Menantu Terhina 05

Erlan kembali ke rumah dan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia sedikit merasa heran, mengapa dirinya bisa tertidur begitu lama di kantin? Biasanya dia begitu juga saat jaga malam, tapi paling hanya sekitar 10-15 menit dia akan memejamkan mata. Dan pasti kalau ada panggilan telepon, dia akan segera bangun.

" Apa aku saking lelah dan mengantuk hingga tidak mendengar panggilan ponsel yang berkali-kali itu?"

Entahlah, Erlan tidak mau ambil pusing untuk hal tersebut. Dia memilih untuk melanjutkan tidurnya.Tapi sesaat kemudian Erlan merasa dan yang aneh dengan rumahnya. Ia tidak melihat sang istri, padahal ini adalah hari minggu. Seharusnya istrinya berada di rumah karena kantor jelas libur.

Drtzzzz

" Hallo mas, kok tumben mas belum pulang?"

Rupanya itu adalah penggilan telepon dari Yasmin. Erlan diam sebentar, ia lalu berpikir kira-kira hal apa yang ia lewatkan.

" Astaga, iya dek. Bentar ya, aku udah pulang kok ini. Bentar lagi sampai."

" Oke mas, aku tunggu ya."

Erlan mengacak rambutnya sendiri. Bisa-bisa nya ia lupa kalau dia dan sang istri sudah pindah ke rumah mertua.

" Ya Tuha ERlaaaan, apa yang kamu pikirkan hah! Kok ya lupa kalau udah pindah."

Erlan langsung bergegas untuk segera kembali ke Lemah Joglo. Sungguh rasanya begitu berat saat mengendarai motor untuk ke sana. Ia tidak bisa memprediksi apa yang akan ia alami nanti.

Di depan gerbang, Yasmin sudah berdiri menunggu Erlan. Wajah cantik istrinya itu merupakan pelipur hatinya yang saat ini sedang tidak karuan.

" Sudah lama menunggu di sini?"

" Nggak kok mas, baru aja aku keluar. Tumben sampe sedikit siang gini."

" He he he, maaf tadi aku sempet pulang ke rumah. Aku lupa kalau kita sudah pindah ke sini."

Pluk

Yasmin menepuk lengan sang suami pelan. Keduanya kemudian tertawa bersama. Erlan turun dari motornya dan mendorong motornya masuk ke dalam halaman Lemah Joglo dengan dibantu Yasmin dari belakang. Sungguh pemandangan yang manis.

Tapi tidak untuk Sonya. Ia jelas tidak suka melihat interaksi Erlan dan Yasmin. Lagi-lagi ia menilai bahwa Erlan bukanlah pria yang pantas untuk sang putri.

" Sebentar lagi, ya sebentar lagi aku akan membuatmu pergi dari sini. Sekarang nikmati saja waktumu. Aku akan menyingkirkan kuman sepertimu itu."

Sonya membalikkan badan. Ia mengambil ponsel dan mulai berbicara melalui benda pipih itu. Sepertinya ia sedang membuat sebuah rencana. Terlihat seringai terbit dari bibirnya yang bergincu merah.

" Pastikan semua datang. Aku ingin semua menghadiri jamuan makan malam itu."

" Tenang saja nyonya. Jika ada yang membuat acara, saya pastikan semua akan hadir. Seorang Sonya Ningrum, siapa yang tidak ingin beramah taman dengan Anda."

" Bagus, kamu selalu bisa andalkan."

Sonya kembali masuk ke dalam rumah. Dilihatnya sang suami masih sibuk dengan laptopnya. Ia pun duduk di sebelah suaminya. Sepintas ia melirik ke arah laptop, ia tidak melihat apapun di sana kecuali barisan angka yang ia tidak mengerti apa maksudnya.

" Ada apa hmm?" Tanya Haryo kepada Sonya lalu menghentikan kegiatannya.

" Mas, apa sebaiknya tidak minta Yasmin untuk kembali ke perusahaan. Dari pada dia bekerja di kantor kecil begitu. Apa kata orang mas, putri tunggal Haryo Suryoprojo bekerja di sebuah perusahaan kecil padahal ia adalah pewaris SJ Grup."

Haryo sebelumnya tidak pernah berpikir soal itu. Saat Yasmin memutuskan untuk menikah dengan Erlan, maka dia tidak lagi peduli dengan sang putri dan juga apa yang dikerjakan.

Tapi kini, sepertinya ia harus memikirkan hal itu. Yasmin sudah kembali ke rumah. Maka dari itu sudah sepantasnya sang putri mulia belajar untuk mengelola perusahaan.

" Iya juga ya. Coba panggil dia kemari."

Sonya meminta salah satu art nya untuk memanggil Yasmin. Ia kelas tidak mau memanggilnya sendiri. Sonya Enggan melihat wajah dari Erlan. Tampaknya rasa benci Sonya kepada menantunya itu sudah sampai ke ubun-ubun.

Tok to tok

"Non Yas ... dipanggil nyonya besar."

" Oh ya terimakasih ya."

Yasmin melihat ke arah tempat tidur, di sana ada Erlan yang tertidur pulas. Sepertinya pekerjaan sang suami saat shift malam begitu banyak. Erlan bahkan langsung tertidur saat tubuhnya menyentuh ranjang.

" Tidurlah mas. Kamu pasti sangat lelah."

Yasmin keluar dari kamar dna menutup pintu dengan pelan. Ia tidak ingin mengganggu istirahat sang suami. Ia berjalan menuju tempat dimana mami dan papi nya berada. Berkali-kali ia membuang nafasnya kasar. Entah apa yang ia rasakan, tapi setipa berbicara dengan kedua orang tuanya pasti tidka berakhir dengan baik.

" Ada apa mi, pi?"

" Duduklah dulu. Ada hal yang mau papi mu katakan."

Yasmi duduk tepat di depan kedua orang tuanya. Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat dari ritme detak normal.

" Kenapa jadi tegang gitu Yas? Papa tidak akan mengusik mu dengan suami mu itu."

Bohong, jelas kata-kata yang keluar dari mulut Haryo adalah sebuah kebohongan. Jelas sekali, dengan keinginan Haryo dan Sonya meminta Yasmin dan Erlan kembali pasti ada tujuan tertentu. Yasmin tidka serta merta percaya dengan ucapan sang ayah.

" Lalu ada apa papi memanggil Yasmin kemari?"

" Kembalilah ke perusahaan. SJ Group membutuhkan kamu."

Satu sudut bibir Yasmi terangkat, yang benar saja. Ia seperti ingin tertawa mendengar ucapan ayahnya. Bagaimana tidak, kemarin-kemarin secara terang-terangan Haryo mengatakan bahwa dia tidak lagi membutuhkan putri seperti dirinya. Dan sekarang, Haryo meminta Yasmin kembali ke perusahaan.

" Apa benar perusahan membutuhkan aku? Atau, hanya nama baik papi dan mami yang membutuhkan aku? Haish, sungguh ironi."

" Yasmin! Jaga bicaramu! Apa ini yang kamu dapatkan setelah menikah dengan pria miskin itu? Minim attitude!"

Yasmin membuang nafasnya kasar. Ia selalu tidak suka jika suaminya dihina begitu. Bagaimanapun juga Erlan adalah suaminya, dan ia tidak ingin jika sang suami selalu direndahkan oleh orang bahkan jika itu adalah kedua orang tuanya sekalipun.

" Please mi, tidak usah membawa nama Mas Erlan untuk urusan kita. Apa mami lupa, waktu itu papi secara tegas mengatakan kalau tidka butuh Yasmin lagi?"

" Itu karena kamu lebih memilih pria miskin, kampungan, buruh, dan tidak bisa berbuat apapun. Pria yang jelas tidak jelas asal usulnya pria yang tidak memiliki masa depan yang cerah."

Yasmi sungguh tidak taha dengan semua cacian dan hinaan yang ibu nya keluarkan untuk sang suami. Ia langsung berdiri dan memilih untuk pergi.

" Maaf, sepertinya pembicaraan ini hanya akan sia-sia. Yasmin permisi."

" Yasmin, tunggu. Kurang ajar kamu ya. Tidak sopan kepada kedua orang tua!"

Sonya berteriak marah. Ia sungguh geram dengan ulah anak perempuan satu-satunya itu.

" Sudahlah Sonya, biarkan saja dulu. Kita tunggu waktu itu datang," ucap Haryo menenangkan sang istri. Ia menarik tangan Sonya dan meminta wanita paruh baya itu untuk kembali duduk.

" Ya, kamu bener mas. Lihat nanti."

TBC

Terpopuler

Comments

Muhammad Fauzi

Muhammad Fauzi

kata orang buah itu jatuh gak jauh dari pohonnya tapi ne kok beda ya
mungkin nanam nya di pinggir sungai kali ya.
jadi gitu jatuh langsung ke bawa arus
/Tongue//Tongue//Tongue//Tongue//Tongue/

2024-05-06

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

YG MINIM ATTITUDE DN AHKLAK ITU KALIAN..

2023-11-15

1

Khusnul Awalin

Khusnul Awalin

ngeri juga ya darah biru ini😄😄

2023-10-18

1

lihat semua
Episodes
1 Menantu Terhina 01
2 Menantu Terhina 02
3 Menantu Terhina 03
4 Menantu Terhina 04
5 Menantu Terhina 05
6 Menantu Terhina 06
7 Menantu Terhina 07
8 Menantu Terhina 08
9 Menantu Terhina 09
10 Menantu Terhina 10
11 Menantu Terhina 11
12 Menantu Terhina 12
13 Menantu Terhina 13
14 Menantu Terhina 14
15 Menantu Terhina 15
16 Menantu Terhina 16
17 Menantu Terhina 17
18 Menantu Terhina 18
19 Menantu Terhina 19
20 Menantu Terhina 20
21 Menantu Terhina 21
22 Menantu Terhina 22
23 Menantu Terhina 23
24 Menantu Terhina 24
25 Menantu Terhina 25
26 Menantu Terhina 26
27 Menantu Terhina 27
28 Menantu Terhina 28
29 Menantu Terhina 29
30 Menantu Terhina 30
31 Menantu Terhina 31
32 Menantu Terhina 32
33 Menantu Terhina 33
34 Menantu Terhina 34
35 Menantu Terhina 35
36 Menantu Terhina 36
37 Menantu Terhina 37
38 Menantu Terhina 38
39 Menantu Terhina 39
40 Menantu Terhina 40
41 Menantu Terhina 41
42 Menantu Terhina 42
43 Menantu Terhina 43
44 Menantu Terhina 44
45 Menantu Terhina 45
46 Menantu Terhina 46
47 Menantu Terhina 47
48 Menantu Terhina 48
49 Menantu Terhina 49
50 Menantu Terhina 50
51 Menantu Terhina 51
52 Menantu Terhina 52
53 Menantu Terhina 53
54 Menantu Terhina 54
55 Menantu Terhina 55
56 Menantu Terhina 56
57 Menantu Terhina 57
58 Menantu Terhina 58
59 Menantu Terhina 59
60 Menantu Terhina 60
61 Menantu Terhina 61
62 Menantu Terhina 62
63 Menantu Terhina 63
64 Menantu Terhina 64
65 Menantu Terhina 65
66 Menantu Terhina 66
67 Menantu Terhina 67
68 Menantu Terhina 68
69 Menantu Terhina 69
70 Menantu Terhina 70
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Menantu Terhina 01
2
Menantu Terhina 02
3
Menantu Terhina 03
4
Menantu Terhina 04
5
Menantu Terhina 05
6
Menantu Terhina 06
7
Menantu Terhina 07
8
Menantu Terhina 08
9
Menantu Terhina 09
10
Menantu Terhina 10
11
Menantu Terhina 11
12
Menantu Terhina 12
13
Menantu Terhina 13
14
Menantu Terhina 14
15
Menantu Terhina 15
16
Menantu Terhina 16
17
Menantu Terhina 17
18
Menantu Terhina 18
19
Menantu Terhina 19
20
Menantu Terhina 20
21
Menantu Terhina 21
22
Menantu Terhina 22
23
Menantu Terhina 23
24
Menantu Terhina 24
25
Menantu Terhina 25
26
Menantu Terhina 26
27
Menantu Terhina 27
28
Menantu Terhina 28
29
Menantu Terhina 29
30
Menantu Terhina 30
31
Menantu Terhina 31
32
Menantu Terhina 32
33
Menantu Terhina 33
34
Menantu Terhina 34
35
Menantu Terhina 35
36
Menantu Terhina 36
37
Menantu Terhina 37
38
Menantu Terhina 38
39
Menantu Terhina 39
40
Menantu Terhina 40
41
Menantu Terhina 41
42
Menantu Terhina 42
43
Menantu Terhina 43
44
Menantu Terhina 44
45
Menantu Terhina 45
46
Menantu Terhina 46
47
Menantu Terhina 47
48
Menantu Terhina 48
49
Menantu Terhina 49
50
Menantu Terhina 50
51
Menantu Terhina 51
52
Menantu Terhina 52
53
Menantu Terhina 53
54
Menantu Terhina 54
55
Menantu Terhina 55
56
Menantu Terhina 56
57
Menantu Terhina 57
58
Menantu Terhina 58
59
Menantu Terhina 59
60
Menantu Terhina 60
61
Menantu Terhina 61
62
Menantu Terhina 62
63
Menantu Terhina 63
64
Menantu Terhina 64
65
Menantu Terhina 65
66
Menantu Terhina 66
67
Menantu Terhina 67
68
Menantu Terhina 68
69
Menantu Terhina 69
70
Menantu Terhina 70

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!