" Anak itu cuma sopir di keluarga kita?! bisa bisanya bapak menyuruhmu menikahinya?!" ujar pak lek ( om ) yang sejak dulu memang tidak menyukai Agung.
" Itu sudah keputusan bapak, dan keputusan bapak itu biasanya yang terbaik mas??!" jawab si bulek ( tante ) sembari memegang tangan ajeng.
Sementara ajeng hanya diam tertunduk, perempuan itu tidak tau harus berkata apa di depan pak lek dan buleknya yang sedang berseteru itu.
Mbah kung sedang tidak ada, Bagus juga belum pulang, karena itu pak lek nurdin itu bisa berkata seenak perutnya.
" Aku tidak setuju jeng! dari dulu aku tidak suka kehadiran anak itu disini?! Kenapa bapak harus memanggilnya kembali kesini?!" ujar Nurdin,
" Mas?! Agung pernah salah apa sih padamu?! Perasaan dia anak yang baik dan penurut, kau tau itu?!" protes Susan,
" penurut tapi ujung ujungnya mengharapkan sesuatu kan percuma?!"
" pikiranmu buruk mas?!"
" seperti tidak ada laki laki lain saja! Meskipun dia menjadi seorang tentara sekarang, tetap saja anak itu dulu sopir keluarga kita! tidak pantas untuk ajeng!"
" tidak pantas atau kau takut akan sesuatu? Kau takut kalau bapak memberi sesuatu untuk anak itu kan mas?!"
" diamlah kau san?! Kau itu terlalu polos! Pakai logikamu, dia itu anak buruh, setelah jadi yatim piatu bapak mengurusnya, menyekolahkannya, bahkan menjadikannya tentara, sekarang belum cukup ia mau menikahi ajeng, tidakkah dia terlalu serakah?! Harusnya dia sadar diri dan menolak meski itu keinginan bapak!
dia kan punya gaji, punya pekerjaan, kenapa dia terus menumpang disini setelah pindah?!" tegas Nurdin pada susan.
Ajeng yang mendengar itu lama lama tidak tahan juga, ajeng bangkit, ia berusaha pergi tapi pak lek nya itu mencegahnya.
" Pak lek belum selesai bicara jeng?!"
" ajeng capek pak lek?!" jawab ajeng,
" asal pak lek tau, bukan mas agung sengaja tinggal disini, tapi kung yang memaksanya tinggal,
mas agung juga tidak pernah mengharapkan apapun dari keluarga kita, kalau dia memang ingin, sudah sejak dulu dia menerima apapun yang di berikan mbah kung, asal pak lek tau, di belikan motor saja dia tidak mau, dia malah lebih memilih membeli motor sendiri meski itu bukan motor baru?" jelas Ajeng,
" kau membela sopir itu jeng?" tanya nurdin,
" sudah berani kau pada pak lek mu ini?" tanya nurdin lagi,
" ucapan ajeng itu benar mas?!" imbuh susan,
" jangan jangan kau jatuh cinta setelah melihatnya gagah berseragam begitu? Iya jeng? Kau jangan tertipu penampilan?!"
Ajeng benar benar lelah dengan semua perkataan pak lek nya yang dari dulu selalu menyudutkan agung.
" Sudahlah, pak lek dan bulek pulang saja, kalau ada keluhan sampaikan langsung pada mbah kung, jangan pada ajeng, karena ajengpun hanya menuruti apa kata mbah kung, ajeng sudah pusing, jadi jangan buat ajeng semakin pusing," ajeng berjalan pergi ke kamarnya, meninggalkan pak lek dan buleknya yang masih terduduk di ruang tamu.
Sementara itu mbok gatik yang sedari tadi di dapur berjalan keluar, betapa terkejutnya mbok gatik saat melihat agung yang masih berseragam lengkap itu berdiri dan bersandar di dinding belakang, rupanya agung sudah pulang sedari tadi, dan pastinya ia mendengar semua ucapan anak kedua mbah kakung itu.
Wajah mbok Gatik terlihat sedih, ia mendekat ke agung dan menyentuh lengan laki laki itu,
" jangan di dengar ya mas.. pak nurdin sejak dulu memang begitu.. Jangan sampean masukkan ke hati..??" mbok gatik menenangkan.
Agung menatap mbok gatik, ia tersenyum sembari mengangguk pelan,
" saya mengerti mbok.." jawab agung masih berdiri di tempatnya,
" Masuklah ke dalam kamar mas.. ganti baju, terus makan.. ya?" ucap mbok gatik,
" iya mbok.." jawab agung melangkah pelan ke masuk, lalu segera masuk ke dalam kamarnya.
Sementara malamnya, mbok gatik menyampaikan kejadian tadi sore pada mbah kung.
Tentu saja mbah kung marah besar terhadap putra keduanya itu, nurdin di paksa datang dan di maki habis habisan sehingga ia tidak bisa lagi mengatakan hal hal buruk tentang Agung.
Agung yang duduk di gazebo dengan wajahnya yang resah kaget karena Ajeng yang tidak pernah keluar lewat pintu belakang, tiba tiba saja keluar melalui pintu belakang.
" Mau kemana malam malam begini mbak?" tanya agung,
" mau cari angin," jawab ajeng melewati ajeng begitu saja,
" malam malam begini? Bahaya? Mau saya temani?" agung bangkit,
Ajeng berpikir sesaat,
" aku mau cari bakso.." ujarnya,
" bakso?"
ajeng mengangguk,
" ayo.. Tapi naik motor mau?"
ajeng mengangguk lagi,
melihat itu agung masuk kedalam, mengambil kunci motornya dan kembali keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Syahrudin Denilo
dasar pak le
2023-12-21
1
dyul
Mulut model Pak lek Nurdin ada di dunia nyata, kerjanya meremehkan org, menganggap bahaya, saingan
2023-12-11
1
evi Lusi
makasih mbak Ayu
ceritanya makin kesuni makin bagus
2023-10-16
3