Hari Minggu Rhiu dan kelima orang temannya akan pergi ke Desa Batang. Sebuah Desa yang terletak di Selatan kota tempat tinggalnya itu memang agak terpencil letaknya.
Mereka akan di dampingi oleh Bang Farel, salah seorang kakak tingkat mereka yang akan bertugas memandu dan memberi arahan kepada mereka.
Rhiu dan teman - temannya pergi ke desa Batang untuk menjalankan program Bina Desa yang diadakan oleh pihak kampus dalam rangka implementasi bakti mahasiswa kepada desa - desa di sekitar wilayah kampus.
Karena letaknya yang agak jauh dari kampus, maka pihak kampus memberi dispen bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Mereka di beri izin untuk tidak masuk kuliah selama kegiatan Bina Desa berlangsung.
Adapun Bina Desa itu sendiri akan dilaksanakan selama dia minggu. Pihak kampus sudah berkoordinasi dengan perangkat desa masing-masing sebelum mereka menempatkan para mahasiswa tersebut.
Sejak pagi, Rhiu dan teman - temennya semua di minta berkumpul dulu di depan kampus untuk diberi pengarahan oleh kakak tingkatnya. Barulah setelah itu, mereka diperbolehkan untuk bertolak ke Desa Batang.
"Saya harap selama kegiatan bina Desa ini, kalian bisa menjawab nama baik kampus dan juga jati diri kalian sebagai mahasiswa yang bertanggung jawab. Saya harap kalian bisa menghormati kearifan lokal dan juga tradisi warga desa yang kalian tempati agar tidak terjadi hal - hal yang tidak diinginkan yang bisa merugikan semua pihak. mengerti, kalian..?" kata kakak tingkat yang datang dan memberikan pengarahan kepada kami sebelum kami berangkat.
"Mengerti, Bang..!!" ucap Rhiu dan teman - temannya.
Sekilas tadi Rhiu sempat menangkap ada sosok bayangan hitam yang berdiri di belakang Chintya, temannya. Namun kemudian, bayangan hitam itu lenyap saat Rhiu menoleh kembali.
Itu adalah bayangan kematian. Mendadak Rhiu merasa cemas terhadap nasib Chintya. Dia berharap semoga tak ada hal yang buruk menimpa temannya itu.
Pukul 10.00, rombongan kecil itu bertolak ke desa Batang dengan mengendarai mobil kijang Inova yang di sewa oleh rombongan. Perjalanan ke desa Batang memakan waktu sekitar enam jam perjalanan darat.
Pukul 12.30, rombongan itu singgah untuk makan siang dan sholat di sebuah warung makan yang terletak di pinggir jalan.
Saat turun dari mobil, Rhiu kembali melihat bayangan hitam itu di belakang Chintya. Akan tetapi, kali ini, bayangan hitam itu menoleh ke arah Rhiu. Mata makhluk itu menyorot merah menatap Rhiu penuh ancaman. Lalu bergerak perlahan mendekati Rhiu.
Rhiu terhenyak dan mundur beberapa langkah ke belakang. Bayangan hitam itu terus bergerak ke arah Rhiu. Akan tetapi kemudian, bayangan hitam itu berhenti tepat beberapa langkah di hadapan Rhiu. Ada ketakutan dan ragu yang tergambar dari gerak - gerik makhluk tak kasat mata yang berwujud mengerikan itu.
"Rhiu, ayo temani aku ke kamar kecil. Sejak tadi aku nahan pipis banget," kata Vita, temannya.
"Iya, aku juga... " kata Wiwied. Cewek berjilbab itu langsung ikutan nimbrung bareng Rhiu dan Vita ke kamar kecil.
Sesampainya di kamar kecil, Vita dan Wiwied masuk ke kamar kecil yang letaknya bersebelahan. Sedangkan Rhiu hanya menunggu saja di depan.
"Apakah kalian hendak pergi ke suatu tempat.?"
Rhiu menoleh dan melihat seorang kakek - kakek yang berdiri tepat di hadapannya. Darimana kakek itu muncul, tapi Rhiu merasa bahwa kakek itu adalah manusia biasa seperti dirinya hanya saja mungkin memiliki kelebihan seperti dirinya.
"Benar, Kek. Kami ini semuanya hendak pergi ke desa Batang.. " jawab Rhiu.
Wajah kakek tua itu tampak menengang sesaat, "Kalau begitu, batalkan saja perjalanan kalian ke sana. Tempat itu telah dikutuk. Kalian akan menemui bahaya jika masih tetap nekat datang ke tempat itu." ucap kakek itu.
"Tapi ini sudah tugas dari kampus, Kek." jawab Rhiu.
"Kalau begitu, Berhati-hatilah, karena ada bahaya yang sedang mengintai kalian." kata Kakek itu lagi.
"Rhiu, ayo cepat.. mobilnya sudah mau jalan..!, seru Vita dari dalam bis.
Rhiu bergegas berlari mendatangi mobil yang akan membawa mereka semua pergi ke desa Batang.
Namun saat dia hendak berbalik untuk berpamitan, kakek tua itupun sudah tak ada lagi. Seolah-olah hilang di telan bumi.
"benar - benar sakti ilmu kakek itu. Dia bisa menemui aku sementara jasadnya ada di suatu tempat." ucap Rhiu dalam hati.
Bagaimana dengan kegiatan Rhiu yang mengikuti kegiatan Bina Desa di Desa Batang. apakah Rhiu dan kawan-kawannya sampai di desa itu? "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments