Kota ini tidak terlalu besar maupun kecil namun terkesan seperti ada di abad pertengahan. Setiap bangunannya terlihat indah terutama di bagian tembok yang mengelilingi seisinya.
Kota Orion adalah sebuah kota di timur Benua Averrhoa, termasuk kawasan kerajaan Alpinia. kerajaan dimana Sirius mengabdikan dirinya sebagai kesatria wanita, umurnya masih 19 tahun, setahun lebih tua dariku namun ia sudah di hormati banyak orang, bahkan orang menghentikan pekerjaannya sesaat hanya untuk memberi hormat padanya.
Sosok penuh wibawa, Sirius Alistria Weafolt itulah dia.
Sedangkan Eris sengaja menyembunyikan keberadaannya agar ia bisa berbaur dengan siapa saja, jika ia membuka kharismanya, aku yakin semua orang disini pasti akan menangis bahagia dan itu sangat merepotkan bagiku.
"Kenapa kamu memandangiku begitu."
"Yah, bukan apa-apa."
Eris cemberut, mungkin dia menungguku menggodanya, namun aku memilih untuk tidak melakukannya, kereta kami memasuki kediaman masion megah.
Yang menyambut kami adalah dua orang penjaga bertubuh kekar.
"Selamat datang Nona."
"Apa ibuku ada."
"Beliau sedang ada di ruangan kerjanya."
"Aku mengerti, kalian berdua tolong jaga semua orang disini, aku ingin menemuinya."
"Baik nona."
"Eris dan shiji, kalian ikut denganku."
Kami berdua mengikuti Sirius masuk ke masion.
Semua interior di dalam masion sangatlah berkelas, beberapa dari mereka juga terbuat dari emas serta batu permata yang berkilauan.
Membuat iri, itulah kata yang pas yang bisa menggambarkan perasaanku saat ini.
Kami menuju ruangan di lantai 2, beberapa pelayan memutuskan untuk mengantar kami.
"Nyonya, nona Sirius ada di sini."
"Suruh masuk."
Kami masuk keruangan saat pelayan membukakan pintunya, baru melangkah masuk seseorang memeluk Sirius, ia memiliki warna rambut serta mata kuning keemasan yang sama dengan Sirius yang membedakan hanya rambutnya yang di potong sebahu. ia mengenakan gaun one piece berenda dengan sarung tangan panjang.
"Kamu akhirnya mengunjungi ibumu, lihat dirimu apa kamu makan teratur? kamu terlihat kurusan, rambutmu juga sudah tambah panjang, bagaimana pekerjaanmu?"
"Ibu, aku baik-baik saja."
"Senang mendengar nya, lalu siapa mereka ?ini pertama kalinya kamu membawa laki-laki, apa dia pacarmu."
Aku dan Eris tersenyum pahit, orang ini sangat bersemangat.
"Mereka temanku, namanya Shiji dan gadis di sampingnya Eris... beliau ibuku, Regalia Alistria Weafolt."
"Eris? maksudmu Dewi Eris."
Gawat, jika dia sampai ketahuan seorang Dewi, semua orang akan mengerumuninya, hanya untuk berjabat tangan dengannya, terlebih mungkin akan menarik Raja Iblis. Bagaimanapun dia musuh alaminya kalau bisa di bilang begitu.
Eris tersenyum nakal dan masih tetap menggoda, maksudku untuk ku.
"Aku seorang Dewi.... apa aku begitu cantik hingga bisa di bandingkan dengan beliau fufu... pantas saja Shiji terus mengejarku."
Nice acting.
"Aku tidak bisa menyangkalnya, aku sangat menyukai orang ini."
Mendapat jawaban cepatku, pipi Eris memerah seperti biasa.
"Eris yang tersipu malu sangat imut."
"Masa muda, bikin iri saja, apa kalian pacaran?"
"Sayangnya belum."
"Berarti ada kesempatan, bagaimana kalau tambahin aku juga ke daftar incaran mu, walau aku tidak muda lagi, penampilanku masih terlihat seperti seorang gadis kan"
Regalia sengaja memutar tubuhnya untuk memikat ku, tapi memang benar, di banding di sebut seorang ibu dia lebih terlihat seperti kakak perempuan bagi Sirius.
"Maaf, tapi aku adalah tipe orang yang setia, dan tak pernah berpaling ke lain hati," kataku dengan bangga sedangkan Regalia membalasku dengan senyuman tipis.
"Kudengar ada restorant mahal yang sangat enak, bagaimana kalau kita berkencan kesana, tentu aku yang bayar"
"Oke, ayo pergi."
"Dasar matre, kemana dirimu yang barusan Oi..... kepalaku pusing," disaat Sirius memegangi kepalanya, Eris menarik bajuku ke belakang.
"Ada apa Eris, kau cemburu."
"Jangan terlalu dekat dengannya, aku tak ingin sampai kamu berakhir dengan sebuah tanggung jawab, kita masih harus menyelamatkan dunia."
Dia menjawab pertanyaanku dengan serius bahkan tak terlihat cemburu sedikit pun, hal itu sedikit membuatku frustasi, yah, untuk sekarang lupakan saja, mari masuk kedalam topik sebenarnya.
'Ibuku sedikit genit, aku harap kamu tidak terlalu dekat dengannya."
"Kejamnya."
Sirius mengatakan hal yang sama dengan Eris, tapi itu bukan topik yang ingin ku bahas. Aku berdeham untuk memberi isyarat kepada Sirius dan ia menatapku paham sebelum beralih menatap ibunya.
"Ada yang ingin ku minta dari ibu."
Regalia memiringkan kepalanya. Disaat yang sama Sirius menjelaskan kedatangannya, hingga pasukannya yang berakhir di serang ular, tak lupa penduduk yang ia bawa ke kota ini juga ia ceritakan.
"Begitu, kurasa di bagian barat kota masih banyak terdapat tanah kosong, mereka bisa tinggal disana."
"Senang mendengarnya," Sirius menarik nafas lega.
"Kami juga ikut berterima kasih pada Anda," kata Eris.
"Ini hal yang mudah koq, mari antar aku ke kepala desanya."
Setelah kami sepakat, sudah di putuskan bahwa penduduk elf akan tinggal di kota Orion, mereka akan di perlakukan semestinya warga disini, tarif pajak pun diterapkan seperti yang lainnya juga.
Dan untuk sementara waktu, mereka akan tinggal di masion Bangsawan Duke sampai pembangunan rumah mereka selesai.
"Terima kasih atas kebaikan Anda," Senia lah yang berkata demikian."
"Ini bukan hal sulit bagiku."
Di balik sifatnya yang genit, bibi ini ternyata baik juga.
"Bagaimana dengan kalian berdua?"
"Kami juga akan tinggal di kota ini, kupikir kami akan mencari pekerjaan sebagai petualang," jawabku atas pertanyaan Regalia.
"Begitu, kalau kalian ada waktu, kalian boleh berkunjung kapanpun kemari... temannya Sirius Adalah temanku juga, kalau bisa Shiji harus datang mengunjungiku setiap hari, aku terkadang kesepian loh."
"Bodo amat," teriak serius memotong perkataan ibunya, mungkin ibunya sedang menyindir dirinya.
Aku hanya membalas dengan senyuman, lagi pula jika aku melakukannya, pasti akan ada masalah besar menimpaku. Terutama Eris, dari tadi terus menatapku dengan tatapan aneh.
"Kalau begitu kami permisi."
"Ya, jaga diri kalian."
Di antar Sirius, Regalia serta Senia kami meninggalkan masion mewah itu.
"Bagaimana rasanya di gemari wanita yang jauh lebih tua darimu."
"Sangat bahagia, jadi ini rasanya populer di kalangan para gadis."
Eris menatapku jijik.
"Walau penampilannya begitu, dia bukan seorang gadis lagi."
"Tak apa, dia masih tetap cantik."
"Shiji, kau yang terburuk, apa selama ini aku salah menilai mu."
Atas penyataan Eris, aku tertawa kecil.
Menggoda Eris akan menjadi rutinitas harian ku mulai sekarang, Dunia lain memang yang terbaik.
Yang setuju boleh angkat tangan bersamaku.
"Kenapa kau mengangkat tangan?"
"Tanganku pegal," jawabku pada Eris yang memicingkan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 1278 Episodes
Comments
Ren
saya
2024-05-05
2
DeadPressed4444
Baru kali ini ketemu 4th wall break yang kocak 😂👍
2023-02-06
1
Egaega
diselipkan Komedi ringan yang bagus
2022-08-12
0