Kami pun serentak menoleh ke arah asal suara itu. Seorang wanita berparas cantik namun berwajah pucat laksana mayat tiba-tiba muncul di hadapan kami. Senyum wanita itu sinis dan beku.
Wanita itu memakai kemben dan kain batik dari sutra. Pakaian yang dia kenakan berwarna kuning pupus. Dia memakai mahkota di atas kepalanya.
"Siapa kamu, wahai saudariku..?"
tanya Pangeran Haizzar. Dia tahu, wanita di hadapannya itu sama saja dengan dirinya, yang berasal dari kaum yang tak terlihat, yaitu bangsa jin.
"Namaku Dewi Sekar Mayit. Aku adalah penguasa kerajaan Bantar Mayit ini." ucap wanita itu menyebutkan siapa dirinya.
Kami semua yang ada di tempat itu merasa shock. Astaga, ternyata wanita itu adalah penguasa kerajaan bantar mayit.
"Ohh, rupanya aku bertemu langsung dengan penguasa tempat ini. Namaku Pangeran Haizzar. Aku adalah putra Pangeran Alyan, penguasa Hutan Larangan. Maafkan atas kelancanganku yang datang tanpa permisi terlebih dahulu. Kedatanganku ke tempat ini hanya ingin menolong temanku. Dia secara tak sengaja masuk ke dalam daerah kekuasaanmu." ucap Pangeran Haizzar.
"Hmm, Rupanya anda Pangeran Haizzar. Ternyata ketampanan Putra - putra Pangeran Alyan bukanlah kabar burung semata. Sayangnya mereka semua lebih menyukai bangsa Manusia dari pada bangsa mereka sendiri." Sindir Dewi Sekar Mayit.
"Hei, nggak usah banyak omong. Lepaskan saja kami. Karena kami bukanlah bagian dari bangsa kalian. Di sini bukan alam kami. Jadi lebih baik bagi kami untuk meninggalkan tempat ini." kataku dengan berani.
"Hmmm, peraturan di sini jelas mengatakan bahwa yang masuk tak bisa keluar tapi yang di luar bisa masuk kemari. Apakah kalian faham akan hal itu.?" ucap Dewi Sekar Mayit tajam dan dingin.
Wanita berparas pucat itu pun berjalan ke arah Chintya yang kini sudah berdiri di sebelahku. Wanita itu berjalan dengan kaki tak menyentuh tanah.
Melihat hal itu aku langsung menarik Chintya ke belakangku.
"Jangan ganggu temanku..!" Ucapku sambil merentang kedua tanganku ke samping. Mataku langsung mengeluarkan cahaya biru saat wanita itu sudah berdiri di hadapanku.
Sejenak wanita itu menatapku dengan bola matanya yang berwajah hitam legam. Tatapan matanya dalam menusuk sampai ke dalam jiwaku.
"Hmm, .... pantas saja kamu bernyali besar. Rupanya kamu memiliki ilmu kanuragan dan tenaga dalam yang lumayan tangguh. Tapi aku tidak takut padamu. Kekuatanmu tidak seimbang dengan kekuatanku, aku bisa dengan mudah mengalahkan dirimu." kata wanita itu menyeringai lebar hingga menampakkan deretan gigi - giginya yang runcing dan berwarna hitam.
"Hii, Rhiu, aku takut....!" bisik Chintya sambil menutup matanya.
"Sttsss.... kita tidak boleh takut. jika kita takut, jiwa kita akan mudah mereka kuasai. Ketakutan kita adalah sumber kekuatan bagi mereka. Maka dari itu, kita tak boleh takut." ucapku pada Chintya.
Dewi Sekar Mayit tertawa sinis mendengar ucapanku.
"Omong kosong. Kalian berdua tak akan sanggup untuk melawanku. Aku akan membunuh kalian berdua dan menjadikan jiwa kalian sebagai budakku." katanya.
Wanita itu mengambil ancang-ancang untuk menyerangku. Tapi aku yang sejak tadi memang sudah siap, langsung mengelak sambil menarik Chintya agar tak menjadi sasaran serangan Dewi Sekar Mayit.
"Hati - hati, Rhiu. Pukulannya mengandung racun. Jika terkena maka dalam waktu satu hari saja kamu akan berubah menjadi mayat hidup."
"Baik, Pangeran Haizzar, aku mengerti. Terimakasih sudah memberitahuku," ucapku pada Rhiu.
Dewi Sekar Mayit kembali melancarkan serangannya. Dia menyerangku dengan menggunakan kekuatan tenaga dalam.
Aku mencoba untuk membendung serangan Dewi Sekar Mayit dengan tenaga dalam juga. Akibatnya, dua tenaga dalam saling berbenturan dengan keras.
Aku merasakan kekuatan Dewi Sekar Mayit yang sangat besar. Namun, aku juga tidak mau kalah. Aku harus bertahan dengan jurus - jurus andalanku.
Dewi Sekar Mayit tertawa mengejek saat melihatku yang sedikit kesulitan menghadapi dirinya.
"Gadis bau kencur seperti dirimu tidak akan bisa mengalahkanku." ejek Dewi Sekar Mayit padaku.
"Hah, sudah bau bangkai masih saja sombong ..! ucapku pada wanita itu.
" Kurang ajar, berani kamu menghinaku. Rasakan ini manusia lemah..!!" bentak Dewi Sekar Mayit sambil kembali menyerangku.
Aku menghimpun kembali tenaga dalamku untuk menghadapi wanita itu.
Pertarungan kembali berlanjut dan berlangsung semakin sengit.
Setelah beberapa saat bertarung melawan manusia jadi - jadian jelmaan jin itu, aku mulai merasakan tenaga dalamku terkuras cepat. Aku hampir tidak bisa lagi menahan serangan Dewi Sekar Mayit karena kehabisan tenaga.
Dewi Sekar Mayit yang melihat aku semakin lemah langsung melancarkan serangan pamungkasnya.
"Mampuss kau sekarang, Gadis sombong. Aku akan mengambil jiwamu dan menjadikanmu budakku selamanya." katanya.
Dewi Sekar Mayit mengulurkan tangannya ke arahku. Aku sudah pasrah dan menutup mata.
Namun, tiba-tiba aku merasakan tubuhku ditarik oleh sebuah kekuatan yang sangat kuat sehingga aku terlempar ke belakang.
"Rhiu, menyingkirlah. Dia bukan tandingan kamu. Dia menjebakmu menggunakan ajian Penarik Sukma miliknya. Sehingga kamu akan merasa semakin lama semakin lemah. Tenaga dalammu akan tersedot habis dan kamu akan mati perlahan - lahan kehabisan tenaga." ucap Pangeran Haizzar.
Aku membuka mataku dan melihat Pangeran Haizzar sudah berdiri di hadapanku. Dia memegang sebuah pedang di tangannya.
.
Dewi Sekar Mayit terkejut mendapat serangan tak terduga . Dia tidak menyangka bahwa Pangeran Haizzar akan turun tangan melawannya.
"Cihh, .....Pangeran Haizzar, .....kamu mengkhianati kaummu sendiri hanya demi membela perempuan dari bangsa manusia ini. Sungguh sangat tidak masuk di akal." ucap Dewi Sekar Mayit sinis.
"Aku hanya membela kaum yang lemah dan tertindas. Dan aku tidak pernah memihak siapapun. Aku berdiri di atas kebenaran dan menumpas kebatilan." ucap Pangeran Haizzar.
"Kalau begitu, kamu juga harus mampusss...!!" seru Dewi Sekar Mayit geram.
Dia kini menyerang Pangeran Haizzar dengan serangan yang lebih ganas dari serangannya kepadaku.
Namun Pangeran Haizzar rupanya sudah mengetahui kelemahan Dewi Sekar Mayit.
Dengan mudah dia mematahkan setiap serangan wanita itu hingga sampai akhirnya pada satu jurus, pedang Halilintar pangeran Haizzar berhasil melukai Dewi Sekar Mayit.
Serangan pedang Pangeran tampan itu berhasil mengenai Dewi Sekar Mayit tepat di bagian perut. Dewi Sekar Mayit menjerit kesakitan.
"Tidak, ini tidak mungkin! Baiklah, aku mengaku kalah.." katanya.
Dewi Sekar Mayit menghilang ditelan oleh kegelapan. Bersamaan dengan hilangnya Dewi Sekar Mayit pasar gaib itu turut pula lenyap.
Bahkan desa Bantar Mayit itupun lenyap berganti menjadi hutan belantara.
"Terima kasih, Pangeran Haizzar. Kau telah menyelamatkanku." kataku.
"Sama-sama, sudah sepantasnya aku menolongmu. Kamu adalah sahabatku." ucap Pangeran Haizzar sambil tersenyum menatapku.
Jantungku berdetak kencang saat melihat senyum Pangeran Haizzar.
Astaga, apa yang terjadi dengan diriku. Sudah lama aku berteman dengan Pangeran jin yang tampan itu, namun mengapa akhir - akhir ini aku sering salah tingkah bila melihat dia tersenyum manis seperti itu.
"ehemm...!" Aldo berdehem.
Aku jadi kelabakan sendiri.
Aldo yang sejak tadi berdiam diri kini mulai angkat bicara.
"Dapatkah kamu menemukan teman - temanku yang lain. Mereka juga tersesat di hutan ini." ucap Aldo.
"Apakah mereka yang kalian maksud..?" tunjuk pangeran Haizzar pada serombongan kecil yang melintas di depan kami.
Wajah Aldo dan ketiga cewek yang ada di dekatku tampak berseri-seri ketika melihat Beno dan Bang Farel serta Sopir kami muncul di depan kami.
"Itu Beno dan Bang Farel... !!" seru mereka.
Rupanya selama ini kami semua hanya berputar - putar di tempat yang sama namun anehnya kami tidak saling melihat. Rupanya pandangan mata kami sudah ditutup oleh para penghuni desa Bantar mayit itu agar kami terpisah dan tersesat.
Setelah berjalan beberapa saat, akhirnya kami semua berhasil keluar dari hutan angker itu. Kami kembali ke dunia manusia dengan selamat.
"Akan akan menghapus sebagian ingatan teman - temanmu agar mereka tak mengingatku." ucap Pangeran Haizzar lalu menghilang sesaat kemudian.
"Ya, Allah, ......Chintya...! Innalillahi wainna ilaihi raji'un...!" Aku terhenyak seperti tersadar dari tidur. Itu suara Vita yang menjerit di sebelahku.
"Aduhh, Vita..! kenapa menjerit seperti itu. Bikin telinga aku sakit.. Aduuh, kakiku sepertinya terhimpit." kataku sambil mencoba untuk bergerak.
"Astaghfirullah, Allahu akbarr. Astaghfirullah..!!" aku mengucap kata Zikir dan istighfar berkali-kali.
Aku menatap nanar pada sesosok mayat wanita yang berada di sebelahku. Itu Mayat Chintya.
Rupanya, kejadiannya pada saat itu, mobil yang kami tumpangi terbalik dan masuk ke jurang setelah Ban mobil yang kami tumpangi meletus.
Aku, Aldo ,Vita dan Wiwik selamat dan hanya mengalami luka - luka gores dan lecet saja.
Sedangkan Pak Sopir dan Beno yang duduk di depan mengalami patah kaki dan tulang paha karena terjepit.
Namun Chintya, yang paling parah, karena kepala cewek itu mengalami luka parah karena tertusuk pecahan kaca yang menembus sampai ke telinganya yang menyebabkan kematian cewek itu.
Ini menjawab semua teka - teki yang diucapkan oleh arwah Mbak Marni yang mengatakan bahwa salah satu di antara kami bukan lagi bagian dari kami.
Iya, karena nyatanya selama ini Chintya sudah meninggal saat peristiwa kecelakaan itu terjadi. Dan yang bersama kami selama di Alam Gaib tadi sebenarnya adalah rohnya saja.
Hahhhhh??? Tuhan..
.
Jadi selama ini aku sudah bebicara dengan orang yang sudah, Mati. ???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments