Bagian. 10

"Gadis ini sangat tangguh. Meskipun dia terkena pukulan tenaga dalam yang mengandung racun dari Banaspati merah, tapi dia bisa bertahan." ucap Ki Anom.

"Lantas, apa yang mesti kita lakukan sekarang, Ki..?" tanya pangeran Haizzar.

"Tidak ada cara lain, kita harus mengeluarkan racun dari dalam tubuh gadis ini jika kita ingin menyelamatkan nyawanya.." kata Ki Anom.

"Kalau begitu tunggu apa lagi. Ayo sekarang kita keluarkan racun Banaspati itu dari tubuh Rhiu." kata Pangeran Haizzar dengan tidak sabar. Sejak tadi, dia memang sangat khawatir dengan nasib gadis itu.

"Sabar, Pangeran Muda. Untuk mengeluarkan racun Banaspati itu, aku membutuhkan tujuh lembar daun sirih yang bertemu tulangnya, getah gaharu dan darah seekor gagak hitam." ucap Ki Anom.

"Baiklah, apakah hanya itu syarat yang kau butuhkan, Ki.?" tanya Pangeran Haizzar.

"oh, iya. aku hampir lupa, tolong panggilkan Nyi Mirah kemari. Aku membutuhkan bantuannya." ucap Ki Anom lagi.

"Baik, Ki Anom. Aku akan segera kembali membawakan semua yang kamu pinta. Aku titip Rhiu.Tolong jaga Rhiu selama aku pergi, Ki.?" ucap Pangeran Haizzar.

"Baik, Pangeran Muda. Hamba akan menjaga gadis ini untuk Pangeran muda."

Pangeran Haizzar kemudian melesat pergi meninggalkan pondok Ki Anom.

Pangeran muda itu pergi untuk mencari semua barang yang dipesankan oleh Ki Anom.

Tak beberapa lama dia kemudian sudah kembali lagi dengan membawakan semua barang pesanan Ki Anom.

"ini, Ki. Barang - barang yang Aki butuhkan. Aku juga membawa Nyi Mirah. Sekarang Nyi Mirah ada di luar." ucap Pangeran Haizzar.

Ki Anom tampak manggut-manggut mendengar ucapan Pangeran Haizzar.

"Apakah sekarang kita sudah bisa memulainya, Ki..?" tanya Pangeran Haizzar. Dia menoleh ke arah Rhiu dengan pandangan cemas. Takut jika nyawa gadis itu tak tertolong.

Ki Anom yang memperhatikan tingkah laku Pangeran Muda anak junjungannya itu diam - diam tersenyum. Dia tahu, Pangeran muda itu menyukai gadis yang berasal dari keturunan manusia itu.

"agaknya semua keturunan Pangeran Alyan akan berjodoh dengan bangsa manusia.. " ucap Ki Anom dalam hati.

"Baiklah, Pangeran Haizzar, tolong panggilkan Nyi Mirah kemari." ucap Ki Anom.

"Baik, Ki..!" jawab Pangeran Haizzar patuh. Dia keluar untuk memanggil Nyi Mirah.

Tak lama kemudian, Nyi Mirah masuk ke dalam untuk menemui Ki Anom.

"Ahh, Nyi Mirah, kamu sudah datang rupanya. Aku butuh bantuanmu untuk melepas pakaian gadis ini." kata KiAnom.

"Baik, Ki Anom." ucap Nyi Mirah. Wanita itu dengan cekatan membuka pakaian Rhiu yang sedang tak sadarkan diri. Sementara Ki Anom dan Pangeran Haizzar menunggu di luar.

Setelah selesai, Nyi Mirah memanggil. Ki Anom dan Pangeran Haizzar.

"Sudah, Ki Anom." kata Nyi Mirah. Wanita itu masih saja terlihat muda walaupun usianya sudah melewati satu abad.

"Baiklah, ayo Pangeran muda, kita bisa mulai sekarang." ucap Ki Anom.

Ki Anom memasukkan daun sirih dan getah gaharu ke dalam bejana kuningan yang ada dihadapannya. Ki Anom kemudian mengambil seekor gagak hitam dan memenggal kepala gagak tersebut untuk diambil darahnya dan lantas menampung darah gagak hitam itu di dalam sebuah cawan kuningan.

"Pangeran Haizzar, apakah gadis ini masih suci.?" tanya Ki Anom.

"Benar, Ki. Gadis ini masih suci..." jawab Pangeran Haizzar.

"Hmmm, bagus. Karena aku akan membutuhkan darahnya sedikit untuk campuran ramuanku ini..?" ucap Ki Anom.

" Baik, Ki."

Ki Anom menyerahkan sebuah cawan kecil kepada Pangeran Haizzar. Kuku tangan Pangeran muda itu lantas berubah menjadi panjang dan tajam. Menggores pergelangan tangan Rhiu hingga terbuka. Darah segar mengalir dari luka di pergelangan Rhiu.

"Cukup, Pangeran Muda. Hamba rasa itu sudah cukup."

Pangeran Haizzar segera menutup kembali luka di pergelangan tangan Rhiu hingga tak meninggalkan bekas sedikitpun.

Darah Rhiu di campur dengan darah dari gagak hitam itu. Darah gagak hitam itu yang semula berwarna merah langsung berubah warna menjadi putih seperti warna susu untuk sesaat sebelum kembali berubah menjadi merah seperti semula.

melihat hal ini Ki Anom menjadi sangat terkejut.

"Pangeran Muda, rupanya gadis ini bukanlah gadis biasa. Dia adalah yang terpilih. Beruntung sekali tuanku mengenal gadis ini." ucap Ki Anom.

Pangeran Haizzar tersenyum. Baginya mengenal Rhiu lebih dari suatu keberuntungan. Ada sesuatu pada diri gadis itu yang membuat jantungnya sering kali berdebar setiap kali dia berdekatan dengan gadis itu.

Nyi Mirah mengambil tiga selembar daun sirih kemudian mencelupkan ke cawan yang berisi darah. Lalu kemudian, mengoleskan daun sirih itu ke dada Rhiu yang terkena pukulan. Dada gadis itu tampak berwarna merah kehitaman.

Luka akibat pukulan tadi mengeluarkan cahaya kemerahan saat diolesi daun sirih itu.

"Pangeran Muda, bantu hamba dengan tenaga dalam dari tuanku.'

Pangeran Haizzar mengangguk. Dia pun segera bersiap duduk di sebelah ki Anom untuk membantu Ki Anom menyalurkan tenaga dalam ke dada Rhiu yang sudah di tempeli daun sirih.

Ki Anom dan Pangeran Haizzar menyatukan tenaga dalam mereka dan kemudian mengarahkan ke dada Rhiu yang sudah di olesi darah gagak hitam yang dicampur darah suci Rhiu.

Tubuh Rhiu terangkat ke atas saat tenaga dalam Ki Anom dan Pangeran Haizzar bertemu dengan cahaya merah yang keluar dari tubuh Rhiu.

Rupanya, sisa - sisa racun iblish Banaspati masih menguasai pisik Rhiu.

Cahaya merah yang merupakan wujud lain penjelmaan dari Banaspati itu tidak mau keluar dari tubuh Rhiu.

Keduanya kemudian mengerahkan seluruh tenaga dalam mereka untuk menarik keluar seluruh cahaya merah itu dari tubuh Rhiu.

"Keluar, kau makhluk iblish." kata Ki Anom sambil terus menyerang cahaya merah yang kini sudah keluar perlahan-lahan dan berputar - putar di atas dada Rhiu.

Cahaya itu semakin lama semakin berputar dengan cepat lalu menyerang Ki Anom dan Pangeran Haizzar.

"sekarang, Pangeran."

Keduanya menyerang Cahaya merah itu tanpa ampun sehingga kemudian Cahaya merah itu meledak dan pecah di udara.

"alhamdulillah, akhirnya gadis itu selamat." ucap Ki Anom.

"alhamdulillah, " ucap Nyi Mirah. wanita itu kemudian mengambil tiga lembar lagi daun sirih dan melakukan seperti yang dia lakukan pertama tadi. Tidak ada lagi cahaya merah yang keluar dari dada Rhiu.

Terakhir, Nyi Mirah mengambil satu lembar sirih yang tersisa dan memasukkannya ke dalam cawan yang berisi darah itu dan menuangkan ke seluruh tubuh Rhiu.

Darah itu mengeluarkan cahaya merah sama seperti tadi. Pertanda masih ada sisa - sisa tersembunyi dari racun itu.

Itulah sebabnya mengapa yang Ki Anom menyisakan satu lembar sirih dan darah suci itu untuk nanti. Gunanya untuk mengeluarkan sisa energy racun di tubuh Rhiu.

Setelah selesai semua, di hadapan Ki Anom dan Pangeran Haizzar serta Nyi Mirah, Rhiu pun tersadar dari pingsannya.

Episodes
1 Bagian. 01 Perjumpaan
2 Bagian. 02 Rumah di Pinggir Sungai.
3 bagian 03. Rumah di Pinggir Sungai ( bagian 2 )
4 Bagian. 04 Bagal
5 Bagian. 05 Nyi Kantil
6 Bagian. 06 Jangan Ikut Campur
7 Bagian. 07 Amanat Marni
8 Bagian. 08 Antara Ada dan Tiada
9 Bagian. 09 Terluka
10 Bagian. 10
11 Bagian. 11 Desa Pocong
12 Bagian. 12 Desa Pocong part. 2
13 Bagian. 13 Desa Pocong ( part 3)
14 Bagian. 14 Desa Pocong (Part.4)
15 Bagian. 15 Desa Bantar Mayit
16 Bagian 16. Kerajaan Jin di Bantar Mayit
17 Bagian. 17 Pasar Ghaib
18 Bab. 18 Lolos Dari Maut.
19 Bagian. 19 Kebimbangan Pangeran Haizzar
20 Bagian. 20 Iblis Itu, ....bernama UR'K...
21 Bagian. 21 Mendatangi Rumah Sarman
22 Bagian. 22 Perburuan Di mulai
23 Bagian. 23 Jebakan
24 Bab. 24 Pertarungan
25 Bab. 25 Jin Bermata Merah
26 Bab. 26 Tumbal
27 Bab. 27 Tumbal (Part 2)
28 Bab. 28 Serangan Ka'ra
29 Bab. 29 Simbol Neraka ke Lima
30 Bab. 30 Pengantin Iblish....
31 Bab. 31 Jalanan Ghaib.
32 Bab. 32 Makhluk Kiriman Dari Neraka
33 Bab. 33 Grim
34 Bab. 34 Sang Penyihir
35 Bab. 35 Gerbang Istana Hutan Larangan
36 Bab. 36 Menghilang
37 Bab. 37 Pangeran Kegelapan
38 Bab. 38 Negeri Sembilan Siring
39 Bab. 39 Jebakan
40 Bab. 40 Foto di Kain Kafan
41 Bab. 41 Sundal Bolong...
42 Bab. 42
43 Bab. 43. Raja Jin dari Gunung Papandayan.
44 Bab. 44 Pernyataan Cinta Pangeran Haizzar
45 Bab. 45 Mata Bathin
46 Bab. 46 Serangan Ghaib
47 Bab. 47 Mimpi Rhiu
48 Bab. 48 Makhluk Penghisap Darah
49 Bab. 49 Ke Bukit Malaikat
50 Bab. 50 Burung Hud
51 Bab. 51 Hujan di Negeri Jin
52 Bab. 52 Bertemu dengan Putri Aliyah
53 Bab. 53 Tak Mau Pulang
54 Bab. 54 Tersesat ke Negeri Siluman
55 Bab. 55 Kemunculan Sang Pangeran Jin
56 Bab. 56 Mustika Buntok Ular
57 Bab. 57 Jatuh dari Tebing
58 Bab. 58 Bayangan Maut
59 Bab. 59 Gamelan Hantu
60 Bab. 60 Nyi Kedasih...
61 Bab. 61 Serangan Nyai Kedasih..
62 bab. 62 Pertarungan Antara Jin dan Siluman Kera
63 Bab. 63 Kekalahan Nyai Kedasih
64 Bab. 64 Koma
65 Bab. 65 Ada Iblis di dekatmu, Rhiu..!
66 Bab. 66 Dunia Transisi
67 Bab. 67 Dunia Transisi ( Part. 2)
68 Bab. 68 Dunia Transisi (Part.3)
69 Bab. 69 Masuk ke Dalam Dunia Transisi
70 Bab. 70 Permainan Waktu
71 Bab. 71 Bebas dari Lingkaran Maut
72 Bab. 72 Pertukaran Yang Gagal
73 Bab. 73 Segel Keramat Bagal
74 Bab. 73
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bagian. 01 Perjumpaan
2
Bagian. 02 Rumah di Pinggir Sungai.
3
bagian 03. Rumah di Pinggir Sungai ( bagian 2 )
4
Bagian. 04 Bagal
5
Bagian. 05 Nyi Kantil
6
Bagian. 06 Jangan Ikut Campur
7
Bagian. 07 Amanat Marni
8
Bagian. 08 Antara Ada dan Tiada
9
Bagian. 09 Terluka
10
Bagian. 10
11
Bagian. 11 Desa Pocong
12
Bagian. 12 Desa Pocong part. 2
13
Bagian. 13 Desa Pocong ( part 3)
14
Bagian. 14 Desa Pocong (Part.4)
15
Bagian. 15 Desa Bantar Mayit
16
Bagian 16. Kerajaan Jin di Bantar Mayit
17
Bagian. 17 Pasar Ghaib
18
Bab. 18 Lolos Dari Maut.
19
Bagian. 19 Kebimbangan Pangeran Haizzar
20
Bagian. 20 Iblis Itu, ....bernama UR'K...
21
Bagian. 21 Mendatangi Rumah Sarman
22
Bagian. 22 Perburuan Di mulai
23
Bagian. 23 Jebakan
24
Bab. 24 Pertarungan
25
Bab. 25 Jin Bermata Merah
26
Bab. 26 Tumbal
27
Bab. 27 Tumbal (Part 2)
28
Bab. 28 Serangan Ka'ra
29
Bab. 29 Simbol Neraka ke Lima
30
Bab. 30 Pengantin Iblish....
31
Bab. 31 Jalanan Ghaib.
32
Bab. 32 Makhluk Kiriman Dari Neraka
33
Bab. 33 Grim
34
Bab. 34 Sang Penyihir
35
Bab. 35 Gerbang Istana Hutan Larangan
36
Bab. 36 Menghilang
37
Bab. 37 Pangeran Kegelapan
38
Bab. 38 Negeri Sembilan Siring
39
Bab. 39 Jebakan
40
Bab. 40 Foto di Kain Kafan
41
Bab. 41 Sundal Bolong...
42
Bab. 42
43
Bab. 43. Raja Jin dari Gunung Papandayan.
44
Bab. 44 Pernyataan Cinta Pangeran Haizzar
45
Bab. 45 Mata Bathin
46
Bab. 46 Serangan Ghaib
47
Bab. 47 Mimpi Rhiu
48
Bab. 48 Makhluk Penghisap Darah
49
Bab. 49 Ke Bukit Malaikat
50
Bab. 50 Burung Hud
51
Bab. 51 Hujan di Negeri Jin
52
Bab. 52 Bertemu dengan Putri Aliyah
53
Bab. 53 Tak Mau Pulang
54
Bab. 54 Tersesat ke Negeri Siluman
55
Bab. 55 Kemunculan Sang Pangeran Jin
56
Bab. 56 Mustika Buntok Ular
57
Bab. 57 Jatuh dari Tebing
58
Bab. 58 Bayangan Maut
59
Bab. 59 Gamelan Hantu
60
Bab. 60 Nyi Kedasih...
61
Bab. 61 Serangan Nyai Kedasih..
62
bab. 62 Pertarungan Antara Jin dan Siluman Kera
63
Bab. 63 Kekalahan Nyai Kedasih
64
Bab. 64 Koma
65
Bab. 65 Ada Iblis di dekatmu, Rhiu..!
66
Bab. 66 Dunia Transisi
67
Bab. 67 Dunia Transisi ( Part. 2)
68
Bab. 68 Dunia Transisi (Part.3)
69
Bab. 69 Masuk ke Dalam Dunia Transisi
70
Bab. 70 Permainan Waktu
71
Bab. 71 Bebas dari Lingkaran Maut
72
Bab. 72 Pertukaran Yang Gagal
73
Bab. 73 Segel Keramat Bagal
74
Bab. 73

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!