
"Terserah Bos aja deh. Kalo Bos yang maksa nerima Saya ga bisa nolak kan ...?" gurau Tasya hingga membuat Benzo tersenyum.
Namun senyum Benzo pudar saat menyadari kehadiran seseorang di ruangan itu. Tasya pun ikut menatap kearah tatapan Benzo dan terkejut saat melihat Fitria berdiri di ambang pintu sambil membawa paper bag. Tasya yakin paper bag itu berisi makan siang untuk Benzo.
"Selamat siang Bu ...," sapa Tasya dengan ramah.
"Selamat siang. Udah waktunya makan siang kenapa Kamu masih di sini Sya ?" tanya Fitria.
Ucapan yang mengandung sindiran itu jelas membuat Tasya tak nyaman. Setelah mengangguk Tasya bergegas keluar dari ruangan meninggalkan Benzo dan Fitria.
"Kalo gitu Saya makan siang dulu ya Bos. Permisi Bu ...," kata Tasya.
"Tolong sekalian tutup pintunya ya Sya !" pinta Fitria.
"Baik Bu," sahut Tasya.
Tasya pun menutup pintu dengan hati-hati. Setelahnya Tasya menyambar tas yang tergeletak di meja kerjanya lalu lari kearah lift. Nampaknya Tasya tak ingin mendengar keributan yang akan terjadi di ruangan Benzo.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Irma Tjondroharto
kasian tasya.. diintimidasi itu menyebalkan dan melelahkan.. lelah fisik tidur selesai.. tapi lelah hati dan pikiran itu sungguh butuh waktu yg rumit utk dijelaskan...
2023-11-24
2
💎hart👑
parah bet ni Fitria
2023-11-08
1
uutarum
pura pura dimakan, aslinya dibuang
2023-10-12
2