"Bagus deh, kalau begitu. Aku mau beli makanan dan minuman. Sejak tadi aku sangat kehausan dan juga lapar. Aku mau cari makanan dan minuman." ucap Chintya.
"Iya, benar. Aku juga sudah lapar sekali," sahut Wiwik dan Vita berbarengan.
Sekali lagi, aku mengamati tempat ini. Aku mencium bau seperti singkong terbakar. Apa iya, ada orang yang berjualan singkong bakar malam - malam begini, pikirku.
Aku langsung berpaling dan mencari arah asal bau tadi, aku curiga, jangan - jangan....
Nauzubillahi min zalik...
aku mengucap Zikir, setelah menyadari jika ternyata kami semua sedang berada di tengah - tengah pasar ghaib.
.
Berbagai makhluk ghaib semua ada di tempat ini. Mereka semua seperti sedang melakukan aktivitas layaknya di pasar, mereka melakukan transaksi jual beli.
Bermacam-macam yang dijual di pasar ghaib itu. Namun anehnya semua yang dijual hanya berupa makanan saja.
Dari makanan yang murah yaitu sate burung gagak hitam sampai yang paling mahal yaitu bayi bakar.
Astaghfirullah, na'uzubillahiminzalik...
Aku mengucap zikir berkali-kali dalam hati dan mohon perlindungan Allah SWT untuk keselamatan kami semua.
"Allahu Akbar, Astaghfirullah...." aku tak putus berzikir dalam hati.
Aku tidak bisa mempercayai apa yang baru saja aku lihat. Walaupun aku memiliki kekuatan supranatural, dan mampu melihat berbagai penampakan makhluk gaib, namun seumur hidupku, baru kali ini aku berada di tengah - tengah pasar ghaib.
Aku benar-benar takut. Walaupun Aku memiliki kekuatan supranatural, tapi melihat pasar ghaib adalah hal yang baru pertama kalinya aku alami.
Aku hanya bisa berdiri menatap semua itu dengan pandangan linglung.
"Ayo, kita harus segera pergi dari sini!" bisik Aldo menyadarkan aku dari keterpanaanku sesaat.
Aku lantas menarik tangan Chintya dan Vita dan Wiwik agar segera beranjak pergi dari sana.
"Kenapa?" tanya Chintya. "Di sini kan ramai. Banyak makanan yang bisa kita beli."
"Sstt.....Jangan berisik!" bisikku sambil menempelkan telunjuk ke bibirku memberi isyarat agar ketiga cewek itu tidak berisik.
"Apa kalian tidak tahu, saat ini kita sedang berada di pasar ghaib."ucapku pelan agar tidak mengagetkan ketiganya
Namun tak urung ketiganya tersentak kaget setelah mendengar ucapanku.
" Hah... apa, pasar ghaib...!" seru Chintya dengan wajah paniknya. Wajah kami semua tegang. Astaga, kenapa Chintya sampai kelepasan bersuara.
"Ssttt..... pelankan suara kalian, nanti mereka mendengar kita dan mengenali kita sebagai manusia. Kita harus segera keluar dari sini pelan - pelan. Jangan melakukan gerakan yang mencurigakan." bisikku sambil menggandeng tangan ketiganya temanku.
Kami semua berjalan dengan hati-hati. Kami tidak berani berbicara, karena takut mengganggu makhluk-makhluk ghaib yang ada di sekitar kami.
Akan tetapi, tampaknya kami terlambat.
Salah satu makhluk ghaib itu tiba-tiba menatap kami. Rupanya dia curiga dengan gerak - gerik kami dan mulai memperhatikan kami.
Terdengar suara tawa yang keras. Kami serentak menoleh dan melihat sesosok makhluk ghaib yang sedang menatap kami. Wajah makhluk itu sangat menyeramkan dengan sepasang mata yang merah menyala.
"Hei, rupanya ada anak manusia tersesat di tengah-tengah kita..!" ucap makhluk itu. Suaranya serak dan dalam.
Ketiganya teman cewekku semua merapat dan berkumpul menjadi satu dengan Aldo. Aku tahu, mereka. semua ketakutan.
"Kenapa kalian bisa ada di sini?" tanya makhluk itu.
"Kami tersesat," jawabku dengan berani. "Kami mohon maaf. Kami berjanji, kami akan segera keluar dari sini."
"Keluar dari sini?......Tidak bisa!" kata makhluk itu. "Yang masuk tidak bisa keluar lagi.!" ucap makhluk itu lagi.
"Tidak bisa, kami harus keluar dari sini. Ini bukan alam kami." sanggahku dengan berani.
"Kalian sudah masuk ke alam kami, maka kalian harus tinggal di sini selamanya."
"Tidak!" kataku. "Kami harus keluar dari sini!"
"Kalau begitu, maka kalian harus mengalahkan aku dulu," kata makhluk itu.
Makhluk itu maju ke arah kami. Chintya, Wiwik dan Vita mundur ke belakang, mereka tampak ketakutan. Sedangkan Aldo berdiri di sampingku. Cowok itu bersiap untuk membantuku.
Tiba-tiba, seberkas cahaya terang melintas di depan kami. Cahaya itu semakin lama semakin terang dan menyilaukan mata membuat makhluk itu dan juga beberapa makhluk lain di sekitar kami mundur beberapa langkah ke belakang.
"Cahaya apa itu?" tanya Chintya.
"Pangeran Haizzar....!" tanpa sadar aku mengucapkan nama itu.
Astaga....mengapa aku sampai lupa kalau aku punya teman seorang jin. Tentu saja, Pangeran Haizzar bisa mendatangi aku di mana saja karena dia bisa dengan mudah melakukan hal itu.
Cahaya itu perlahan - lahan berubah wujud menjadi sosok Pangeran Haizzar yang berwajah tampan.
"Kenapa tak memanggilku sejak tadi." tegur Pangeran Haizzar.
"Maaf, aku lupa.. Karena panik dan kaget, aku bahkan lupa kalau aku bisa meminta tolong padamu.!" ucapku.
Chintya,Wiwik, dan Vita melongo menatap Pangeran Haizzar. Hanya Aldo yang tidak. Mata cowok itu tajam menatap Pangeran Haizzar.
"Rhiu, dia adalah jin...!" kata Aldo.
"Benar, tapi jangan khawatir, dia adalah temanku. Dia adalah Pangeran Haizzar. Putra raja jin dari Hutan Larangan." aku memperkenalkan Pangeran Haizzar kepada Aldo dan juga pada ketiga cewek itu.
"Apakah kalian ingin keluar dari tempat ini.?" tanya Pangeran Haizzar.
Kami semua menganggukkan kepala.
"Kalau begitu, ikutlah bersamaku. Aku akan menunjukkan kepada kalian jalan keluar dari desa terkutuk ini. " kata Pangeran Haizzar.
Kami semua beranjak pergi mengikuti Pangeran Haizzar. Namun baru beberapa langkah kami berjalan, tiba-tiba Chintya terjatuh sendiri. Tubuh Chintya seperti ada di seret oleh sebuah kekuatan yang tak terlihat.
Pangeran Haizzar melesat terbang dan menarik Chintya dengan cepat.
"Lepaskan gadis itu..!!" bentaknya.
Dia menarik tubuh Chintya sehingga tubuh gadis itu tertahan. Dengan cepat, pangeran Haizzar menyambar tubuh Chintya dan mendorongnya ke. arahku. Aku pun dengan sigap menangkap tubuh Chintya.
"Gadis itu akan tinggal di sini. Dia harus tetap berada di tempat ini...!!" bentak Sebuah suara.
Kami pun serentak menoleh ke arah asal suara itu. Seorang wanita berparas cantik namun berwajah pucat laksana mayat tiba-tiba muncul di hadapan kami. Senyum wanita itu sinis dan beku.
Wanita itu memakai kemben dan kain batik dari sutra. Pakaian yang dia kenakan berwarna kuning pupus. Dia memakai mahkota di atas kepalanya.
"Siapa kamu, wahai saudariku..?"
tanya Pangeran Haizzar. Dia tahu, wanita di hadapannya itu sama saja dengan dirinya, yang berasal dari kaum yang tak terlihat, yaitu bangsa jin.
"Namaku Dewi Sekar Mayit. Aku adalah penguasa kerajaan Bantar Mayit ini." ucap wanita itu menyebutkan siapa dirinya.
Kami semua yang ada di tempat itu merasa shock. Astaga, ternyata wanita itu adalah penguasa kerajaan bantar mayit.
Nah, bagaimana ini...?????
???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments