Ini adalah pemukiman elf yang sudah selesai di bangun, tepatnya di sebelah Barat kota Orion. Tidak hanya kami bertiga orang yang berpengaruh pun turut datang, dia sedang berdiri memberi penyambutan.
"Wah! wanita itu sangat cantik, kau mengenalnya," di sebelahku Floria terlihat bersemangat, dia adalah seorang Succubus yang cantik namun dia masih sempat memuji orang lain. Inikah yang di sebut dengan sosok rendah hati itu, jika benar Floria termasuk orang baik yang tidak sombong sesuatu yang hampir punah di dunia lamaku.
Aku mengatakannya bukan karena iseng, ini termasuk pengalamanku, di duniaku aku adalah jomblo ngenes, aku juga sempat di tolak beberapa cewe yang ku sukai karena sesuatu yang di sebut uang.
Cinta memang buta tapi tidak cukup buta untuk membedakan mana orang berduit atau tidak.
Selagi memikirkan itu, aku menghela nafas.
"Bukannya kau tinggal di sini, dia bangsawan Duke yang mengelola kota ini."
"Aku baru tahu, selama ini aku memang tidak terlalu tertarik dengan kota sih."
Bahkan setelah 100 tahun berlalu, dia masih tak tertarik, ku tarik lagi omonganku bahwa Floria orang baik. Floria hanya sedikit baik.
"Jangan katakan itu pada orang lain atau kau akan di penjara."
"Aku tahu."
Penduduk disini sangat mencintai kota ini, bahkan sebelumnya saat aku datang ke guild, jika rank C ke atas tidak ikut misi darurat mereka akan di usir.
Aku tidak bisa membayangkan hukuman untuk Floria, dia sudah berada di kota selama 100 tahun tapi masih tidak peduli dengan keadaan kota, itu tidak akan berakhir dengan pengusiran, dia mungkin akan di telanjangi lalu berkeliling kota.
Yah, walau sebagian laki-laki ada yang mengharapkannya, tentu itu bukan aku.... bukan aku.
Sebuah pukulan menghantam kepalaku dan orang yang melakukannya Eris.
"Apa yang kau lakukan."
"Aku merasakan hawa negatif darimu, semacam itulah."
Dialah Dewi berhati suci, bahkan pukulannya mampu menjernihkan pikiranku. Aku berterima kasih untuk itu.
Sekarang di depanku sudah berganti orang, yang tadinya Regalia sekarang sambutan di ambil alih Senia.
Elf memang yang terbaik, penampilannya mencerminkan sebuah kecantikan yang di barengi oleh kecerdasan pikiran, sosok yang sering di temui dari mereka.
"Siapa wanita cantik itu, kau mengenalnya."
"Sampai kapan kau menanyakan hal yang sama."
Atas jawabanku, Floria cemberut.
"Kau ini tidak bisa mengagumi kecantikan seorang wanita."
"Maaf saja, bagiku kecantikan Eris tiada tara."
"Tolong jangan bandingkan kami dengan Dewi, Aku benar-benar frustasi mendengarnya."
Beberapa saat kemudian penyambutan itu pun di tutup dengan kami yang saling bersulang dan pesta pun di mulai.
Lalu..
Floria menarik tangan Eris dan pergi meninggalkanku menuju meja yang di taruh berbagai makanan, bagi Eris sendiri, ia pasti akan memilih olahan makanan ikan.
Ketika aku memandanginya di saat yang sama seorang wanita yang berpengaruh mendekatiku. Rambutnya pirang di potong sebahu, matanya yang kuning keemasan menawan dan ia biasa mengenakan gaun berenda serta sarung tangan panjang--Regalia Alistria Weafolt seorang bangsawan Duke yang terlihat lebih muda dari umurnya.
"Lama tak jumpa Shiji," katanya yang ku jawab dengan anggukan.
"Bagaimana penampilanku," dia memutarkan tubuhnya, aku tidak tahu untuk apa hal itu di lakukan.
Saat pertama ia menunjukan nya padaku ku pikir dia ingin memikatku, mungkin saat itu aku salah sebenarnya dia sedang menyombongkan gaunnya, pasti itu....
"Gaun anda sangat indah," mendengar jawabanku ia mengembungkan pipinya, tolong jangan buat ekpresi itu, aku pasti akan tertipu bahwa dia sudah pernah menikah.
"Maksudku bagaimana denganku," katanya memotong pikiran ku.
"Yah, seperti biasanya anda mempesona," Ku jawab demikian supaya cepat selesai.
Regalia tersenyum atas pendapatku lalu melanjutkan perkataannya selagi menyilangkan tangannya di dada.
"Apa gadis itu anggota party mu yang baru."
Yang dimaksud Regalia adalah gadis berambut merah yang sedang meminum bir se tong besar, aku kasihan pada Eris yang sedang kewalahan.
"Namanya Floria, kami menemukannya di jalan tadi siang."
"Ahaha, jika dia mendengarnya, kamu pasti akan berakhir babak belur loh."
"Aku cuma bercanda, jangan katakan padanya."
Regalia tersenyum tipis.
"Ngomong-ngomong shiji, bagamana menurutmu tentang kota ini?"
"Nyaman dan hangat, terkadang beberapa orang juga menyapaku di jalan."
"Begitu kah, aku senang mendengarnya.... awalnya kota ini lebih ramai dari ini, namun karena invasi Raja Iblis, beberapa orang melarikan diri dan tak pernah kembali."
Raut wajah Regalia berubah suram, dari kata-katanya aku sedikit kepikiran satu hal.
"Raja iblis ingin menghancurkan kota ini, kota ini tidak besar, kenapa dia ingin melakukannya," mendengar pertanyaanku, Regalia menarik nafas sebelum menjawab ku.
"Karena selama ini, kota ini menghasilkan petualang yang hebat."
Satu kata itu, memunculkan pertanyaan yang lainnya.
"Beberapa waktu lalu pihak kerajaan berhasil memojokan Raja Iblis, dan mereka mulai mencari informasi tentang orang-orang yang kuat yang bisa melawannya hingga seperti itu dan di temukanlah kota kami sebagai penghasilnya."
Raja Iblis ini lumayan pintar, jika dia menghancurkan kota ini maka orang-orang kuat yang mengancam dirinya di masa depan tidak akan ada lagi.
"Pantas saja guild sedikit memaksa petualang rank atas, untuk melindungi kota ini."
"Berarti Shiji sudah bertemu Layla, ya, peraturan itu di buat akhir-akhir ini, itu karena ketika penyerangan tiba, rank atas yang kami andalkan malah melarikan diri hingga kami pun kehilangan cukup besar."
Jadi itu alasan sebenarnya dari guild, singkatnya kebanyakan petualang atas akan melarikan diri saat terjadi penyerangan dan kembali saat semuanya mereda, mereka orang yang tidak bisa di maafkan.
"Bagaimana denganmu, kamu sudah bergabung dengan guild."
"Soal itu, aku ingin memikirkannya lagi."
"Begitu, kalau mau.... bagaimana kalau partymu menjadi anak buahku, tentu kamu akan mendapatkan perlakuan special dariku."
Perlakuan spesial terdengar tidak baik untukku jadi aku menolaknya dengan lembut.
"Kami tidak suka menjadi anak buah siapapun bahkan kami lebih suka berpetualang bebas seperti ini tapi jika nyonya Regalia punya masalah kami siap membantu anda."
Regalia terseyum ke arahku.
"Ngomong-ngomong shiji, bisakah kamu memanggilku Lia saja, aku ingin sesekali ada orang yang memanggil ku demikian."
"Aku tidak keberatan sih, Lia."
"Ya, terima kasih banyak... aku sangat merindukan nama panggilan itu."
"Tunggu, kenapa kau menangis."
"Ada debu di mataku.... kalau begitu aku permisi dulu, sampai nanti," katanya selagi menyeka ujung matanya.
"Sampai nanti."
Aku mengalihkan pandanganku ke arah mereka berdua lalu menghembuskan nafas panjang dan bergumam.
Sebaiknya kami pulang sekarang.
"...jangan ganggu aku Eris, biarkan aku bersenang-senang malam ini."
"Ayo pulang."
"Tidak mau...."
Semua orang menatap ke arah Floria dan Eris.
"Hentikan, Floria jangan membuka bajumu disini.... Shiji bantu aku, cepatlah."
"Baik, baik."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 1278 Episodes
Comments
Rhakean Djati
nah loh. succubus mulai berulah
2024-07-01
1
Ayub Bagas
waduh
2023-07-06
1
arfan
139
2022-07-05
0