"Mas Arman itu cintanya hanya untuk aku. Dia menikahi kamu hanya karena ingin menguasai harta kekayaanmu saja. Sekarang kamu sudah mati. Maka membusuklah kamu di dalam sana bersama cacing - cacing tanah." bentak Desi sambil terus menyiram air tersebut ke Roh Marni.
Tak tahan dengan rasa sakit yang dia rasakan, akhirnya Marni menghilang dari rumah mantan suaminya itu.
"aku akan kembali untuk membuat perhitungan dengan kalian semua! " kata Marni lagi sambil menghilang dari hadapan Amran dan Desi.
Sementara itu, Rhiu yang mengejar kuntilanak merah itu hingga sampai ke hutan. Namun saat di dalam hutan dia kehilangan jejak kuntilanak itu.
"Huh, hutan ini ternyata sangat angker. Pantas saja di sebut sebagai Alas Baluran." ucap Rhiu dalam hati.
Memang hutan yang dia masuki kali ini adalah salah satu hutan yang tergolong angker. Ini adalah Hutan Alas Baluran. Sesaat Rhiu menoleh sejenak ketika dia mendengar suara tawa seorang anak kecil di dalam hutan itu.
Rhiu tahu, yang tertawa tadi itu bukanlah tawa anak manusia biasa. Barangkali saja, mereka adalah anak - anak jin. Seperti umumnya anak - anak, mereka kadang bermain - main seperti layaknya anak manusia yang sedang bermain..
"Kak, .....Kakak ini mau apa...?" tiba-tiba di samping Rhiu muncul sosok seorang anak kecil. Yang mengerikan adalah anak itu muncul tanpa kepala. Hanya tubuhnya saja yang terlihat dan berlumuran darah. Mungkin anak itu adalah korban tumbal.
"aku sedang mengejar kuntilanak merah yang berlari ke arah hutan ini."
"Ohhh, wanita yang memakai baju merah itukah...?" tunjuk anak lelaki itu. Aneh rasanya, walaupun tak ada kepalanya tapi anak ini bisa melihat keberadaan hantu kuntilanak merah dan juga dirinya. Rhiu menoleh ke arah tempat yang di tunjukkan oleh anak itu. Namun ketika dia kembali lagi menoleh ke samping, anak kecil tersebut menghilang tanpa jejak
Rhiu ingat, dia berada di hutan Alas Baluran. Apapun keanehan yang dia lihat, semua itu sudah lumrah bagi Rhiu.
Bayangan Rhiu melesat mengejar kuntilanak merah yang kini sudah kembali lagi menghilang.
Tanpa Rhiu sadari, dia semakin jauh masuk ke dalam hutan. Hutan itu semakin. lama semakin gelap. Entah karena hari yang sudah semakin sore atau juga memang hutan ini yang di gelap.
Sampai suatu ketika, langkah kaki Rhiu berhenti ketika sebuah sinar berwarna merah menyerang dirinya secara tiba-tiba.
Rhiu berkelit sambil melenting berjumpalitan di udara untuk menghindari serangan sinar merah itu.
Dengan cepat, dia mengulurkan dan menyilangkan tangannya ke depan dada untuk menghimpun tenaga dalamnya.
Ketika sinar itu kembali menyerang, Rhiu menyambut serangan itu dengan mengerahkan seluruh tenaga dalamnya.
Sebuah sinar berwarna putih terang keluar dari dalam tubuh Rhiu dan menghantam sinar merah itu di udara.
Dua buah kekuatan tenaga dalam antara milik Rhiu dan juga sinar merah yang misterius itu saling beradu.
Dorongan yang sangat kuat membuat Rhiu terjajar beberapa langkah ke belakang.
Rhiu berusaha untuk menambah kekuatan tenaga dalamnya namun kekuatan sinar merah itu bukanlah tandingan Rhiu.
Tubuh Rhiu makin terdesak ke belakang. Untung di saat yang kritis itu, sekonyong-konyong muncul sebuah sinar biru terang menyerang sinar merah itu hingga hancur berkeping - keping di udara.
Pangeran Haizzar yang datang tiba-tiba di tempat itu menolong Rhiu dari serangan sinar merah.
"Dasar bandel. berani sekali kau masuk ke Alas Baluran ini sendiri. Bagaimana kalau kamu celaka..?"
"Sudahlah Haizzar, kalau kamu mau bantu, bantu saja. Jangan banyak bicara..!!" sahut Rhiu.
"Perhatikan keadaan di sekitarmu. Jangan lengah. Gunakan mata bathinmu, Rhiu...!" kata Pangeran Haizzar lagi.
Rhiu segera berkonsentrasi untuk membuka mata bathinnya. Matanya yang sejak tadi sudah berubah warna menjadi biru kini bersinar dan mengeluarkan cahaya biru terang.
"HAHAHAHA, rupanya aku sedang berhadapan dengan Yang Terberkati. Beruntung sekali, kalau aku bisa membunuhmu, maka kekuatanku akan semakin bertambah." ucap sosok merah yang kini sedang berdiri di hadapan.
"Awas Rhiu... itu adalah Banaspati merah yang merupakan salah satu pengikut raja iblish Bagal." ucap Pangeran Haizzar. Dia kemudian muncul dan berdiri tepat di hadapan Rhiu.
"Hah, kau Pangeran muda cucu Pangeran Hasyeem, rupanya kamu berteman dengan gadis itu. Bagus, sekali tepuk dapat dua hasil buruan. Sekarang, bersiaplah kalian untuk mati..!" kata Banaspati itu sambil bersiap untuk menyerang Pangeran Haizzar dan Rhiu.
"HATI - HATI, RHIU... jangan lengah..!" ucap Pangeran Haizzar memperingatkan Rhiu.
Pangeran muda putra Pangeran Alyan itu mengeluarkan sebilah pedang dari balik bajunya. Pedang Malaikat. Pedang pemberian pamannya, Pangeran Khalied.
"Hahahaha, Pedang Malaikat. Aku semakin menyukai permainan ini. Sudah lama, aku tak bermain - main dengan keturunan keluarga Pangeran Hasyeem. Terima ini, Pangeran Haizzar...!! "
Iblish Banaspati itu menyerang tanpa ampun kepada Pangeran Haizzar.
Pedang Malaikat bergerak cepat seraya mengeluarkan cahaya putih keperakan. Pedang itu menyambar - menyambar tubuh Banaspati itu.
Rhiu juga tak mau ketinggalan. Gadis muda itu mengeluarkan pedang arwah miliknya. bersama pangeran Haizzar, gadis itu ikut serta mengahadapi sang iblish Banaspati itu.
"Rhiu, bergerak ke kiri.. aku akan bergerak ke sisi kanan. Kita kepung iblish itu dari dua sisi.!!"
"Baiklah, aku siap...!!" Rhiu melesat bersamaan dengan Pangeran Haizzar menyerang Banaspati itu dari sisi kiri, Banaspati itu bergerak ke sisi kanan untuk mengelak dari serangan Rhiu, namun dia tak menyadari, akan serangan Pangeran Haizzar dari arah kanannya. Ujung pedang Malaikat pun menyambar sang Banaspati hingga melukai dan merobek tubuh iblish itu.
"Rhiu, sekarang...!" Tusuk jantung iblish itu...!! " Rhiu melesat cepat menusukkan pedang Arwah miliknya tepat di jantung Banaspati. Darah hitam memuncar keluar disertai erangan dahsyat dari iblish Banaspati yang terluka.
Banaspati yang terluka itu mengamuk membabi buta hingga tubuh Rhiu yang berada di dekat makhluk itu sempat terkena sasaran amukan makhluk itu. Rhiu terluka karena pukulan pada bagian dada.
"aaaghhhh......!! "
"Rhiu,..... astaga....!!Siallll.... rupanya dia terkena pukulan tenaga dalam dari Banaspati itu.
Pedang Arwah pun lenyap dengan sendirinya setelah berhasil melukai sang Iblish. Demikian juga dengan sang iblish Banaspati, makhluk berwarna merah dan bertampang sangat mengerikan itu dikirim oleh pedang arwah kembali ke neraka Jahanam terdalam untuk dikurung selamanya.
Tubuh Rhiu melayang jatuh ke bawah. Namun sebelum sempat menyentuh bumi, Pangeran Haizzar sudah menyambar tubuh Rhiu dan membawanya pergi meninggalkan tempat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments