Kami berhasil melewati hutan Aria setelah mengalahkan beberapa monster yang menghadang.
Setelah kura-Kura raksasa itu di kirim kembali, beberapa monster mulai bermunculan menyerang kereta.
Kami hanya bisa mengandalkan Floria untuk sampai kesini, sementara Rosalin masih tertidur nyenyak.
Setengah hari berlalu, kami akhirnya sampai di kota Ellen sebuah kota bagian ujung kerajaan Alpinia, dari sini hanya sebuah laut yang menanti kami.
Berbeda dari kota Orion yang di padati petualang, disini di penuhi berbagai pedagang sesekali mereka menawariku barang dagangannya, namun aku menolak dengan halus, bukan karena apa-apa, sebenarnya uangku hanya sebatas untuk makan dan menyewa penginapan.
Aku benar-benar miskin, bahkan Eris pun tidak memberi uang padaku saat di pindahkan kemari. Yah, bersama dirinya juga sudah termasuk hadiah yang besar.
Aku menoleh ke arah Eris dan Eris memosikan dirinya bertahan.
"Kamu pasti berniat buruk padaku."
Kenapa disaat seperti ini dia begitu sensitif, aku hanya bisa menghela nafas panjang saat kereta berhenti di sebuah penginapan.
Pegawai penginapan mulai memindahkan kereta kami ke gudang sementara kami masuk ke dalam.
"Selamat datang mau menyewa berapa kamar," receptionis yang cantik menyambut kami dengan ramah. Mengingat jumlah kami.
Aku memesan tiga kamar, Eris akan sekamar dengan Floria, Rosalin bersama Anna dan kamar terakhir untuk ku.
Kami istirahat setelah makan malam, karena aku memesan kamar yang paling jauh dari mereka, jadi aku tidak perlu khawatir seseorang menyelinap ke dalam sini terutama Rosalin.
Aku berjalan ke dekat jendela, berada di lantai tiga, memudahkan ku untuk melihat pemandangan kota.
Tidak jauh berbeda dengan kota Orion, batu-batu Elemental di tempatkan sepanjang jalan sebagai penerangan bahkan kebanyakan rumah juga menggunakan hal yang sama namun desainnya lebih terlihat seperti lampu pijar.
Melihat itu, aku sedikit merindukan ponsel dan televisi. Hiburan di kota ini hanya cafe mencurigakan di seberang jalan.
Aku menatap tempat itu selagi menghela nafas panjang. Tunggu, ada seseorang keluar dari tempat itu.
Terlihat seperti seorang wanita dengan jubah serta tudung yang menyembunyikan wajahnya.
Jangan-jangan rosalin mencuri makanan lagi, aku keluar kamar, menuruni tangga, dan ku lihat sosok wanita bertudung itu berbelok ke gang buntu.
Aku berjalan ke arahnya selagi mengendap-endap. Aku menyentuh bahunya dan ia berteriak terkejut.
"Kyaaaa...."
Aku tidak mengenal suaranya, tapi suaranya terdengar imut.
"Kau barusan mencuri di cafe itu kan?"
"Tidak, ini punyaku.... aku membelinya dengan uangku sendiri," jawabnya selagi mundur ke belakang.
Yang di bawanya adalah beberapa botol wine.
"Apa yang ingin kau lakukan padaku."
"Tidak ada, aku kira kau temanku yang mencuri ternyata bukan... aku akan pergi sekarang."
"Tunggu sebentar."
Aku menoleh ke belakang saat hendak melangkah pergi, karena ia memakai tudung aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
"Kau pasti pendatang yah, siapa namamu?"
"Shiji, aku dari kota Orion."
"Dari Orion kah, aku juga pernah tinggal disana tapi sekarang aku sudah menjual rumahku pada orang lain."
"Kau pasti banyak uang, walau begitu jangan terlalu sering minum alkohol. Tidak baik untuk kesehatanmu."
Wanita itu tertawa setelah mendengar kata-kataku.
"Kau tahu, selama ini aku sangat sulit mendapatkan minuman ini, pelayanku sangat tegas padaku."
"Aku kasihan pada pelayanmu."
"Kau harusnya kasihan padaku."
Aku hanya tersenyum pahit padanya. Ia lalu berjalan ke arahku selagi melepas tudungnya.
Rambutnya pirang panjang bergaya bor, matanya biru terlihat mempesona tatkala terkena cahaya dari bulan.
"Namaku Listeria Beauty, salam kenal orang asing."
"Listeria, kau pemilik kota ini."
"Dibanding di sebut pemilik harusnya kau bilang yang mengelolanya, tapi itu benar... aku orangnya "
"Ini kebetulan yang aneh."
Listeria memiringkan kepalanya.
"Aku yang membeli rumahmu."
"Hehhhhh."
Beberapa saat kemudian, ntah kenapa aku dengannya jadi akrab.
"Jadi Begitu, kau datang karena permintaan ibuku."
"Lia ibumu?"
"Kau memanggil ibuku dengan namanya."
"Dia yang memintanya sendiri."
"Yang bener, ku harap kau tidak akan menjadi ayah tiriku, rasanya aneh ayahku lebih muda dariku."
"Yah, aku juga tidak ada niat menikahi ibumu."
"Begitu, kalau ibuku mendengarnya dia akan terluka, kau tahu orang asing? ibuku sangat menakutkan kalau marah."
"Bodo amat."
Jawaban ku membuat Listeria tertawa.
"Walau dia ibumu, tapi kau tidak memakai nama keluarga mu."
"Soal itu karena ia bukan ibu kandungku, aku hanya anak adopsi."
"Begitu, jadi kau dengan Sirius, bukan adik kakak kandung."
Listeria meminum wine nya sebelum menjawab ku.
"Kau salah orang asing, hubungan kekeluargaan tidak harus terikat dengan darah... kami benar-,benar adik kandung."
Aku mengerti perasaannya, tapi rasanya tidak nyaman di panggil orang asing mulu.
"Mau minum."
"Aku tidak minum alkohol... kau sudah mabuk, berhentilah minum dan sana balik ke rumahmu...Oi, jangan muntah di bajuku
"
"Hey orang asing, antarkan aku pulang."
"Ogah."
Aku terus menjauhkan badan Listeria dariku sampai seseorang muncul dari balik bayangan. Ekpresinya sangat datar hingga aku sedikit merinding.
"Namaku Lita.. aku pelayan pribadi nyonya Listeria, bisakah aku yang mengantarnya pulang."
"Aku akan berterima kasih jika kau mau melakukannya."
"Itu sudah tugas saya," katanya dengan ekpresi datar.
Lita adalah seorang wanita dengan pakaian maid, bertelinga kucing dengan rambut hitam sebahu. Ia mulai membawa Listeria dariku.
"Ngomong-ngomong sejak kapan kau berada di sana," tanyaku.
"Sejak lama, nyonya ku ini sedikit nakal terhadap laki-laki... tadinya aku akan membunuhmu jika kau berani menyentuh nyonyaku."
Aku Merinding ***, dia mengatakannya dengan ekpresi datar layaknya seorang psikopat berdarah dingin.
"Aku bukan orang yang seperti kau bayangkan."
"Kurasa kau benar, kalau begitu kami permisi, terima kasih sudah menemani nyonyaku."
Dan selanjutnya, keduanya menghilang di ujung gang.
"Aku juga harus kembali sekarang."
Pagi pertama di kota Ellis.
"Bangun Shiji, bagun."
"Bagaimana kau bisa masuk ke sini?"
"Itu tidak penting sekarang kita sudah di kepung."
Orang yang terlihat panik membangunkan ku itu adalah Floria.
Beberapa saat kemudian 10 pelayan memasuki kamarku, salah satunya orang yang ku temui semalam, Lita.
"Apa yang harus kita lakukan padanya ketua," tanya salah satu pelayan pada Lita.
Dia pasti esekutif pelayan yang berdiri lebih tinggi dari pelayan lainnya.
"Kita di perintahkan untuk membawa orang-orang ini ke kediaman nyonya, jika menolak kita harus menggunakan kekerasan."
"Kami akan ikut denganmu."
"Senang mendengarnya, mari pergi," ekpresinya masih datar seperti sebelumnya.
Aku mengikuti Lita di depanku, Floria di sampingku sedangkan pelayan lainnya di belakang.
"Bagaimana yang lainnya."
"Mereka sudah pergi duluan."
"Hey, Shiji.... apa yang akan mereka lakukan."
"Mereka bukan orang jahat, paling mereka ingin menjamu kita."
Floria nampak kebingungan atas jawabanku namun saat tiba di kediaman Listeria, dia mulai mengerti.
"Selamat datang tuan, mau makan, mau mandi, atau mau aku..." Eris menyambutku dengan pakaian pelayan yang sama yang dikenakan Lita
"Aku memilih yang terakhir."
"Tapi cuma boong."
Sudah ku duga dia orang paling jahil di dunia ini.
"Kalian sudah datang, orang asing dan temannya silahkah duduk."
"Bisakah kau tidak memanggilku orang asing."
Ini adalah ruang makan dengan meja panjang yang mewah.
"Master, aku sudah makan lima piring."
"Jangan di banggakan napa."
Rosalin tersenyum tipis, kemarin dia pasti kelelahan, sudah sewajarnya dia harus mengisi tenaganya kembali dengan makanan ini, Aku sedikit bersyukur dia tidak menghisap darahku hari ini.
Anna yang duduk di sebelahnya terlihat menikmati makanannya.
"Silahkan," Lita memundurkan kursi untukku dan pelayan lainpun melakukan hal yang sama pada Eris maupun Floria
'Jangan sungkan, silahkan di nikmati."
Aku menganguk atas tawaran Listeria.
"Semalam aku sangat mabuk, terima kasih kau sudah mengantarku pulang, aku mendengarnya dari Lita."
Dia menyembunyikan faktanya rupanya dia tidak ingin ketahuan selalu mengawasi nyonyanya. Tapi aku akan membongkarnya.
"Listeria...."
Sebelum aku bisa membuka mulutku sebuah apel masuk ke tenggorokanku.
"Cobalah ini tuan, ini berasal dari kebun terbaik kami."
Dia orang sadis, aku memilih menyerah melawannya.
"Ah ini enak..... untuk semalam bukan apa apa," ketiga partyku berserta Anna memandangku sinis.
"Pantas saja master memilih tinggal di kamar paling jauh apa master bersama nyonya ini semalam."
"Jangan mengatakan sesuatu yang membuat salah paham, Aku hanya keluar dan menemukannya nyonya Listeria di jalan."
Semua orang menganguk mengerti.
"Bisakah kalian semua berhenti memanggilku nyonya, aku masih di usia 20 tahun dan masih belum menikah."
"Aku turut prihatin dengan keadaanmu."
"Ngajak berantem orang asing."
"Aku cuma bercanda," kataku setelah di todong oleh Lita dengan sebuah pisau, tentu orang lain tidak mengetahuinya.
Dia orang yang paling berbahaya di sini.
"Lalu kenapa kau mengundang kami ke sini."
"Ini hanya sebagai ucapan terima kasih dan, lagian kalian juga akan melaksanakan misi berbahaya bukan."
"Kanapa kau bisa tahu?"
Kemarin aku hanya mengatakan bahwa kami di suruh Lia untuk mencari ikan di laut darimana ia tahu tentang misi kami sebenarnya. Selagi aku bertanya di dalam hatiku , Anna lah yang menjawabnya.
"Kak Listeria sudah tahu dari awal, dialah yang pertama kali aku pinta bantuan namun Ia menyuruhku untuk pergi ke ibukota dan berakhir di kota Orion."
"Kalian membuat gadis kecil kesusahan."
"Haha, aku tidak berniat begitu."
"Tak apa Shiji, aku lebih senang melakukannya sendiri."
Aku hanya bisa menghela napas atas pernyataan Anna.
Listeria berkata pada kami semua.
"Walau memang benar ada kota di dasar laut, tapi aku harap kalian semua merahasiakan keberadaannya demi menjaga penduduk Atlantis dari dunia luar."
"Dari awal kami sudah memutuskan seperti itu." jawabku memotong pembicaraan Listeria.
"Senang mendengarnya, untuk kapal sendiri aku sudah menyiapkannya di Dermaga, kalian bisa langsung pergi setelah makan."
"Kami sangat menghargainya."
Inilah bantuan yang kami butuhkan.
Kami akan tahu naga seperti apa yang akan kami lawan setelah pergi ke sana..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 1278 Episodes
Comments
Rhakean Djati
pelecehan verbal yaa.hahahaa
2024-07-02
0
Rhakean Djati
Dewi konyol.
2024-07-02
0
arfan
90
2022-07-06
0