Bagian. 14 Desa Pocong (Part.4)

Saat pintu terkuak kami semua terkejut bukan kepalang melihat pemandangan mengerikan di depan kami.

"ASTAGHFIRULLAHALAZIM,!!" ucap Bang Farel sembari mundur ke belakang. Begitu juga halnya dengan kami semua yang berdiri di belakang cowok itu.

"POCONG..!! " seru Bang Farel dengan suara tertahan.

Bagai di komando mereka yang ada di depan pintu berlarian menjauh dari rumah tersebut.

"Akhhh, tolong.. ada pocong..!! Jerit Wiwik histeris.

Chintya berlari di belakang Wiwik. Kedua cewek itu sangat ketakutan hingga lari tak tentu arah.

" Wiwik, tunggu aku, aku takut..!" seru Chintya.

"Cepat,.......Chintya..!! Lari ke sini.. "

"hos.. hoss...., apa pocong itu masih mengejar kita, Chintya..? tanya Wiwik dengan napas terengah-engah.

"Aku tak tahu. Tapi tampaknya pocong itu sudah tak terlihat.. " jawab Chintya.

Tiba-tiba, mata Chintya terbelalak ngeri karena tak jauh di belakang Wiwik dia melihat beberapa penampakan sosok bayangan putih yang mirip guling orang dewasa berjalan melompat - lompat. Bayangan putih itu melompat - lompat tapi tidak menyentuh tanah.

"Wiwik, apa itu..?" tunjuk Chintya dengan tangan gemetar.

Wiwik menoleh ke belakang dan melihat

di belakang dia tadi kini berdiri mengambang beberapa sosok pocong depan wajah menghitam dan sorot mata yang semerah Bara api.

"POCONG...!!" teriak Wiwik sekuat - kuatnya. Kedua cewek itu saling berpelukan karena ketakutan.

Bahkan sangking takutnya, Wiwik dan Chintya bahkan sampai jatuh pingsan. Keduanya tak sadarkan diri karena ketakutan melihat pocong - pocong tersebut.

Sedangkan Beno, Vita, Bang Farel dan Pak Sopir langsung melarikan diri dengan mobil.

Namun anehnya, walaupun Pak Sopir itu sudah tancap gas, mobil itu seperti berjalan lambat. Sejak tadi, bahkan mereka belum melewati satu tikungan pun

"Mengapa kita dari tadi hanya melewati tempat ini saja, Pak. Sepertinya mobil kita tidak bergerak sedikit pun." kata Beno.

"Iya, benar. Mobil ini malah nyaris tak bergerak sedikit pun..!" kata Vita.

"Entahlah, Dek. Bapak juga merasa mobil ini sangat berat sekali." kata Pak sopir. Tiba-tiba, mata pak sopir melihat penampakan pocong di jok paling belakang.

"Pocong...! Teriak lelaki itu. Dia segera menghentikan kendaraannya dan keluar dari dalam mobil. Pak sopir itu lari terbirit-birit meninggalkan Beno dan kawan-kawannya.

" Pak,.... kembali. Pak....!!" Panggil Bamg Farel. Namun sopir mobil itu tetap berlari tak menggubris panggilan Farel.

"Aneh, tadi dia bilang apa, Bang..?"

"Pocong, kalau aku tak salah dengar.. " ucap Bang Farel.

"HAHH....?! Mereka serentak menoleh ke belakang.

"Pocong.....di jok belakang mobil ada pocong..!" seru Bang Farel.

Ketiganya pun segera berebutan untuk keluar dari mobil dan berlari menyusul Pak Sopir.

"Gila, pocong itu ada di mana-mana.! Bagaimana ini, Bang..?" kata Beno dengan napas yang memburu setelah puas berlari.

"Kita harus segera menemukan jalan pulang, agar kita bisa segera keluar dari tempat terkutuk ini."

"Tapi bagaimana dengan teman - teman kita, Bang.?"

"Mereka harus kita temukan segera, agar kita bisa kembali bersama. Tapi ngomong - ngomong dimana Vita??" tanya Bang Farel.

"Loh, bukannya tadi di belakang abang..? " ucap Beno.

"Tapi aku tak melihat Vita sejak tadi. Aku pikir dia bersamamu.. "

Farel dan Beno saling pandang, lalu berseru serempak, " Vita...!"

keduanya tanpa pikir panjang kembali berlari menyusuri arah yang tadi mereka berdua lewati untuk mencari Vita.

"Vita...!! ....... Vita...!

***

Sementara itu , aku dan Aldo masih berada di rumah itu. Semua teman - temannya lari meninggalkan kami berdua. Hanya tinggal aku dan Aldo saja yang masih tinggal di tempat itu.

Aku pikir tadinya Aldo juga akan lari. Tetapi rupanya nyali cowok itu tangguh juga. Sedikit pun cowok itu tak bergeming saat melihat penampakan pocong tadi.

Aku menatap ke arah pintu rumah yang kini sudah terkuak. Tak ada lagi penampakan pocong di sana. Yang ada hanyalah sosok lelaki berumur sekitar empat puluh tahunan berdiri di hadapanku dengan wajah dingin dan sorot mata jauh ke dalam.

Aku tahu, wujud lelaki yang berdiri di hadapanku saat ini adalah penjelmaan dari pocong yang tadi.

Aku lantas mencoba untuk berkomunikasi dengan lelaki itu.

"Assalamu'alaikum," ucapku pada sosok lelaki itu.

"Waalaikumsalam," jawab sosok lelaki itu. Suaranya terdengar jauh dan dalam.

"Kami dari kota dan ingin ke desa Batang. Tapi kami tersesat sampai ke tempat ini. Kami tadi tidak bermaksud untuk mengganggu kalian. Kami hanya ingin menumpang untuk berteduh dan bertanya bagaimana caranya agar kami bisa keluar dari tempat ini."

"Desa Batang ada di sebelah. kampung ini. Berjalanlah dari sini melewati jalan yang tadi kalian lalui. Tetaplah berjalan dan jangan berhenti walau apapun yang kalian lihat." ucap lelaki itu dengan ekspresi dingin dan datar.

"Terima kasih sudah memberitahuku. Semoga Allah memberkahi dan memberikan rahmat-Nya untukmu." ucapku. Setelah itu aku pun membaca Al-Fatihah untuk kusedekahkan pada pocong itu yang ternyata bernama Pak Sodik.

Dia dan seluruh warga di kampung ini mati karena tertimbun banjir lumpur akibat banjir lahar dingin beberapa tahun yang lalu. Hantu pocong yang kami lihat itu adalahPak Sodik dan warga desa ini yang mati tertimbun lumpur lahar dingin tersebut..

Pak Sodik tak menjawab ucapanku. Tapi dari sorot matanya dia sangat berterima kasih atas doaku. Lelaki itu kemudian lenyap dari hadapanku.

"Kamu bisa melihat dan berkomunikasi dengan mereka.??" tanya Aldo.

Aku hanya mengangguk. "Sejak kecil aku bisa melihat penampakan mereka." jawabku.

"Hebat sekali. Pandangan mata bathinmu sangat kuat." ucap Aldo.

"Dari mana kamu tahu, jika aku memiliki mata bathin yang kuat..?"

"Tadi aku sempat melihat ada cahaya kebiruan yang keluar dari matamu saat melihat penampakan pocong tadi. Bukan hanya itu, saat di mobil, aku juga melihat hal yang sama. Menurut kakekku, orang yang memiliki mata seperti itu adalah orang yang terpilih. Jadi hari ini aku secara tak sadar telah bertemu dengan orang yang terpilih." kata Aldo sambil menatapku penuh kekaguman.

"Aku harap kamu bisa menjaga rahasia ini. Pembicaraan kita ini dan apa yang kamu lihat hari ini hanya sampai di tempat ini saja dan tidak sampai ke luar. Jangan katakan rahasia ini pada orang lain." ucapku pada Aldo.

Aldo menganggukkan kepalanya. "Aku mengerti. Tenang saja, rahasiamu aman bersamaku." kata Aldo tersenyum.

"Lantas bagaimana dengan teman-teman kita yang lain..?"

"sepertinya kita harus mencari mereka. Baru setelah itu kita bisa kembali lagi." kata Aldo.

"tapi mereka ada di mana, .? '

Aku hanya bisa mengangkat bahu tanda gak punya ide.

Akhirnya kami memutuskan untuk kembali lagi ke tempat semula. Sepanjang perjalanan tak ada seorang pun dari kami yang bercakap.

Sementara itu, anak - anak yang lari tunggang langgang meninggalkan aku dan Aldo semua mengalami shock karena melihat penampakan wujud pocong. Apalagi Chintya dan Wiwik. Kedua cewek itu sampai pingsan hingga sulit bagi aku dan Aldo menemukan mereka.

Sementara itu, Vita yang berlari karena panik dan takut, terus berlari tak tentu arah. Dia baru berhenti berlari setelah kakinya tersangkut sesuatu. dan Vita pun terjatuh di atas tubuh seseorang.

Dalam gelap, Vita tak bisa melihat dengan jelas. Tapi kemudian dia bisa mengenali baju yang di pakai orang itu. Tahulah dia bahwa yang dia tabrak adalah Wiwik dan Chintya.

"Chintya, Wiwik, ..bangun.....? "

Episodes
1 Bagian. 01 Perjumpaan
2 Bagian. 02 Rumah di Pinggir Sungai.
3 bagian 03. Rumah di Pinggir Sungai ( bagian 2 )
4 Bagian. 04 Bagal
5 Bagian. 05 Nyi Kantil
6 Bagian. 06 Jangan Ikut Campur
7 Bagian. 07 Amanat Marni
8 Bagian. 08 Antara Ada dan Tiada
9 Bagian. 09 Terluka
10 Bagian. 10
11 Bagian. 11 Desa Pocong
12 Bagian. 12 Desa Pocong part. 2
13 Bagian. 13 Desa Pocong ( part 3)
14 Bagian. 14 Desa Pocong (Part.4)
15 Bagian. 15 Desa Bantar Mayit
16 Bagian 16. Kerajaan Jin di Bantar Mayit
17 Bagian. 17 Pasar Ghaib
18 Bab. 18 Lolos Dari Maut.
19 Bagian. 19 Kebimbangan Pangeran Haizzar
20 Bagian. 20 Iblis Itu, ....bernama UR'K...
21 Bagian. 21 Mendatangi Rumah Sarman
22 Bagian. 22 Perburuan Di mulai
23 Bagian. 23 Jebakan
24 Bab. 24 Pertarungan
25 Bab. 25 Jin Bermata Merah
26 Bab. 26 Tumbal
27 Bab. 27 Tumbal (Part 2)
28 Bab. 28 Serangan Ka'ra
29 Bab. 29 Simbol Neraka ke Lima
30 Bab. 30 Pengantin Iblish....
31 Bab. 31 Jalanan Ghaib.
32 Bab. 32 Makhluk Kiriman Dari Neraka
33 Bab. 33 Grim
34 Bab. 34 Sang Penyihir
35 Bab. 35 Gerbang Istana Hutan Larangan
36 Bab. 36 Menghilang
37 Bab. 37 Pangeran Kegelapan
38 Bab. 38 Negeri Sembilan Siring
39 Bab. 39 Jebakan
40 Bab. 40 Foto di Kain Kafan
41 Bab. 41 Sundal Bolong...
42 Bab. 42
43 Bab. 43. Raja Jin dari Gunung Papandayan.
44 Bab. 44 Pernyataan Cinta Pangeran Haizzar
45 Bab. 45 Mata Bathin
46 Bab. 46 Serangan Ghaib
47 Bab. 47 Mimpi Rhiu
48 Bab. 48 Makhluk Penghisap Darah
49 Bab. 49 Ke Bukit Malaikat
50 Bab. 50 Burung Hud
51 Bab. 51 Hujan di Negeri Jin
52 Bab. 52 Bertemu dengan Putri Aliyah
53 Bab. 53 Tak Mau Pulang
54 Bab. 54 Tersesat ke Negeri Siluman
55 Bab. 55 Kemunculan Sang Pangeran Jin
56 Bab. 56 Mustika Buntok Ular
57 Bab. 57 Jatuh dari Tebing
58 Bab. 58 Bayangan Maut
59 Bab. 59 Gamelan Hantu
60 Bab. 60 Nyi Kedasih...
61 Bab. 61 Serangan Nyai Kedasih..
62 bab. 62 Pertarungan Antara Jin dan Siluman Kera
63 Bab. 63 Kekalahan Nyai Kedasih
64 Bab. 64 Koma
65 Bab. 65 Ada Iblis di dekatmu, Rhiu..!
66 Bab. 66 Dunia Transisi
67 Bab. 67 Dunia Transisi ( Part. 2)
68 Bab. 68 Dunia Transisi (Part.3)
69 Bab. 69 Masuk ke Dalam Dunia Transisi
70 Bab. 70 Permainan Waktu
71 Bab. 71 Bebas dari Lingkaran Maut
72 Bab. 72 Pertukaran Yang Gagal
73 Bab. 73 Segel Keramat Bagal
74 Bab. 73
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bagian. 01 Perjumpaan
2
Bagian. 02 Rumah di Pinggir Sungai.
3
bagian 03. Rumah di Pinggir Sungai ( bagian 2 )
4
Bagian. 04 Bagal
5
Bagian. 05 Nyi Kantil
6
Bagian. 06 Jangan Ikut Campur
7
Bagian. 07 Amanat Marni
8
Bagian. 08 Antara Ada dan Tiada
9
Bagian. 09 Terluka
10
Bagian. 10
11
Bagian. 11 Desa Pocong
12
Bagian. 12 Desa Pocong part. 2
13
Bagian. 13 Desa Pocong ( part 3)
14
Bagian. 14 Desa Pocong (Part.4)
15
Bagian. 15 Desa Bantar Mayit
16
Bagian 16. Kerajaan Jin di Bantar Mayit
17
Bagian. 17 Pasar Ghaib
18
Bab. 18 Lolos Dari Maut.
19
Bagian. 19 Kebimbangan Pangeran Haizzar
20
Bagian. 20 Iblis Itu, ....bernama UR'K...
21
Bagian. 21 Mendatangi Rumah Sarman
22
Bagian. 22 Perburuan Di mulai
23
Bagian. 23 Jebakan
24
Bab. 24 Pertarungan
25
Bab. 25 Jin Bermata Merah
26
Bab. 26 Tumbal
27
Bab. 27 Tumbal (Part 2)
28
Bab. 28 Serangan Ka'ra
29
Bab. 29 Simbol Neraka ke Lima
30
Bab. 30 Pengantin Iblish....
31
Bab. 31 Jalanan Ghaib.
32
Bab. 32 Makhluk Kiriman Dari Neraka
33
Bab. 33 Grim
34
Bab. 34 Sang Penyihir
35
Bab. 35 Gerbang Istana Hutan Larangan
36
Bab. 36 Menghilang
37
Bab. 37 Pangeran Kegelapan
38
Bab. 38 Negeri Sembilan Siring
39
Bab. 39 Jebakan
40
Bab. 40 Foto di Kain Kafan
41
Bab. 41 Sundal Bolong...
42
Bab. 42
43
Bab. 43. Raja Jin dari Gunung Papandayan.
44
Bab. 44 Pernyataan Cinta Pangeran Haizzar
45
Bab. 45 Mata Bathin
46
Bab. 46 Serangan Ghaib
47
Bab. 47 Mimpi Rhiu
48
Bab. 48 Makhluk Penghisap Darah
49
Bab. 49 Ke Bukit Malaikat
50
Bab. 50 Burung Hud
51
Bab. 51 Hujan di Negeri Jin
52
Bab. 52 Bertemu dengan Putri Aliyah
53
Bab. 53 Tak Mau Pulang
54
Bab. 54 Tersesat ke Negeri Siluman
55
Bab. 55 Kemunculan Sang Pangeran Jin
56
Bab. 56 Mustika Buntok Ular
57
Bab. 57 Jatuh dari Tebing
58
Bab. 58 Bayangan Maut
59
Bab. 59 Gamelan Hantu
60
Bab. 60 Nyi Kedasih...
61
Bab. 61 Serangan Nyai Kedasih..
62
bab. 62 Pertarungan Antara Jin dan Siluman Kera
63
Bab. 63 Kekalahan Nyai Kedasih
64
Bab. 64 Koma
65
Bab. 65 Ada Iblis di dekatmu, Rhiu..!
66
Bab. 66 Dunia Transisi
67
Bab. 67 Dunia Transisi ( Part. 2)
68
Bab. 68 Dunia Transisi (Part.3)
69
Bab. 69 Masuk ke Dalam Dunia Transisi
70
Bab. 70 Permainan Waktu
71
Bab. 71 Bebas dari Lingkaran Maut
72
Bab. 72 Pertukaran Yang Gagal
73
Bab. 73 Segel Keramat Bagal
74
Bab. 73

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!