"Sayang sekali, istriku sudah tak ada lagi di sini. Jadi sebaiknya kamu pergi saja. Lagi pula, saya sudah tak ada urusan lagi dengan Marni semenjak dia pergi dengan laki-laki lain." kata Arman ketus. Wajah lelaki itu awalnya terlihat gusar namun tak berapa lama kemudian wajah berubah tegang.
Bagaimana tidak tegang, di belakang Rhiu, laki-laki itu melihat sosok wanita dengan wajah yang mirip Marni sedang menatap dirinya dengan tajam. Wajah Marni yang masih berlumuran darah terlihat begitu mengerikan sehingga membuat Arman seketika berpaling karena merasa ngeri dan takut melihat wajah mantan istrinya itu.
Rhiu yang menyadari kehadiran Marni pura - pura tak tahu. Dia bersikap seolah - olah tak melihat Marni.
"Heran, kok mbak Marni nggak pernah cerita, yah, kalau dia sudah tidak sama Mas Arman lagi. Padahal kemarin, Mbak Marni baru saja menghubungi kami melalui telpon. Kata mbak Marni, dia minta dikirimi semangkok bunga kantil dan juga ketan merah putih di alamat ini." ucap Rhiu.
Seketika Wajah Arman pucat pasi. Tidak mungkin, mana mungkin orang yang sudah mati menelpon dan memesan sesuatu. apalagi yang dipesan itu sesuatu yang tak wajar seperti bunga kantil dan ketan merah dan ketan putih. Gadis ini pasti berbohong, pikir Arman.
Lelaki itu kemudian menggeleng - gelengkan kepalanya. " tidak, itu tidak mungkin. Lagi pula, saya tidak tahu urusan itu. Sekarang lebih baik kamu pulang saja. Saya masih ada urusan yang lain."
"Baiklah kalau begitu. Maaf kalau kedatangan saya sudah mengganggu masnya. Saya permisi. Assalamu'alaikum.. " ucap Rhiu.
"waalaikumsalam." jawab Arman.
Rhiu pun berlalu pergi meninggalkan Arman dan juga wanita yang bernama Desi itu.
Namun baru saja Rhiu melangkah beberapa meter dari rumah itu, tiba-tiba saja, Rhiu mendengar teriakan Arman di belakangnya.
Rhiu langsung menoleh ke belakang dan melihat lelaki itu berteriak-teriak ketakutan sambil menunjuk - nunjuk ke Roh Marni yang berjalan mendekati Arman.
"Pergi.... pergi..!! Jangan dekati aku. Kau sudah mati. Jangan ganggu aku..!"
Desi yang sudah masuk ke dalam rumah langsung berlari keluar dan mendatangi Arman. Dia langsung menarik dan menyeret Arman masuk ke dalam rumah. Sementara itu, kuntilanak merah yang sejak tadi berada di belakang Desi bergerak maju untuk menghalang - halangi Rohnya Marni masuk ke dalam rumah.
Ternyata Desi bukanlah wanita sembarangan.Kuntilanak merah itu ternyata adalah pelindung atau kodam wanita itu.
Melihat hal itu, Rhiu tak tinggal diam. Terlebih setelah melihat Roh Marni yang kini menjadi bulan- bulanan dari kuntilanak merah itu.
Rhiu langsung turun tangan membantu Roh Marni menghadapi kuntilanak merah itu.
"Kau Roh gentayangan. Enyah kamu dari tempat ini..!" bentak kuntilanak merah itu.
"Wahh, apa tidak salah. bukankah kau juga adalah sosok gentayangan.." ejek Rhiu.
Kali ini, kuntilanak itu menyerang Rhiu dengan ganasnya. Namun berkali-kali, serangannya berhasil di patahkan oleh. Rhiu.
Merasa gagal menghadapi Rhiu secara terang-terangan, maka kuntilanak itu lenyap dari hadapan Rhiu dan Marni.
"Mau lari kemana, kau...!" seru Rhiu pada kuntilanak merah itu. Rhiu pun dengan cepat mengejar kuntilanak merah itu dengan ilmu lari cepatnya. Kuntilanak merah itu berlari sampai masuk ke dalam hutan.
Sementara itu, Arman yang ketakutan setengah mati setelah melihat arwah Marni mendatanginya terus meracau seperti orang yang tak waras.
Lelaki itu terus berteriak-teriak mengusir Roh Marni yang kini kembali muncul di hadapan lelaki itu.
Desi yang mengetahui hal itu menjadi geram. Lalu dengan cepat Desi menyiramkan air yang telah dia beri mantra ke tubuh Marni.
"Enyahlah kamu selama - lamanya dari hidup Mas Arman. Dasar wanita lemah dan bodoh.!!" Bentak Desi.
Roh Marni melolong dan menjerit kesakitan karena terkena siraman air mantra itu. Arman pun tiba - tiba sadar dan berhenti berteriak.
"Mas Arman itu cintanya hanya untuk aku. Dia menikahi kamu hanya karena ingin menguasai harta kekayaanmu saja. Sekarang kamu sudah mati. Maka membusuklah kamu di dalam sana bersama cacing - cacing tanah." bentak Desi sambil terus menyiram air tersebut ke Roh Marni.
Tak tahan dengan rasa sakit yang dia rasakan, akhirnya Marni menghilang dari rumah mantan suaminya itu.
"aku akan kembali untuk membuat perhitungan dengan kalian semua! " kata Marni lagi sambil menghilang dari hadapan Amran dan Desi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments