"Inilah rumah baru kita," aku berteriak di depan perkarangan halaman, semua orang yang lewat melihatku dari luar gerbang masion, tapi aku tidak peduli.
Mata Eris berbinar melihat bangunan masion berlantai dua itu, Floria maupun Rosalin berjalan-jalan di luar selagi memeriksa langkahnya.
Karena masion ini sudah di tinggalkan cukup lama nampak tidak terurus, setiap perkarangan di penuhi rumput-rumput liar yang cukup tinggi.
"Ini lebih besar dari yang ku bayangkan," kata Floria bersemangat.
"Sebelumnya masion ini di tinggali seorang bangsawan bernama Listeria Beauty, karena ia harus mengelola kota Ellen jadi bangunan ini di jual."
Aku memberikan penjelasan saat kami masuk kedalam masion dan mereka mengangguk paham.
Dua hari lalu aku mendapatkan uang dari guild dan hasilnya kami membeli masion megah ini meski harus kehilangan semua uang itu, namun semua ini sepadan.
Eris berhenti tiba-tiba.
"Ada apa Eris," tanya rosalin di sampingnya.
"Ah, gawat disini banyak hantunya."
"Ha-hantu, nyeremin."
"Kau ini ras Iblis, masa takut sama hantu."
Aku berkata pada Floria yang bersembunyi di belakang Eris, bukannya yang harus ditakuti Floria adalah Dewi di dekatnya, kesampingkan hal itu, sekarang Eris berjalan di depan kami, ia seperti mengucapkan beberapa kata yang sulit di pahami, tiba-tiba saja seluruh masion bercahaya lalu menghilang setelah beberapa detik.
Rambut perak Eris yang terangkat kini terurai kembali.
"Aku mengirim mereka ke surga dengan begitu kita bisa tidur dengan nyenyak," katanya dengan senyuman yang membuatku ingin melindunginya.
"Terima kasih Eris, aku benar-benar takut dengan hantu, mereka terkadang suka menggangguku."
"Seperti apa contohnya," tanya Rosalin.
"Ketika aku mandi terkadang mereka menyembunyikan handukku...."
Kejahatan serius tuh.
"....menyobek-nyobek pakaianku, bahkan ketika aku belanja uangku tiba-tiba berkurang."
Yang terakhir itu terdengar mencurigakan, malahan kalau belanja uangnya masih tetap bukannya itu mencuri.
Aku hanya bisa menghela nafas panjang menanggapinya.
Beberapa saat kemudian.
"Hari ini kita akan mulai membersihkannya. Aku dan master akan membersihkan di dalam masion, Eris dan Floria di bagian luar," ucap Rosalin mengangkat alat pel di tangannya lalu melanjutkan.
"Ada pertanyaan?"
Floria mengangkat tangannya.
"Aku juga ingin bersama Shiji, bisakah kau saja yang berada di luar."
"Fufu aku ini vampir, terkena matahari terlalu lama tidak baik untuk kulitku... mohon pengertiannya."
"Aku juga sama, kulitku sensitif cahaya matahari."
Padahal belakangan ini mereka berdua sering berjalan-jalan di luar.
Aku berkata pada mereka.
"Aku dan Eris saja yang membersihkan di luar, kalian berdua bersihkan dalam masion."
"Mana mungkin," disaat seperti ini mereka baru terlihat kompak.
"Kalau berduaan dengan Shiji, aku merasa tidak aman, tolong selamatkan aku," ucap Eris dengan malu-malu.
Dia adalah Dewi penggoda yang mampu mengalahkan Succubus maupun vampir secara bersamaan, ada rasa kekalahan di hati musuhnya.
"Tidak ada jalan lagi, mari kita undi."
"Aku setuju, master harusnya selalu bersamaku."
Aku tidak peduli siapa yang menang, lagipula kita akan bersih-bersih bukan kencan atau semacamnya. Mereka terlalu bersemangat melakukan hal yang tidak bermanfaat.
Dan selanjutnya.
Eris lah yang keluar jadi pemenang.
Aku dan Eris mulai memotong rumput di halaman, Eris menggunakan topi untuk melindunginya dari cahaya matahari, jika di perhatikan dia seperti pekerja perkebunan yang cantik.
"Ini menyenangkan, aku belum pernah melakukan ini," kata Eris di sampingku.
"Jangan terlalu memaksakan diri, kalau capek kau boleh beristirahat dulu."
Eris menggelengkan kepalanya kekiri ke kanan, keheningan pun terasa di antara kami berdua.
Ini bukan keheningan yang selalu ku rasakan di dunia lamaku melainkan sebuah keheningan yang terasa nyaman, setiap kali aku melihat Eris ada kehangatan yang menyelimuti ku. Apa ini sesuatu yang mereka sebut jatuh cinta, aku menyukai setiap sisi dari Dewi bernama Eris ini, walau demikian aku memilih untuk tidak mengutarakannya dan lanjut menyelesaikan pekerjaanku.
"Selamat untuk tempat tinggal barunya," Rein muncul dari balik gerbang sambil membawa keranjang.
"Terima kasih sudah mau datang, sekarang kau boleh pergi."
"Oi.. mau berantem, setidaknya beri aku teh atau hal yang kau punya sebelum pergi atau aku ledakan masion mu ini."
Seseorang yang akan menggantikan Raja Iblis selanjutnya kini berada tepat di hadapanku, Rein. Dia sama sepertiku, dia berasal dari dunia lain.
"Baik, baik," aku menjawabnya sambil memegang keranjang yang ia bawa.
"Apa yang kau lakukan," katanya.
"Mengambil oleh olehmu."
"Ini untuk Eris bukan untukmu, lepaskan tanganmu."
"Eris tidak suka makanan manis jadi biar untukku saja."
Rein nampak terkejut atas pernyataan ku, dia menoleh ke arah Eris seakan minta konfirmasi darinya.
"Tentu saja aku menyukainya, Shiji itu berbohong."
Rencanaku gagal, walau aku berkedip ke arah Eris memintanya berbohong, Eris masih tetap jujur.
"Kau mau membodohi ku, hah!"
"Yahh, aku cuma bercanda, tenanglah.... jauhkan kristal itu dariku...."
"Fire Bolt."
Aku meledak dan terlempar jauh kebelakang.
Eris tersenyum nakal ke arahku dan itu tetaplah menggoda.
"Eris, Recovery mu."
"Ogah."
Aku tak sadarkan diri.
"Sepertinya aku berlebihan, apa yang harus kita lakukan."
Aku samar-samar mendengar suara itu..
"Bagaimana lagi, ayo beri nafas buatan."
Tanpa sadar aku berharap Eris yang melakukannya.
"Biar aku saja, ini juga tanggung jawabku,"
mendengar itu aku segera membuka mata lalu menjauhkan wajah Rien dari ku.
"Menjauhlah dariku, kau ini penerus Raja Iblis."
"Apa yang kau katakan, berhentilah melawan, biar aku menciummu."
"Ogah, aku ini bukan lolicon."
"Kau membuatku kesal Oi... tapi syukurlah kau sudah sadarkan diri."
Rein akhirnya menjauh dariku.
"Aku minta maaf sudah membuatmu begini."
"Tak masalah... lagi pula aku cuma pura-pura tadi."
"Mari hajar dia."
"Tolong maafkan aku," semua orang tersenyum kearahku dan untuk Rosalin sendiri dia memelukku.
"Aku sangat khawatir pada master, jika terjadi sesuatu aku tidak tahu harus berbuat apa."
"Eh."
Kenapa dia?
"Apa mereka selalu melakukan itu," tanya Rein tersenyum pahit.
Eris hanya cemberut, begitu pula Floria yang dari tadi hanya menggigit handuk yang di bawanya.
"Kau memang yang terburuk, kau pasti berencana menikahi mereka bertiga."
Ketiga orang yang di sebutkan Rein memerah, jika seperti ini aku tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Dan selanjutnya.
Kami makan malam bersama dengan suasana canggung. Ini semua gara-gara penerus Raja iblis itu memberikan kondisi aneh seperti ini pada kami.
"Aku sudah selesai, aku akan pergi ke kamarku, selamat malam," Eris yang pertama berdiri dari tempat duduknya, di susul Floria, terakhir Rosalin.
"Aku juga, sudah ngantuk, ma -malam."
"Aku harus pergi ke peti mati ku sekarang, sampai besok."
"Selamat malam," jawabku pada ketiganya dan mereka langsung berlari dengan pipi memerah.
Aku menarik nafas panjang, selagi menyandarkan punggungku di kursi dan bergumam.
"Biarlah, besok pagi semuanya akan kembali seperti biasanya."
"Kupikir akan sulit."
Aku terkejut saat seseorang menjawab gumamanku, namun tidak ada siapapun di dekatku. Bukannya Eris sudah mengirim semuanya ke surga, aku akan bertanya padanya besok.
Lebih baik aku pergi tidur.
(Tanpa di sadari Shiji, seseorang tengah mengawasinya dari langit langit masion, dia adalah seorang gadis kecil berpenampilan kelinci dengan tubuh tembus pandang)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 1278 Episodes
Comments
arfan
122
2022-07-05
1
Gatot Suharyono
ini novel dagelan . . . !?
2022-05-11
0
John Singgih
ada sosok misterius yang mengintai
2022-02-04
0