Bagian. 17 Pasar Ghaib

"Bagus deh, kalau begitu. Aku mau beli makanan dan minuman. Sejak tadi aku sangat kehausan dan juga lapar. Aku mau cari makanan dan minuman." ucap Chintya.

"Iya, benar. Aku juga sudah lapar sekali," sahut Wiwik dan Vita berbarengan.

Sekali lagi, aku mengamati tempat ini. Aku mencium bau seperti singkong terbakar. Apa iya, ada orang yang berjualan singkong bakar malam - malam begini, pikirku.

Aku langsung berpaling dan mencari arah asal bau tadi, aku curiga, jangan - jangan....

Nauzubillahi min zalik...

aku mengucap Zikir, setelah menyadari jika ternyata kami semua sedang berada di tengah - tengah pasar ghaib.

.

Berbagai makhluk ghaib semua ada di tempat ini. Mereka semua seperti sedang melakukan aktivitas layaknya di pasar, mereka melakukan transaksi jual beli.

Bermacam-macam yang dijual di pasar ghaib itu. Namun anehnya semua yang dijual hanya berupa makanan saja.

Dari makanan yang murah yaitu sate burung gagak hitam sampai yang paling mahal yaitu bayi bakar.

Astaghfirullah, na'uzubillahiminzalik...

Aku mengucap zikir berkali-kali dalam hati dan mohon perlindungan Allah SWT untuk keselamatan kami semua.

"Allahu Akbar, Astaghfirullah...." aku tak putus berzikir dalam hati.

Aku tidak bisa mempercayai apa yang baru saja aku lihat. Walaupun aku memiliki kekuatan supranatural, dan mampu melihat berbagai penampakan makhluk gaib, namun seumur hidupku, baru kali ini aku berada di tengah - tengah pasar ghaib.

Aku benar-benar takut. Walaupun Aku memiliki kekuatan supranatural, tapi melihat pasar ghaib adalah hal yang baru pertama kalinya aku alami.

Aku hanya bisa berdiri menatap semua itu dengan pandangan linglung.

"Ayo, kita harus segera pergi dari sini!" bisik Aldo menyadarkan aku dari keterpanaanku sesaat.

Aku lantas menarik tangan Chintya dan Vita dan Wiwik agar segera beranjak pergi dari sana.

"Kenapa?" tanya Chintya. "Di sini kan ramai. Banyak makanan yang bisa kita beli."

"Sstt.....Jangan berisik!" bisikku sambil menempelkan telunjuk ke bibirku memberi isyarat agar ketiga cewek itu tidak berisik.

"Apa kalian tidak tahu, saat ini kita sedang berada di pasar ghaib."ucapku pelan agar tidak mengagetkan ketiganya

Namun tak urung ketiganya tersentak kaget setelah mendengar ucapanku.

" Hah... apa, pasar ghaib...!" seru Chintya dengan wajah paniknya. Wajah kami semua tegang. Astaga, kenapa Chintya sampai kelepasan bersuara.

"Ssttt..... pelankan suara kalian, nanti mereka mendengar kita dan mengenali kita sebagai manusia. Kita harus segera keluar dari sini pelan - pelan. Jangan melakukan gerakan yang mencurigakan." bisikku sambil menggandeng tangan ketiganya temanku.

Kami semua berjalan dengan hati-hati. Kami tidak berani berbicara, karena takut mengganggu makhluk-makhluk ghaib yang ada di sekitar kami.

Akan tetapi, tampaknya kami terlambat.

Salah satu makhluk ghaib itu tiba-tiba menatap kami. Rupanya dia curiga dengan gerak - gerik kami dan mulai memperhatikan kami.

Terdengar suara tawa yang keras. Kami serentak menoleh dan melihat sesosok makhluk ghaib yang sedang menatap kami. Wajah makhluk itu sangat menyeramkan dengan sepasang mata yang merah menyala.

"Hei, rupanya ada anak manusia tersesat di tengah-tengah kita..!" ucap makhluk itu. Suaranya serak dan dalam.

Ketiganya teman cewekku semua merapat dan berkumpul menjadi satu dengan Aldo. Aku tahu, mereka. semua ketakutan.

"Kenapa kalian bisa ada di sini?" tanya makhluk itu.

"Kami tersesat," jawabku dengan berani. "Kami mohon maaf. Kami berjanji, kami akan segera keluar dari sini."

"Keluar dari sini?......Tidak bisa!" kata makhluk itu. "Yang masuk tidak bisa keluar lagi.!" ucap makhluk itu lagi.

"Tidak bisa, kami harus keluar dari sini. Ini bukan alam kami." sanggahku dengan berani.

"Kalian sudah masuk ke alam kami, maka kalian harus tinggal di sini selamanya."

"Tidak!" kataku. "Kami harus keluar dari sini!"

"Kalau begitu, maka kalian harus mengalahkan aku dulu," kata makhluk itu.

Makhluk itu maju ke arah kami. Chintya, Wiwik dan Vita mundur ke belakang, mereka tampak ketakutan. Sedangkan Aldo berdiri di sampingku. Cowok itu bersiap untuk membantuku.

Tiba-tiba, seberkas cahaya terang melintas di depan kami. Cahaya itu semakin lama semakin terang dan menyilaukan mata membuat makhluk itu dan juga beberapa makhluk lain di sekitar kami mundur beberapa langkah ke belakang.

"Cahaya apa itu?" tanya Chintya.

"Pangeran Haizzar....!" tanpa sadar aku mengucapkan nama itu.

Astaga....mengapa aku sampai lupa kalau aku punya teman seorang jin. Tentu saja, Pangeran Haizzar bisa mendatangi aku di mana saja karena dia bisa dengan mudah melakukan hal itu.

Cahaya itu perlahan - lahan berubah wujud menjadi sosok Pangeran Haizzar yang berwajah tampan.

"Kenapa tak memanggilku sejak tadi." tegur Pangeran Haizzar.

"Maaf, aku lupa.. Karena panik dan kaget, aku bahkan lupa kalau aku bisa meminta tolong padamu.!" ucapku.

Chintya,Wiwik, dan Vita melongo menatap Pangeran Haizzar. Hanya Aldo yang tidak. Mata cowok itu tajam menatap Pangeran Haizzar.

"Rhiu, dia adalah jin...!" kata Aldo.

"Benar, tapi jangan khawatir, dia adalah temanku. Dia adalah Pangeran Haizzar. Putra raja jin dari Hutan Larangan." aku memperkenalkan Pangeran Haizzar kepada Aldo dan juga pada ketiga cewek itu.

"Apakah kalian ingin keluar dari tempat ini.?" tanya Pangeran Haizzar.

Kami semua menganggukkan kepala.

"Kalau begitu, ikutlah bersamaku. Aku akan menunjukkan kepada kalian jalan keluar dari desa terkutuk ini. " kata Pangeran Haizzar.

Kami semua beranjak pergi mengikuti Pangeran Haizzar. Namun baru beberapa langkah kami berjalan, tiba-tiba Chintya terjatuh sendiri. Tubuh Chintya seperti ada di seret oleh sebuah kekuatan yang tak terlihat.

Pangeran Haizzar melesat terbang dan menarik Chintya dengan cepat.

"Lepaskan gadis itu..!!" bentaknya.

Dia menarik tubuh Chintya sehingga tubuh gadis itu tertahan. Dengan cepat, pangeran Haizzar menyambar tubuh Chintya dan mendorongnya ke. arahku. Aku pun dengan sigap menangkap tubuh Chintya.

"Gadis itu akan tinggal di sini. Dia harus tetap berada di tempat ini...!!" bentak Sebuah suara.

Kami pun serentak menoleh ke arah asal suara itu. Seorang wanita berparas cantik namun berwajah pucat laksana mayat tiba-tiba muncul di hadapan kami. Senyum wanita itu sinis dan beku.

Wanita itu memakai kemben dan kain batik dari sutra. Pakaian yang dia kenakan berwarna kuning pupus. Dia memakai mahkota di atas kepalanya.

"Siapa kamu, wahai saudariku..?"

tanya Pangeran Haizzar. Dia tahu, wanita di hadapannya itu sama saja dengan dirinya, yang berasal dari kaum yang tak terlihat, yaitu bangsa jin.

"Namaku Dewi Sekar Mayit. Aku adalah penguasa kerajaan Bantar Mayit ini." ucap wanita itu menyebutkan siapa dirinya.

Kami semua yang ada di tempat itu merasa shock. Astaga, ternyata wanita itu adalah penguasa kerajaan bantar mayit.

Nah, bagaimana ini...?????

???

Episodes
1 Bagian. 01 Perjumpaan
2 Bagian. 02 Rumah di Pinggir Sungai.
3 bagian 03. Rumah di Pinggir Sungai ( bagian 2 )
4 Bagian. 04 Bagal
5 Bagian. 05 Nyi Kantil
6 Bagian. 06 Jangan Ikut Campur
7 Bagian. 07 Amanat Marni
8 Bagian. 08 Antara Ada dan Tiada
9 Bagian. 09 Terluka
10 Bagian. 10
11 Bagian. 11 Desa Pocong
12 Bagian. 12 Desa Pocong part. 2
13 Bagian. 13 Desa Pocong ( part 3)
14 Bagian. 14 Desa Pocong (Part.4)
15 Bagian. 15 Desa Bantar Mayit
16 Bagian 16. Kerajaan Jin di Bantar Mayit
17 Bagian. 17 Pasar Ghaib
18 Bab. 18 Lolos Dari Maut.
19 Bagian. 19 Kebimbangan Pangeran Haizzar
20 Bagian. 20 Iblis Itu, ....bernama UR'K...
21 Bagian. 21 Mendatangi Rumah Sarman
22 Bagian. 22 Perburuan Di mulai
23 Bagian. 23 Jebakan
24 Bab. 24 Pertarungan
25 Bab. 25 Jin Bermata Merah
26 Bab. 26 Tumbal
27 Bab. 27 Tumbal (Part 2)
28 Bab. 28 Serangan Ka'ra
29 Bab. 29 Simbol Neraka ke Lima
30 Bab. 30 Pengantin Iblish....
31 Bab. 31 Jalanan Ghaib.
32 Bab. 32 Makhluk Kiriman Dari Neraka
33 Bab. 33 Grim
34 Bab. 34 Sang Penyihir
35 Bab. 35 Gerbang Istana Hutan Larangan
36 Bab. 36 Menghilang
37 Bab. 37 Pangeran Kegelapan
38 Bab. 38 Negeri Sembilan Siring
39 Bab. 39 Jebakan
40 Bab. 40 Foto di Kain Kafan
41 Bab. 41 Sundal Bolong...
42 Bab. 42
43 Bab. 43. Raja Jin dari Gunung Papandayan.
44 Bab. 44 Pernyataan Cinta Pangeran Haizzar
45 Bab. 45 Mata Bathin
46 Bab. 46 Serangan Ghaib
47 Bab. 47 Mimpi Rhiu
48 Bab. 48 Makhluk Penghisap Darah
49 Bab. 49 Ke Bukit Malaikat
50 Bab. 50 Burung Hud
51 Bab. 51 Hujan di Negeri Jin
52 Bab. 52 Bertemu dengan Putri Aliyah
53 Bab. 53 Tak Mau Pulang
54 Bab. 54 Tersesat ke Negeri Siluman
55 Bab. 55 Kemunculan Sang Pangeran Jin
56 Bab. 56 Mustika Buntok Ular
57 Bab. 57 Jatuh dari Tebing
58 Bab. 58 Bayangan Maut
59 Bab. 59 Gamelan Hantu
60 Bab. 60 Nyi Kedasih...
61 Bab. 61 Serangan Nyai Kedasih..
62 bab. 62 Pertarungan Antara Jin dan Siluman Kera
63 Bab. 63 Kekalahan Nyai Kedasih
64 Bab. 64 Koma
65 Bab. 65 Ada Iblis di dekatmu, Rhiu..!
66 Bab. 66 Dunia Transisi
67 Bab. 67 Dunia Transisi ( Part. 2)
68 Bab. 68 Dunia Transisi (Part.3)
69 Bab. 69 Masuk ke Dalam Dunia Transisi
70 Bab. 70 Permainan Waktu
71 Bab. 71 Bebas dari Lingkaran Maut
72 Bab. 72 Pertukaran Yang Gagal
73 Bab. 73 Segel Keramat Bagal
74 Bab. 73
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bagian. 01 Perjumpaan
2
Bagian. 02 Rumah di Pinggir Sungai.
3
bagian 03. Rumah di Pinggir Sungai ( bagian 2 )
4
Bagian. 04 Bagal
5
Bagian. 05 Nyi Kantil
6
Bagian. 06 Jangan Ikut Campur
7
Bagian. 07 Amanat Marni
8
Bagian. 08 Antara Ada dan Tiada
9
Bagian. 09 Terluka
10
Bagian. 10
11
Bagian. 11 Desa Pocong
12
Bagian. 12 Desa Pocong part. 2
13
Bagian. 13 Desa Pocong ( part 3)
14
Bagian. 14 Desa Pocong (Part.4)
15
Bagian. 15 Desa Bantar Mayit
16
Bagian 16. Kerajaan Jin di Bantar Mayit
17
Bagian. 17 Pasar Ghaib
18
Bab. 18 Lolos Dari Maut.
19
Bagian. 19 Kebimbangan Pangeran Haizzar
20
Bagian. 20 Iblis Itu, ....bernama UR'K...
21
Bagian. 21 Mendatangi Rumah Sarman
22
Bagian. 22 Perburuan Di mulai
23
Bagian. 23 Jebakan
24
Bab. 24 Pertarungan
25
Bab. 25 Jin Bermata Merah
26
Bab. 26 Tumbal
27
Bab. 27 Tumbal (Part 2)
28
Bab. 28 Serangan Ka'ra
29
Bab. 29 Simbol Neraka ke Lima
30
Bab. 30 Pengantin Iblish....
31
Bab. 31 Jalanan Ghaib.
32
Bab. 32 Makhluk Kiriman Dari Neraka
33
Bab. 33 Grim
34
Bab. 34 Sang Penyihir
35
Bab. 35 Gerbang Istana Hutan Larangan
36
Bab. 36 Menghilang
37
Bab. 37 Pangeran Kegelapan
38
Bab. 38 Negeri Sembilan Siring
39
Bab. 39 Jebakan
40
Bab. 40 Foto di Kain Kafan
41
Bab. 41 Sundal Bolong...
42
Bab. 42
43
Bab. 43. Raja Jin dari Gunung Papandayan.
44
Bab. 44 Pernyataan Cinta Pangeran Haizzar
45
Bab. 45 Mata Bathin
46
Bab. 46 Serangan Ghaib
47
Bab. 47 Mimpi Rhiu
48
Bab. 48 Makhluk Penghisap Darah
49
Bab. 49 Ke Bukit Malaikat
50
Bab. 50 Burung Hud
51
Bab. 51 Hujan di Negeri Jin
52
Bab. 52 Bertemu dengan Putri Aliyah
53
Bab. 53 Tak Mau Pulang
54
Bab. 54 Tersesat ke Negeri Siluman
55
Bab. 55 Kemunculan Sang Pangeran Jin
56
Bab. 56 Mustika Buntok Ular
57
Bab. 57 Jatuh dari Tebing
58
Bab. 58 Bayangan Maut
59
Bab. 59 Gamelan Hantu
60
Bab. 60 Nyi Kedasih...
61
Bab. 61 Serangan Nyai Kedasih..
62
bab. 62 Pertarungan Antara Jin dan Siluman Kera
63
Bab. 63 Kekalahan Nyai Kedasih
64
Bab. 64 Koma
65
Bab. 65 Ada Iblis di dekatmu, Rhiu..!
66
Bab. 66 Dunia Transisi
67
Bab. 67 Dunia Transisi ( Part. 2)
68
Bab. 68 Dunia Transisi (Part.3)
69
Bab. 69 Masuk ke Dalam Dunia Transisi
70
Bab. 70 Permainan Waktu
71
Bab. 71 Bebas dari Lingkaran Maut
72
Bab. 72 Pertukaran Yang Gagal
73
Bab. 73 Segel Keramat Bagal
74
Bab. 73

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!