Bagian. 15 Desa Bantar Mayit

Sementara itu, Vita yang berlari karena panik dan takut, terus berlari tak tentu arah. Dia baru berhenti berlari setelah kakinya tersangkut sesuatu dan Vita pun terjatuh tersungkur di atas tanah.

Dalam gelap, Vita tak bisa melihat dengan jelas. Tapi kemudian dia bisa mengenali baju yang di pakai orang itu. Tahulah dia bahwa yang dia tabrak adalah tubuh Wiwik dan Chintya.

"Chintya, Wiwik, astaga....kalian, ayo bangun.....? "

Namun kedua cewek itu belum juga menunjukkan tanda - tanda keduanya akan segera sadar.

Vita menatap ke sekeliling tempat itu. Tak ada tanda - tanda akan keberadaan teman - temannya yang lain.

"Bagaimana ini,...? Kenapa Wiwik dan Chintya masih belum sadar juga.. " ucap Vita dalam hati.

Brewek....... wek.... wek.....

Suara menyeramkan itu terdengar dekat dari tempat Vita. Suaranya seperti suara burung malam. Vita memasang telinganya tajam - tajam dia takut sekali mendengar suara itu.

Tiba-tiba bulu kuduk Vita berdiri tegak. Vita langsung berdiri dan bersiap untuk lari jika dia melihat sesuatu yang mencurigakan.

Brewek,... brewek.... brewek....

Suara itu kembali lagi terdengar, tetapi kini semakin jauh dan semakin menjauh. Dia terus memasang telinga dan mendengar suara semakin sayup - sayup di dengar telinganya. Pertanda apapun hewan itu dia sudah pasti sudah semakin jauh meninggalkan Vita.

Vita menarik napas lega setelah yakin bahwa suara hewan yang di dengarnya tadi sudah menjauh pergi.

Akan tetapi, betapa kagetnya Vita ketika gadis itu menoleh ke samping, di sebelah kiri Vita berdiri sejajar dengan dirinya sesosok hantu pocong.

"Ya Allah, ... Hu Rabbi, Pocongghh.......!"

Vita tanpa sadar menarik tangan Wiwik dan Chintya yang masih tergeletak tak sadarkan diri, dan berlari menyeret kedua temannya dalam gelap. Namun karena tak sanggup berlari dalam tekanan dan juga rasa takut, cewek itu pun akhirnya ambruk. Vita pingsan tak jauh dari tubuh Chintya dan Wiwik.

"Bang, Itu seperti suara Vita, ..." kata Beno.

"oh iya, benar. Itu suara Vita. Tampaknya dari sebelah sana..!" ujar Farel.

"kalau begitu ayo kita segera kesana. Tampaknya, Vita butuh pertolongan kita... " ucap Beno.

kedua cowok itu segera mendatangi asal suara Vita tadi.

Brukkkk,......

Tubuh Beno ditabrak oleh seseorang.

"Aduhh,.... sakit, Woi...! Siapa sih, ini...!"

"Aduh, Beno... kamu yah... Maaf aku tak melihat karena panik..!" ucap orang itu yang ternyata sopir mobil mereka.

"Loh, Pak, apa bapak melihat Vita.? " tanya Beno.

"Tidak, tapi aku mendengar suara teriakan Vita. Maka dari itu aku segera berlari kemari. Tak di sangka aku menemukan kalian di sini." jawab Sopir mobil itu.

"Iya, kami juga mendengar suara teriakan Vita." jawab Farel.

"Kalau begitu, ayo kita cari Vita sama-sama..!" ajak Beno.

Beno dan Farel bersama dengan Pak sopir pun bersama mencari Vita.

Sementara itu, Vita dan kedua cewek itu masih belum sadarkan diri. Sementara Beno dan Farel bersama sopir mereka mencari mereka.

Di tempat lain, aku yang sedang berjalan bersama Aldo tiba-tiba mendengar suara teriakan Vita. Suaranya berasal dari arah sebelah kanan.

"Kamu dengar itu..? Itu adalah suara Vita.. " ucapku pada Aldo yang berjalan di sebelahku.

"Benar, sepertinya arahnya dari arah sana.. " tunjuk Aldo ke sebelah kanan. kami.

"Iya, benar. Suara Vita sepertinya berasal dari sana. Ayo kita susul Vita ke sana..!" ajakku kemudian.

Aku langsung menarik tangan Aldo dan mengajaknya mendatangi Vita. Kami berdua bergegas berlari mendatangi asal suaranya Vita tadi.

Aku dan Aldo berusaha lari secepat yang kami bisa. Karena gelap kami agak kesulitan untuk melihat jalan yang kami lalui.

"Hosss,.......hosss.....Dimana Vitanya, sepertinya suara teriakan Vita itu jelas sekali berasal dari arah sini." ucapku dengan napas memburu karena berlari.

"Coba kita ke arah sana..! " tunjukk Aldo.

Kami pun meneruskan langkah kami dengan berjalan. Benar saja, kami akhirnya berhasil menemukan Vita. Meskipun gelap, tapi kami mengenali pakaian yang dikenakan oleh gadis itu.

Kami menemukan cewek itu tergeletak pingsan di dekat tubuh Chintya dan Wiwik yang juga dalam keadaan pingsan.

Aku dan Aldo segera menghampiri Vita. Aku memeriksa denyut nadinya dengan seksama. ternyata Vita masih hidup. Aku lalu mengangkat tubuh Vita dan membawanya ke tempat yang lebih terang.

Sementara Aldo memeriksa keadaan Wiwik dan Chintya. Aldo mengatakan bahwa kedua cewek itu masih bernapas, mereka hanya pingsan saja.

Aku dan Aldo lalu menunggu sampai Vita dan kedua temanku yang lain sadar. Setelah beberapa saat, Vita akhirnya membuka matanya. Dia melihat Vita dan Aldo yang sedang berdiri di depannya.

"Vita, kamu baik-baik saja?" tanyaku.

Vita mengangguk. "Aku baik-baik saja," jawabnya.

"Kamu kenapa bisa pingsan?" tanya Aldo.

Vita menceritakan apa yang terjadi padanya. Dia mengatakan bahwa dia yang terpisah dari Beno dan juga Farel lari karena melihat pocong di dalam mobil akhirnya bertemu Wiwik dan Chintya. Akan tetapi kemudian dia kembali melihat sosok penampakan pocong yang menyeramkan. Maka dari itu, Vita pun berteriak dan setelah itu dia tak ingat apa - apa lagi.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Aku hanya ingat bahwa aku terjatuh dan kemudian pingsan," kata Vita.

Aku dan Aldo saling berpandangan. Kami tidak tahu apa yang harus kami katakan..

"Terus sekarang kita mau ngapain.? Masa kita di sini terus.." tanya Aldo.

"Tidak, ....kita harus segera pergi dari sini," kataku. "Tempat ini berbahaya bagi kita."

"Tapi bagaimana dengan kedua cewek ini..? Mereka belum juga sadarkan diri." kata Aldo.

"Kalau begitu, biar aku yang tangani." kataku kemudian.

Aku memutuskan untuk menggunakan tenaga dalamku untuk menyadarkan Wiwik dan Chintya. Tak lama kemudian, kedua cewek itu pun akhirnya sadarkan diri.

Aldo dan Vita menyaksikan semua. itu dengan tatapan heran.

"Gila, nggak nyangka, ternyata kamu hebat juga, Rhiu..!" ucap Vita dengan ekspresi kagum.

"Sudahlah, itu biasa saja. Tapi aku mohon jangan disebarin.." ucapku kemudian.

Mereka semua menganggukkan kepala. "tenang saja, Rhiu. Rahasia kamu aman kok, sama kami." ucap Vita.

"Ayo, semuanya, kita cari teman - teman kita yang lain." ajak Aldo.

Kami pun segera pergi meninggalkan tempat itu untuk menemukan teman - teman kami yang lain.

Kami terus berjalan selama beberapa menit kemudian. Sampai akhirnya kami menemukan sebuah gapura. Rupanya kami sampai di batas desa.

"Lihat tulisan di gapura itu, tunjuk Wiwik. Kami serentak menoleh ke arah gapura tersebut dan membaca tulisan di atasnya.

"Selamat Datang di Desa Bantar Mayit."

Terpopuler

Comments

sakura hanae @ mimie liyana❤️

sakura hanae @ mimie liyana❤️

Lahh yang sama Rhiu siapa? Yang sama Beno siapa? Waduh... Next yang kenceng thor😅

2023-11-08

2

lihat semua
Episodes
1 Bagian. 01 Perjumpaan
2 Bagian. 02 Rumah di Pinggir Sungai.
3 bagian 03. Rumah di Pinggir Sungai ( bagian 2 )
4 Bagian. 04 Bagal
5 Bagian. 05 Nyi Kantil
6 Bagian. 06 Jangan Ikut Campur
7 Bagian. 07 Amanat Marni
8 Bagian. 08 Antara Ada dan Tiada
9 Bagian. 09 Terluka
10 Bagian. 10
11 Bagian. 11 Desa Pocong
12 Bagian. 12 Desa Pocong part. 2
13 Bagian. 13 Desa Pocong ( part 3)
14 Bagian. 14 Desa Pocong (Part.4)
15 Bagian. 15 Desa Bantar Mayit
16 Bagian 16. Kerajaan Jin di Bantar Mayit
17 Bagian. 17 Pasar Ghaib
18 Bab. 18 Lolos Dari Maut.
19 Bagian. 19 Kebimbangan Pangeran Haizzar
20 Bagian. 20 Iblis Itu, ....bernama UR'K...
21 Bagian. 21 Mendatangi Rumah Sarman
22 Bagian. 22 Perburuan Di mulai
23 Bagian. 23 Jebakan
24 Bab. 24 Pertarungan
25 Bab. 25 Jin Bermata Merah
26 Bab. 26 Tumbal
27 Bab. 27 Tumbal (Part 2)
28 Bab. 28 Serangan Ka'ra
29 Bab. 29 Simbol Neraka ke Lima
30 Bab. 30 Pengantin Iblish....
31 Bab. 31 Jalanan Ghaib.
32 Bab. 32 Makhluk Kiriman Dari Neraka
33 Bab. 33 Grim
34 Bab. 34 Sang Penyihir
35 Bab. 35 Gerbang Istana Hutan Larangan
36 Bab. 36 Menghilang
37 Bab. 37 Pangeran Kegelapan
38 Bab. 38 Negeri Sembilan Siring
39 Bab. 39 Jebakan
40 Bab. 40 Foto di Kain Kafan
41 Bab. 41 Sundal Bolong...
42 Bab. 42
43 Bab. 43. Raja Jin dari Gunung Papandayan.
44 Bab. 44 Pernyataan Cinta Pangeran Haizzar
45 Bab. 45 Mata Bathin
46 Bab. 46 Serangan Ghaib
47 Bab. 47 Mimpi Rhiu
48 Bab. 48 Makhluk Penghisap Darah
49 Bab. 49 Ke Bukit Malaikat
50 Bab. 50 Burung Hud
51 Bab. 51 Hujan di Negeri Jin
52 Bab. 52 Bertemu dengan Putri Aliyah
53 Bab. 53 Tak Mau Pulang
54 Bab. 54 Tersesat ke Negeri Siluman
55 Bab. 55 Kemunculan Sang Pangeran Jin
56 Bab. 56 Mustika Buntok Ular
57 Bab. 57 Jatuh dari Tebing
58 Bab. 58 Bayangan Maut
59 Bab. 59 Gamelan Hantu
60 Bab. 60 Nyi Kedasih...
61 Bab. 61 Serangan Nyai Kedasih..
62 bab. 62 Pertarungan Antara Jin dan Siluman Kera
63 Bab. 63 Kekalahan Nyai Kedasih
64 Bab. 64 Koma
65 Bab. 65 Ada Iblis di dekatmu, Rhiu..!
66 Bab. 66 Dunia Transisi
67 Bab. 67 Dunia Transisi ( Part. 2)
68 Bab. 68 Dunia Transisi (Part.3)
69 Bab. 69 Masuk ke Dalam Dunia Transisi
70 Bab. 70 Permainan Waktu
71 Bab. 71 Bebas dari Lingkaran Maut
72 Bab. 72 Pertukaran Yang Gagal
73 Bab. 73 Segel Keramat Bagal
74 Bab. 73
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bagian. 01 Perjumpaan
2
Bagian. 02 Rumah di Pinggir Sungai.
3
bagian 03. Rumah di Pinggir Sungai ( bagian 2 )
4
Bagian. 04 Bagal
5
Bagian. 05 Nyi Kantil
6
Bagian. 06 Jangan Ikut Campur
7
Bagian. 07 Amanat Marni
8
Bagian. 08 Antara Ada dan Tiada
9
Bagian. 09 Terluka
10
Bagian. 10
11
Bagian. 11 Desa Pocong
12
Bagian. 12 Desa Pocong part. 2
13
Bagian. 13 Desa Pocong ( part 3)
14
Bagian. 14 Desa Pocong (Part.4)
15
Bagian. 15 Desa Bantar Mayit
16
Bagian 16. Kerajaan Jin di Bantar Mayit
17
Bagian. 17 Pasar Ghaib
18
Bab. 18 Lolos Dari Maut.
19
Bagian. 19 Kebimbangan Pangeran Haizzar
20
Bagian. 20 Iblis Itu, ....bernama UR'K...
21
Bagian. 21 Mendatangi Rumah Sarman
22
Bagian. 22 Perburuan Di mulai
23
Bagian. 23 Jebakan
24
Bab. 24 Pertarungan
25
Bab. 25 Jin Bermata Merah
26
Bab. 26 Tumbal
27
Bab. 27 Tumbal (Part 2)
28
Bab. 28 Serangan Ka'ra
29
Bab. 29 Simbol Neraka ke Lima
30
Bab. 30 Pengantin Iblish....
31
Bab. 31 Jalanan Ghaib.
32
Bab. 32 Makhluk Kiriman Dari Neraka
33
Bab. 33 Grim
34
Bab. 34 Sang Penyihir
35
Bab. 35 Gerbang Istana Hutan Larangan
36
Bab. 36 Menghilang
37
Bab. 37 Pangeran Kegelapan
38
Bab. 38 Negeri Sembilan Siring
39
Bab. 39 Jebakan
40
Bab. 40 Foto di Kain Kafan
41
Bab. 41 Sundal Bolong...
42
Bab. 42
43
Bab. 43. Raja Jin dari Gunung Papandayan.
44
Bab. 44 Pernyataan Cinta Pangeran Haizzar
45
Bab. 45 Mata Bathin
46
Bab. 46 Serangan Ghaib
47
Bab. 47 Mimpi Rhiu
48
Bab. 48 Makhluk Penghisap Darah
49
Bab. 49 Ke Bukit Malaikat
50
Bab. 50 Burung Hud
51
Bab. 51 Hujan di Negeri Jin
52
Bab. 52 Bertemu dengan Putri Aliyah
53
Bab. 53 Tak Mau Pulang
54
Bab. 54 Tersesat ke Negeri Siluman
55
Bab. 55 Kemunculan Sang Pangeran Jin
56
Bab. 56 Mustika Buntok Ular
57
Bab. 57 Jatuh dari Tebing
58
Bab. 58 Bayangan Maut
59
Bab. 59 Gamelan Hantu
60
Bab. 60 Nyi Kedasih...
61
Bab. 61 Serangan Nyai Kedasih..
62
bab. 62 Pertarungan Antara Jin dan Siluman Kera
63
Bab. 63 Kekalahan Nyai Kedasih
64
Bab. 64 Koma
65
Bab. 65 Ada Iblis di dekatmu, Rhiu..!
66
Bab. 66 Dunia Transisi
67
Bab. 67 Dunia Transisi ( Part. 2)
68
Bab. 68 Dunia Transisi (Part.3)
69
Bab. 69 Masuk ke Dalam Dunia Transisi
70
Bab. 70 Permainan Waktu
71
Bab. 71 Bebas dari Lingkaran Maut
72
Bab. 72 Pertukaran Yang Gagal
73
Bab. 73 Segel Keramat Bagal
74
Bab. 73

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!