Aku terbangun di pagi hari karena seorang menidihku, seorang itu mengenakan gaun berenda hitam yang selaras dengan rambutnya, matanya yang berwarna merah ruby begitu memikat bagi yang melihat.
Ia menatapku dengan senyuman tipis dan selanjutnya ia menggigit leherku.
Aku pasti akan kekurangan darah karena ini.
"Oi, oi, berapa banyak yang kau hisap, aku bisa mati."
"Ah, maaf master, aku sangat bergairah saat menghisap darah master sampai lupa berhenti, biar adil... silahkan hisap darahku juga."
"Seseorang tolong bawakan aku bawang putih, akan kujejalkan dalam mulutmu," aku berteriak namun tak ada jawaban.
Eris dan Floria berada di kamar sebelah dan orang ini suka menyelinap ke kamarku padahal aku sudah mengunci pintu bahkan jendelanya juga, dia masih bisa masuk.
Di banding itu.
Yang membuatku kesal, Eris tidak pernah menunjukan reaksi apapun terhadapnya, membuat Dewi jatuh cinta padaku sama saja menyuruhku berjalan di atas air, ungkapan yang dikatakan Eris tidaklah bohong.
"Kejamnya."
"Ngomong-ngomong sampai kapan kau duduk di perutku."
"Ah.. iya."
Rosalin bangkit lalu berdiri di sebelah tempat tidur.
"Aku mau mandi dulu."
"Mau ku gosokan punggungmu."
"Ogah."
Selesai mandi aku mengenakan jersey seperti biasanya. Hanya pakaian inilah yang dibawa dari duniaku jadi akan ku pakai setiap hari dan malamnya aku cuci, seperti itulah.
Mungkin aku juga harus membeli beberapa pakaian lain.
Selagi memikirkan itu, tak lama, terdengar bunyi ketukan pintu dari kamarku. Saat pintu di buka aku mendapati pelayan penginapan tengah berdiri disana.
Ia menyodorkan sebuah surat dengan amplop coklat.
"Terima kasih," ucapku dan lalu pelayan itu pergi, mungkin karena melihat Rosalin di kamarku dia buru-buru pergi dengan wajah memerah.
Kedepannya akan ku taruh bawang putih di setiap sudut ruangan.
"Dari siapa?" tanya Rosalin yang duduk di ranjang.
"Dari guild."
"Guild..." Rosalin memiringkan kepalanya.
"Disini tertulis Layla ingin bertemu denganku, mungkin saja ada kaitannya dengan serangan orc tempo hari."
"Kurasa begitu."
"Ayo pergi, panggil Eris dan Floria juga."
Belum juga di panggil mereka berdua muncul di depan pintuku, ntah apa yang terjadi keduanya nampak kebingungan.
"Shiji, ada orang yang mencarimu, dia bilang dia ingin berduel denganmu," kata Floria lalu di sambung Eris.
"Dia sangat tampan."
"Mari hajar dia, aku punya alasan untuk melakukannya."
Floria maupun Rosalin tersenyum pahit ke arahku.
Di depan penginapan orang yang dimaksud sedang berdiri selagi memegang pedang di kedua tangannya.
"Kau mencariku," kataku saat mendekatinya.
"Aku dengar kau yang membeli pedang terkutuk dari pak tua itu, tolong berikan padaku, aku akan membelinya dengan harga 10 kali lipat."
Dia menginginkan Rosalin, aku menoleh ke arahnya namun Rosalin terlihat tidak peduli.
"Bagaimana menurutmu, dia menginginkanmu loh."
"Aku hanya ingin berada di samping master, jika selain master, aku akan menolaknya."
"Begitulah katanya, aku tidak akan memberikannya padamu."
Mendengar pembicaraanku dengan Rosalin, laki-laki itu kebingungan.
"Kenapa kau bertanya pada wanita ini? maksudku, aku butuh pedangnya bukan dia."
Aku menghela nafas atas pernyataannya.
"Rosalin."
"Baik master."
Rosalin berubah jadi pedang dan terbang ke tanganku.
"A-apa?"
"Menyerah lah soal pedangnya, cinta mereka berdua tak bisa dipisahkan."
"Floria."
"Itu benar."
"Eris."
"Ah, hubungan kami tidak seperti itu."
Eris mengembungkan pipinya.
"Sekarang level ketertarikan ku pada Shiji, menjadi 0."
Tunggu dulu, apa Eris cemburu... bahkan Floria juga terlihat demikian. Masa kepopuleran ku kini telah tiba.
"Kau benar-benar orang mesum, ayo kita berduel jika aku menang, berikan pedang itu padaku, jika aku kalah, aku akan menjadi anak buahmu.... namaku Alex, calon kesatria kerajaan yang terhebat, bagaimana kau tertarik."
"Maaf saja, aku masih normal."
"Oi.... aku juga masih normal, maksudku apa kau berminat menjadikanku, anak buahmu."
"Aku sama sekali tidak tertarik, memiliki ke tiga orang ini sudah cukup."
Jika aku menambah satu lagi orang aneh, kepalaku bisa pusing.
"Ayo berduel."
"Jika kau memaksa baiklah."
Ini adalah padang rumput di luar kota Orion.
Kami berdua saling bertatap muka selagi memegang pedang di masing-masing tangan.
Dia pengguna pedang ganda.
"Bagaimana menurutmu Rosalin."
"Aku sama sekali tidak peduli master, tolong selesaikan ini secepatnya.... aku ingin kebentuk manusiaku."
Aku beralih ke arah orang benama Alex itu.
"Ingat peraturannya, kau tidak boleh menggunakan sihir."
"Tentu saja, ayo mulai."
"Ayo, kalahkan Shiji...."
"Aku mendukungmu ntah siapa namamu."
Floria dan Eris yang menonton dari samping berkata demikian, memangnya mereka ini mendukung siapa.
Pertarungan di mulai.
Alex melangkah maju ke depan begitu denganku.
Ia melompat sembari memutar pedangnya seakan memotong udara di sekelilingnya.
Aku mundur menjaga jarak selagi pedang kami saling bertubrukan menghasilkan percikan kebang api, berbeda denganku yang kebanyakan bertahan, dia , Alex mengayunkan pedang dengan posisi menyerang bagaikan sebuah angin.
Tebasannya begitu cepat sampai hanya terlihat kilatan keperakan dari setiap ayunannya.
Bagi aku yang amatir aku tahu dia sudah berlatih cukup lama.
"Kenapa? kau tidak membalas serangku... tunjukan lebih kemampuanmu."
Alex mencoba memprovokasi ku, walau dia bilang begitu aku bukanlah ahli pedang, aku hanya orang biasa yang dikirim kedunia ini, tidak lebih dari itu.
Suara dentingan yang memekikan telinga terdengar dari pedang yang beradu, kami saling menahan satu sama lain hingga wajah kami saling berdekatan.
"Kau, benar benar ngotot... apa yang ingin kau lakukan jika kau mendapatkan Rosalin."
"Aku akan mendaftar jadi kesatria kerajaan dan mengalahkan orang itu."
"Orang itu?" kami melompat kebelakang saling menjaga jarak satu sama lain.
"Sirius Alistria Weafolt."
Nama itu disebut, aku sedikit terheran.
"Maksudmu, gadis berambut pirang itu."
"Kau mengenalnya."
"Kami pernah bertemu dengannya," ku jawab demikian.
"Dia teman kecilku, kami berjanji bahwa kami berdua akan menjadi kesatria bersama-sama."
Kisah yang romantis, ucap Rosalin.
"Kalau begitu mari kita hentikan ini semua, kita bisa anggap pertandingan ini seri saja, bagaimana?"
"Tidak akan, aku harus mengambil pedang itu."
"Kau ini keras kepala, dengar.... dengan kekuatanmu seperti ini, kau tidak perlu memiliki pedang ini.... lagi pula Rosalin sudah mengikat kontrak denganku."
"Kontrak apa?"
"Maksudnya Shiji sudah menghamiliku jadi dia tidak bisa jauh dariku," suara itu berasal dari pedang yang ku pegang.
"Oi, apa yang kau katakan vampir mesum, bisa-bisa orang menyebarkan rumor buruk tentangku."
"Master berjuanglah," setelah berkata itu, Rosalin memilih diam.
"Sudah ku duga, kau ini memang busuk, aku harus mengalahkanmu."
"Kau salah paham, dia cuma bercanda."
Percuma, sekarang Alex melawanku dengan serius.
Apa yang harus ku lakukan, lawanku terlalu kuat untuk di hadapi. Tak lama sebuah ide muncul dari kepalaku.
"Lihat, nona Sirius."
Saat pandangannya teralihkan aku menendang kakinya hingga terjatuh ke tanah, tak membiarkannya berdiri aku menaruh pedang di dekat lehernya.
"Dasar licik."
"Di dalam pertempuran, menang adalah menang, mau seperti apa jalan yang kau pilih hasil akhir yang menentukan."
"Kau memang buruk, aku kalah."
Alex tersenyum saat aku mengulurkan tangan demi membantunya berdiri.
"Dengan begini, kau jadi anak buahku."
"Aku memang kalah, tapi karena kau licik perjanjiannya di batalkan."
Bisa-bisanya orang ini ingin menjadi kesatria dengan pikiran seperti itu.
"Terserahlah, aku juga tidak tertarik."
"Suatu hari nanti mari berduel lagi," kata Alex dengan bangga
"Masih ada lagi."
"Sampai nanti, ku serahkan pedang itu untukmu."
" Yah, dari awal pedang ini milikku kan."
Aku hanya melihat kepergian Alex dari kejauhan. Eris dan Floria pun mendekat ke arahku disaat Rosalin berubah bentuk kembali.
"Apa-apaan orang itu, datang dan pergi seenaknya," kata Floria dengan kesal.
"Dia orang aneh," jawabku sembari berjalan ke arah kota sementara ketiganya berjalan di sampingku.
"Aku belum makan, mari makan kelinci panggang."
"Tidak Rosalin, kita akan makan ikan sekarang, benar kan Shiji."
"Aku mau daging katak," potong Floria.
"Aku mual mendengarnya, kalian bisa memesan apapun yang kalian inginkan, karena kita akan makan di guild."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 1278 Episodes
Comments
Rhakean Djati
lah. ceweq gigit leher cowoq bisa hamil yaa ? konyol
2024-07-01
1
arfan
124
2022-07-05
0
John Singgih
bah, soal makanan ribut melulu
2022-02-04
0