Selama cuti dua hari di rumah, Aprilia 'belajar banyak hal' dari sang mama. Fitria mengajarkan beberapa mantra yang harus Aprilia baca saat ingin seseorang yang disukainya mendekat dan takluk.
"Apa Aku harus ngapalin ini juga Ma ?" tanya Aprilia setelah beberapa saat.
"Iya dong. Akan lebih baik dan lebih mudah kalo Kamu hapal. Jadi bisa digunakan dimana pun tanpa harus pulang ke rumah dulu," sahut Fitria.
"Dimana pun ?" ulang Aprilia tak mengerti.
"Iya. Kan Kamu bisa berpapasan sama cowok yang Kamu suka itu dimana pun. Entah di jalan, di mall, di kendaraan umum, pokoknya dimana-mana. Nah saat Kamu berpapasan sama dia, Kamu bisa langsung baca mantra itu. Ga perlu pulang dulu untuk buka buku catatan. Enaknya lagi, Kamu bisa liat hasilnya langsung di tempat. Yaaah... sekitar lima atau sepuluh menit lah. Gimana, tertarik ga ?" tanya Fitria sambil menatap Aprilia dengan lekat.
"Tertarik Ma," sahut Aprilia cepat.
"Bagus. Jadi mulai sekarang Kamu bisa hapalin mantra itu. Manfaatkan dua hari cutimu untuk menghapal. Nanti Kamu liat sendiri gimana hasilnya," kata Fitria.
"Sebutin namanya juga Ma ?" tanya Aprilia.
"Iya dong. Bukannya Kamu lagi ngincer Manager baru yang katanya jadi dambaan karyawati kantormu ?. Coba aja, dan Kamu bakal takjub sama perubahan sikapnya," sahut Fitria meyakinkan.
"Ok. Kalo gitu Aku mau coba menghapal mantra ini Ma," kata Aprilia antusias yang diangguki kepala Fitria.
Setelah memastikan sang anak menghapal mantra pemberiannya, Fitria pun keluar dari kamar. Di balik pintu Fitria nampak tersenyum puas karena telah berhasil 'mewariskan' ilmu sesatnya itu kepada Aprilia.
\=\=\=\=\=
Dua hari kemudian Aprilia pun nampak tengah bersiap untuk kembali bekerja.
Fitria mengingatkan sang anak sebelum berangkat agar membaca mantra itu sekali lagi. Aprilia pun mengangguk dan membaca mantra itu tepat di depan sang mama.
"Udah Ma," kata Aprilia.
"Bagus. Sekarang sarapan dulu ya biar Kamu ga pingsan nanti," kata Fitria.
"Pingsan ?. Emangnya makhluk yang mirip Tante Kun itu bakal nongol lagi di depan Aku Ma ?" tanya Aprilia gusar.
"Bukan itu maksud Mama. Kamu harus sarapan karena Mama khawatir Kamu ga kuat menerima sikap baik Managermu itu," sahut Fitria sambil tersenyum penuh makna.
"Oh itu, kirain apa. Tapi kenapa Aku jadi deg-degan gini ya Ma ...?" tanya Aprilia.
"Gapapa, itu mah biasa. Sebentar lagi juga deg-degannya bakal ilang," kata Fitria dengan santai.
Aprilia pun mengangguk lalu melahap sarapan buatan sang mama dengan cepat. Setelah sarapan Aprilia bergegas pergi karena tak ingin terlambat.
Aprilia merasa perjalanan menuju pabrik garmen agak berbeda karena lalu lintas yang biasanya padat terlihat lancar dan tanpa kemacetan. Awalnya Aprilia sedikit bingung namun sesaat kemudian ia pun tersenyum. Aprilia menganggap lancarnya perjalanannya kali ini karena campur tangan pihak astral.
Aprilia pun tiba di pabrik dan menyapa beberapa karyawan dan karyawati yang dikenalnya. Yuna dan Lisa yang kebetulan tiba lebih dulu nampak menyambut Aprilia. Sejenak ketiganya saling berpelukan untuk meluapkan kerinduan.
"Sampe kaget Gue waktu tau Lo pulang tanpa pamit Pril," kata Lisa sambil mengurai pelukan.
"Iya maaf. Gue buru-buru banget kemarin," sahut Aprilia.
"Emangnya Pak Ricki ngomong apaan sih sampe Lo pulang gitu ?" tanya Yuna.
Aprilia nampak bingung mendengar pertanyaan Yuna. Ia mengira semua orang telah tahu apa yang terjadi dua hari yang lalu.
Saat Aprilia bersiap membuka mulut untuk menjawab pertanyaan Yuna, tiba-tiba Mona memanggilmya.
"April ...!" panggil Mona sambil melangkah cepat kearah Aprilia.
"Siapa Pril ?" tanya Yuna setengah berbisik.
"Mona. Gue kenal sama dia di ruangannya Pak Ricki kemarin," sahut Aprilia sambil tersenyum kearah Mona.
Yuna dan Lisa pun mengangguk paham lalu ikut tersenyum menyambut Mona.
"Hai Mon ...," sapa Aprilia.
"Hai juga. Alhamdulillah, Gue seneng ngeliat Lo baik-baik aja. Bisa Kita ngobrol sebentar ?" tanya Mona.
Aprilia nampak ragu. Namun Yuna dan Lisa mempersilakannya bicara dengan Mona. Mona pun tersenyum senang melihat sikap kedua teman Aprilia yang menurutnya sangat pengertian itu.
"Mau ngomong apaan Mon ?" tanya Aprilia saat Yuna dan Lisa menjauh.
"Soal kemarin. Pak Ricki minta Gue sama Adi dan beberapa karyawan yang ikut bantuin Lo supaya ga ngomongin soal penyebab Lo pingsan Pril," sahut Mona.
"Lho, kenapa ?" tanya Aprilia tak mengerti.
"Pak Ricki ga mau semua karyawan pabrik ini panik. Dia juga minta sama Gue supaya nyampein ke Lo tentang itu," sahut Mona.
"Aneh ...," kata Aprilia.
"Iya sih. Tapi menurut Gue masuk akal kok. Pak Ricki kan Manager pabrik, dia punya kewajiban mengatur suasana kerja di pabrik ini supaya nyaman. Lagian penampakan hantu di pabrik juga bukan barang baru. Maksud Gue, di pabrik mana pun pasti ada hantunya. Jadi kalo Lo cerita soal hantu sama karyawan lain yang kebanyakan cewek ini, Gue yakin mereka bakal ketakutan dan jadi ga nyaman kerja. Gitu lho Pril ...," kata Mona.
"Oh gitu. Kalo itu masalahnya Gue paham kok. Lagian Gue juga ga punya minat ceritain soal itu ke orang lain Mon. Gue takut hantunya tau terus malah nerror Gue," kata Aprilia sambil mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan.
Mona tersenyum melihat kegelisahan di wajah Aprilia.
"Bagus lah. Kalo gitu Gue ke sana dulu ya. Salam deh buat dua temen Lo itu," kata Mona sambil berlalu.
"Ok," sahut Aprilia.
Saat Aprilia membalikkan tubuh, bel tanda mulai bekerja pun berdering. Aprilia pun bergegas bergabung dengan rekan-rekannya untuk mendengar arahan dari supervisor.
Usai mendengar pengarahan dari supervisor, Aprilia dan rekan-rekannya mendatangi meja masing-masing lalu mulai bekerja.
Untuk sejenak Aprilia nampak berdiri ragu di dekat meja kerjanya. Gadis itu nampak ingat telah membuat kesalahan dua hari yang lalu. Sang supervisor yang bernama Mia pun menghampiri Aprilia karena melihatnya diam tak bergerak.
"Kamu kenapa lagi Pril ?" tanya Mia sambil menepuk pundak Aprilia dengan lembut.
"Eh, Mbak Mia. Gapapa Mbak, cuma ...," Aprilia sengaja menggantung ucapannya.
"Cuma apa ?" tanya Mia tak sabar.
"Mmm ..., dua hari yang lalu kan Saya salah potong bahan. Saya tau pabrik pasti rugi karena bahan yang Saya potong kebetulan banyak Mbak. Terus Saya harus gimana Mbak ?" tanya Aprilia.
Pertanyaan Aprilia membuat Mia mengerutkan keningnya karena bingung. Mia mengira jika Aprilia telah setuju untuk mengganti kerugian perusahaan seperti yang biasa terjadi jika karyawan membuat kesalahan.
"Lho, Kamu kan dipanggil sama Pak Ricki setelahnya. Terus beliau ngomong apa kemarin ?" tanya Mia.
"Saya ... Saya belum sempet ngomong sama Pak Ricki kemarin. Saya pulang karena dapat telepon dari rumah Mbak. Mama Saya sakit," sahut Aprilia berbohong.
"Oh gitu. Kalo soal itu Saya juga ga paham Pril. Ada baiknya Kamu ke ruangan Pak Ricki sekarang. Karena Pak Ricki belum menjatuhkan sanksi atas kelalaian Kamu kemarin, jadi Kamu aja yang minta maaf duluan. Siapa tau Pak Ricki mau maafin Kamu. Sukur-sukur beliau ga minta Kamu untuk mengganti kerugian perusahaan," kata Mia.
Aprilia pun mengangguk lalu bergegas pergi menemui Ricki di ruangannya. Sambil melangkah Aprilia mulai membaca mantra pemberian sang mama di dalam hati. Aprilia berharap bisa segera melihat hasilnya nanti.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Irma Tjondroharto
hah... kalau kayak gini sama dg peribahasa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya... km jd sama saja dengan mamamu pril... oh ayolah pril.. setiap kesalahan pasti ada sanksinya..terima lah... dan jangan paksakan cinta dengan mantra2 mamamu itu
2023-11-26
0