Ini adalah masion mewah milik Bangsawan Duke, Regalia Alistria Weafolt atau aku memanggilnya Lia.
"Kalian lama sekali, cepatlah."
"Maaf," jawab Eris pada Floria yang nampak terlihat kesal, mungkin dia masih marah soal hantu yang kini menyukainya.
Tidak hanya Floria, semua orang sudah berada di pekarangan bersama sebuah kereta yang akan di gunakan untuk keberangkatan kami.
Di samping itu, Anna mulai menjelaskan rute yang akan kami lalui bersamanya. Ia membentangkan sebuah peta seukuran kertas polio yang di dalamnya penuh gambar dan garis-garis yang beraturan.
Anna menunjuk kota Orion lalu menyeret jari telunjuknya ke sisi lain ujung peta melewati kota Ellis, Kota Ellen dan akhirnya sampai di laut dimana itu tujuan akhir. Paling tidak kami butuh beberapa hari untuk sampai disana.
Namun aku segera sadar ada jalan yang lebih cepat untuk sampai kesana.
"Bagaimana kalau kita melewati hutan Aria saja, jadi kita tidak harus memutar dari kota Ellis dulu," mendengar saranku Anna mendesah pelan.
"Kita tidak bisa melewatinya, disana adalah hutan para monster, sesuai namanya banyak monster kuat yang akan menghadang."
"Hutan Aria ya, aku dengar itu tempat leveling bagi para petualang, disana juga katanya ada dungeon." bagi Floria yang sudah lama tinggal di kota Orion, kebenaran tempat itu sudah tidak di ragukan, bukannya itu kesempatan bagiku untuk meningkatkan level, jujur aku masih dibawah level 10.
Ini seperti menembak dua burung dengan satu batu.
"Kita akan lewat hutan Aria, sekaligus menaikan levelku."
Aku memerlukan level tinggi saat melawan Raja Iblis.
"Tapi Shiji," Anna nampak ragu.
"Tak Masalah, jika kita punya mereka bertiga itu bukan apa - apa , Eris pandai di sihir penyembuhan, Floria pandai di sihir penghancuran, Rosalin juga tidak kalah kuatnya."
"Itu benar."
"Jika ada yang terluka, aku akan segera menyembuhkannya."
"Serahkan padaku master, aku juga akan berjuang."
Chu <3
"Kenapa kau menggigit leherku, aku sedang bertingkah keren saat ini."
"Buat jaga-jaga, aku butuh tenaga lebih untuk perjalanan kita."
"Sebelum aku sampai, aku pasti sudah kehabisan darah di perjalanan"
Atas pernyataan ku, Rosalin mengembungkan pipinya. Yah, abaikan saja vampir mesum ini. Sekali kali akan ku masukan bawang putih di makanannya sebagai balasan.
Aku membantu Anna naik ke kursi depan pengemudi sebelum beralih ke arah Lia yang berdiri di dekatku.
"Kalau begitu, kami berangkat sekarang."
"Jaga diri kalian... kalian harus kembali dengan selamat."
"Itu pasti."
Lambaian tangan Lia mengantar kepergian kami.
Setelah meninggalkan kota Orion kami memasuki hutan Aria, tidak jauh berbeda dengan hutan lainnya, hutan ini di penuhi pepohonan rimbun dengan kicauan burung di sepanjang jalannya.
Floria dan Rosalin mengawasi sekeliling area yang kami lewati sementara Eris hanya duduk menatap Anna di sebelahku.
"Shiji, kenapa Eris menatapku begitu," merasa tidak nyaman Anna berkata selagi menarik ujung baju lenganku.
"Mungkin dia berniat memakanmu," kataku yang mana membuatnya panik.
Bagi Anna sendiri ia tidak tahu bahwa Eris adalah seorang Dewi.
"Eh! koq bisa."
"Dia sangat menyukai ikan."
"Kyaaa.. tolong jangan makan aku Eris."
Eris tersenyum pahit.
"Shiji, kau membuatku terlihat seperti orang jahat disini, aku akan berhenti dulu memakan ikan untuk sekarang."
Dia tidak menyangkalnya, Eris pasti berniat memakan Anna.
"Jika harus di bilang jahat bukannya Floria dan Rosalin lah yang lebih tepat."
"Kenapa kami?"
"Waktu di penginapan, aku mendengar keluhan pemiliknya, katanya setiap malam makanan di dapur selalu lenyap."
"Ah, mungkin di makan kucing," ucap Rosalin selagi mengalihkan pandangannya dari Eris.
Kucing bergaun Hitam dengan mata merah ruby dialah pencurinya.
"Dan lalu... Ku dengar lagi, setiap pakaian dalam penghuni wanita selalu lenyap dan pemilik penginapan harus mengganti rugi akan hal itu."
Sekarang Eris mengalihkan pandangannya ke arah Floria.
"Pasti kucing juga," kata Floria.
"Oi, kucing mana yang mengenakan pakaian dalam wanita."
"Ada koq, kucing dari ras Succubus"
"Bukannya kau baru saja membeberkan dirimu sendiri sebagai pelakunya."
"Aaahhhh."
Mendengar perkataan ku, Floria memegangi kepalanya frustasi.
"Aku bisa mengerti tentang Rosalin, tapi untuk apa kamu mencuri pakaian dalam"
"Yah,kau tahu... bagi Succubus mencoba berbagai pakaian itu, sangat menyenangkan."
Aku tidak tahu mahkluk seperti apa mereka. Aku hanya bisa menghela nafas panjang lalu berkata.
"Jangan lakukan lagi, jika kita dapat imbalan besar untuk ini, aku akan membaginya lebih besar untuk kalian.... untuk masalah yang kalian timbulkan, aku akan meminta maaf pada pemilik penginapan dan memberikan uang ganti ruginya."
"Sesuai yang di harapkan darimu Shiji."
"Master memang baik."
"Hmmm, aku tidak bisa menyangkalnya."
Kereta kuda kami mulai memasuki hutan lebih dalam.
"Ada yang aneh," orang yang berkata itu adalah Rosalin.
"Memang benar dari tadi kita tidak bertemu satu monster pun, padahal tempat ini tempat hidup mereka."
Rosalin meletakan jarinya di ujung bibir selagi menundukan kepala, beberapa saat kemudian menatap kearahku.
"Master aku akan memeriksanya sebentar."
Dari punggung Rosalin muncul sepasang sayap kelelawar, ia pun terbang ke langit.
Seorang vampir memang bisa di andalkan.
Semakin dalam kami memasuki area hutan semakin sedikit cahaya matahari yang menembus tanah. Sebagian besar dedaunan menghalangi penerangan kami.
Anna nampak ketakutan.
"Makin gelap saja."
"Bagaimana kalau aku membakarnya."
"Ide bagus, saat kembali aku akan menyerahkanmu pada pihak berwenang sehingga kami dapat uang banyak."
"Kau seperti sedang menjualku, Eris bagaimana menurutmu, tentang ini."
"Mudah saja, kamu bakar saja rambut Shiji, aku akan menggunakan sihir refleksion padanya."
"Oi, kau mau menjadikan ku bola lampu lagi."
Eris dan Floria tertawa, Anna pun terlihat lebih rilek dari sebelumnya.
Tak lama Rosalin masuk kedalam kereta, sayap di punggungnya pun kini telah menghilang.
Aku bertanya padanya selagi mengendalikan kereta.
"Bagaimana?"
"Di depan sana ada keberadaan monster yang berbahaya."
Jadi para monster di sekitar sini menjauh darinya.
"Bentuknya?" Floria bertanya dengan penasaran.
"Kura kura raksasa, kurasa tingginya hampir 20 meter.... sekarang apa yang harus kita lakukan."
"Tidak ada waktu lagi berputar, kita kan menerobosnya."
"Kau yakin Shiji?" Eris mengatakan keraguannya.
"Ya, mungkin kita akan membakar sebagian hutan ini."
Mendengar itu Floria nampak bersemangat.
"Serahkan padaku."
Dan selanjutnya.
Tanah yang dilewati kereta kami bergerak seakan gempa bumi sedang terjadi, aku menarik tali pengekang kuda, seketika kereta berhenti lalu aku menoleh ke arah Eris setelah kami semua turun dari kereta.
"Aku serahkan Anna padamu, ingat jangan makan dia."
"Aku hanya makan ikan biasa."
Anna menatap mata Eris.
"Dengar Eris, ikan adalah teman... teman adalah ikan. Ikan teman Eris."
"Maaf Anna hipnotis tidak berpengaruh padaku."
"Hehhh."
Bagaimana pun Anna sedang melawan seorang Dewi, aku sedikit kasihan padanya.
"Tenang saja, aku akan melindunginya."
Eris memeluk Anna sangat erat.
"Shiji..... tolong aku."
Terdengar gumaman Anna, namun aku hanya terseyum sebagai balasan.
Mengabaikan Eris yang terus menggoda Anna, kami mulai mendekat ke arah asal guncangan.
Rosalin yang berada di depanku memotong pohon dengan petir hitamnya, sampai akhirnya kami bisa melihat sosok yang dikatakannya.
Itu adalah seekor kura-kura raksasa dengan berbagai bebatuan menempel di tempurungnya.
Kura-kura itu terus berjalan menghancurkan segala yang menghalanginya.
"Fire Bolt."
Floria menembakan bola api, namun seperti tidak mempan bola itu hancur sebelum mengenai kepalanya.
"Barusan dia menggunakan dinding pelindung, hewan ini sepertinya bisa menggunakan sihir."
"Ah gawat," Rosalin menanggapi perkataan Floria saat kepala kura kura itu terarah ke arah kami.
Saat ia membuka mulutnya, sebuah bola air tercipta di sana lalu di tembakan.
Rosalin merangkul ku dan menghindar bersama Floria.
"Musuh yang menyusahkan.... Rosalin bisakah kau menghilangkannya dengan sihirmu seperti saat mengalahkan kelinci."
"Hmmm agak sulit jika ukurannya sebesar ini, master kamu punya rencana."
Keduanya beralih padaku.
"Aku akan memikirkannya, tapi sekarang tolong alihkan perhatian kura-kura itu."
"Oke."
Floria maupun Rosalin menerjang maju, mereka menembakan sihir dari berbagai arah, walau tak berpengaruh itu cukup mengulur waktu untukku.
Ayo analisa, monster di depanku seekor kura - kura raksasa, memiliki tempurung kuat, bisa menggunakan sihir pelindung serta kebal sihir. Apa yang di takuti hewan ini, bagaimana kami bisa menembus pertahanannya , selagi memikirkannya, sekarang Floria berada di atas punggungnya, kakinya sedikit melayang, itu pasti karena pelindungnya.
Floria mengarahkan tangannya, lalu merapal mantra.
"Fire Buster."
Api merah yang menyala membakar seluruh tubuh sang kura kura, kini seperti melihat bola raksasa yang terbuat dari api.
"Percuma tidak bekerja."
Berikutnya serangan Rosalin dengan petir namun hasilnya sama.
Ayo pikir Shiji, hanya lawan segini...jika aku kalah bagaimana aku bisa mengalahkan mereka yang akan menghancurkan dunia.
Benar juga, aku berteriak ke arah Rosalin selagi melangkah maju.
"Master."
Melihat ku Rosalin berubah menjadi katana lalu terbang ke tanganku.
"Floria arahkan seranganmu, ke tanah yang di pijaknya..."
"Aku mengerti."
Lawan kami hanyalah seekor kura - kura, kami hanya harus membalikan badannya dengan begitu ia tidak akan mampu bangkit....kita lihat dia bisa bergerak atau tidak.
Aku menarik katana dari sarungnya.
jika di ibaratkan pedang ini adalah Rosalin sementara sarungnya adalah bajunya, aku seperti sedang berbuat hal buruk padanya.
Apa yang ku pikirkan, bukan saatnya memikirkan itu.
Aku menebas tanah di kaki kirinya, sementara Floria menembakan api di kaki kiri lainnya hingga kura-kura mulai kehilangan ke seimbangan nya, untuk berjaga jaga aku juga menebas tanah yang mana membuat lubang untuk jatuhnya.
Ini seperti menembakan angin dari pedangku.
Floria berlari ke sisi lainnya, menembakan bola api dari sana.
Dan selanjutnya.
Monster itu terbalik.
"Master kau memang hebat, boleh aku minta darahmu."
"Aku akan kehabisan darah jika kau melakukannya lagi, hisap darah Floria saja."
"Eh! aku."
"Ogah"
"Memangnya aku mau di hisap olehmu, lagipula kau selalu bergairah setelah menghisap darah, aku masih normal."
Floria membuat hurup X dengan tangannya.
"Karena itulah, aku juga hanya meminum darah laki laki."
Aku memilih mengabaikan perkataan aneh mereka dan beralih ke kura-kura yang terus terusan mencoba berdiri.
"Kenapa ada kura-kura sebesar ini, disini"
"Ku kira, kura-kura ini hasil summon seseorang, sepertinya dia tidak bisa kembali karena tuannya sudah meninggal."
Rosalin lalu menambahkan perkataan Floria.
"Hal ini sudah biasa, makhluk ini harus menggunakan sihir pemiliknya untuk datang dan kembali."
"Jadi bagaimana kita memulangkannya."
"kita bisa mengirimkan energi sihir padanya dan ia bisa kembali."
"Bukannya dari awal dia sudah bisa menggunakan sihir."
Atas pernyataan ku, Floria maupun Rosalin mengelengkan kepala.
"Sihir summon sendiri adalah sebuah sihir pemanggilan yang di lakukan dengan menggunakan sihir dari luar mahluk yang di panggil. kita bisa mengibaratkannya seperti pintu tertutup."
Rosalin berhenti sejenak lalu melanjutkan.
'Bagaimana cara pintu itu terbuka."
"Dengan kunci kan."
"Itu benar, master... kunci itu ibarat seperti energi sihir dari sang pemilik jadi dia hanya bisa di kembalikan lagi dengan sihir luar yang sama pula...."
Aku masih tak mengerti.
"Singkatnya, ini aturan dari sihir summon."
"Ah, aku mengerti."
"Kenapa master bisa mengerti dengan penjelasan singkat, yang jelas aku akan menyalurkan energi ku padanya."
Rosalin menyentuh kepala kura-kura selama beberapa menit dan mahluk itu pun menghilang menjadi butiran cahaya.
Aku segera menangkap Rosalin yang sempoyongan.
"Aku sudah kehabisan sihir," katanya
"Mau bagaimana lagi, hisaplah darahku tapi jangan banyak banyak."
"Iya."
Aku menyodorkan tanganku dan Rosalin menghisap darahku dari sana.
"Master sangat lezat."
"Jangan menganggapku sebagai makanan."
Aku menggendong Rosalin di pangkuanku, tidak di sangka untuk mengirim mahluk barusan di butuhkan energi sihir yang banyak, dengan beristirahat sebentar Rosalin akan kembali pulih, untuk sekarang mari kembali ke kereta.
"Floria, mau gantian menggendong Rosalin, dia sangat berat."
"Aku tahu, di samping dia suka makan dia juga banyak memikul dosa berat karena mencuri haha, kalau dia mendengarku dia pasti mencekik ku sekarang, untunglah dia tertidur.... sini, biar aku yang menggendongnya."
"Terima kasih."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 1278 Episodes
Comments
uwa_botak
😂😂😂
2023-03-19
0
arfan
102
2022-07-06
0
SINYO Garden
mantaft
2022-03-17
1