"Hahaha, menyenangkan sekali. Katakan pada keponakan kamu untuk tidak mencampuri urusan kami dengan gadis itu......Sampai jumpa lagi, Pangeran Khalied... "
Kemudian suara itu lenyap seiring dengan lenyapnya cahaya biru itu dari hadapan mereka.
Pangeran Khalied menoleh ke arah kedua keponakannya.
"Aku ingin bertanya, siapa diantara kalian yang dimaksud oleh Jin Ifrid tadi? " tanya Pangeran Khalied.
Pangeran Aras dan Pangeran Haizzar saling pandang.
***
Rhiu menatap ke arah hantu wanita itu. Ini adalah yang kedua kalinya dia melihat penampakan hantu wanita itu. Hantu wanita yang mati dibunuh oleh suami yang bersekongkol dengan adik angkatnya sendiri.
Rhiu menatap hantu wanita itu tak berkedip. Dia tahu apa yang di inginkan oleh hantu wanita itu. Hantu itu berada di sudut kamarnya, berdiri di sana menatapnya dengan tatapan kosong.
Ini adalah yang kedua kalinya dia melihat hantu itu. Sepertinya dia ingin menyampaikan sesuatu.
"Apa yang ingin kau katakan, katakan saja. Mungkin aku bisa membantumu kali ini." kata Rhiu.
"Aku telah menemukan mereka.. " kata Hantu wanita itu.
***
Rhiu berjalan menyusuri sebuah jalan setapak memasuki jalan setapak menuju ke sebuah perkampungan yang agak padat penduduknya.
Puluhan pasang mata menatap aneh ke arah Rhiu. Mungkin karena Rhiu adalah orang baru. Memang seperti itu yang berlaku di masyarakat kita. Kita akan selalu melihat dan memperhatikan seseorang yang baru atau belum pernah kita lihat.
Tiba-tiba, hantu wanita itu muncul kembali menampakkan diri.
"Jangan selalu muncul dengan cara seperti itu. Aku kadang tidak menyukainya. Karena itu kadang membuat aku merasa takut."
"Maaf, lain kali aku akan memberi tanda dulu. Oh iya ngomong - ngomong aku baru ingat, namaku Marni."ucap wanita itu.
" Oh, jadi kamu sekarang sudah ingat siapa namamu.? Baik, sekarang kamu katakan padaku, apa maksud kamu mengajak aku ke tempat ini."
Marni tak menjawab. Akan tetapi, menoleh dan menunjuk ke arah sebuah rumah yang letaknya terpisah dari rumah penduduk setempat.
Rhiu mengikuti arah telunjuk hantu itu dan melihat seorang wanita muda dengan rambut terurai panjang sebahu berdiri di depan rumah yang ditunjuk Marni.
"Apakah itu rumahmu....?" Tanya Rhiu.
Marni menganggukkan kepalanya.
"Lalu siapa wanita itu..?" tanya Rhiu.
Tak ada jawaban. Rhiu menoleh ke samping, ternyata Marni sudah keburu menghilang.
"Dasar hantu aneh. Mengapa dia tak ingin menjumpai wanita itu..?"
Rhiu berjalan menghampiri wanita itu. Akan tetapi, saat Rhiu berada beberapa langkah dari wanita itu, mata Rhiu sejenak mengeluarkan cahaya biru.
Untung saja Rhiu memakai kaca mata hitam. Sehingga mata birunya tak terlihat oleh manusia lain.
"Wanita itu adalah adik angkatku, Desi." bisik Marni di telinga Rhiu..
Rhiu menatap wanita yang bernama Desi itu dari kejauhan. Mata bathin Rhiu melihat di sebelah wanita itu berdiri sesosok kuntilanak merah dengan wajah yang sangat menyeramkan. Sorot matanya yang berwarna merah menatap ke arah Rhiu dengan penuh ancaman. Lalu kemudian membisikkan sesuatu kepada wanita itu.
Rhiu pun mendatangi wanita itu dengan sikap waspada. Dia kemudian menyapa wanita itu dengan sopan.
"Assalamu'alaikum, Mbak.. " Sapa Rhiu ramah.
"Waalaikum salam. Cari siapa, ya..?. " sahutnya wanita itu dengan suara ketus. Wajahnya menampakkan ketidak sukaannya kepada Rhiu. Mungkin kuntilanak itu sudah tahu siapa Rhiu...
"Saya mencari Mbak Marni. Apakah Mbak Marninya ada..?"
Raut wajah wanita itu berubah pucat bagai tak dialiri darah. Terlebih lagi, saat kuntilanak merah membisikkan sesuatu kepada Wanita itu
"Mbak Marni...? Siapa itu. Saya tak kenal. Di sini tak ada orang yang bernama mbak Marni.!" sahut wanita itu acuh. Namun Rhiu bisa menangkap bahwa wanita yang bernama Desi itu berbohong.
Kemudian dari dalam rumah muncul seorang lelaki berumur 35 tahunan yang memakai kaos hitam dan celana Jeans. Garis wajah lelaki itu menunjukkan pribadi yang keras.
"Rhiu, lelaki yang baru saja keluar itulah mantan suamiku, Mas Arman.." bisik Murni.
Lelaki Itu berjalan menghampiri Desi dan bertanya kepada wanita itu.
" Siapa gadis itu, Desi..?" tanya mantan Suami Murni.
"Entahlah, Mas. Desi nggak kenal. Tapi gadis itu mencari Mbak Marni,. " Jawab Desi nyaris berbisik.
Wajah Lelaki yang bernama Amran itu sejenak menegang lalu kemudian menoleh ke arah Rhiu. Dia menatapnya dengan pandangan yang penuh kecurigaan.
"Nyari siapa, Mbak..?" tanya Amran.
"Saya mencari Mbak Murni. Dia adalah sepupu jauh saya. Menurut ibu saya, terakhir kali Mbak Marni tinggal di sini. Nama suami Mbak Marni bernama Mas Arman." kata Rhiu.
Lelaki itu tersenyum menatap Rhiu. "Saya Arman, Mbak. Saya adalah suami Marni. Tapi sekarang Marni sudah tak ada di sini lagi. Beberapa bulan yang lalu, istri saya itu telah pergi dari rumah bersama lelaki lain. Dan sampai kini saya tidak tahu lagi di mana keberadaannya." kata lelaki yang bernama Arman itu.
"Benarkah begitu. Sayang sekali.. padahal maksud kedatangan saya kemari untuk mencari Mbak Marni untuk menyampaikan amanat dari ibu saya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments