Meninggalkan penginapan, aku menarik kereta menuju kediaman Listeria, kini Eris kembali ke penampilan sebelumnya yaitu mengenakan gaun terusan berwarna putih, untuk Floria maupun Rosalin keduanya masih tetap sama.
Floria mengenakan kemeja lengan panjang yang di tutup lagi rompi hitam dan bawahan rok panjang sedangkan Rosalin setia dengan gaun hitam berendanya.
"Jadi begitu, ini sedikit menyulitkan," kata Listeria menghembuskan nafas berat.
Ini adalah ruangan khusus yang di peruntukan untuk tamu penting. Setelah aku menjelaskan situasinya padanya, Ia kemudian menyuruh Lita mengambil sesuatu.
"Kalau saja ada sesuatu yang bisa mengembalikannya jadi manusia."
Aku mengutaran keinginanku pada Listeria, awalnya aku tidak ragu untuk membunuh naga Edulas namun setelah mendengar bahwa naga itu ibu Anna aku tidak tahu harus melakukan apa.
Disisi lain ia terus membunuh setiap orang di kota yang di laluinya, disisi lain aku ingin Anna hidup bersama ibunya kembali.
Tak lama Lita kembali dengan sebuah peti yang di taruh nya di meja. Saat peti di buka didalamnya terdapat satu botol kecil berisi air berwarna biru.
Floria maupun Rosalin nampak kebingungan, hanya Eris yang masih tetap tenang, kurasa dia tahu benda apa ini, namun Eris memilih agar Listeria yang menjelaskannya.
"Namanya Air kehidupan , ini adalah air mata milik Dewi Eris yang jatuh kedunia ini dan hanya ada lima botol saja."
Ternyata air mata miliknya toh.
"Ku pikir Dewi Eris benar-benar cengeng, dia bahkan menangis sebanyak botol itu haha Aww.. aku cuma bercanda."
Atas perkataan ku, tiba-tiba Eris mencubit perutku. Listeria yang memperhatikan kami segera berkata pada Eris.
"Oh yah, kalau di ingat namamu sama dengan Dewi Eris.... jangan-jangan..."
"Hanya kebetulan saja," Eris segera menepis pemikiran Listeria sebelum ia menyelesaikan perkataannya.
Floria maupun Rosalin tersenyum masam, bagaimanapun kami tidak boleh mengungkapkan jati dirinya.
Aku beralih pada botol yang di pegang Listeria.
"Jadi apa kegunaan dari air itu?"
Listeria menjawab.
"Air ini mampu menetralisir segala macam sihir kurasa jika naga itu meminumnya ia akan kembali ke semula."
Saat aku menatap ke arah Eris dia mengangguk, harusnya Eris mengatakan hal itu padaku sebelum bertemu Listeria. Mungkin dia sengaja menyembunyikannya karena tak ingin aku mencoba membuatnya menangis.
Listeria mengarahkan botol itu di depan mataku.
"Apa yang kau lakukan," tanyaku.
"Air mata ini sangatlah mahal loh, Dewi Eris itu jarang menangis, ia adalah sosok yang ceria serta penuh kasih sayang, jika kau menginginkan ini kau harus membayarnya."
"Berapa yang kau minta? jujur aku ini cuma orang miskin, Floria pinjamin aku uang."
"Aku juga miskin, aku sudah tidak jadi peramal lagi kan."
"Benar juga.... Rosalin."
"Aku juga."
Baru kusadari party ku sangat menyedihkan, setelah kembali ke Orion mari mencari uang.
"Kenapa tidak ada yang bertanya padaku," suara itu berasal dari Eris, tanpa menanyainya kami semua sudah tahu dia tidak mungkin punya uang sekoin pun.
Listeria tersenyum lebar, dari reaksinya dia pasti memikirkan hal yang buruk padaku.
"Aku tidak menginginkan uang, yang ku inginkan adalah kalian mau membantuku saat aku kesusahan tentu saja aku akan memberikan imbalan yang sesuai."
"Bukannya itu sama saja, kau memberikan air mata itu secara gratis."
"Tepat sekali, bagi seorang pedagang kerja sama adalah sesuatu yang penting."
Rosalin angkat bicara.
"Walau kita mempunyai air mata itu, kita masih tidak tahu tentang keberadaan naga Edulas."
"Fufu itu mudah, aku sudah bertanya ke setiap pedatang yang baru datang kemari, menurut rute yang naga itu ambil, ku prediksi dia akan muncul di ibukota Argarista 2 hari lagi."
"Kerajaan demi human kah."
Pada dasarnya Benua Averrhoa terdiri dari 4 kerajaan meliputi Kerajaan Alpinia, kerajaan Argarista, kerajaan Signal dan terakhir kerajaan Wynix, dari kota kami berada itu hampir tidak mungkin mencapainya kurang dari dua hari, aku memikirkannya sesaat namun sesuai yang bisa di harapkan dari seorang pemilik tanah, Listeria sudah mendapat solusi untuk hal ini.
Dengan menggunakan sihir teleportasi kami bisa langsung tiba di sana, begitulah yang dikatakan Listeria.
Di samping itu.....
Orang yang bisa mengirimku kesana adalah orang yang sama yang selalu menempatkan pisau di leherku, Lita.
"Lita akan membantu kalian dan juga berikan surat ini pada ratu, ia akan mengerti situasinya."
Aku menerima gulungan kertas yang di berikan Listeria beserta botolnya.
Kerajaan Argarista adalah sebuah kerajaan yang di pimpin oleh seorang wanita, sementara suaminya hanya akan bergelar sebagai pangeran.
Intinya.
Disana Drajat wanita lebih tinggi dari laki-laki, memikirkannya aku sedikit merinding, jika wanita yang berkuasa berarti banyak ayah rumah tangga disana untuk sebagian laki - laki mungkin itu sebuah surga.
Larut dalam pemikiran itu, suara Eris menyadarkan ku.
"Disana itu banyak gadis cantik loh, jika kamu mau kamu bisa menikahi mereka sebanyak yang kamu mau."
"Oi, jangan memengaruhi diriku dengan hal buruk."
Eris tersenyum jahil sedangkan Floria menambahkan.
"Aku juga dengar, wanita disana sangatlah kaya, hingga suami mereka tidak perlu bekerja."
"Jangan ikut ikutan deh."
Floria menjulurkan lidahnya dengan ekpresi imut.
Aku tidak tahu, mereka punya niat seperti apa? tapi biarlah, aku akan tahu setelah sampai disana.
Disaat seperti ini hanya Rosalin yang terlihat normal, dia sepertinya sedang memikirkan sesuatu jadi aku bertanya padanya.
"Ada apa Rosalin."
"Ah tidak, aku hanya memikirkan sesuatu."
Pasti tentang mengalahkan naganya.
"Apa itu?" tanyaku kembali.
"Bagaimana rasanya hamil, hamili aku master."
"Oi..."
Ku tarik kata-kataku, dialah orang yang tidak normal di antara kami semua.
Aku menyandarkanku penggungku ke sofa sambil melihat Listeria yang sedang menyeruput tehnya. Ketiga partyku pun melakukan hal sama.
"Ngomong - ngomong Lita, kenapa hanya aku yang tidak di beri teh."
"Pikirkan saja sendiri." Lita mengatakannya dengan datar, aku tidak tahu dia sedang marah atau tidak, yang jelas ia sedang menjahiliku. Pasti karena di kapal itu...
"Kamu boleh meminum teh ku koq," Floria menawarkan tehnya.
"Aku menolak."
"Master mau punya ku."
"Tidak."
"Bagaimana punyaku."
"Oke, tadi Eris meminumnya dari sebelah mana."
Kata-kataku berakhir dengan benjolan di kepala sedangkan kedua tersangka nya tersenyum puas.
"Kalian ini komedian yah."
"Banyak orang yang mengatakannya sih."
Lita hanya mengelengkan kepalanya lalu beralih ke arah Lita yang berdiri di sampingnya.
"Lita tolong buat persiapannya."
"Sesuai yang di inginkan nyonya."
Kami berpindah tempat ke perkarangan rumah.
"Tolong pegang tanganku," mengatakan itu Lita mulai merapal sihir dan kemudian lingkaran sihir muncul di tanah dimana kami menjadi pusatnya.
"Apa yang kau lakukan."
"Bukannya kau menyuruhku memegang tanganmu," aku menjawab pertanyaan Lita sesuai dengan nada miliknya.
"Kau lebih pantas menyentuh kakiku."
Atas pernyataannya, aku tersenyum pahit dan beralih memegang pinggangnya, dia berteriak dengan imut.
"Kyaaa... aaaaapa yang kau lakukan," untuk pertama kalinya ekpresi Lita terlihat.
"Lita."
Listeria memanggilnya.
"Maaf kami akan berangkat."
"Tolong jaga kudanya.."
"Teleport," berbarengan kata- kataku kami menghilang dan muncul kembali di depan sebuah gerbang kota yang besar, sekelilingnya hanya tembok tinggi yang di jadikan benteng.
"Ah, sihir teleportasi Memang sangat praktis, betul kan master."
"Kau benar, apa ini ibukota Argarista."
"Tentu saja, ngomong-ngomong sampai kapan kau memegangi pinggangku."
"Maaf, pinggangmu lebih ramping dari yang kubayangkan."
Pipi Lita memerah, dan ia langsung berjalan memasuki gerbang.
"Kamu membuatnya marah, ku dengar Lita itu adalah mantan pembunuh berdarah dingin loh."
"Aku baru tahu," jawabku pada Eris.
"Berhati-hatilah pada malam hari master, dia bisa menikammu saat itu juga."
"Aku tidak ingin mendengar dari orang yang selalu menyelinap ke kamarku."
"Tak apa Shiji, jika kau mati bolehkah aku mengambil kepemilikan masion."
"Oi."
Aku memilih mengabaikan ketiganya lalu berjalan mengikuti Lita
"Hey, kau marah," aku mengikuti Lita yang hanya cemberut, ekor kucingnya berayun ke kiri kekanan.
"...."
Dia tidak menjawab.
Kota Argarista tidak jauh beda dengan kota di Orion hanya saja disini lebih banyak ras beast atau demi humannya, yang membuatku terheran para pria disini terlihat seperti buruh serabutan sementara para wanita nampak seperti bangsawan.
Karena tak memperhatikan jalan, aku tidak sengaja menabrak seorang gadis bertelinga kucing dengan gaun megah.
"Maaf, aku tidak sengaja."
Bukannya mendapat reaksi seharusnya, gadis itu hendak melayangkan tangannya ke arahku untunglah Rosalin menahannya sebelum mengenaiku.
"Dasar pria rendahan."
"Master, bukan orang seperti itu."
Rosalin melepaskan tangannya saat gadis itu hendak pergi.
"Apa - apaan barusan itu." aku mengalihkan pandanganku kearah Eris maupun Floria.
"Disini para wanita menganggap dirinya lebih tinggi dari pria, berhati hatilah jika kau bertemu dengan wanita," Eris menjelaskan.
"Jadi waktu di kediaman Listeria, kalian menyuruhku untuk menjadi budak mereka."
"Ketahuan deh."
Mereka semua...
Dibanding surga disini adalah neraka bagi laki-laki. Aku harus segera pergi dari sini, Itu harus.....
"Tolong jangan ribut, cepat ikuti aku."
Mendapat teguran dari Lita kami berjalan mengikutinya.
Membayangkan penduduknya seperti ini, aku menjadi takut untuk melihat sang ratu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 1278 Episodes
Comments
Rhakean Djati
kejedot lagi ni
2024-07-02
0
Ren
lita ke lita?
2024-05-06
0
DeadPressed4444
Tak perlu banting tulang wkwkwk
2023-04-30
0